PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 4 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH NOMOR 19 TAHUN 2000

SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2010 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 38 Tahun : 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU NOMOR 5 TAHUN 2008 TATA CARA PENCALONAN, DAN PENGANGKATAN SERTA PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

BUPATI MUSI RAWAS, DAERAH KABUPATEN TENTANG ATAS PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

KEPALA DESA NGLANGGERAN KECAMATAN PATUK KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 21 SERI E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 0TAHUN 2007 T E N T A N G TATACARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG

KEPALA DESA KALITEKUK KECAMATAN SEMIN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a.

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO D E S A P A D I Jln. Raya Padi Pacet No.26 Kec. Gondang Tlp

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO LEMBARAN DAERAH NOMOR : 03 TAHUN 2000 SERI : NOMOR : 03 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 04 TAHUN 2000

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO KECAMATAN PACET DESA NOGOSARI PERATURAN DESA NOGOSARI KECAMATAN PACET, KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR: 07 TAHUN 2002

KEPALA DESA CILEUKSA KECAMATAN SUKAJAYA KABUPATEN BOGOR PERATURAN DESA CILEUKSA NOMOR : 05 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMILIHAN KEPALA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT. PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR : Tahun 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 33 TAHUN 2002 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR: 2 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PENGISIAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2007 SERI E =============================================================

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI TANA TORAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO D E S A P A D I Jln. Raya Padi Pacet No.26 Kec. Gondang Tlp PERATURAN DESA PADI NOMOR : 06 TAHUN 2002

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BONE PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN IMUM MUKIM DI ACEH

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR : 11 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) BUPATI SITUBONDO,

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGISIAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA TAHUN 2006 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE BOLANGO NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1649);

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 6 TAHUN : 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN INDRAMAYU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA

BUPATI TEGAL PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 5 TAHUN 2007 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 5 TAHUN : 2007

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGATURAN MENGENAI DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

BUPATI LOMBOK TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 9 TAHUN 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2013 NOMOR 17SERI D NOMOR 25 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 11 TAHUN 2007 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa dengan berubahnya bagian Otonomi Desa menjadi Bagian Pemerintahan sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 2 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Dan Staf Ahli Pemerintah Kabupaten Luwu Timur maka ada beberapa bagian yang di ubah dan ditambahkan dalam Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa dan Perangkat Desa; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 19 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan Dan Pemberhentian Kepala Desa Dan Perangkat Desa; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Mamuju Utara di Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4270); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik 1

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 8. Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa dan Perangkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Luwu Timur Tahun 2006 Nomor 19); 9. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Daerah Dan Staf Ahli Pemerintah Kabupaten Luwu Timur (Lembaran Daerah Kabupaten Luwu timur Tahun 2008 Nomor 2); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR dan BUPATI LUWU TIMUR MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 19 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa dan Perangkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Luwu Timur Tahun 2006 Nomor 19) diubah sebagai berikut : 1. Ketentuan Pasal 8 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 8 Yang dapat mencalonkan diri sebagai Calon Kepala Desa adalah Penduduk Desa Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi persyaratan : a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. Setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta Pemerintah; c. Berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan/atau sederajat; 2

