BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembelajaran berasal dari kata dasar ajar yang ditambah awalan pe dan akhiran an menjadi pembelajaran yang berarti proses, perbuatan dan cara mengajar sehingga anak didik menjadi mau belajar. 1 Pembelajaran juga berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya mendapatkan pengetahuan. 2 Di dalam pembelajaran terdapat proses mengajar, membimbing, melatih, memberi contoh, dan atau mengatur serta memfasilitasi berbagai hal kepada siswa agar bisa belajar sehingga mencapai tujuan pendidikan. 3 Proses pembelajaran membutuhkan rangkaian interaksi antara siswa dengan guru. 4 Bahasa adalah salah satu hal yang dipelajari oleh manusia. Manusia memperoleh bahasa secara alamiah mempelajarinya tanpa paksaan melalui ibu, keluarga dan lingkungan sekitarnya. Bahasa itulah yang akhirnya disebut bahasa ibu. Lain halnya dengan bahasa kedua dan bahasa asing. Bahasa kedua dipelajari saat ia bergaul dengan masyarakat dan dipelajari di sekolah karena 1 Depertemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).Cetakan IV Jakarta: Gramedia Pustaka Utama hlm.23 2 Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), hlm. 72 3 Kelvin Seifert, Manajemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan, (Jogjakarta: Ircisod, 2007), hlm. 5 4 Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 156 1
2 bahasa tersebut menjadi lambang komunikasi sebuah daerah dan negara. Sedangkan bahasa asing dipelajari di pelajari untuk tujuan tertentu. 5 Bahasa Arab adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia. SMA Takhassus Al-Qur an Kalibeber kecamatan Mojotengah kabupaten Wonosobo juga menjadikan bahasa Arab sebagai mata pelajaran yang diajarkan. Secara umum, pembelajaran tersebut dimaksudkan untuk mencapai dua tujuan. Pertama, sebagai alat untuk mempelajari dan memperdalam pengetahuan Islam. Kedua sebagai tujuan membentuk tenaga ahli dan alumni yang mampu menggunakannya untuk berbagai keperluan. 6 Pembelajaran bahasa Arab di Indonesia termasuk pada kelas program bahasa SMA Takhassus Al-Qur an Kalibeber, harus sesuai dengan peraturan kementerian agama. 7 Kementerian agama republik Indonesia (Kemenag RI) mengatur pembelajaran pendidikan agama islam dan bahasa Arab diantaranya adalah dalam peraturan menteri agama (Permenag RI) nomor 2 tahun 2008 8 dan Permenag RI nomor 912 tahun 2013. 9 Dua peraturan menteri agama tersebut memaparkan bahwa salah satu tujuan pembelajaran bahasa Arab adalah mengembangkan kemampuan berkomunikasi siswa dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis mencakup 5 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 30-31 6 H. Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung : Humaniora, 2004), hlm. 44 7 Fathul Mujib, Rekonstruksi Pendidikan Bahasa Arab: dari Pendekatan Konvensional ke Integrative Humanis, Yogyakarta: Pedagogia, 2010) hlm.84 8 Muhammad M. Basyuni, 2008, Lampiran Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 http://kemenag.go.id/file/dokumen/02/lampiranpermenag. pdf.html. Diakses, 24 Maret 2014 9 Suryadharma Ali, 2013, Lampiran Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 912 Tahun 2013 https://madrasajatim.files.wordpress.com/2014/02/permenag-no-912- tahun-2013.pdf. Diakses, 24 Maret 2014
3 empat kecakapan (keterampilan) berbahasa. Empat keterampilan berbahasa yang menjadi kompetensi dasar dalam pembelajaran bahasa Arab yaitu alistimā (menyimak), al-kalām (berbicara), al-qirāah (membaca) dan al-kitābah (menulis), sedangkan tiga unsur bahasanya adalah pengucapan, kosakata dan kaidah bahasa. 10 Pembelajaran mahārah al-istimā (keterampilan menyimak) dimaksudkan agar siswa dapat dalam mencerna, memahami kata dan kalimat yang diujarkan oleh mitra bicara maupun media tertentu. 