BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Tabungan Menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 Tabungan adalah Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syaratsyarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. 1 Pengertian penarikan hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati maksudnya adalah untuk menarik uang yang disimpan di rekening tabungan antar satu bank dengan bank lainnya berbeda, tergantung dari bank yang mengeluarkannya. Hal ini sesuai pula dengan perjanjian yang telah dibuat antara bank dengan si penabung. Sebagai contoh dalam hal frekuensi penarikan, apakah 2 kali seminggu atau setiap hari. Menurut Undang-undang Perbankan Syariah No.21 tahun 2008, tabungan adalah simpanan berdasarkan wadiah dan/atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. 2 Adapun yang dimaksud dengan tabungan syariah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalan hal ini, Dewan Syariah 1 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), hlm.84 2 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), hlm.74 13
14 Nasional telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa tabungan yang dibenarkan adalah tabungan yang berdasarkan prinsip wadiah dan mudharabah 3. B. Jenis-Jenis Tabungan 1. Tabanas Tabanas ialah bentuk tabungan yang tidak terikat oleh jangka waktu dengan syarat penyetoran dan pengambilan, yang untuk pertama kalinya diatur pada tahun 1971 4. Tabanas tersebut terdiri atas : a. Tabanas Umum, yaitu tabanas yang berlaku bagi perorangan yang dilaksanakan secara sendiri-sendiri oleh penabung yang bersangkutan. Kegunaan Tabanas : Membantu program pemerintah dalam rangka pembangunan; Membiasakan masyarakat untuk menyisihkan/menyimpan sebagian dananya untuk keperluan masa depan; Dapat digunakan untuk jaminan atas kredit. b. Tabungan pemuda, pelajar dan pramuka (Tappelpram) yaitu Tabanas khusus yang dilaksanakan secara kolektif melalui organisasi pemuda, sekolah dan satuan pramuka yang pertama kalinya diatur dalam piagam-piagam kerjasama antara Bank Indonesia dan Departmen Pendidikan dan Kebudayaan (PDK) serta Departmen dalam Negeri (Depdagri) dan antara Bank Indonesia 3 Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo persada, 2004), hlm. 271 4 Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 1993), hlm.91
15 dan kwarnas Gerakan pramuka, keduanya tertanggal 22 Februari 1974. c. Tabungan Pegawai, yaitu Tabanas Khusus para pegawai dari semua golongan kepangkatan di lingkungan Departmen/ Lembaga/ Instansi Pemerintah dan perusahaan pemerintah maupun swasta yang pelaksanaannya dilakukan secara kolektif 5. 2. Tabungan Asuransi Berjangka (Taska), yaitu bentuk tabungan yang dikaitkan dengan asuransi jiwa, yang untuk pertama kali diatur pada tahun 1971. Kegunaan Taska, tabungan anda diasuransikan untuk suatu perencanaan berupa biaya-biaya sekolah, kuliah dan lain-lain. 3. Tabungan ONH, yaitu setoran ongkos naik haji atas nama calon jemaah haji untuk setiap musim haji yang bersangkutan. Besarnya ongkos naik haji untuk setiap tahun/musim haji ditetapkan untuk pertama kalinya keputusan presiden pada tahun 1969. 4. Tabungan lainnya, yaitu tabungan selain Tabanas dan Taska, misalnya tabungan yang diterima oleh bank dari pegawai bank sendiri yang bukan dalam bentuk tabanas dan taska, dan tabungan yang diterima oleh bank yang bukan penyelenggara tabanas dan taska. 5 Thomas Suyatno. Djuhaepah T. Marala dkk, Kelembagaan perbankan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm.44
