BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

BAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam kehidupannya. membutuhkan sistem komunikasi. Adapun sistem komunikasi dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan kurang begitu memperhatikan aspek gramatikal bahkan masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB 1 PENDAHULUAN. Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri. Keunikkan bahasa dalam pemakaiannya bebas dan tidak terikat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia membutuhkan alat. komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah. Dengan fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil budaya manusia yang bernilai

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, baik komunikasi antar individu yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seperti pendapat Kridalaksana (1982: 17) bahwa bahasa (language)

BAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif yang disajikan oleh majalah Oto Plus. Majalah ini terbit setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB I PENDAHULUAN. yang berfungsi untuk berkomunikasi, mengungkapkan keinginan, atau

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

Memahami Lafal Baku/Tidak Baku

BAB I PENDAHULUAN. dari lapisan atas sampai lapisan bawah. Bahasa surat kabar harus lancar agar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa oleh berbagai media, baik itu media cetak maupun media non-cetak.

BAB I PENDAHULUAN. penulis) maupun sebagai komunikan (mitra-bicara, penyimak, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB I PENDAHULUAN. aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa tersebut. Sebuah kata dalam suatu bahasa dapat berupa simple word seperti table, good,

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan medium utama berupa bunyi ujaran (unsur bahasa yang hanya

BAB I PENDAHULUAN. lisan merupakan ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Ragam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat terlepas

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai hal manusia melahirkan ide-ide kreatif dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang terus meninggi, ragam inovasi media terus bermunculan. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu tidak akan pernah luput dari komunikasi antarsesama, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat berperan bagi kehidupan manusia. Terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sebagian alat komunikasi, baik komunikasi antara individu yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki arti penting bagi kehidupan manusia yang ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari pembicaraan orang dan umumnya mengenai objek-objek dan kejadiankejadian.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dua macam, yaitu sarana komunikasi yang berupa bahasa lisan dan sarana

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN. Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Variasi bahasa tersebut dapat dilihat dari berbagai segi. Dari segi penutur, variasi

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,

BAB I PENDAHULUAN. lingua france bukan saja di kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir seluruh

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA HARIAN SOLO POS EDISI APRIL 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Keraf (2001:1)

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasinya. Seseorang yang kaya dengan kosa kata akan mudah

BAB I PENDAHULUAN. Tidak hanya untuk menjajakan barang dagangannya tetapi juga menyebarkan agama.

ANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat vital yang dimiliki oleh manusia dalam mengekspresikan segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang lain. Bahasa sebagai media komunikasi dapat disampaikan melalui lisan maupun melalui tulisan. Dalam kehidupan sehari-hari melalui bahasa lisan setiap orang dapat mengekspresikan perasaan, tujuan, maupun hasil pemikirannya secara jelas. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan gaya dan variasi bahasa mereka masing-masing. Begitu pula dengan bahasa tulis seseorang dapat mengungkapkan perasaan dan menyampaikan gagasan dengan menggunakan berbagai media komunikasi secara tulis seperti: media cetak, surat kabar, majalah, poster, spanduk, maupun elektronik. Pemakaian bahasa sehari-hari akan terus meningkat. Dalam hal ini, media massa turut memiliki andil dalam perkembangan bahasa. Semakin banyaknya inovasi dan kreativitas bentuk bahasa yang dihasilkan oleh media massa memiliki potensi untuk digunakan oleh seluruh masyarakat. Berdasarkan alasan tersebut, media massa tidak hanya berperan sebagai media informasi, tetapi juga telah memberikan sumbangsih yang positif bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penggunaan bahasa dalam media massa harus memperhatikan kaidah kebahasaan yang berlaku, sehingga layak apabila bahasa tersebut dikonsumsi dan digunakan sebagai bahasa sehari-hari oleh pemakai bahasa yaitu masyarakat. Verba 1 Metaforik Dalam, Adelita Kurniawati, FKIP UMP, 2016