11 Pembelajaran mahārah al-istimā (keterampilan menyimak) dalam mata pelajaran bahasa Arab di tingkat SMA bertujuan agar siswa dapat mengetahui, memahami dan membedakan bunyi-bunyi huruf Arab baik tunggal maupun dalam bentuk susunan kata dan kalimat, dapat memahami pembicaraan sederhana, dapat mengetahui hubungan rumusan suara dan tulisan, dapat memahami kosakata bahasa Arab dan maknanya, dapat memahami bentuk pemakaian kosakata, serta dapat memahami wacana lisan dari paparan atau dialog yang telah ditentukan. 12 Proses pembelajaran mahārah al-istimā (keterampilan menyimak) pada mata pelajaran bahasa Arab memerlukan metode, teknik dan media pembelajaran yang tepat demi tercapainya tercapainya tujuan pembelajaran. Di samping itu, pembelajaran juga membutuhkan interaksi siswa dan guru hlm. ج 10 D. Hidayat, Bahasa Arab Madrasah Aliyah, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2009), 11 Acep Hermawan, Op.cit., hlm. 130-136 12 Ibid.,
4 agar tercapai tujuan pembelajaran. 13 Seorang guru yang mengajarkan bahasa Arab hendaknya adalah guru yang mengerti tentang pendidikan bahasa Arab, yang aktif, kreatif dan inovatif. Siswa juga hendaknya berperan aktif dalam pembelajaran. 14 Penulis tertarik untuk meneliti pembelajaran mahārah al-istimā di kelas program bahasa SMA Takhassus Al-Qur an sebagai lokasi penelitian karena: 1. Pada tahun pelajaran 2014/2015 ini, guru bahasa Arab untuk program bahasa, hanya satu yang merupakan lulusan pendidikan bahasa Arab. 15 Dua guru lainnya adalah lulusan hukum islam. Padahal, seyogyanya guru untuk bahasa Arab adalah guru lulusan pendidikan bahasa Arab. 2. Siswa sering mengalami kesulitan mencerna materi al-istima yang diperdengarkan, apalagi berkaitan dengan nahwu-shorofnya. 16 Disamping itu, selalu ada siswa yang mengantuk saat pembelajaran. Padahal seyogyanya pembelajaran mahārah al-istimā membutuhkan interaksi aktif antara guru dengan siswa. 3. Ruang sastra yang dilengkapi dengan peralatan multimedia terbatas, sedangkan media pembelajaran berupa laboratorium bahasa mengalami 13 H. Ahmad Izzan, Op.Cit., hlm. 72-81 14 Nazri Syakur, Revolusi Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab dari Pendekatan Komunikatif ke Komunikatif Kambiumi, (Yogyakarta: Pedagogia, 2010), hlm. 123-131 15 Dokumentasi SMA Takhassus Al-Qur an Kalibeber kecamatan Mojotengah kabupaten Wonosobo Tahun 2014 yang diambil pada tangga l 0 September 2014 16 Adelia Puspita Sari, Cahyaningrum Khasanah, Habibah dan Awalia Ramadhani, Siswa program bahasa dan humaniora I semester 3, Wawancara di mushola masjid SMA Takhassus Al- Qur an pada tanggal 13 Maret 2015
5 kerusakan teknis. 17 Padahal, seyogyanya pembelajaran didukung oleh media pembelajaran yang memadai. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul; Pelaksanaan Pembelajaran Mahārah Al-Istimā Pada Siswa Program Bahasa di SMA Takhassus Al-Qur an Kalibeber Mojotengah Wonosobo B. RUMUSAN MASALAH Sebuah penelitian seringkali mengundang berbagai permasalahan. Sebagai antisipasi dari hal tersebut, penulis akan membatasi permasalahan yang akan dikaji menjadi tiga garis besar permasalahan berikut ini: 1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran mahārah al-istimā pada siswasiswi program bahasa di SMA Takhassus Al-Qur an? 2. Apa sajakah faktor yang mendukung dan menghambat pembelajaran mahārah al-istimā pada siswa-siswi program bahasa di SMA Takhassus Al-Qur an? C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian merupakan upaya yang bertujuan untuk menambah dan memperluas pengetahuan. Selain untuk menghasilkan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah ada, penelitian juga bertujuan untuk memperkuat 2014 17 Observasi Sarana dan Prasarana SMA Takhassus Al-Qur an, Wonosobo, 11 September
