Model produksi daun pada hutan tanaman kayuputih sistem pemanenan pangkas tunas LATAR BELAKANG Tumbuh alami di Kep. Maluku Tumbuh baik di tanah tanah marjinal Industri padat karya Produksi jauh dibawah kebutuhan 1
Melaleuca cajuputi B A A M. cajuputi subsp. cajuputi B M. cajuputi subsp. cumingiana C M. cajuputi subsp. platyphylla A C Tegakan alam kayu putih di Kep Maluku 2
Jenis jenis Melaleuca Penghasil cineol M. alternifolia (tea tree oil) 650 t/th di AustraliaM. cajuputi (cajuput oil) 500 t/th di Indonesia dan Vietnam M quinquenervia (niaouli oil) 10 t/th di New Caledonia Tumbuh di Lahan Marjinal 3
Padat karya Supply - Demand Produksi nasional 450 ton/th (Perhutani 300 ton; Kep. Maluku 100 ton; Yogyakarta 50 ton) Kebutuhan nasional 1,500 ton/th Impor minyak ekaliptus dari Cina > 1,000 ton/th 4
PENDEKATAN Peningkatan kualitas genetik tanaman kayuputih Penerapan silvikultur intensif Pengelolaan hutan dengan sistem pemanenan yang tepat Peningkatan Genetik Hasil Pemuliaan Kayuputih Rata-rata KB generasi I : rendemen >2%, cineole 65% Perolehan genetik sebesar : sifat minyak :10-21% pertumbuhan 15-20% 5
Rata-rata Pabrik Kayu Putih di Jawa Rata-rata Kebun Benih Kayu Putih di Gn Kidul Benih Unggul Kayu Putih Hasil Seleksi Kebun Benih di Gn. Kidul Tanaman 22,000 ha di Jawa Benih dari Maluku Kerapatan tanaman 3,300-5,000 pohon/ha Sistem tumpang sari, Panen daun pertama umur 3 tahun 6
Tumpang sari Teknik pemanenan daun KP Teknik rimbas, yaitu daun yang dipanen pertama kali setelah pohon dipangkas (umur 3-4 th) Teknik pangkas tunas, yaitu panenan daun setelah dipangkas Teknik plurut, yaitu hanya bagian daun yang diambil, ranting tidak diambil 7
Pertimbangan Cara Pemanenan Teknis kemudahan Kebutuhan bahan baku pabrik Rendemen dan cineole yang dihasilkan Pertimbangan daur pemanenan daun Biomassa maximum Rendemen maximum Metode Pemanenan Pangkas Tunas Bagian yang dipanen : daun dan ranting diameter < 0.5 cm Tegakan dipangkas setinggi 110 cm Waktu pemangkasan tunas umur 9 bulan. 8
Periode Produksi Daun Pabrik Penyulingan 11 pabrik menghasilkan 300 ton/th 10 t daun, menghasilkan 72 kg minyak (rendemen 0.9 w/w %) 9
Penyulingan Tradisional di Kep. Maluku 100 penyulingan, dengan kapasitas 160 kg daun produksi mencapai 100 ton/th Industri Kayu putih Skala Kecil Tanaman 10 ha dikelola oleh 20 kelompok tani Unit penyulingan kap. 200 kg daun 10
Analisis kelayakan finansial KP Uraian P=Rp 500/kg P= Rp.700/kg P=Rp.900/kg Laba-Rugi (Rp) 52.740 * 1.768.470 * 3.484.470 * 5.052.470 ** 6.768.470 ** 8.484.470 ** NPV (Rp) 1.118.059 4.403.727 7.689.396 B/C ratio 1.04 1.17 1.30 IRR (%) 14 18 21 Ket : P = harga daun. * : dengan memperhitungkan tenaga sendiri dan sewa lahan. ** : tanpa memperhitungkan tenaga sendiri dan sewa lahan. Astana, 2005 Analisis Kelayakan Finansial Usaha budidaya kayuputih layak diusahakan pada skala rakyat luas lahan 1 ha dengan pola tumpang sari jagung dan singkong Rendemen minyak menjadi salah satu faktor penentu layak tidaknya usaha kayuputih skala rakyat. Rendemen antara 1-2% dapat memberikan keuntungan bagi petani Usaha budidaya kayuputih akan memberikan keuntungan yang maksimal bila digabungkan dengan penyulingan daun 11
Pengkomposan Daun Limbah 30-50% limbah daun digunakan sebagai bahan bakar pemanas tungku Kompos limbah daun kayu putih dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat, jagung dan cabai. INDUSTRI MINYAK EKALIPTUS DI AUSTRALIA BARAT 12
PENGEMBANGAN INDUSTRI MINYAK KAYU PUTIH Intensifikasi unit produksi minyak kayu putih di Perum Perhutani; Pola kemitraan swasta dengan Dinas Kehutanan Propinsi (Yogyakarta, Bali, Maluku); Pengembangan tanaman dan pabrik penyulingan di wilayah Indonesia Timur atau wilayah lain yang kondisi iklimnya sesuai 13
Anto Rimbawanto Mudji Susanto Noor Khomsah Kartikawati Liliana Baskorowati Prastyono Sukijan Alin ACIAR-Australia CSIRO FFP-Australia Perum Perhutani Dinas Kehutanan DIY 14