BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN. Menurut Yoland Wadworth sebagaimana di kutip Agus Afandi, PAR

BAB III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN. PAR (Participatory Action Research). Metode PAR (Participatory Action

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. filosofi, metodologi dan prinsip kerjanya. PAR tidak memiliki sebutan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pendampingan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya. pemberdayaan dan modal sosial, namun bagaimanapun unsur-unsur

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. PENGERTIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH. Participatory Action Research (PAR). Dalam buku Jalan Lain, Dr.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Karangwungulor ini penulis menggunakan metode Participatory Action research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN RISET AKSI PARTISIPATIF. Dompyong ini penulis menggunakan metode Participatory Action research

Bab III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN. metode dalam cara kerja PAR (Participatory Action Research). Pada dasarnya, PAR merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. paradigma pengetahuan tradisional kuno. Asumsi-asumsi baru tersebut

BAB II METODE PENELITIAN. dikenal dengan nama PAR atau Participatory Action Risearch. Adapun

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pendampingan. Kabupaten lamongan ini secara umum memakai pendekatan PAR.

BAB II METODE PENELITIAN. A. Pengertian Participatory Action Research (PAR) Menurut Yoland Wadworth, Participatory Action Research (PAR) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. PAR sendiri memiliki kepanjangan participatory action research. PAR

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pemberdayaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode

METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF

BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN UNTUK PENDAMPINGAN

BAB III METODE RISET AKSI PARTISIPATIF. Pada proses pendampingan yang telah dilakukan di Dusun Satu

BAB III METODE PENELITIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH. riset aksi sering dikenal dengan Participatory Action Research (PAR).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. yang melibatkan secara aktif semua pihak-pihak yang relevan (stakeholders) dalam mengkaji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN. PAR ini adalah kepanjangan dari Participatory Action Research. Pendekatan PAR

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Penelitian ini menggunakan metode Participatory Action Research (PAR)

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR). Pada

BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. menggunakan pendekatan Participation Action Research (PAR). Penelitian PAR

BAB VI MENUJU DESA TANGGUH BENCANA MELALUI PEMBENTUKAN KOMUNITAS TARUNA SIAGA BENCANA

BAB I PENDAHULUAN. berbatasan dengan Cepu (Jawa Tengah). Kabupaten Bojonegoro memiliki. dan ' sampai dengan ' Bujur Timur.

DAFTAR ISI. COVER DALAM... i. HALAMAN PERSETUJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN KEASLIAN... iv. MOTTO... v. PERSEMBAHAN...

PAR. Dr. Tantan Hermansah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan para pengusaha. Porsoalan ini terjadi di Desa Sungai Kunyit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. menemukan inovasi baru yang lebih baik. Fasilitasi yang dilakukan, berupa

BAB III METODE PAR (PARTICIPATORY ACTION RESEARCH) Pendekatan penelitian yang dipakai adalah riset aksi. Di antara namanamanya,

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 6 DINAMIKA PENGORGANISIRAN MASYARAKAT. dalam bentuk deskriptif. Deskriptif ini akan penulis sesuaikan dengan prinsipprinsip

BAB III METODOLOGI PENDAMPINGAN

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

BAB I PENDAHULUAN. seorang manusia sungguh aku akan membunuhnya. 1 Situasi ekonomi. utama masyarakat. Dari sisi ekonomi, karena kesehatan yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah jiwa rinciannya laki-laki jiwa dan perempuan 1.356

BAB I PENDAHULUAN. Program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri adalah

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kedungsoko, Desa Sukobendu, Desa Dumberdadi, dan Desa Mantup. 1

BAB III METODE PENELITIAN. Proses pendampingan yang akan dilakukan di Desa Depok, Dusun Banaran ini

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah kemiskinan dan keterbelakangan. 1. Pendapatan mayoritas penduduk pedesaan yang rendah.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan produksinya.