6 atau menyangkal teori-teori yang sudah ada. 18 Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui proses pembelajaran mahārah al-istimā pada siswasiswi program bahasa di SMA Takhassus Al-Qur an. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat pembelajaran mahārah al-istimā pada siswa-siswi program bahasa di SMA Takhassus Al-Qur an. D. KEGUNAAN PENELITIAN Penelitian seyogyanya dapat berguna bagi orang lain. Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun praktis sebagai berikut: 1. Secara teoritis Hasil penelitian dapat diharapkan memberikan tambahan informasi kepada pelaku pendidikan dan memberikan sumbangan pemikiran ilmiah tentang salah satu pembelajaran keterampilan berbahasa Arab, yaitu mahārah al-istimā (keterampilan menyimak) bagi siswa di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) 2. Secara praktis a. Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi bagi komponen yang ada di sekolah, antara lain kepala sekolah, staf dan hlm. 2 18 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995),
7 karyawan untuk berkomitmen memberikan pelayanan penyelenggaraan pendidikan dengan sebaik-baiknya. b. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi guru mengenai pembelajaran mahārah al-istimā siswa program bahasa SMA Takhassus Al-Qur an Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo. c. Sebagai pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti sebelum masuk ke dalam lingkungan pendidikan sebagai guru mata pelajaran bahasa Arab. d. Sebagai tambahan informasi tertulis bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. E. TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Pustaka Pembelajaran menurut Muhaimin dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar dikatakan merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan siswa. Pembelajaran merupakan sebuah upaya untuk belajar dan proses untuk
8 membuat orang lain belajar. Pembelajaran dilakukan demi tercapainya tujuan pembelajaran. 19 Tujuan pembelajaran mahārāh al-istimā mata pelajaran bahasa Arab pernah dikemukakan oleh Acep Hermawan dalam bukunya yang berjudul Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Beliau menyatakan bahwa tujuan pembelajaran mahārāh al-istimā adalah mengetahui, memahami dan membedakan bunyi-bunyi huruf Arab baik tunggal maupun dalam bentuk susunan kata dan kalimat, dapat memahami pembicaraan sederhana, dapat mengetahui hubungan rumusan suara dan tulisan, dapat memahami kosakata bahasa Arab dan maknanya, dapat memahami bentuk pemakaian kosakata, serta dapat memahami wacana lisan dari paparan atau dialog yang telah ditentukan. 20 Guna mencapai tujuan pembelajaran mahārāh al-istimā diperlukan tidak hanya sekedar perencanaan pembelajaran tetapi juga metode dan teknik. Sebagaimana diutarakan oleh Azhar Arsyad dalam bukunya yang berjudul Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, bahwa metode dan teknik pembelajaran merupakan dua unsur penting dalam pembelajaran bahasa. Setiap aspek keterampilan (mahārāh) mempunyai metode pembelajaran yang bersifat prosedural, serta diimplemantasikan dengan teknik pembelajaran. 21 99 19 Muhaimin, et al., Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: CV Citra Media, 1996), hlm. 20 Acep Hermawan, Op.cit., hlm-130-135 21 Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 19-20
9 Pendapat lain diutarakan oleh Ahmad Muhtadi Anshor dalam bukunya yang berjudul Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metodemetodenya bahwa selain metode dan teknik pembelajaran mahārah alistimā, diperlukan juga media pembelajaran. Tujuannya adalah mempermudah penyampaian pembelajaran. 22 Senada hal tersebut, Abdul Alim Ibrahim mengatakan dalam bukunya Al-Muwajjih al-fanni li Mudarrisi al-lughah al- Arabiyyah bahwa media pembelajaran yang diistilahkan dengan wasāil al-idhah yang berperan sebagai penjelas materi pembelajaran. 23 Interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran adalah hal yang mutlak. Interaksi tersebut didukung oleh media pembelajaran, teknik pembelajaran, guru yang professional dan siswa yang aktif sehingga guru dapat mengevaluasinya di akhir pembelajaran. 24 Abdul Hamid dalam bukunya Mengukur Kemampuan Bahasa Arab utuk Studi Islam, mengatakan bahwa evaluasi dapat diperoleh setelah proses pembelajaran. Evaluasi untuk pembelajaran mahārah alistimā dapat dilakukan dengan beberapa cara. 25 22 Ahmad Muhtadi Anshor, Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-metodenya, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm 23-26 23 Abdul Alim Ibrahim. Al-Muwajjih al-fanni li Mudarrisi al-lughah al- Arabiyyah. (Mesir:1978), h. 423 24 Ahmad izzan Op.Cit., hlm. 132-137 25 Abdul Hamid, Mengukur Kemampuan Bahasa Arab utuk Studi Islam, (Malang: UIN Maliki Press, 2010), hlm. 41-48