d. Berumur paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun pada saat pendaftaran; e. Nyata-nyata tidak terganggu jiwa dan ingatannya; f. Sehat jasmani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan dari dokter pemerintah setempat; g. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; h. Tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman paling sedikit 5 (lima) tahun; i. Mengenal daerah dan dikenal oleh masyarakat, dengan dibuktikan bertempat tinggal di desa setempat paling sedikit 3 (tiga) tahun terakhir secara berturut-turut tanpa terputus; j. Tidak dalam status sebagai Penjabat Kepala Desa, Perangkat Desa dan Anggota BPD; k. Belum pernah menjabat sebagai Kepala Desa paling lama 10 (sepuluh) Tahun atau dua kali masa jabatan; l. Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa yang dibuktikan dengan surat pernyataan bersedia dipilih menjadi Kepala Desa; 2. Ketentuan Pasal 10 ayat (1) dan Pasal 11 ayat (2) diubah, sehingga pasal 10 dan 11 berbunyi sebagai berikut : Pasal 10 (1) Bagi Pejabat Kepala Desa, Ketua BPD, Sekretaris BPD, Anggota BPD dan Perangkat Desa yang mencalonkan diri sebagai Kepala Desa harus terlebih dahulu mengundurkan diri dari jabatannya. (2) Bagi Kepala Desa yang mencalonkan diri untuk masa jabatan berikutnya wajib mengambil cuti selama masa kampanye sampai dengan berakhirnya perhitungan suara. (3) Selama Kepala Desa cuti, Sekretaris Desa atau perangkat desa lainnya ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Kepala Desa. Pasal 11 (1) Calon Kepala Desa harus mengajukan permohonan kepada Panitia Pemilihan dengan melengkapi persyaratan dan keterangan yang diperlukan. (2) Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah : a. memiliki KTP Desa setempat; b. surat pernyataan kesediaan menjadi Calon Kepala Desa; c. surat pernyataan setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; d. khusus bagi bakal calon yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil melampirkan DP3 tahun terakhir; e. bakal Calon Kepala Desa yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil/TNI/POLRI harus mendapatkan izin tertulis dari Pejabat yang berwenang; f. surat Pernyataan tidak pernah dihukum; g. surat Keterangan berbadan sehat dari Dokter; h. surat Keterangan Berkelakuan Baik dari Kepolisian; i. daftar Riwayat Hidup; j. salinan Ijazah Pendidikan Terakhir yang telah dilegalisir oleh Pejabat yang berwenang; k. pas foto ukuran 3 x 4 sebanyak 3 (tiga) lembar yang terbaru. 3

3. Ketentuan Pasal 12 dan Pasal 13 ayat (5) dan ayat (6) diubah, sehingga Pasal 12 dan Pasal 13 berbunyi sebagai berikut : Pasal 12 Panitia Pemilihan Kepala Desa menetapkan Tata Cara Penjaringan dan Penyaringan Bakal Calon Kepala Desa yang dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Bupati melalui Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten. Pasal 13 (1) Ketua Panitia Pemilihan mengadakan konsultasi pencalonan Kepala Desa dengan Pimpinan BPD. (2) Ketua Panitia Pemilihan berdasarkan hasil konsultasi sebagaimana dimaksud ayat (1) menugaskan kepada anggota Panitia untuk melakukan penjaringan. (3) Penjaringan Bakal Calon Kepala Desa berlangsung selama 15 (lima belas) hari. (4) Penjaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menghasilkan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Bakal Calon Kepala Desa. (5) Apabila dalam waktu 15 hari belum dapat dijaring Bakal Calon Kepala Desa sebanyak 2 (dua) orang, maka masa penjaringan diperpanjang. (6) Dalam hal sampai dengan perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) belum ada 2 (dua) orang bakal calon maka penjaringan Bakal Calon Kepala Desa ditunda paling lama 1 (satu) bulan. 4. Ketentuan Pasal 15 ayat (3),ayat (4), ayat (5) dan ayat (7) diubah, ditambahkan 1 (satu) ayat yaitu ayat (8) dan Pasal 16 ayat (3) dihapus,ayat (7) dan ayat (9) diubah, sehingga pasal 15 dan 16 berbunyi sebagai berikut : Pasal 15 (1) Setelah penjaringan sebagaimana dimaksud pasal 13 ayat (3), Panitia Pemilihan menetapkan Tata Cara Penyaringan Bakal Calon. (2) Penyaringan Bakal Calon Kepala Desa dilakukan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa baik secara tertulis maupun lisan. (3) Materi Penyaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. materi dasar terdiri dari Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; b. materi Pokok terdiri dari Pemerintahan Desa, Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat; dan c. pengetahuan yang terkait dengan desa yang bersangkutan. (4) Pelaksanaan Penyaringan Bakal Calon Kepala Desa secara lisan/wawancara untuk mengetahui motivasi, visi dan misi serta program kerja yang bersangkutan dalam membangun desa. (5) Untuk terjaminnya netralitas dalam ujian penyaringan, materi ujian dan pemeriksaan disiapkan dan dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten. (6) Seorang bakal calon Kepala Desa dapat dinyatakan lulus apabila hasil ujian penyaringan telah memenuhi standar nilai minimal 6,0 (enam koma nol). (7) Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah pelaksanaan ujian penyaringan, Pemerintah Kabupaten dapat menyampaikan hasil ujian penyaringan kepada Panitia Pemilihan Kepala Desa. 4