2 Bahasa yang digunakan dalam media massa tentu harus mengandung sesuatu yang dapat menarik minat baca seseorang. Ragam bahasa dalam media massa biasanya lebih mementingkan penggunaan bahasa dari segi estetik. Oleh karena itu, dipilihlah kosakata yang secara estetik dianggap memiliki daya ungkap yang paling tepat tanpa memperhatikan sruktur morfologik dan sintaktik yang normatif (Chaer dan Agustina, 2004: 68). Misalnya, dalam bahasa umum orang biasanya menggunakan kata mengemas untuk merujuk pada sesuatu yang bersifat konkret seperti baju, namun dalam bahasa jurnalistik kata mengemas bisa digunakan untuk merujuk pada sesuatu yang sifatnya abstrak seperti poin. Dari contoh tersebut, kata mengemas tidak digunakan berdasarkan kaidah kebahasaan yang berlaku karena dipasangkan dengan kosakata yang sifatnya abstrak. Kosakata seperti contoh di atas merujuk pada penggunaan gaya bahasa yaitu gaya bahasa metaforik karena kata yang disampaikan mengandung makna yang bukan sebenarnya. Pada contoh di atas, kata mengemas dalam bahasa umum tidak dapat digunakan pada sesuatu yang sifatnya abstrak seperti poin. Kata yang sesuai untuk dipasangkan dengan kata poin yaitu mengumpulkan. Berdasarkan penjelasan tersebut, kata mengemas merupakan majas metaforik dalam bentuk verba. Kata mengemas memiliki persamaan atau perbandingan dengan kata mengumpulkan, sehingga kata tersebut dapat digunakan untuk mengganti posisi kata mengumpulkan dalam konteks kalimat tertentu. Pengguanaan gaya bahasa metaforik dalam sebuah tuturan baik lisan maupun tulis harus berdasarkan pada adanya persamaan (similarity) antara kedua kata yang diperbandingkan. Caranya dengan memindahkan unsur-unsur atau sifat-sifat yang dimiliki oleh manusia maupun hewan, ataupun dengan memperlakukan hal-hal yang

3 sifatnya abstrak sebagai sesuatu yang konkret dan bernyawa. Artinya, metaforik membuat perbandingan antara dua hal atau benda untuk menciptakan suasana atau kesan mental yang hidup walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit. Dalam suatu ungkapan metaforik terdapat perbedaan atau perbandingan antara dua referen, yaitu: pertama adalah sesuatu yang diperbincangkan (tenor), dan kedua adalah perbandingan dari sesuatu yang diperbincangkan tadi (wahana), kemudian persamaan yang terdapat dalam kedua referen yang disebut ground (Ullman dalam Subroto, 2011:120). Gaya bahasa metaforik dapat digunakan dalam pemberitaan olah raga. Hal tersebut diperkuat dari penemuan fenomena lain yang menarik terkait penggunaan gaya bahasa metaforik dalam pemberitaan bidang olahraga. Fenomena tersebut ditemukan pada tabloid Bola edisi Desember 2015 yaitu pada kata merangkul. Seperti yang kita ketahui bahwa merangkul biasa digunakan untuk merujuk pada benda atau sesuatu yang sifatnya konkret. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Sugono, 2008: 1262) merangkul memiliki makna melakukan kegiatan rangkul (melingkarkan lengan pada pundak); mendekap; memeluk, namun apabila kata merangkul terdapat dalam konteks kalimat: (1) Sepeninggal Fergie, United berusaha merangkul era itu lagi dan hal itu tak mudah dilakukan. (Tabloid Bola, 24-30 Desember 2015: 1) Kalimat (1) di atas merupakan kalimat yang mengandung gaya bahasa metaforik yang berbentuk verba metaforik merangkul. Bentuk merangkul berasal dari kata dasar rangkul yang bermakna melingkarkan lengan pada pundak, mendapat imbuhan afiks men- + rangkul menjadi merangkul yang bermakna melakukan kegiatan rangkul; mendekap; memeluk. (Sugono, 2008: 1262). Kata merangkul dalam kalimat di atas bermakna kiasan membuat merasa lebih dekat/merasakan/mengalami kembali, seperti memeluk boneka pemberian dari seseorang yang berada jauh sehingga dengan