10 2. Penelitian yang Relevan Untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah, dibutuhkan banyak referensi. Selama proses penyusunan penelitian ini telah ditemukan skripsi dan buku-buku yang membahas tentang pembelajaran mahārāh al-istimā. Salah satu skripsi yang relevan dengan judul skripsi penulis adalah skripsi yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menyimak Bahasa Arab Melalui Media Audio pada Siswa Kelas VII A SMP Muhammadiyah 3 Semarang Tahun Ajaran 2009/2010, ditulis oleh Ahmad Mufrodi, NIM 2303406010 pada tahun 2010 guna memperoleh gelar sarjana pendidikan bahasa Arab di Universitas Negeri Semarang. 26 Skripsi dengan judul tersebut mengkaji tentang pengertian menyimak, pengertian media audio, proses penerapan metode pembelajaran menyimak bahasa Arab melalui media audio dalam meningkatkan ketrampilan menyimak bahasa Arab serta mengkaji tentang penguasaan menyimak siswa kelas VII a SMP Muhammadiyah 3 Semarang setelah melakukan pembelajaran menggunakan media audio serta mengkaji manfaat yang diperoleh siswa kelas VII a SMP Muhammadiyah 3 Semarang setelah melakukan pembelajaran menggunakan media audio. Hasil penelitian dalam skripsi tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar subyek penelitian dari tiap pertemuan. Prosentase peningkatan tersebut adalah 18.24% dari pertemuan satu ke pertemuan dua 26 Ahmad Mufrodi. Peningkatan Keterampilan Menyimak Bahasa Arab Melalui Media Audio pada Siswa Kelas VII A SMP Muhammadiyah 3 Semarang Tahun Ajaran 2009/2010. http://lib.unnes.ac.id/11051/. Diakses, 10 Desember 2013.
11 terjadi peningkatan sebesar 15.17% dari pertemuan dua ke pertemuan tiga. Selanjutnya peningkatan 14.21% dari pertemuan tiga ke pertemuan empat. Hasil analisis data non test juga menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa kelas VII a SMP Muhammadiyah 3 Semarang. Skripsi lain yang berhubungan dengan penelitian yang akan penulis kaji adalah skripsi karya Mas udah NIM D02207068 (UIN Sunan Ampel Surabaya). Skripsi tersebut berjudul Penerapan Metode Komunikata pada Bahasa Arab dalam Meningkatkan Keterampilan Menyimak Kelas X di MA Bahauddin Taman Sidoarjo. 27 Skripsi ini mengkaji tiga permasalahan yaitu bagaimana keterampilan menyimak dalam pembelajaran bahasa Arab siswa kelas X di MA Bahauddin Taman Sidoarjo, bagaimana penerapan metode komunikata dalam pembelajaran bahasa Arab untuk meningkatkan ketrampilan menyimak dan apa saja problem dalam penerapan metode komunikata dalam pembelajaran bahasa Arab dan solusinya. Hasil penelitian menunjukkan penerapan di MA Bahauddin Taman Sidoarjo termasuk baik. Bukti dari peningkaitan hasil nilai yang diperoleh siswa dalam tes dan analisa statistik didapat bahwa anatara dua variabel tersebut terdapat hubungan atau pengaruh dengan menunjukkan indeks korelasi negatif 6, 16. 27 Mas udah. Penerapan Metode Komunikata pada Bahasa Arab dalam Meningkatkan Keterampilan Menyimak Kelas X di MA Bahauddin Taman Sidoarjo. http://digilib.uinsby.ac.id/gdb.php.?mod-browse&op=read&id=jiptain--mas udahnim- 9996&q=pembelajaran. Diakses, 10 Desember 2013
