BAB II GAMBARAN UMUM BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH. atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

dokumen-dokumen yang mirip
PROVINSI JAWA TENGAH RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 550/32 TAHUN 2017 TENTANG

PROFIL PEGAWAI NEGERI SIPIL. TAHUN 2017 (Keadaan, 31 Desember 2016)

BAB II GAMBARAN UMUM BKD PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

SELAMAT DATANG DI BADAN DIKLAT PROVINSI JAWA

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI RIAU

GUBERNUR BANTEN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI BANTEN

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016

Tugas Pokok dan Fungsi

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR SULAWESI BARAT

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2016

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

KOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN

PEMERINTAH KOTA DUMAI

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI MALUKU

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

SINGKATAN/AKRONIM NOMENKLATUR, KOP NASKAH DINAS DAN STEMPEL PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 207 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU

PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

BUPATI KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR : 8 TAHUN 2016

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 22 TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 09 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

TaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 124 TAHUN 2016 T E N T A N G

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/ :loo /V.08/HK/2017

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN

TUGAS POKOK DAN FUNGSI CAMAT CICALENGKA TUGAS POKOK FUNGSI

B U P A T I S R A G E N

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

Melalui Sistem Jaringan On-Line Analisis Kebutuhan Diklat (Si Jari On AKD) Andi Suryanto, S.STP, M.Si

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ( TUPOKSI)

BUPATI SELUMA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELUMA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 112 TAHUN 2016 T E N T A N G

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 30 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 30 TAHUN 2008

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

DATA / PROFIL UNIT KERJA

DATA JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS-DINAS PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BERDASARKAN RAPERDA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH YANG MENGACU PADA

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

2016, No Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republ

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Transkripsi:

38 BAB II GAMBARAN UMUM BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 2.1 Sejarah BKD Sesuai pasal 34 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian bahwa untuk kelancaran pelaksanaan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah dibentuk Badan Kepegawaian Daearah yang merupakan perangkat daerah. Selanjutnya pada Keputusan Presiden Nomor 159 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah bahwa yang dimaksud dengan Badan kepegawaian Daerah adalah perangkat daerah yang melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil dalam membantu tugas pokok Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah. Kami adalah Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jawa Tengah. Tugas utama kami sebagai Perangkat Daerah adalah mewujudkan manajemen kepegawaian Daerah yang handal, untuk menciptakan aparatur PNS yang bermoral, professional, netral, berwawasan global, menjadi perekat persatuan dan kesatuan bagsa serta sejahtera jasmani dan rohani. Kami adalah pelayan terbaik bagi Pegawai Negeri. Kami memperlakukan orang lain sebagai mana kami ingin diperlakukan. Kami melaksanakan tugas mewujudkan manajemen Kepegawaian Daerah dengan semangat idealisme,

39 bahwa yang terbaik bagi bangsa dan Negara adalah terbaik untuk kamu.tugas dan jabatan adalah kepercayaan dan amanat yang harus dipertanggung jawabkan. Kami adalah bagian dari sistem Pemerintahan, kami bertindak dengan cara yang meningkatkan hormat orang kepada Pemerintah, Bangsa dan Negara. Kami terus mencari cara untuk meningkatkan kualitas kinerja. Kami berkomitmen mewujudkan sistem karier yang bertitik berat pada sistem prestasi kerja. 2.2 Lokasi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah Pemilihan lokasi yang tepat bagi institusi sehingga dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah. Lokasi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah terletak di Jl. Stadion Selatan No.1, Karangkidul, Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah 50241. Lokasi tersebut sangat strategis karena berada di pusat kota dan dekat Institusi Pemerintah lainnya sehingga memudahkan untuk berkoordinasi dan sangat mudah untuk di jangkau oleh masyarakat. 2.3 Visi dan Misi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah. Visi : Menjadi Pengelola Manajemen Kepegawaian yang Profesional dan Unggul Misi : 1. Perencanaan dan pengembangan pegawai yang obyektif dan transparan. 2. Pelaksanaan mutasi kepegawaian yang akurat dan terukur.