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN

BAB I PENDAHULUAN. wilayah kecamatan sebanyak 15 kecamatan. Produktifitas rata-rata

BAB III METODE KAJIAN

PERENCANAAN PARTISIPATIF. Oleh : Bella Ardhy Wijaya Masry ( )

Tahapan Pemetaan Swadaya

Participatory Rural Appraisal. Asep Muhamad Samsudin Pembekalan KKN Tim II Undip

BAB I PENDAHULUAN. mengelola tanah hingga menanam bibit sampai menjadi padi semuanya dilakukan

DAFTAR ISI. COVER DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI... iii. MOTTO... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN PARTISIPATORY ACTION RESEARCH (PAR) di sebut dengan berbagai sebutan, di antaranya adalah : Action research,

METODE KAJIAN. Proses dan Metode Kajian

RELEVANSI METODE PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG PEMERINTAHAN DESA

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET

BAB V HASIL PENDAMPINGAN MASYARAKAT

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET KAMPUNG PENELEH. Pendampingan masyarakat Peneleh dalam memanfaatkan aset yang

PERANGKAT (TOOLS) DALAM COMMUNITY BASED TOURISM

BAB III METODOLOGI PENDAMPINGAN. Sehingga terjalin hubungan yang baik dan setara. Inkulturasi dengan

Bab 4. Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Desa Sudimoro bermata pencaharian sebagai petani yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyiapkan kehidupan bangsa di masa depan. diberati oleh nilai-nilai. Hal ini terutama disebabkan karena pemuda bukanlah

METODE KAJIAN Sifat dan Tipe Kajian Komunitas Lokasi dan Waktu

III. METODE KAJIAN 3.1. Tipe Kajian 3.2. Aras Kajian 3.3. Strategi Kajian

Perbandingan PRA dengan RRA dan PAR

PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS ABCD BAB I PENDAHULUAN

BAB VII REFLEKSI TEORITIS A. ANALISIS TEORI PRESPEKTIF TEORI PEMBERDAYAAN. menggunakan teori pemberdayaan. Dalam konsep pemberdayaan, manusia adalah

BAB III METODE KAJIAN

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. penempatan, pembinaan, hingga penyerahan. Sebelum ditentukan jenis pelatihan

Participatory Rural Appraisal sebagai bentuk Action Research untuk Pencapaian Kemandirian Desa

BAB III METODE PENELITIAN. jaraknya kurang lebih 30 km dari pusat Kabupaten Trenggalek. Keberadaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Program penelitian ini menggunakan metode PAR. Participatory Action

TEKNIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SECARA PARTISIPATIF

BAB III METODE PENELITIAN. riset aksi sering dikenal dengan PAR atau Participatory Action

MOTTO "BERMARTABAT DAN BERMANFAAT BAGI MAKHLUK" (HR. Ath Thabarani) Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak memanfaatkannya. (H.R.

BAB III METODE PENELITIAN

KATEGORI PROGRAM KKN

STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE

BAB II TINJAUAN TEORITIK...

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VII REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET TENTANG PEDULI DARI POLUSI PENCEMARAN LINGKUNGAN

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang

BAB VIII REFLEKSI HASIL PENELITIAN DAN PENGORGANISASIAN

BAB V MEMBONGKAR YANG MEMBELENGGU. A. Pembentukan Kelembagaan Perempuan Buruh Tani

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatakan Penelitian ini menggunakan metode PAR dimana ia tidak memiliki sebutan tunggal. Dalam berbagai literatur, PAR ini bisa disebut dengan berbagai ssebutan, diantaranya adalah : Action Research, Learning by doing, Action Learning, Action Science, Action Inquiry, Collaborative Research, Participatory Action Research, Participatory Research, Policy-oriented Action Research, Emanticipatory Research, Conscientizing Research, Collaborative Inquiry, Participatory Learning, dan Dialectical Research. 37 Sesungguhnya, tidak ada definisi baku mengenai apa yang dimasksud dengan Participatory Action Research, namun demikian beberapa definisi telah ditemukan oleh para ahli diantaranya menurut Yoland Wadworth, PAR adalah istilah yang memuat seperangkat asumsi yang mendasari paradigma baru ilmu pengetahuan dan bertentangan dengan paradigma pengetahuan tradisional atau kuno. Asumsi-asumsi baru tersebut menggaris bawahi arti penting proses sosial kolektif dalam mencapai kesimpulan-kesimpulan mengenai apa kasus yang sedang terjadi dan apa implikasi perubahannya yang dipandang berguna oleh orang-orang yang berada pada situasi problematis, dalam mengantarkan untuk 37 Agus Afandi, dkk. Modul Participatory Action Research. (Surabaya : LPPM UIN Sunan Ampel 2016), hal. 89-90. 34