12 Berbeda dengan skripsi di atas, penelitian ini hendak menganalisis atau menguraikan pembelajaran mahārāh al-istimā perencanaan sampai evaluasi di SMA Takhassus Al-Qur an program bahasa. Penelitian ini juga akan menganalisis hambatan dan pendukung pembelajaran serta strategi guru dalam mengatasi hambatan yang ada. 3. Kerangka Berpikir Kegiatan pembelajaran mahārāh al-istimā merupakan bagian dalam pembelajaran mata pelajaran bahasa Arab. Tugas guru adalah menyelenggarakan pembelajaran yang tepat dengan metode, teknik, media, dan evaluasi yang tepat agar dapat tercapai tujuan pembelajaran yang tepat sesuai perencanaan. Dalam teori yang telah dikemukakan diatas, tujuan pembelajaran mahārāh al-istimā tidak hanya memahami bunyi huruf dan kosakata, tetapi juga memahami materi yang disampaikan. Komponen pembelajaran: Guru, siswa dan tenaga lainnya Materi Fasilitas dan perlengkapan Prosedur pembelajaran Tujuan pembelajaran aspek mahārāh alistimā dalam mata pelajaran bahasa Arab Siswa dapat memahami dan membedakan bunyi-bunyi huruf Arab baik tunggal maupun dalam bentuk susunan kata dan kalimat, Siswa dapat memahami pembicaraan sederhana Siswa dapat mengetahui hubungan rumusan suara dan tulisan Siswa dapat memahami kosakata bahasa Arab dan maknanya Siswa dapat memahami bentuk pemakaian kosakata Siswa dapat memahami wacana lisan dari paparan atau dialog yang telah ditentukan
13 Perencanaan pembelajaran Kegiatan pembelajaran Evaluasi pembelajaran Kasus yang terjadi: Dua guru bukan lulusan PBA Siswa kesulitan memahami materi Fasilitas terbatas Pembelajaran mahārāh al-istimā terdiri merupakan interaksi dari beberapa komponen pembelajaran, yaitu komponen manusia, materi dan peralatan pembelajaran, fasilitas dan perlengkapan dan prosedur pembelajaran. Komponen manusia meliputi guru, siswa dan tenaga lainnya. Komponen materi meliputi peralatan sekolah. Fasilitas dan perlengkapan meliputi sarana prasarana sekolah. Prosedur meliputi kurikulum, metode pembelajaran dan lain sebagainya. Pembelajaran mahārāh al-istimā diadakan guna mencapai tujuan pembelajaran, kasus-kasus yang terjadi di SMA Takhassus Al-Qur an tidak menghentikan proses pembelajaran. Proses pembelajaran mahārāh al-istimā dalam mata pelajaran bahasa Arab pada siswa program bahasa di SMA tersebut tetap dilaksanakan. Pembelajaran dilaksanakan dari proses perencanaan sampai evaluasinya. F. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara/jalan yang dipakai untuk melakukan kegiatan penelitian yang di dalamnya mencakup:
14 1. Desain Penelitian a. Pendekatan penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara utuh dan mendalam tentang berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan tertentu dengan logika ilmiah. 28 Dalam pendekatan dan metode ini, peneliti merupakan instrumen kunci yang mana pengumpulan datanya dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian. Penelitian dilakukan dengan menggambarkan data-data malalui bentuk kata atau kalimat untuk memperoleh keterangan yang jelas dan terperinci. 29 b. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan. Penelitian lapangan (field research) berguna untuk mencari sebuah peristiwa menjadi obyek penelitian sehingga memungkinkan seorang peneliti mendapatkan informasi langsung dan terbaru mengenai masalah yang berkaitan dengan tema tertentu. Berkenaan dengan judul, Penelitian akan dilakukan dengan cara studi kasus yaitu mengangkat 28 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, metode dan Prosedur, (Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2013), hlm. 47 29 M. Natsir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Balai pustaka, 1998), hlm. 213
15 kasus-kasus yang terjadi di lapangan untuk diperoleh dan dianalisis data-datanya guna memperoleh sebuah kesimpulan. 30 2. Sumber Data Sumber data merupakan subyek yang mana memungkinkan seorang peneliti untuk mendapatkan data. Penelitian ini memperoleh data dari: a. Data Primer Sumber data utama akan diminta dari: 1) Guru mata pelajaran bahasa Arab untuk mendapatkan deskripsi proses pembelajaran mahārah al-istimā baik perencanaan pembelajaran dan evaluasinya, faktor pendukung dan penghambatnya serta strategi guru dalam mengatasi hambatan yang ada. 2) Siswa-siswi program bahasa untuk mendapatkan gambaran respon pembelajaran dan keterangan penguat proses pembelajaran mahārah al-istimā. b. Data Sekunder Sumber data sekunder akan diminta dari: 1) Kepala sekolah dan wakilnya untuk mendapatkan kondisi obyektif mengenai SMA Takhassus Al-Qur an Kalibeber, Mojotengah Wonosobo, kurikulum, sarana dan prasarana sekolah dan data-data penunjang lainnya. 30 Michael Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2006), hlm.23
