BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISA CUACA STASIUN TERKAIT METEOROLOGI ANGIN KENCANG NABIRE (22 knot) DI NABIRE TANGGAL 11 SEPTEMBER 2017 I. INFORMASI KEJADIAN KEJADIAN LOKASI TANGGAL 11 September 2017 DAMPAK Telah terjadi angin kencang dengan kecepatan angin maksimum mencapai 22 knot sekitar pukul 20.30 21.30 WIT di wilayah Kota Nabire dan sekitarnya. Kota Nabire dan sekitarnya Angin kencang yang terjadi tersebut menyebabkan beberapa pepohonan yang berjatuhan di sekitar ruas jalan di Kota Nabire II. DATA CURAH HUJAN Data Kecepatan Angin Kecepatan angin (knot) Keterangan Stasiun Meteorologi Nabire 20 22 knot Cuaca Ekstrim III. ANALISA METEOROLOGI INDIKATOR 1. Matahari 2. ENSO (El Nino South Osciilation) 3. MJO (Madden Julian Oscillation) 4. SST (Sea Surface Temperature) 5. OLR (Outgoing Longwave Radiation) KETERANGAN Berdasarkan gambar gerak semu matahari, tanggal 11 September 2017 terlihat posisi matahari berada di Belahan Bumi Utara (BBU). Hal ini berarti radiasi matahari akan lebih banyak diterima di daerah BBU dibandingkan dengan di deaerah BBS. Hal ini dapat menimbulkan pemanasan yang lebih banyak di daerah BBU yang dapat berakibatkan pada penurunan tekanan dan peningkatan awan awan konvektif di daerah BBU. Berdasarkan data indeks Nino 3.4 tanggal 11 September 2017 yang bernilai - 0.34 dan data SOI tanggal 11 September 2017 yang bernilai + 7.0, maka dapat dikatakan bahwa pada tanggal 11 September 2017, menunjukkan kurangnya potensi penguapan dan perawanan di wilayah Benua Maritim Indonesia dan adanya potensi hujan di wilayah Benua Maritim Indonesia, terutama di bagian timur. Berdasarkan data diagram fase MJO pada tanggal 11 September 2017 yang berada tengah lingkaran, sehingga tidak mempengaruhi kondisi curah hujan di sekitar wilayah Indonesia. Data model analisis SST tanggal 11 September 2017 menunjukkan bahwa suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia cukup hangat berkisar 28 30 C. Analisis anomali SST bernilai positif (0.0) (+2.0) C di sekitar perairan Nabire. Kondisi ini menunjukkan potensi penguapan yang cukup tinggi sehingga kadar uap air tersedia cukup banyak di sekitar wilayah tersebut. Berdasarkan hasil analisis Outgoing Longwave Radiation (OLR) tanggal 11 September 2017 nilai anomali OLR disekitar wilayah Nabire : -10 W/m2 s/d -30 W/m2. Anomali OLR bernilai negatif menandakan tutupan awan cenderung lebih dari rata-rata klimatologisnya..