35 melakukan penelitian awal. 38 Jika ilmu pengetahuan konvensional hendak memberikan kepada sekelompok orang suatu kekuatan untuk menentukan kebenaran dirinya dan atas nama orang lain, maka paradigma baru ini muncul dari dunia yang memiliki beragam versi tentang kebenaran dan realitas sebagai cara untuk membantu manusia dalam mencapai kebenaran melalui realitas pengalaman mereka sendiri, dan juga untuk mencakupkan kebenaran pada yang lain. Arti penting dari pemahaman bersama ini ditemukan dalam topik-topik yang telah dipilih oleh para agen PAR-sebagian besar berkaitan dengan situasi-situasi sulit dari perubahan sosial, hilagngya cara-cara manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, dan ancaman terjadinya kekerasan alienasi. 39 Pada dasarnya, PAR merupakan penelitian yang melibatkan secara aktif semua pihak-pihak yang relevan (stakeholders) dalam mengakaji tindakan yang sedang berlangsung (dimana pengalaman mereka sendiri sebagai persoalan) dalam rangka melakukan perubahan dan perbaikan ke arah yang lebih baik. Untuk itu, mereka harus melakukan refleksi kritis terhadap konteks sejarah, politik, budaya, ekonomi, dan geografis dan konteks lain-lain yang terkait. Yang mendasari dilakukannya PAR adalah kebutuhan kita untuk mendapatkan perubahan yang diinginkan. 40 PAR memiliki tiga kata yang selalu berhubungan satu sama lain, yaitu partisipasi riset dan aksi. Semua riset akan diimplementasikan dalam aksi. Betapapun juga, riset mempunyai akibat-akibat yang ditimbulkannya. Segala 38 Ibid. 39 Ibid, hal. 90-91. 40 Ibid.

36 sesuatu berubah sebagai akibat dari riset bisa jadi berbeda dengan situasi sebelumya. PAR merupakan intervensi sadar yang tak terelakan terhadap situasisituasi sosial. Riset berbasis PAR dirancang untuk mengkajii sesuatu dalam rangka merubah dan melakukan perbaikan terhadapnya. Hal itu seringkali muncul dari situasi yang tidak memuaskan yang kemudian mendorong keinginan untuk berubah kepada situasi yang lebih baik. Namun, ia bisa juga muncul dari pengalaman yang sudah berlangsung secara baik yang mendorong keinginan untuk memproduksinya kembali atau menyebarkannya. 41 Dalam suatu komunitas aktivitas angotanya dicirikan dengan partisipasi dan keterlibatan langsung anggota komunitas dalam kegiatan tersebut, dimana semua usaha swadaya masyarakat diintegrasikan dengan usaha-usaha pemerintah setempat untuk menigkatkan taraf hidup, dengan sebesar mungkin ketergantungan pada inisiatif penduduk sendiri, serta pembentukan pelayanan teknis dan bentuk-bentuk pelayanan yang dapat mendorong timbulnya inisiatif, sifat swadaya, dan ketergotongannya, sehingga proses pembangunan berjalan efektif. 42 Sebagai strategi pembangunan dan pengembangan kelembagaan lokal, keswadayaan di tingkat lokal memprioritaskan kepada penciptaan kondisikondisi yang memungkinkan masyarakat di suatu daerah dan komunitas dapat memenuhi kebutuhan-kebutuha mereka sendiri dengan menggunakan sumberdaya lokal yang berada dibawah kontrol masyarkat lokal. Peranan unitunit teritorial seperti pemerintah lokal merupakan hal pokok dalam koordinasi 41 Ibid. 42 Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia 2014), hal. 3.

