PENGARUH RENDAMAN AIR HANGAT PADA KAKI SEBELUM TIDUR TERHADAP INSOMNIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. proses alami yang sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa (Nugroho,

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

HUBUNGAN KEBIASAAN MANDI AIR HANGAT DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA USIA LANJUT DI DESA CANDEN KRAJAN KALIKOTES KLATEN

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

Pengaruh Rendam Air Hangat Pada Kaki Dalam Meningkatan Kuantitas Tidur Lansia

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

HUBUNGAN TERAPI MANDI AIR HANGAT SEBELUM TIDUR DENGAN PENURUNAN KEJADIAN INSOMNIA PADA USIA LANJUT DI DESA TANJUNGAN WEDI KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN GEJALA INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WERDA RINDANG ASIH II BONGSARI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR LANSIA: TERAPI AKUPRESUR. Ambarsari, Siti Aisyah 1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya 1

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP KUALITAS TIDUR LANJUT USIA DI PANTI JOMPO AISIYAH SURAKARTA

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUN BUDI AGUNG KOTA KUPANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TINDAKAN MASSAGE DAN PEMBERIAN RENDAM AIR HANGAT DALAM MEMENUHI KUALITAS TIDUR PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4

Rizan Perdana Kusuma * )., Sri Puguh Kristiyawati ** ), S.Eko Ch. Purnomo *** )

204 Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

SKRIPSI PENGARUH SENAM LANSIA TERA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR LANSIA DI YAYASAN WERDA SEJAHTERA DESA KAWAN KECAMATAN BANGLI

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

PENGARUH MANDI DENGAN AIR HANGAT TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI BPSTW UNIT BUDHI LUHUR BANTUL YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 11% dari seluruh jumlah penduduk dunia (± 605 juta) (World Health. meningkat menjadi 11.4% dibandingkan tahun 2000 sebesar 7.4%.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

PERBEDAAN EFEKTIFITAS MANDI AIR HANGAT DAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA PADA LANSIA. Istiana Nurhidayati* ABSTRACT

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP AKTIVITAS SEHARI-HARI PADA LANSIA DI GRAHA WERDHA MARIE JOSEPH PONTIANAK

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH KEBUTUHAN TIDUR PADA LANJUT USIA INSOMNIA

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. panjang dibandingkan dengan negara berkembang. Perbandingan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

PERBEDAAN KUALITAS TIDUR SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF PADA LANSIA ABSTRAK

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA LANSIA YANG INSOMNIA Famelia Yurintika 1, Febriana Sabrian 2, Yulia Irvani Dewi 3

EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI DI PSTW BUDHI LUHUR YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit

KOMPRES HANGAT MENURUNKAN NYERI PERSENDIAN OSTEOARTRITIS PADA LANJUT USIA

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung lebih cepat. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia adalah individu yang berusia di atas 60 tahun. Lansia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

GAMBARAN KUALITAS TIDUR DAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk

PERMAINAN STIMULASI OTAK MENINGKATKAN KEAKTIFAN LANSIA MENGIKUTI KEGIATAN DI PANTI WERDHA

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia (lansia)

Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap * Kata Kunci : Terapi Steam Sauna, Penurunan Kadar Gula Darah, DM tipe 2

PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI

Tasnim 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn:

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

BAB I PENDAHULUAN. merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki umur di atas 60 tahun (>60

BAB I PENDAHULUAN. periode dewasa akhir atau usia tua. Lansia merupakan bagian dari anggota

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP KEJADIAN INSOMNIA PADA LANJUT USIA DI UPT PANTI WREDHA BUDHI DHARMA PONGGALAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT DISMENORE PADA KARYAWATI BIMBINGAN BELAJAR QUANTUM KIDS PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi penduduk dunia. Hasil pembangunan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tidur sangat berperan. dampak pada fisiologis manusia, karena tidur berpengaruh

EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP BERKURANGNYA KELUHAN GANGGUAN TIDUR PADA REMAJA DI PANTI AL-MUDAKKIR DAN DI PANTI AL-AMIN BANJARMASIN

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dilihat dari data Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

PENGARUH PEMBERIAN BACK EXERCISE DAN SLOW- STROKE BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID PRIMER

PENGARUH RUTINITAS SENAM REMATIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI

TEKNIK GERAKAN TERAPI LING TIEN KUNG MENINGKATKAN KUALITAS TIDUR LANSIA. (Ling Tien Kung Movement Therapy Improve Sleep Quality on Elderly)

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

KOMPRES HANGAT ATASI NYERI PADA PETANI PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH DI KELURAHAN CANDI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

PENGARUH LATIHAN GERAK KAKI (STRETCHING)

BAB III METODE PENELITIAN. pelaksanaan sebuah penelitian. Penggunaan sebuah metode dalam penelitian

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur

SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE

BAB IV ANALISIS DATA. Pengolahan data yang dilakukan pada masing-masing kelompok

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk pada

Transkripsi:

PENGARUH RENDAMAN AIR HANGAT PADA KAKI SEBELUM TIDUR TERHADAP INSOMNIA Ifon Driposwana Putra STIKes Payung Negeri Pekanbaru, Jl.Tamtama No.06 Labuh Baru Timur Email : ifon.driposwana@yahoo.com ABSTRACT Sleep desorders (insomnia) can lead to serious problems and even reduce quality of life. This often occurs in the elderly that decrease the quality of sleep. Soaking the feet in warm water before sleep can improve the microcirculation of the blood vessels and vasodilation causing a relaxing effect, followed by increased secretion of melatonin this improving the quality of sleep. This study aimed to identify the effect of soaking feet in warm water before sleep to decreased insomnia of elderly in the PSTW Khusnul Khotimah Pekanbaru. This study uses a quasy-experimental design approach to one group pre test-pos test. The sampling technique used purposive sampling with 20 respondents who had been in accordance with the inclusion criteria. Intervention is given for 5 consecutive days. Measuremend of insomnia using insomnia ratting scale questionnaires. Differences insomnia score in the analysis with pairet t-test used ti test the mean difference of 2 measurement in the same group. The results showed the influence of soaking feet in warm water before sleep for penurunan insomnia after the intervention ( ). from these results it mean an increase in the decreased insomnia after a soak feet in warm water. Keywords : Insomnia, Elderly, warm water. ABSTRAK Ganggaun tidur (insomnia) dapat mengakibatkan masalah serius bahkan juga dapat menurunkan kualitas hidup. Hal ini sering terjadi pada lansia yang berdampak pada menurunnya kualitas tidur. Terapi merendam kaki dengan air hangat sebelum tidur dapat memperbaiki mikrosirkulasi pembuluh darah dan vasodilatasi sehingga menimbulkan efek relaksasi yang dilanjutkan dengan peningkatan sekresi melatonin sehingga meningkatkan kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh merendam kaki dengan air hangat sebelum tidur terhadap penurunan insomnia pada lansia di Panti Sosial Tresna Werda Khusnul Khotimah Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment denga pendekatan one group pre test-post test. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah 20 responden yang telah sesuai dengan kriteria inklusi. Intervensi diberikan selama 5 hari berturut-turut. Pengukuran insomnia menggunakan kuesioner insomnia ratting scale. Perbedaan skor insomnia di analisis dengan uji pairet sample t-test yang digunakan untuk menguji beda mean dari 2 hasil pengukuran pada kelompok yang sama. Hasil penelitian ini menunjukan adanya pengaruh tidur terhadap penurunan insomnia responden setelah dilakukan intervensi ( ). dari hasil tersebut dapat dikatan terjadi penurunan insomnia setelah rendam kaki dengan air hangat. Kata kunci : Insomnia, Lanjut Usia, air hangat PENDAHULUAN Saat ini, di seluruh dunia jumlah usia lanjut diperkirakan sekitar 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Di Indonesia sendiri sesuai dengan data Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk 147,3 juta jiwa. Dari angka tersebut terdapat 16,3 juta orang (11 %) berusia 50 tahun keatas, dan kurang lebih 6,3 juta orang (4,3 %) berusia 60 tahun keatas. Pada tahun 2015 jumlah lansia diprediksi naik menjadi 8.5 % dengan usia harapan hidup 67,4 tahun. Sedangkan di Riau sendiri jumlah lansia adalah 4.3 % (Kemenkes RI, 2015). Kemudian pada tahun 2020 angka itu meningkat menjadi 11,20 % dengan harapan hidup 70,1 tahun (Nugroho, Wahyudi, 2008). Insomnia merupakan gejala awal dalam masalah tidur yang berkaitan dengan masalah fisik, mental atau 12