40 3. Peningkatan kualitas pegawai melalui pengukuran kompetensi dan penilaian kinerja. 4. Peningkatan disiplin dan kesejahteraan serta pelaksanaan netralitas pegawai. 5. Pengelolaan sistem informasi kepegawaian yang akurat dan terintegrasi. Peningkatan tertib administrasi dan layanan prima kepegawaian. 2.4 Ruang lingkup Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah 1. Penempatan PNS dalam jabatan; 2. Penyusunan Daftar Susunan Pegawai (DSP) pada masing2 SKPD; 3. Penyusunan dan Penetapan formasi PNS, CPNS dan PTT; 4. Pengadaan CPNS dan PTT; 5. Analisis dan Penyusunan Program Diklat; 6. Pengukuran Kompetensi Jabatan; 7. Evaluasi Kinerja; 8. Pengangkatan, Kepangkatan dan Pemindahan PNS 9. Pemberhentian PNS; 10. Kesejahteraan PNS; 11. Pembinaan hak dan kewajiban serta penghargaan PNS; 12. Pengelolaan arsip dan dokumen kepegawaian; 13. Pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Daerah; 14. Pelayanan internal BKD

41 2.4.1 Tugas dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah Sesuai dengan (PP No. 159/2000) dan Peraturan Gubernur Jawa Tengah No 83 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah BKD mempunyai tugas pokok untuk membantu Gubernur melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan dibidang kepegawaian yang menjadi kewenangan daerah. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaiamana tersebut diatas, Badan Kepegawaisn Daerah Provinsi Jawa Tengah mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Penyusunan kebijakan teknis di bidang perencanaan dan pengembangan pegawai, mutasi, pembinaan dan kesejahteraan pegawai, dan informasi kepegawaian; 2. Pelaksanaan tugas dukungan teknis di bidangperencanaan dan pengembangan pegawai, mutasi, pembinaan dan kesejahteraan pegawai dan informasi kepegawaian; 3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis di bidang perencanaan dan pengembangan pegawai, mutasi, pembinaan dan kesejahteran pegawai, dan informasi kepegawaian; 4. Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang urusan pemerintahan Daerah di bidang perencanaan dan pengembangan pegawai, mutasi, pembinaan dan kesejahteraan pegawai dan informasi kepegawaian;

42 5. Pelaksanaan dan pembinaan administrasi kepada seluruh unit kerja dilingkungan Badan; dan 6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2.4.2 Bidang di Badan Kepegawaian Daerah 1) Kepala Badan 2) Sekretariat; 3) Bidang Perencanaan dan Pengembangan Pegawai; 4) Bidang Mutasi; 5) Bidang Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai; 6) Bidang Informasi Kepegawaian 7) UPT Badan (Unit Penilai Kompetensi ASN) 8) Kelompok Jabatan Fungsional

43 2.4.3 Struktur organisasi KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH SEKRETARIS KABID PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEGAWAI KABID MUTASI KABID PEMBINAAN DAN KESEJAHTERAAN PEGAWAI KABID INFORMASI KEPEGAWAIAN KANIT PENILAIAN KOMPETENSI ASN KASUBBAG PROGRAM KASUBBID FORMASI DAN PENGEMBANGAN KASUBBID KENAIKAN PANGKAT DAN LAYANAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN KASUBBID KESEJAHTERAAN PEGAWAI KASUBBID PENGELOLA DATA KEPEGAWAIAN KASUBBAG TATA USAHA KASUBBAG KEUANGAN KASUBBID JABATAN STRUKTURAL KASUBBID PENGANGKATAN KASUBBID PEMBINAAN KASUBBID DOKUMENTASI DATA KEPEGAWAIAN KASI PERENCANAAN DAN EVALUASI KASUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN KASUBBID PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL KASUBBID PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN KASUBBID PENGELOLAAN KORPS PROFESI ASN KASI PENILAIAN KOMPETENSI (Sumber : www.bkdprov,jateng.com) 2.5 Mutasi 2.5.1 Pengertian Mutasi Mutasi atau perpindahan jabatan/pekerjaan merupakan fenomena yang biasa terjadi pada suatu instansi. Perubahan posisi jabatan/pekerjaan disini masih dalam level yang sama dan juga tidak diikuti perubahan tingkat wewenang, tanggung jawab, status, kekuasaan dan pendapatannya, yang berubah dalam mutasi hanyalah bidang tugasnya. Menurut Sastrohadiwiryo (dalam Kadarisman, 2012: 68): Mutasi adalah kegiatan ketenagakerjaan yang berhubungan dengan proses pemindahan fungsi, tanggung jawab, dan status ketenagakerjaan tenaga