37 kebijakan pembangunan dan pengembangan kelembagaan lokal. Keberhasilan unit-unit organisai teritorial dinilai berdarkan sampai sejauh mana organisasiorganisasi tersebut mempunyai andil bagi penciptaan landasan bagi pembangunan lokal secara mandiri. 43 B. Prosedur Penelitian Untuk Pendampingan Yang dijadikan landasan dalam cara kerja PAR adalah gagasan-gagasan yang diambil dari masyarakat. Oleh karena itu, peneliti PAR harus melakukan cara kerja sebagai berikut: 1. Pemetaan awal (Preleminary mapping) Pemetaan awal sebagai alat untuk memahami komunitas, sehingga peneliti akan mudah memahami realitas problem dan relasi sosial yang terjadi. Dengan demikian memudahkan masuk ke dalam komunitas baik melalui key people (kunci masyarakat) maupun akar rumput yang sudah terbangun dalam hal ini peneliti melakukan pemetaan awal melalui perangkat Desa Watuagung. 2. Membangun hubungan kemanusiaan Peneliti melakukan inkulturasi dan membangun kepercayaan (trust building) dengan masyarakat, sehingga terjalin hubungan yang setara dan saling mendukung. Peneliti dan masyarakat bisa menyatu menjadi sebuah simbiosis mutualisme untuk melakukan riset, belajar memahami masalahnya, dan memecahkan persoalannya. 44 43 Ibid, hal. 23. 44 Ibid, hal.105.

38 3. Penentuan Agenda Riset untuk Perubahan Sosial Bersama komunitas, peneliti menggandekan progam riset melalui teknik Partisipatory Rural Aprasial (PRA) untuk memahami persoalan masyarakat yang selanjutnya menjadi alat perubahan sosial. Sambil merintis membangung kelompokkelompok komunitas, sesuai dengan potensi dan keragaman yang ada. 45 4. Pemetaan Partisipatif (Participatory Mapping) Riset yang dilakukan oleh fasilitator tidak hanya dilakukan sendirian. Bersama 4 orang yang faham akan wilayahnya dan ditambah lagi dengan empat stakeholeder yang mau diajak memetakan wilayahya, yakni pak Mubin selaku kepala dusun Suwur, bu Win selaku anggota pemberdayaan masyarakat, pak Suryono selaku kepala dusun Krecek dan pak Marsam selaku kepala Krajan mereka semua di segani masyarakat dan cukup antusias memetakan wilayah Desa Watuagung. 5. Merumuskan masalah kemanusiaan Komunitas merumuskan masalah mendasar hajat hidup kemanusiaan yang dialaminya. 6. Menyusun Strategi Gerakan Yaitu komunitas menyusun strategi gerakan untuk memacahkan problem kemanusiaan yang telah dirumuskan. 46 Fokusnya adalah mengetahui area Watuagung. 7. Pengorganisasian Masyarakat 45 Ibid. 46 Ibid.

39 Komunitas didampingi peneliti membangun pranata-pranata sosial. 8. Melancarkan aksi perubahan Aksi memecahkan problem dilakukan secara simultan dan partisipatif. Progam pemecahan persoalan kemanusiaan bukan sekedar untuk menyelesaikan persoalan itu sendiri, tetapi merupakan proses pembelajaran sehingga terbangun pranata baru dalam komunitas dan sekaligus memunculkan community organizer (pengorganisir dari masyarakat sendiri ) dan akhirnya akan muncul local leader (pemimpin lokal) yang menjadi pelaku dan pemimpin perubahan. 47 9. Membangun pusat-pusat belajar masyarakat Pusat-pusat belajar dibangun atas dasar kebutuhan kelompokkelompok komunitas yang sudah bergerak melakukan aksi perubahan. 10. Refleksi (Teoritis Perubahan Sosial) Peneliti bersama komunitas dan didampingi dosen pembimbing merumuskan teoritisasi perubahan sosial. Berdasarkan atas hasil riset, proses pembelajaran masyarakat dan komunitas merefleksikan semua proses dan hasil yang diperoleh mulai awal hingga akhir. Refleksi teoritis dirumuskan secara bersama, sehingga menjadi sebuah teori akademik yang dapat dipresentasikan pada khalayak publik sebagai pertanggungjawaban akademik. 48 11. Meluaskan skala gerakan dan dukungan 47 Ibid, hal. 107-108. 48 Ibid.