emosional. Kemudian insomnia juga diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan untuk tidur di malam hari dan mereka sering terbangun lebih awal dan tidak dapat tidur lagi dengan nyenyak, bahkan ketika mereka tidur dalam jumlah jam yang cukup banyak, mereka tetap merasa belum cukup tidur atau beristirahat ketika bangun keesokan harinya atau lebih sering disebut dengan tidur yang nonrestoratif ( Mark Durand dan David H. Barlow, 2007). Menurut WHO (2010), pravelensi ganggaun tidur pada lansia diantaranya yaitu sekitar 67 % pada tahun 2010. Biasanya masalah yang sering muncul pada lansia yang mengalami insomnia yaitu kesulitan untuk tidur, sering terbangun lebih awal, sering terbangun pada malam hari, kesulitan berkonsentrasi, dan mudah marah. Dampak yang terjadi yaitu kualitas hidup, produktivitas dan keselamatan kerja (Azizah, 2011). Menurut Kusumastuti dalam Wijayanti (2009) mengungkapkan bahwa air adalah media terapi yang tepat untuk pemulihan cedera serta meningkatkan sirkulasi darah, karena secara ilmiah air hangat berdampak fisiologis bagi tubuh. Sedangkan menurut Raisanen (2010) juga mengungkapkan ada enam keuntungan dari air hangat yaitu mengurangi stres, mendetoksifikasi, membuat tidur nyenyak, merelaksasikan otot dan meredakan sakit dan nyeri di otot dan sendi, serta meningkatkan kerja jantung. Hal ini didukung dengan penelitian yang di lakukan Khotimah (2012) bahwa terapi rendam air hangat pada kaki dapat memperbaiki mikrosirkulasi pembuluh dara vena dan vasodilatasi sehingga meningkatkan kualitas tidur. Dalam pemaparan Dinkes (2014) rendam air hangat pada kaki dapat membuat kita merasa santai, meringankan sakit dan tegang pada otot dan memperlancar peredaran darah, maka dari itu rendam kaki dengan air hangat dapat membantu menghilangkan stres dan membuat kita tidur lebih muda. Hasil studi pendahuluan dengan analisis data dan wawancara yang dilakukan di Panti Sosial Tresna Werda Khusnul Khotimah dimana total keseluruhan populasi usia lanjut di Panti Sosial Tresna Werda Khusnul Khotimah yaitu berjumlah 86 orang. Namun, dari survei awal yang telah dilakukan kepada beberapa usia lanjut didapatkan 11 orang usia lanjut mengeluh susah tidur pada malam hari. Lansia mengatakan sering terbangun pada malam hari rata-rata 4-6 kali untuk kekamar mandi dan setelah itu sulit untuk kembali tidur. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang Pengaruh rendaman Air hangat pada kaki sebelum tidur terhadap penurunan insomnia pada lansia di PSTW Khusnul Khotimah. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah pendekatan studi kuantitatif dengan desain penelitian Quasi Eksperiment. Rancangan penelitian ini adalah one group pre test and post test design dengan cara pengukuran menggunakan Insomnia Ratting Scale sebelum dan setelah dilakukan intervensi tidur kepada responden. Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Khusnul Khotimah Pekanbaru selama 5 hari berturut-turut dimulai pada tanggal 05 Juli sampai dengan 10 Juli 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh usia lanjut dan mengalami gangguan tidur (insomnia) dimana total keseluruhan usia lanjut di Panti Sosial Tresna Werda Khusnul Khotimah yaitu sebanyak 86 orang dan sampel sebanyak 20 orang. Pengukuran dilakukan dengan dua cara yaitu pre test dan post test. Pre test adalah sebelum dilakukan rendaman air hangat pada kaki sebelum tidur dengan menggunakan Insomnia Ratting Scale dan post test adalah sesudah dilakukan 13