44 kerja ke situasi tertentu dengan tujuan agar tenaga kerja yang bersangkutan memperoleh kepuasan kerja yang mendalam dan dapat memberikan prestasi kerja yang semaksimal mungkin kepada organisasi. Menurut Hanggraeni (2012: 80) mutasi adalah pemindahan dari posisi yang baru tapi memiliki kedudukan, tanggung jawab, dan jumlah remunerasi yang sama. Dan menurut Daryanto (2013: 41) mutasi adalah suatu kegiatan rutin dari suatu perusahaan untuk dapat melaksanakan prinsip the right men on the right place. Sedangkan menurut Moekijat (2010: 112) mutasi adalah suatu perubahan dari suatu jabatan dalam suatu kelas ke suatu jabatan dalam kelas yang lain yang tingkatnya tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah (yang tingkatnya sama) dalam rencana gaji. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa mutasi adalah suatu proses pemindahan posisi/jabatan/pekerjaan seorang karyawan ke posisi/jabatan/pekerjaan lain yang dianggap setingkat atau sederajat. Mutasi merupakan kegiatan rutin dari perusahaan untuk melaksanakan prinsip the right men on the right place. 2.6 Tupoksi Bidang Mutasi Sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 83 Tahun 2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah, Bidang Mutasi mempunyai tugas penyusunan kebijakan teknis, pengkoordinasian dan pelaksanaan tugas, pembinaan teknis, pemantauan,

45 evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis di Bidang Kenaikan Pangkat dan Layanan Administrasi Kepegawaian, Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Bidang Mutasi melaksanakan fungsi: a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, pengkoordinasian dan pelaksanaan tugas, pembinaan teknis, pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis di Bidang Kenaikan Pangkat dan Layanan Administrasi Kepegawaian; b. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, pengkoordinasian dan pelaksanaan tugas, pembinaan teknis, pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis di Bidang Pengangkatan; c. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, pengkoordinasian dan pelaksanaan tugas, pembinaan teknis, pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis di Bidang Pemindahan dan Pemberhentian; d. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

46 2.7 Bidang Mutasi 1. Subbidang Kenaikan Pangkat dan Layanan Administrasi Kepegawaian; Tugas Sub Bidang Kenaikan pangkat dan Layanan Administrasi Kepegawaian, meliputi : Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis di Bidang Kenaikan pangkat dan Layanan Administrasi Kepegawaian; Menyiapkan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan pembinaan teknis di Bidang Kenaikan Pangkan dan Layanan Administrasi Kepegawaian; Menyiapkan bahan pelaporan Sasaran Kerja Pegawai ASN; Menyiapkan bahan usulan kenaikan pangkat; Menyiapkan bahan pemberian cuti; Menyiapkan bahan pengambilan sumpah janji Aparatur Sipil Negara; Menyiapkan bahan pengusulan Kartu Pegawai Elektronik; Menyiapkan bahan penerbitan kartu istri dan kartu suami; Menyiapkan bahan peninjauan masa kerja; Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis dilingkungan Badan; dan Melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan. 2. Subbidang Pengangkatan Tugas Sub Bidang Pengangkatan, meliputi:

47 Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis di Bidang Pengangkatan; Menyiapkan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan pembinaan teknis di Bidang Pengangkatan; Menyiapkan bahan pengadaan calon Pegawai Negeri Sipil Daerah dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja; Menyiapkan bahan pengangkatan calon Pegawai Negeri Sipil daerah dan Pegawai Negeri Sipil; Menyiapkan bahan Seleksi administrasi Mutasi Jabatan Struktural; Menyiapkan bahan pengoordinasian pengadaan dan penempatan siswa Institut Pemerintahan Dalam Negeri; Menyiapkan bahan dan melaksanakan pemantauan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis dilingkungan Badan; dan Melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan. 3. Subbidang Pemindahan dan Pemberhentian. Tugas Sub Bidang Pemindahan dan Pemberhentian, meliputi: Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis di Bidang Pemindahan dan Pemberhentian; Menyiapkan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan pembinaan teknis di Bidang Pemindahan dan Pemberhentian; Menyiapkan bahan penetapan pindah dan penetapan keputusan pemberhentan Pegawai Negeri Sipil sesuai Kewenangan Daerah;

48 Menyiapkan bahan penetapan keputusan bebas tugas bagi Pegawai Negeri Sipil yang akan pensiun sesuai batas usia pensiun; Menyiapkan bahan penetapan keputusan penempatan dalam Jabatan Fungsional Umum; Menyiapkan bahan pelaksanaan program layanan klaim otomatis bagi Pegawai Negeri Sipil purna Tugas; Menyiapkan bahan dan melaksanakan pemantauan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis dilingkungan Badan; dan Melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan. 2.8 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia, bukan mesin, dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Manajemen Sumber Daya Manusia berkaitan dengan kebijakan dan praktek-praktek yang perlu dilaksanakan oleh manajer, mengenai aspek-aspek Sumber Daya Manusia dari Manajemen Kerja. Penggunaan konsep dan sistem Sumber Daya Manusia adalah kontrol secara sistematis dari proses jaringan fundamental organisasi yang mempengaruhi dan melibatkan semua individu dalam organisasi, termasuk proses perencanaan sumber daya manusia, desain pekerjaan, susunan kepegawaian, pelatihan dan pengembangan, representasi dan perlindungan tenaga kerja, serta pengembangan organisasi.