(8) Apabila dalam proses penyaringan hanya satu bakal calon yang lulus, maka dilakukan penjaringan ulang. Pasal 16 (1) Hasil penyaringan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa tingkat desa. (2) Berita Acara hasil penyaringan pemilihan dilaporkan kepada BPD untuk ditetapkan menjadi Calon Kepala Desa berdasarkan urutan abjad. (3) Nama-nama calon yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Panitia Pemilihan Kepala Desa tingkat Kabupaten melalui Camat. (4) Panitia Pemilihan Kepala Desa tingkat desa setelah menerima penetapan calon yang berhak dipilih, menetapkan waktu pelaksanaan rapat pemilihan calon Kepala Desa dan menetapkan tanda gambar setiap calon serta mempersiapkan pelaksanaan pemilihan. (5) Rapat pemilihan calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan secara terbuka untuk umum. (6) Calon Kepala Desa yang ditetapkan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang. (7) Calon yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (6), apabila mengundurkan diri atau meninggal dunia, tidak diperbolehkan adanya calon pengganti dan proses pemilihan kepala desa tetap dilanjutkan sepanjang jumlah calon yang tersisa masih memenuhi syarat. (8) Penetapan Calon Kepala Desa hasil penyaringan disahkan dengan Keputusan Bupati. 5. Ketentuan Pasal 20 ayat (1), ayat (5), ayat (6), ayat (7) dihapus, Pasal 21 ayat (1), ayat (2), ayat (3) diubah ayat (4) ayat (5) dihapus, sehingga Pasal 20 dan 21 berbunyi sebagai berikut : Pasal 20 (1) Setiap pemilih hanya mempunyai 1 (satu) suara dan tidak diwakilkan. (2) Pemilihan sebagaimana dimaksud ayat (1) dihadiri oleh Tim Monitoring dari unsur eksekutif maupun legislatif daerah, Pimpinan dan Anggota BPD dan panitia pemilihan serta calon yang berhak dipilih pada waktu pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa. (3) Apabila calon yang berhak dipilih sakit mendadak dan tidak bisa menghadiri pemilihan, maka yang bersangkutan dapat diganti dengan foto. (4) Panitia melakukan batas waktu Pelaksanaan Pemungutan Suara dengan tidak menutup kemungkinan atas kesepakatan para calon yang berhak dipilih untuk mengakhiri pelaksanaan pemungutan suara sebelum waktu yang ditentukan atau melebihi batas waktu yang ditentukan. Pasal 21 (1) Pemilihan Kepala Desa yang berhak dipilih dinyatakan sah apabila telah diikuti minimal 50% + 1 dari jumlah pemilih terdaftar. (2) Apabila pada penutupan Pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) jumlah pemilih belum mencapai jumlah pemilih 50% + 1, Pimpinan Panitia Pemilihan mengundurkan waktu paling lama 2 jam 5