6. Pola Arus Angin (Streamline) Berdasarkan peta gradient wind analysis tanggal 11 September 2017 pukul 12.00 UTC menunjukkan terlihat adanya pergerakan angin yang membawa massa udara dingin dari samudera Pasifik, yang BADAN METEOROLOGI menyebabkan terjadi DAN pola GEOFISIKA daerah bertekanan rendah (Low) 1002 BALAI BESAR METEOROLOGI hpa, DAN & adanya GEOFISIKA Siklon Tropis WILAYAH TALIM V di utara perairan samudera STASIUN pasifik. METEOROLOGI Pergerakan angin NABIRE tersebut menyebabakan terjadinya pola konvergensi serta pola shearline (belokan angin) disekitar wilayah Nabire, yang dapat berperan untuk pembentukan awan awan konvektif penghasil hujan serta angin kencang. 7. Kelembaban Relatif 8. Indeks Labilitas Udara 9. Citra Satelit Berdasarkan data kelembaban relatif tanggal 11 September 2017 pada lapisan 850, 700, 500 & 200 mb pukul 12.00 UTC wilayah Nabire yaitu Lapisan RH Pukul 12.00 UTC 850 mb 80 % 700 mb 70 % 500 mb 80 % 200 mb 90 % Kelembaban relatif berkisar 70 90%. Dapat disimpulkan bahwa pada saat kejadian angin kencang, kondisi udara basah hingga lapisan 200 mb, sangat berpotensi untuk perbentukan awan-awan konvektif di sekitar wilayah Nabire, Berdasarkan analisis labilitas udara tanggal 11 September 2017 pukul 12.00 UTC di wilayah Nabire yaitu : Nilai L.Indeks yaitu -3, yang mengindikasikan udara labil & kemungkinan potensi terjadi hujan. Nilai Showalter Indeks yaitu -3 yang mengindikasikan kemungkinan terjadi badai guntur. Berdasarkan gambar satelit Himawari 8 EH pada tanggal 11 September 2017 yang diambil mulai 11.10 s/d 12.30 UTC (20.10 s/d 21.30 WIT) memperlihatkan terdapatnya awan-awan konvektif tunggal meluas tepat diatas wilayah Nabire. Terlihat kumpulan awan konvektif tersebut bergerak masuk ke wilayah Nabire berasal dari arah selatan yang merupakan area pergunungan perbukitan di Nabire. Dari klasifikasi jenis awan diketahui awan yang terbentuk adalah awan Cumulonimbus (Cb) yang dapat diketahui berdasarkan suhu puncak awan pada counter line satelit Himawari 8 EH yaitu (- 75) s/d (-80) 0 C yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat serta angin kencang. Kumpulan awan Cumulunimbus tersebut bergerak menuju wilayah Nabire pada jam 11.1 0 UTC. IV. KESIMPULAN Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa : Secara analisis global, angin kencang yang terjadi di wilayah kota Nabire dan sekitarnya dipengaruhi OLR, Indeks SOI serta kondisi SST yang cukup hangat. Adanya pola Low (daerah tekanan rendah), pola konvergensi & pola shearline (belokan angin) di sekitar wilayah Nabire yang menyebabkan terjadinya pembentukan awan awan konvektif penghasil hujan & angin kencang. Kelembaban relatif (RH) pada lapisan 850, 700, 500 & 200 mb bernilai 70-90%. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat kejadian angin kencang kondisi udara basah hingga lapisan 200 mb, sangat berpotensi untuk perbentukan awan-awan konvektif diatas wilayah Nabire Dari klasifikasi jenis awan diketahui awan yang terbentuk adalah awan Cumulonimbus (Cb) yang dapat diketahui berdasarkan suhu puncak awan pada counter line satelit Himawari 8 EH yaitu (-75) s/d (-80) 0 C yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat serta angin kencang. Kondisi atmosfer yang labil.
V. PROSPEK KEDEPAN Untuk 3 (tiga) hari ke depan, wilayah Nabire masih berpotensi terjadinya hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terutama pada malam hari dan dini hari BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA VII. PERINGATAN DINI NIHIL LAMPIRAN Gambar 1. Track MJO & OLR tanggal 11 September 2017 (Sumber : www.bom.gov.au) Gambar 2. Grafik Indeks Nino 3.4 dan SOI tanggal 11 September 2017 (Sumber : www.bom.gov.au)
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA Gambar 3. Analisa streamline pukul 12.00 UTC & peredaran Matahari tanggal 11 September 2017 (Sumber : www.bom.gov.au) Gambar 4. Citra Satelit Himawari 8 EH pukul 11.10 s/d 12.30 UTC tanggal 11 September 2017
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA Gambar 5. RH Lapisan 850, 700, 500 & 200 mb pukul 12.00 UTC tanggal 11 September 2017 (Sumber : bom.gov.au/) Gambar 6. Analisa SST & Anomali SST tanggal 11 September 2017 (Sumber : bom.gov.au/)
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA Gambar 7. LI & SI pukul 12.00 UTC tanggal 11 September 2017