tidur dengan menggunakan Insomnia Ratting Scale selama 5 hari. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan gangguan tidur (insomnia) sebelum dilakukan rendaman air hangat ada kaki sebelum tidur pada lanjut usia dengan insomnia No Klasifikasi Frekuensi Persentase 1 Tdk Insomnia 0 0% 2 Insomnia 20 100% Total 20 100% Total dari keseluruhan responden dalam penelitian ini, dimana responden berjumlah 20 orang rata-rata mengalami insomnia yaitu dengan persentase 100%. Menurut Darmojo (2009) insomnia dapat timbul akibat dari Sindrom kaki kurang tenang, dimana karakteristiknya ditandai dengan rasa tidak enak yang berlebihan terutama pada kaki selama malam hari saat penderita istirahat. Ini adalah bentuk dari akathisia, sering disebut sebagai perasaan seperti dirayapi semut atau hewan kecil. Perasaan ini menyebabkan pasien menggerakkan kakinya, atau bangun lagi untuk berjalan berkeliling guna menghilangkan rasa tidak enak ini. Secara nyata gangguan ini menyebabkan usia lanjut sulit tidur atau terbangun berkali-kali. Berdasarkan asumsi peneliti bahwa rata-rata responden dalam penelitian ini mengalami insomnia sebelum diberikan intervensi rendaman air hangat pada kaki sebelum tidur. Hal ini disebabkan karna beberapa faktor yang memicu terjadinya insomnia salah satunya karena sindrom kaki kurang tenang. 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan gangguan tidur (insomnia) setelah dilakukan rendaman air hangat ada kaki sebelum tidur pada lanjut usia dengan insomnia No Klasifikasi Frekuensi Persentase Tdk Insomnia 11 55% Insomnia 9 45% Total 20 100% Hasil penelitian dari 20 responden setelah diberikan intervensi rendaman air hangat pada kaki sebelum tidur didapatkan hasil dimana lansia yang tidak insomnia berjumlah sebanyak 11 orang (55%), sedangkan yang masih mengalami insomnia yaitu berjumlah 9 orang dengan persentase (45%). Menurut teori rendaman air hangat pada kaki sebelum tidur dapar memperbaiki kualitas tidur dikarenakan cara tersebut merupakan respon relaksasi yang menekan saraf simpatis. Relaksasi juga mempengaruhi respon tubuh seperti membesarnya pembuluh darah kulit, menurunkan ketegangan otot rangka, menurunkan kadar asam laktat, menurunkan kadar epineprin dan meningkatnya sekresi hormon melatonin (Darmojo, 2012). Berdasarkan mekanisme tersebut, lansia mengalami peningkatan kualitas tidur. Mekanisme fisiologis yang terjadi amatlah komplek, namun ada beberapa sistem yang erat kaitannya dengan kondisi relaksasi, yaitu jaringan otot, sistem endokrin dan persyarafan. Air hangat dapat menimbulkan rasa nyaman pada otot karena terjadi penurunan ketegangan otot akibat pembuluh darah dan meregangnya sel-sel otot. Pada sistem endokrin, merendam kaki dengan air hangat dapat menstimulasi peningkatan sekresi hormon dalam tubuh. Adapun hormon yang disekresi pada saat merendam kaki dengan air hangat yaitu serotonin yang kemudian diubah menjadi melatonin (hormon yang menyebabkan rileks dan mengantuk), sedangkan pada sistem persyarafan, air hangat dapat merangsang ujung-ujung saraf yang kemudian menjadikan peningkatan metabolisme jaringan saraf yang terangsang dapat menimbulkan efek analgesik dan sedatif dikarenakan aktivasi sistem syaraf parasimpatis yang menekan saraf simpatis (Amirta, 2007). Berdasarkan asumsi peneliti terjadi penurunan insomnia setelah dilakukan terapi rendaman air hangat pada kaki sebelum tidur, hal ini dikarenakan air 14