49 Sumber Daya Manusia adalah fakor sentral dalam suatu organisasi, sehingga membuat manusia menjadi faktor strategis dalam semua kegiatan suatu organisasi. Penerapan MSDM ditujukan unuk mengurus sumber daya manusia berdasarkan visi organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai secara optimal. MSDM juga menjadi bagian dari Ilmu Manajemen yang mengacu pada fungsi manajemen dalam pelaksanaan proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan dan susunan kepegawaian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, Manajemen Sumber Daya Manusia berkaitan dengan cara pengelolaan sumber daya insani, dalam organisasi dan lingkungan yang mempengaruhinya, agar mampu memberikan kontribusi secara optimal bagi pencapaian organisasi. Dalam proses mutasi ini, berkaitan dengan proses rekrutmen pegawai. Adapun penjelasan mengenai rekrutmen pegawai yaitu sebagai berikut : Rekrutmen merupakan proses mencari, menemukan, dan menarik para calon karyawan/ pegawai untuk dipekerjakan dalam suatu organisasi atau tempat kerja. Rekrutmen juga bisa diartikan sebagai serangkayai kegiatan mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan untuk menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian. Adapun tujuan dari adanya rekrutmen adalah untuk memenuhi penawaran sebanyak mungkin dari calon-calon karyawan/pegawai sehingga organisasi memiliki peluang yang lebih besar untuk menentukan pilihan terhadap calon pelamar yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi. Organisasi

50 harus selalu melakukan rekrutmen karena beberapa sebab, seperti perluasan kegiatan organisasi, berdirinya organisasi baru, terciptanya kegiatan dan perincian kerja baru, adanya promosi, mutasi (pemindahan), transfer karyawan ke bagian lain, karyawan yang meninggal, karyawan yang pensiun dan sebab lainnya. Dengan demikian, dalam kegitan rekrutmen ini suatu organisasi harus memiliki standar kualifikasi yang sudah disepakati bersama, sebagi suatu nilainilai dan kebijakan organisasi untuk dipakai dalam program pengembangan organisasi di masa mendatang, khususnya dalam program pengembangan sumber daya manusia. Selain dengan proses rekrutmen yang dilakukan dalam manajemen sumber daya manusia, maka dapat dilihat pula pengorganisasian yang terdapat di dalam sebuah organisasi maupun instansi. Pengorganisasian merupakan proses kedua dalam manajemen yang mempunyai arti bahwa proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi. Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Pengorganisasian (Organizing) adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan yang di pandang. Seperti bentuk fisik yang tepat bagi suatu ruangan kerja administrasi, ruangan

51 laboratorium, serta penetapan tugas dan wewenang seseorang pendelegasian wewenang dan seterusnya dalam rangka untuk mencapai tujuan. Hal ini berkaitan pula dengan penataan kembali organisasi agar menjadi organisasi yang rapi dan efektif (reorganisasi dan restrukturisasi organisasi). Restrukturisasi diartikan sebagai penataan kembali struktur badan/lembaga sehingga kinerja badan/lembaga tersebut dapat lebih efektif dan efisien. Kata efisiensi sering dianalogikan dengan penghematan, yakni usaha-usaha untuk meningkatkan hasil kerja lembaga badan/lembaga sehingga dengan penggunaan sumber daya sekecil mungkin mendapatkan hasil kerja yang sebesar mungkin. Sedangkan reorganisasi adalah proses pembentukan norma/nilai baru agar terbentuk keserasian dalam tubuh organisasi yang telah mengalami perubahan. Reorganisasi sangat diperlukan setelah restrukturisasi dilakukan sehingga organisasi maupun instansi dapat menjalankan tugas barunya dengan maksimal yang sesuai peraturan yang sudah berlaku. Salah satu dampak dari PP No. 18 Tahun 2016 tentang Perubahan Struktur Organisasi Perangkat Daerah yaitu adanya perombakan yang dilakukan oleh berbagai instansi di Indonesia, salah satu instansi yang mengalami perombakan yaitu di BKD Prov. Jateng bidang mutasi. Adanya pembaharuan dalam sistem pengorganisasian yang ada di OPD tersebut yakni dengan penataan seluruh SOTK yang ada di BKD Prov. Jateng mencangkup segala bidang dan sub bidang, mengharuskan OPD tersebut merubah kembali kondisi fisik maupun tupoksi yang sudah ditetapkan sebelumnya agar dapat mencapai tujuan yang sudah disepakati bersama.