16 2) Buku-buku yang berkaitan dengan judul penelitian. 3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Observasi Metode observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan objek baik secara langsung maupun tidak langsung. 31 Metode ini digunakan untuk mengobservasi proses pembelajaran bahasa Arab di kelas program bahasa SMA Takhassus Al-Qur an, keadaan sarana dan prasarana dan lokasi SMA Takhassus Al-Qur an. b. Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia seperti monografi, catatan-catatan serta buku peraturan yang ada. 32 Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data seperti sejarah berdirinya SMA Takhassus Al-Qur an, struktur organisasi SMA Takhassus Al-Qur an, kurikulum, program belajar, kondisi guru, pegawai, siswa, sarana dan prasarana. c. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data tanya jawab dengan orang atau instansi untuk mendapatkan informasi. 33 Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data pendukung mengenai 31 Sutrisno, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1986), hlm.73 32 Ibid., hlm.66 33 Ibid., hlm.77
17 pelaksanaan pembelajaran mahārah al-istimā di SMA Takhassus Al-Qur an. 4. Analisis Data Analisis data adalah suatu kegiatan untuk meneliti, memeriksa, mempelajari, membandingkan data yang ada dan membuat interpretasi yang diperlukan. Selain itu, analisis data dapat digunakan untuk mengidentifikasi ada tidaknya masalah. Kalau ada, masalah tersebut harus dirumuskan dengan jelas dan benar. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan analisis yang memberikan gambaran dengan jelas dan benar dari data-data yang berwujud kata, kalimat, dan angka, menjadi bentuk narasi yang bersifat deskriptif. 34 Kegunaan analisis data adalah sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan, perencanaan, pemantauan, pengawasan, penyusunan laporan, penyusunan statistik pendidikan, penyusunan program rutin dan pembangunan, peningkatan program pendidikan dan pembinaan sekolah. Data-data yang diperoleh dari hasil observasi, dokumentasi dan wawancara di lapangan akan diolah dengan penentuan data terlebih dahulu, dikategorisasikan untuk kemudian diinterpretasikan secara obyektif. 35 34 Irawan Soehartono, Op.cit., hlm. 35 35 Syamsuddin dan Vismaia S. Damayanti, Metode Penelitian Bahasa, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), Hlm. 110
18 G. SISTEMATIKA PENULISAN Bab I Pendahuluan, bab ini meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan Bab II Pembelajaran Mahārah al-istimā, meliputi: Pengertian Pembelajaran Mahārah al-istimā, Urgensi Pembelajaran Mahārah al- Istimā, Strategi dan Teknik Pembelajaran Mahārah al-istimā, Aneka Permainan Pembelajaran Mahārah al-istimā, Media Pembelajaran Mahārah al-istimā, Evaluasi Pembelajaran Mahārah al-istimā, Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran Mahārah al-istimā. Bab III Pelaksanaan Pembelajaran Mahārah al-istimā pada Program Bahasa SMA Takhassus Al-Qur an Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo. Bab ini meliputi: Gambaran Umum SMA Takhassus Al- Qur an Kalibeber Mojotengah Wonosobo, Pelaksanaan Pembelajaran Mahārah Al-Istimā pada Program Bahasa SMA Takhassus Al-Qur an, serta Faktor Pendukung dan Pengahambat Pembelajaran Mahārah al- Istimā pada Program Bahasa Takhassus Al-Qur an. Bab IV Analisis Pembelajaran Mahārah al-istimā pada Siswa Program Bahasa SMA Takhassus Al-Qur an Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo. Bab ini meliputi: Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Mahārah Al-Istimā pada Siswa Program Bahasa SMA Takhassus Al- Qur an, Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran
19 Mahārah al-istimā pada Siswa Program Bahasa SMA Takhassus Al- Qur an. Bab V Penutup, bab ini meliputi Simpulan dan Saran-saran.