hangat dapat meningkatkan homeostasis dalam siklus tidur dimana langsung berhubungan dengan aktivasi sel-sel neuron dalam batang otak serta peran dari neurotransmiter yang di produksi langsung di hipotalamus yang dapat menghasilkan efek sedatif berupa perasaan kantuk secara tiba-tiba. 3. Pengaruh rendaman air hangat pada kaki sebelum dan setelah dilakukan intervensi rendaman air hangat pada kaki sebelum tidur pada lanjut usia di PSTW Khusnul Khotimah Pekanbaru. N Mean SD Pre 20 7.70 1.490 Post 20 4.10 2.426 Perbedaan IK 95% Mean SD (Lower-Upper) 3.600 2.741 2.317-4.883 0.000 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada pengaruh rendaman air hangat pada kaki sebelum tidur terhadap penurunan insomnia pada lansia. Penelitian yang dilakukan oleh Moura Silva, Pareira Tucano, dkk (2012). Yang menemukan bahwa terjadi penurunan insomnia setelah dilakukan terapi tidur pada lansia dengan fibromyalgia yang ditandai dengan adanya penurunan skor antara sesudah dan sebelum intervensi (p=0.000). Merendam kaki dengan air hangat dapat menciptakan suasana rileks yang akan meningkatkan produksi serotonin dan kemudian diubah menjadi melatonin sehingga timbul rasa kantuk dan mempertahankan tidur nyenyak. Waktu perlakuan rendam kaki dengan air hangat yaitu pada saat malam hari dengan alasan, ketika hari mulai gelap gland pineal mulai mengubah serotonin. Kelenjar pineal tidak menyimpan melatonin yang dihasilkan, P melainkan memompa hormon ini secara langsung kedalam aliran darah, melatonin akan mulai diproduksi ketika malam tiba, yang kemudian dikoordinasi fungsi-fungsi tubuh menjadi sistem yang selaras Hasil uji normalitas dengan uji paired simple T- Test di peroleh mean pre test 7.70 dan untuk mean post test 4.10 Hal ini menunjukan bahwa hasil pengukuran skor insomnia mengalami penurunan rata-rata antara sebelum dan sesudah intervensi. Semakin kecil skor dari insomnia mengindikasikan bahwa kualitas tidur semakin membaik. Hasil intervensi diperoleh ρ value 0,001 (<0,05) sehingga H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa intervensi merendam kaki dengan air hangat dapar menurunkan insomnia pada lansia. Berdasarkan asumsi peneliti bahwa ada pengaruh sebelum dan setelah dilakukan tidur terhadap penurunan insomnia pada lansia di PSTW Khusnul Khotimah Pekanbaru. SIMPULAN Hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan, membuahkan kesimpulan pada penelitian ini : 1. Sebelum dilakukan intervensi rendaman air hangat pada kaki sebelum tidur didapatkan bahwa seluruh (100%) lansia mengalami gangguan tidur (insomnia). 2. Setelah diberikan intervensi rendaman air hangat pada kaki sebelum tidur didapatkan bahwa sebagian besar lansia yang tidak mengalami insomnia (55%). 3. Ada pengaruh rendaman air hangat pada kaki sebelum tidur terhadap penurunan insomnia pada lansia. UCAPAN TERIMA KASIH Dengan segala kerendahan hati, peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada : 1. Ibu Hj. Ns. Deswinda, S.Kep, M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu 15

Kesehatan Payung Negeri Pekanbaru yang telah memberikan izin untuk terlaksananya penelitian ini. 2. Kepala UPT PSTW Khusnul Khotimah Dinas Sosial Provinsi Riau telah bersedia mambantu dan memfasilitasi peneliti dalam melakukan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Aspiani, R. Y. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jilid 2. Jakarta : TRANS INFO MEDIA Darmojo, B, dan Martono, H. (2009). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Edisi 4. Jakarta : Balai Penerbit FKUI Hidayat, A. A. A (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika Intan, Novita. (2010). Dasar-dasar Fisioterapi pada Cedera Olahraga. Yogyakarta : UNY Journal Studies Judith, T. R., Julie, T. S., Elizabeth, V. W. (2010). Managing Sleep Disorder in the Elderly. Nurse Practisioner Khotimah (2012). Pengaruh Rendaman Air Hangat pada Kaki dalam Meningkatkan Kuantitas Tidur Lansia. Jombang : UPTDU Journal Nursing Studies Mark, D & David, H. B. (2007) dalam Pieter, H. Z., Janiwarti, B & Saragih, M. (2011). Pengantar Psikopatologi untuk Keperawatan. Jakarta : Kencana Maryam, R. S., Ekasari, M. F., Rosidawati., Jubaedi, A., & Batubara, I. (2008). Mengenal Usia Lnjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika Ningrum, Destiana A. (2012). Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid. Bandung : Respiratory UPI edu Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Potter, Praticia A and Anne Griffin Perry. (2011). Basic Nursing 7 th ed. Canada Mosby Silva, Oliveira Moura., et all. (2012). Effect of Hydrotherapy on Quality of Life, in Patients With Fibromyalgia. USA : Elseveir Stanley, M., & Beare, P. G. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC The National Center on Phycical Activity and Disability Exercise. (2009). Aquatic Therapy Chicago : Department of Disability and Human Development 16