4 memeluk boneka itu akan merasa dekat dengan orang yang jauh tersebut, merasa sedang mengalami kembali kejadian atau peristiwa yang dialami dahulu bersama orang tersebut. Tenor bentuk di atas yaitu era/waktu (abstrak), sedangkan wahananya yaitu benda konkret (boneka). Ground bentuk di atas mengandung persamaan pengertian membuat merasa lebih dekat/mengalaminya kembali. Penggunaan gaya bahasa metaforik dalam sebuah tuturan baik lisan maupun tulis bertujuan untuk menimbulkan daya pikat, daya tarik, dan daya puitik dari sebuah tuturan baik lisan maupun tulisan dan juga untuk menghindari cara berbahasa yang monoton. Oleh karena itu, penggunaan gaya bahasa metaforik dalam bidang jurnalistik menjadi sesuatu yang lumrah. Tujuannya jelas untuk menarik dan menimbulkan minat baca seseorang. Gaya bahasa metaforik akan lebih mudah ditemukan pada pemberitaan dalam bidang olahraga dibandingkan dengan bukan bidang olahraga. Selain itu, bentuk-bentuk gaya bahasa metaforik dalam pemberitaan olahraga lebih bersifat kreatif. Dengan kata lain, berita dalam bidang olahraga memanfaatkan pemakaian gaya bahasa khususnya metaforik di dalam menyajikan informasinya. Dari fenomena di atas, kosakata-kosakata yang mengandung gaya bahasa metaforik dalam pemberitaan bidang olahraga merupakan kosakata dalam bentuk kata kerja (verba). Dalam sebuah kalimat, verba memiliki kedudukan yang cukup penting karena konstituen (pusat) sebuah kalimat terletak pada predikat, dan predikat yang sering muncul dalam kalimat biasanya berupa verbal ataupun frasa verbal. Oleh karena itu, apabila predikat (verba) dalam kalimat dipasangkan dengan unsur fungsional klausa/kalimat lain yang tidak sesuai maka akan mempengaruhi makna

5 pada klausa/kalimat tersebut. Dengan demikian, penggunaan verba metaforik dalam pemberitaan bidang olahraga perlu diteliti lebih mendalam. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis memilih tabloid Bola sebagai sumber data penelitian. Hal tersebut dikarenakan tabloid Bola merupakan media massa yang hanya menyajikan satu fokus pemberitaan yaitu bidang olahraga, khususnya sepak bola. Baik berita sepak bola dalam negeri maupun berita sepak bola luar negeri yang menjamin kesegaran beritanya. Selain menyajikan berita yang baru, tabloid Bola juga kaya akan kosakata-kosakata yang mengandung verba metaforik khususnya pada rubrik Ole Internasional yang membahas seputar dunia sepakbola luar negeri dan Ole Nasional yang mengulas seputar dunia sepakbola dalam negeri. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menjadikan tabloid Bola sebagai sumber data penelitian. Penelitian tentang kemetaforikan dalam bidang jurnalistik khususnya rubrik olahraga perlu dikembangkan. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis verba metaforik dan penentu kemetaforikan pada pemberitaan olahraga khususnya dalam tabloid Bola. Pengkajian tentang verba metaforik secara lebih luas juga akan memberi manfaat dalam bidang kebahasaan (semantik) maupun dalam bidang jurnalistik. Oleh karena itu, peneliti bermaksud mengkaji tentang kemetaforikan dalam pemberitaan bidang olahraga yaitu analisis verba metaforik dalam rubrik Ole Internasional dan Ole Nasional pada tabloid Bola edisi Januari 2016 yang akan meneliti tentang jenis-jenis verba metaforik dan penentu kemetaforikan yang dianalisis dengan menggunakan komponen makna. Selain itu, pembahasan tentang makna leksikal, makna gramatikal dan makna kiasan pada verba metaforik akan dibahas secara lebih rinci.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, permasalahan yang dibahas berkaitan dengan verba metaforik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis-jenis verba metaforik apa sajakah yang terdapat dalam rubrik Ole Internasional dan Ole Nasional pada tabloid Bola Edisi Januari 2016? 2. Bagaimanakah penentu kemetaforikan dengan analisis komponen makna dalam rubrik Ole Internasional dan Ole Nasional pada tabloid Bola Edisi Januari 2026? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan jenis-jenis verba metaforik dalam rubrik Ole Internasional dan Ole Nasional pada tabloid Bola Edisi Januari 2016? 2. Mendeskripsikan penentu kemetaforikan dengan analisis komponen makna dalam rubrik Ole Internasional dan Ole Nasional pada tabloid Bola Edisi Januari 2016? D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dapat disimpulkan menjadi dua manfaat, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoretis a. memberikan sumbangan ilmu linguistik, khususnya bidang semantik. b. melengkapi referensi penelitian tentang kemetaforikan dan meningkatkan pengetahuan pembaca tetang metaforik.