40 Yakni yang semula hanya tingkat perangkat aparatur desa kemudian diluaskan lagi menjadi tingkat RT, RW dusun bahkan kecamatan agar nantinya Desa Watuagung mampu swasembada Toga. C. Subjek Pendampingan Sebanyak 45 RT dan 10 RW terdapat di Watuagung peneliti hanya memfokuskan RT 10, RT 11 dan 39 untuk didampingi. D. Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data Teknis pengumpulan data menggunakan teknik PRA (Participatory Rural Aprasial ) secara umum PRA adalah sebuah metode pemahaman lokasi dengan cara belajar dari, untuk, dan bersama masyarakat. Hal ini untuk mengetahui, menganalisa, dan mengevalusai hambatan dan kesempatan melalui multi-disiplin dan keahlian untuk menyusun informasi dan pengambilan keputusan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 49 Adapun cara kerja PRA diantaranya: 1. Senantiasa belajar secara langsung dari masyarakat, dan bukannya mengajar mereka 2. Senantiasa bersikap luwes dalam menggunkan metode, mampu mengembangkan metode, menciptakan dan memanfaatkan situasi, dan selalu membandingkan atau berusaha memahami informasi yang diperoleh, serta dapat menyesuaikannya dengan proses belajar yang tengah dihadapi. 49 Ibid, hal 128.

41 3. Melakukan komunikasi multi arah, yaitu menggunakan beberapa metode, responden/kelompok diskusi, dan peneliti yang berbeda untuk memperoleh informasi yang paling tepat 4. Menggunakan sumberdaya yang tersedia, untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat dan benar. 5. Senantiasa berusaha mendapatkan informasi yang bervariasi 6. Menjadi fasilitator pada kegiatan-kegiatan diskusi bersama masyarakat, dan bukan bersikap menggurui dan menghakimi 7. Berusaha memperbaiki diri, terutama dalam sikap, tingkah laku dan pengetahuan Berbagai gagasan, informan dan pengalaman dengan masyarakat dan dengan pihak-pihak pelaksana progam lainnya. 50 Sehingga program-program yang telah dilaksanakan dilapangan akan tepat sasaran. Dengan cara menentukan benarbenar apa yang akan didampingi selama proses pendampingan tersebut. Sebagaimana dalam proposal ini adalah pendampingan masyarakat desa Watugung yang berdomisili disitu. Untuk memperoleh data yang sesuai dengan lapangan maka pendamping dengan masyarakat akan melakukan sebuah analisis bersama. Adapun yang dilakukan nantinya adalah: 1. Teknik FGD ( focus group discussion) Dalam melakukan FGD peniliti memanfaatkan kumpulan warga yang selalu dilakukan secara rutinan baik dalam bentuk yasinan, kumpulan rutinan 50 Ibid, hal. 128.