dengan ketentuan mencapai jumlah 50% + 1 dari jumlah Pemilih terdaftar. (3) Apabila sampai batas penambahan waktu pengunduran sebagaimana dimaksud pada ayat (2), jumlah pemilih 50%+1 belum mencapai, maka Panitia Pemilihan Kepala Desa melakukan Penjaringan ulang. 6. Ketentuan Pasal 31 ayat (1) diubah, sehingga Pasal 31 berbunyi sebagai berikut : Pasal 31 (1) Calon Kepala Desa yang memperoleh suara terbanyak dinyatakan sebagai Calon terpilih. (2) Apabila lebih dari satu orang calon mendapat dukungan suara terbanyak dengan jumlah yang sama, maka diadakan pemilihan ulang. 7. Ketentuan Pasal 52 ayat (1) diubah, sehingga Pasal 52 berbunyi sebagai berikut : Pasal 52 (1) Yang dapat diangkat menjadi Perangkat Desa lainnya adalah Penduduk Desa setempat Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi persyaratan : a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. Setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta Pemerintah; c. Berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan/atau sederajat; d. Berumur paling rendah 20 (dua puluh) dan setinggi-tingginya 60 (enam puluh) tahun pada saat pendaftaran; e. Nyata-nyata tidak terganggu jiwanya; f. Sehat jasmani dan rohani; g. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; h. Bersedia diangkat menjadi Perangkat Desa; i. Mengenal dan dikenal masyarakat, dengan dibuktikan bertempat tinggal di desa setempat paling sedikit 1 (satu) tahun terakhir berturut-turut tanpa terputus; j. Tidak dalam status jabatan rangkap dalam Pemerintahan Desa. (2) Perangkat desa lainnya sebagaimana dimaksud ayat (1) diangkat oleh Kepala Desa dari penduduk desa setempat. (3) Pengangkatan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. 6

Pasal II Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Luwu Timur. Ditetapkan di Malili Pada tanggal 31 Desember 2011 BUPATI LUWU TIMUR, ANDI HATTA M Diundangkan di Malili Pada tanggal 31 Desember 2011 Plt.SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR, BAHRI SULI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR TAHUN 2011 NOMOR 34 7

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA I. PENJELASAN UMUM Dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pemerintah Daerah diberi kewenangan yang seluas-luasnya disertai pemberian hak dan kewajiban untuk menyelenggarakan dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemerintahan Daerah pada dasarnya diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahwa dengan berubahnya nama bagian Otonomi Desa menjadi Bagian Pemerintahan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Daerah dan Staf Ahli Pemerintah Kabupaten Luwu Timur dan kewenangan Bagian Otonomi Desa menjadi kewenangan Bagian Pemerintahan, maka terdapat ketidak harmonisan jika diperhadapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa dan Perangkat Desa. Dengan kondisi seperti tersebut, dipandang perlu melakukan perubahan dan penyesuain Peraturan Daerah dari nama Bagian Otonomi Desa menjadi Bagian Pemerintahan serta perubahan dan penyesuain beberapa pasal lainnya dalam Peraturan Daerah Nomor 19 tahun 2006 tentang Tata Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa dan Perangkat Desa yang dianggap tidak sesuai lagi dan secara factual sulit diimplementasikan. Adapun pasal-pasal yang diusulkan untuk dilakukan perubahan dan penyesuaian serta penjelasannya adalah sebagai berikut: II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL 1. Pasal 8 huruf i Yang dimaksud dengan paling sedikit 3 (Tiga) tahun terakhir secara berturut-turut tanpa terputus adalah masa yang dibuktikan dengan KTP Pasal 9 8

2. Pasal 10 Pasal 11 3. Pasal 12 Pasal 13 Ayat 1 Ayat 2 Ayat 3 Ayat 4 Ayat 5 Ayat 6 4. Pasal 15 Ayat 1 Ayat 2 Ayat 3 Ayat 4 Untuk pemaparan visi misi calon kepala desa di ubah menjadi program kerja calon kepala desa dalam membangun desa dan di sesuaikan visi misi Kabupaten Luwu Timur. Ayat 5 Ayat 6 Ayat 7 Ayat 8 Pasal 16 5. Pasal 20 9

Pasal 21 6. Pasal 31 7. Pasal 52 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 58 10