7 2. Manfaat Praktis a. Memberikan deskriptif mengenai jenis-jenis metaforik dan penentu kemetaforikan secara praktis. b. Dapat dijadikan perbandingan bagi penelitian sejenis, dan dapat dijadikan acuan untuk penelitian yang akan dilakukan. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini bertujuan untuk membuat tata urutan penulisan berdasarkan langkah-langkah kerja dan landasan teoretis sehingga tersusun skripsi yang sistematis dan penganalisisan atau pengidentifikasian masalah mudah dimengerti oleh peneliti ataupun oleh pembaca. Selain untuk memudahkan pembaca dan peneliti dalam menganalisis, sistematika penulisan juga bertujuan untuk memudahkan pembaca dan peneliti dalam mengetahui bagian-bagian di dalam skripsi. Adapun sistematika penulisan skripsi sebagai berikut: Bab I pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Latar belakang masalah membahas fenomena atau peristiwa bahasa yang akan dianalisis secara mendalam. Rumusan masalah ini menganalisis latar belakang, permasalahan apa yang akan dibahas. Tujuan penelitian membahas permasalahan yang terdapat pada rumusan masalah. Manfaat penelitian membahas manfaat-manfaat yang akan diberikan kepada pembaca dan penulis sendiri nantinya, manfaat penelitian terdiri dari manfaat teoretis dan manfaat praktis. Sistematika penelitian bertujuan untuk memaparkan urutan penulisan berdasarkan langkah-langkah kerja dan landasan teoretis.

8 Bab II landasan teori. Dalam bab ini, penulis mengemukakan teori-teori yang ada secara deskriptif tentang hal-hal yang bersangkutan dengan masalah kemetaforikan yang akan dibahas yaitu tentang bahasa dan variasi bahasa, ruang lingkup semantik, verba metaforik, jenis-jenis makna, komponen makna, pengertian tabloid Bola, dan kerangka pikir. Pengertian bahasa membahas pengertian-pengertian bahasa menurut para ahli, fungsi bahasa, serta variasi bahasa dan fungsinya. Ruang lingkup semantik membahas pengertian-pengertian semantik menutrut para ahli. Verba metaforik membahas pengertian verba, dan kajian tentang kemetaforikan yang meliputi pengertian metaforik, struktur metaforik, jenis-jenis metaforik dan penentu kemetaforikan dengan analisis komponen makna. Jenis-jenis makna membahas tentang makna leksikal, makna gramatikal, dan makna kiasan. Pengertian rubrik Ole Internasional dan Ole Nasional pada tabloid Bola yang membahas tentang rubrik Ole Internasional dan Ole Nasional, pengertian tabloid secara umum dan pengertian tabloid Bola secara khusus. Kerangka pikir berisi konsep-konsep teori yang digunakan dalam bab II dan konsep pembahasan yang digunakan dalam bab IV. Bab III metode penelitian. Bab ini menjelaskan metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian. Aspek-aspek yang terdapat dalam metode penelitian yaitu jenis penelitian, data dan sumber data, tahap penelitian yang meliputi tiga tahap, yaitu: tahap penyajian data, tahap penganalisisan data, dan tahap penyajian hasil penganalisisan data. Jenis penelitian berisi tentang jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu penelitian deskriptif kualitatif yang berupaya meneliti, menganalisis, menggali, dan memperhatikan secara cermat mengenai fakta-fakta kebahasaan. Data dan sumber data membahas tentang data dan sumber data yang akan diteliti. Tahap penelitian membahas tentang tahapan yang harus dilalui guna pengumpulan data, penganalisisan data, dan penyajian hasil analisis data.

9 Bab IV hasil dan pembahasan. Hasil analisis dan pembahasan merupakan hasil penelitian yang sudah dianalisis oleh penulis. Hasil analisis dan pembahasan meliputi klasifikasi jenis-jenis verba metaforik berdasarkan tenor, wahana, ground, dan berdasarkan struktur kebahasaan, dan juga penentu kemetaforikan dengan analisis komponen makna yang terdapat dalam kalimat-kalimat yang mengandung verba metaforik pada rubrik Ole Internasional dan Ole Nasional tabloid Bola edisi Januari 2016. Bab V penutup. Penutup merupakan bab terakhir yang berisi simpulan dan saran. Simpulan berisi hal pokok dari hasil yang didapat dalam penelitian yang dilakukan. Saran berisi tentang masukan bagi peneliti lain yang akan meneliti masalah kemetaforikan, sehingga diharapkan penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih lengkap dan tepat.