42 sosial dan cangkrukan tanpa formalitas dan santai, proses ini cukup efektif dalam penggalian data yang valid sekaligus mampu menjadi proses pengorganisasian. 2. Teknik maping (pemetaan ) Mapping atau suatu teknik dalam PRA untuk menggalih informasi yang meliputi sarana fisik dan kondisi sosial dengan meggambarkan kondisi wilayah secara umum dan menyeluruh menjadi sebuah peta. Jadi merupakan pemetaan wilayah dengan menggambarkan kondisi wilayah (desa, dusun, RT atau wilayah yang lebih luas ) bersama masyarakat. 51 3. Transect (5W+1H) Secara terminologi transect adalah kegiatan yang dilakukan oleh tim PRA dan Nara Sumber Langsung (NSL) untuk berjalan menelusuri suatu wilayah untuk mengetahui tentang kondisi fisik seperti tanah, tumbuhan, dll. Dan kondisi sosial seperti kegiatan sosial mayarakat, pembagian kerja laki-laki dan perempuan, masalah-masalah yang sedang dihadapi, perlakuan-perlakuan yang telah dilakukan dan rencana-rencana yang akan dilakukan. Jadi transect merupakan teknik pengamatan secara langsung di lapangan dengan cara berjalan menelusuri wilayah desa, disekitar hutan, atau daerah aliran sungai yang dianggap cukup memiliki informasi yang dibutuhkan. 52 4. Wawancara semi terstruktur 51 Ibid, hal. 145. 52 Ibid, hal. 149. 42 Ibid, ha1. 29.

43 Wawancara semi terstruktur dilakukan guna menggali imformasi yang dilakukan dengan santai namun menggunakan patokan konsep dengan tujuan pembahasan mengalir lebih tersistematis. E. Teknik Validitas Data Dalam prinsip metodologi PRA terdapat beberapa hal yang dilakukan dengan triangulasi. Triangulasi adalah suatu sistem cros check dalam pelaksanaan teknik PRA agar diperoleh informasi yang akurat. Triangulasi ini meliputi: 1. Triangulasi timtim dalam PRA terdiri dari berbagai multidisplin, laki-laki dan perempuan serta masyarakat ( insider) dan tim dari luar ( outsider). Multidisiplin maksudnya mencakup berbagai orang dengan keahlian yang berbeda-beda seperti masyarakat Desa Watuagung, pedagang, pekerja sektor informal, masyarakat, aparat desa, dsb. Tim juga melibatkan masyarakat kelas bawah/miskin, perempuan, janda dan berpendidikan rendah. 42 2. Triangulasi alat Teknik Dalam pelaksana PRA selain dilakukan observasi langsung terhadap lokasi/wilayah, juga perlu dilakukan interview dan diskusi dengan masyarakat setempat dalam rangka memperoleh informasi yang kualitatif. Pencatatan terhadap hasil observasi dan data kualitatif dapat dituangkan baik dalam tulisan maupun diagram. 53 3. Triangulasi referensi 53 Ibid.

44 Informasi yang dicari meliputi kejadian-kejadian penting dan bagaimana prosesnya berlangsung. Sedangkan informasi dapat diperoleh dari masyarakat atau dengan melihat langsung tempat/lokasi. 54 F. Teknis Analisis Data Untuk memperoleh data yang sesuai dengan lapangan maka peneliti dengan masyarakat Desa Watuagung akan melakukan sebuah analisis bersama. Analisis ini digunakan untuk mengetahui masalah yang dihadapi yakni keterbelengguan masyarakat terhadap obat kimia disertai dominasi penyakit stroke di area Watuagung. Adapun beberapa hal yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Analisis Sejarah Tehnik penelusuran alur sejarah suatu masyarakat dengan menggali kejadian penting yang pernah dialami pada alur waktu tertentu. Dengan tujuan: a. Mengungkap kembali alur sejarah masyarakat suatu wilayah yang meliputi; Topik-topik penting yang terjadi pad tahun-tahun tertentu. b. Mengetahui kejadian-kejadian yang ada di dalam masyarakat secara kronologis. c. Mengetahui kejadian penting masa lalu yang mempengaruhi kehidupan masyarakat 54 Ibid.