52 Dalam proses pengorganisasian yang dilakukan oleh BKD, maka dilakukan penyusunan struktur organisasi baru sebagai dampak dari peraturan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah. Adapun dampak yang diperoleh yaitu dengan perpindahan antara berbagai anggota SKPD-SKPD yang berasal dari suatu instansi ke instansi lain maupun dari satu bidang ke bidang yang lain di dalam sebuah instansi sehingga mengharuskan untuk melakukan perubahan struktur organisasi. Selain itu, berkenaan dengan peraturan terbaru dari pemerintah juga berdampak pada restrukturisasi dan reorganisasi bagi BKD Prov. Jateng yakni dengan pelaksanaan mutasi yang dilakukan oleh para SKPD-SKPD yang bersangkutan. Adanya mutasi pegawai yang dilakukan maka kembali dilakukan penataan organisasi dalam penampatannya dilihat dari kebutuhan yang diperlukan oleh setiap instansi. Apabila proses mutasi ini diterima oleh instansi terkait maka SKPD tersebut harus menyesuaikan diri dengan norma dan nilai (peraturan) yang berlaku di dalam instansi tersebut agar organisasi maupun instansi tersebut dapat melaksanakan tugas dengan pegawai baru sehingga tujuan organisasi maupun instansi berjalan dengan maksimal dan sesuai dengan tujuan. Pelaksanaan restrukturisasi melalui mutasi pegawai bertujuan untuk menata kembali struktur badan/lembaga sehingga kinerja badan/lembaga tersebut dapat lebih efektif dan efisien serta melakukan pemerataan setiap instansi dalam hal keanggotaan dan tupoksi yang dimiliki sehingga tugas-tugas dapat tercapat secara maksimal.

53 2.9 Jumlah SKPD dan Jumlah Pegwai NO SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Jumlah Pegawai 1 SEKRETARIAT DAERAH 2 SEKRETARIAT DPRD 3 INSPEKTORAT 630 168 125 4 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH 190 5 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH 165 6 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH 198 7 BADAN PENGELOLA PENDAPATAN DAERAH 734 8 9 10 BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH 180 79 57 11 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA 101

54 12 BADAN PENGHUBUNG DAERAH 13 DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 14 DINAS KESEHATAN 68 29.748 716 15 16 17 DINAS PEKERJAAN UMUM SUMBER DAYA AIR DAN PENATAAN RUANG DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN CIPTA KARYA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN 677 920 109 18 DINAS SOSIAL 19 DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI 20 DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 61 562 195 21 DINAS KEPEMUDAAN, OLAHRAGA DAN PARIWISATA 240 22 DINAS PERHUBUNGAN 23 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 24 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN 392 133 286 25 DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH 127

55 26 DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN 27 DINAS KETAHANAN PANGAN 988 99 28 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 253 29 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN 337 30 31 32 33 DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, DESA, KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU 1087 125 74 96 34 DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN 35 RSUD Dr. MOEWARDI 36 RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARDJO 37 RSUD TUGUREJO 38 RSUD KELET 175 1149 777 583 162

56 39 RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO 40 RSJD SURAKARTA 41 RSJD Dr. RM. SOEDJARWADI 42 GUBERNUR JAWA TENGAH 334 419 228 8 43 BIRO PEMERINTAHAN, OTONOMI DAERAH DAN KERJASAMA 55 44 BIRO HUKUM 45 BIRO PEREKONOMIAN 46 BIRO UMUM 47 BIRO ORGANISASI 48 BIRO KESEJAHTERAAN RAKYAT 49 BIRO INFRASTRUKTUR DAN SDA 44 43 275 56 56 47 50 BIRO ADMINISTRASI PEMBANGUNAN DAERAH Jumlah Pegawai 42 44.373 (Sumber : htttp://simpeg.bkd.jatengprov.go.id ( rabu 2 agustus 2017 jam 19.00-20.00 pm.)