45 d. Masyarakat memahami kembali keadaan mereka pada masa kini dengan mengetahui latar belakang masa lalu melalui peristiwa penting dalam kehidupan mereka dimasa lalu. 2. Analisis Perubahahan Trend And Change Bagan perubahan dan kecenderungan merupakan teknik PRA yang memfasilitasi masyarakat dalam mengenali perubahan dan kecenderungan berbagai keadaan, kejadian serta kegiatan masyarakat dari waktu. Hasilnya digambar dalam suatu matriks. Dari besarnya perubahan hal-hal yang diamati dapat diperoleh gambaran adanya kecenderungan umum perubahan yang akan berlanjut di masa depan. Hasilnya adalah bagan/matriks perubahan dan kecenderungan yang umum desa atau yang berkaitan dengan topik tertentu, misalnya jumlah pemeluk agama Islam, jumlah musholla, jumlah masjid dan lainlain. Beberapa tujuan melakukan analisa trend and change dalam PRA adalah untuk: a. Mengetahui kejadian masa lalu dalam rangka memprediksi kejadian pada masa yang akan datang. b. Mengetahui hubungan sebab akibat dan mengetahui faktor yang paling mempengaruhi suatu fenomena c. Dengan Bagan Perubahan, masyarakat dapat memperkirakan arah kecenderungan umum dalam jangka panjang serta mampu mengantisipasi kecenderungan tersebut. 55 55 Ibid. hal 162-165.

46 3. Analisis Diagram Alur Diagram alur merupakan teknik untuk menggambarkan arus dan hubungan diantara pihak dan komoditas yang terlibat dalam suatu sistem. Tujuannya adalah: a. Menganalisa dan mengkaji suatu sistem b. Mengenalisa fungsi masing-masing pihak dalam sistem dan mencari hubungan antara pihak-pihak dalam sistem, termasil bentuk-bentuk ketergantungan. c. Memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang posisi mereka sekarang 4. Analisi Pohon Masalah dan Harapan Teknik untuk menganalisis dari akar permasalahan yang akan dipecahkan bersama masyarakat dan sekaligs program apa yang akan dilalui, pohon harapan adalah impian ke depan dari hasil kebalikan dari pohon masalah. 5. Diagram Venn Diagram ini menggambarkan bentuk kontribusi suatu kelompok atau lembaga yang ada di masyrakat, dalam kehidupan masyrakat. Memliki peranan yang besar ataukah kecil. Hal tersebut akan dapat terlihat pada diagram secara jelas. G. Pihak yang Terlibat Pihak pihak yang terkait dan ikut serta dalam membantu proses pendampingan mengembalikan kearifan lokal TOGA di Desa Watuagung adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Analisis Stakeholder Instituti Karakteristik Kepentingan Utama Bentuk Keterlibatan Tindakan yang Harus Dilakukan

47 Aparat desa Kepala desa, ketua Rt 10, 11, 36 Memberikan izin dan dukungan sebagai pemangku kebijakan Memberikan pengarahan dan dukungan dalam proses pendampingan pengelolahan dan pemanfaatan TOGA Memberikan arahan kepada masyarakat untuk bisa kembali memanfaatkan kearifan lokal TOGA Dinas kesehatan Ketua paguyuban TOGA PKK Pengontrol kesehatan masyarakat Warga desa Watuagung yang lebih faham tentang potensi dan manfaat TOGA di wilayahnya Organisasi kemasyarakatan yang memberdayakan wanita Penyelenggar aan, bimbingan dan pengendalian operasionalis asi bidang kesehatan Menjadi leader dalam kesuksesan pemanfaatan TOGA Turut berpartisipasi dalam pembanguna n desa Watuagung Narasumber dalam diskusi tentang manfaat TOGA bagi kesehatan Mengorganisir masyarakat bersama fasilitator untuk keberhasilan progam Membantu fasilitator dalam pelaksanaan progam Sumber: Diolah dari FGD dengan warga Desa Watuagung Rt. 10 dan 39. Mengisi materi tentang manfaat TOGA sebagai alternatif obat yang mudah diakses oleh masyarakat Memberikan pendidikan tentang pentingnya TOGA sebagai jawaban atas belenggu obat kimia Mengorganisir ibuibu dalam pengelolaan dan pemanfaatan TOGA