16 C. Akad Tabungan Berdasarkan Prinsip Syariah Al-wadiah dan Al-mudharabah merupakan akad-akad yang digunakan oleh bank syariah untuk produk penghimpunan dana pihak ketiga. Dalam akad alwadiah bank syariah dapat menawarkan dua produk perbankan yang telah dikenal oleh masyarakat luas yaitu giro dan tabungan. Sedangkan akad mudharabah dapat diterapkan kedalam beberapa produk bank, seperti pada produk penghimpunan dana : Giro, tabungan dan deposito, serta pada produk pembiayaan dalam bentuk kerjasama (syirkah). 1. Akad Al-wadiah Al-wadiah merupakan prinsip simpanan murni dari pihak yang menyimpan atau menitipkan kepada pihak yang menerima titipan untuk dimanfaatkan atau tidak dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan. Titipan harus dijaga dan dipelihara oleh pihak yang menerima titipan, dan titipan ini dapat diambil sewaktu-waktu pada saat dibutuhkan oleh pihak yang menitipkannya. Akad al-wadiah terbagi menjadi dua jenis 6 : a. Wadiah Yad Al-Amanah Wadiah yad al-amanah merupakan titipan murni dari pihak yang menitipkan barangnya kepada pihak penerima titipan. Pihak penerima titipan harus menjaga dan memelihara barang titipan dan tidak diperkenankan untuk memanfaatkannya. Penerima titipan akan mengembalikan barang titipan dengan utuh kepada pihak yang menitipkan setiap saat barang itu dibutuhkan. 6 Ismail, Op.Cit., hlm.60
17 Karakteristik dari akad wadiah yad al-amanah adalah (a) Barang yang dititipkan oleh nasabah tidak boleh dimanfaatkan oleh pihak penerima titipan; (b) Penerima titipan berfungsi sebagai penerima amanah yang harus menjaga dan memelihara barang titipan, sehingga perlu menyediakan tempat yang aman dan petugas yang menjaganya; (c) Penerima titipan diperkenankan untuk membebankan biaya atas barang yang dititipkan. b. Wadiah Yad Dhamanah Wadiah Yad Dhamanah adalah akad antara dua pihak, satu pihak sebagai pihak yang menitipkan (nasabah) dan pihak lain sebagai pihak yang menerima titipan. Pihak penerima titipan dapat memanfaatkan barang yang dititipkan. Penerima titipan wajib mengembalikan barang yang dititipkan dalam keadaan utuh. Penerima titipan diperbolehkan memberikan imbalan dalam bentuk bonus yang tidak diperjanjikan sebelumnya. Dalam aplikasi perbankan, akad wadiah yad dhamanah dapat diterapkan dalam produk penghimpunan dana pihak ketiga antara lain giro dan tabungan. Bank syariah akan memberikan bonus kepada nasabah atas dana yang dititipkan di bank syariah. Besarnya bonus tidak boleh diperjanjikan sebelumnya, akan tetapi tergantung pada kebijakan bank syariah. Bila bank syariah memperoleh keuntungan, maka bank akan memberikan bonus kepada pihak nasabah. Dibawah ini merupakan skema wadiah yad dhamanah.
18 Skema 2.1 Alur Tabungan dengan menggunakan akad wadiah yad dhamanah NASABAH NN PENITIP DANA 1.Titipan dana 4. Bonus BANK SYARIAH PENERIMA TITIPAN 3.Return 2. Pemanfaatan dana USER OF FUND (Nasabah yang meminjam Dana) Keterangan : 1) Nasabah Menitipkan dananya di bank syariah dalam bentuk giro maupun tabungan dalam akad wadiah yad dhamanah. 2) Bank syariah menempatkan dananya atau meninvestasikan dananya kepada user of fund untuk digunakan sebagai usaha (bisnis riil). 3) User of fund memperoleh pendapatan dan/atau keuntungan atas usaha yang dijalankan, sehingga user of fund membayar return kepada bank syariah. Return yang diberikan oleh user of fund kepada bank syariah antara lain dalam bentuk bagi hasil, margin keuntungan, dan pendapatan sewa, tergantung pada akad. 4) Setelah menerima bagian keuntungan dari user of fund, maka bank syariah akan membagi keuntungannya kepada penitip dalam bentuk bonus. Bank syariah akan memberikan bonus bila investasi yang disalurkan oleh bank memperoleh keuntungan.
19 2. Akad Al-Mudharabah Al-Mudharabah adalah akad perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk melakukan kerja sama usaha. Satu pihak akan menempatkan modal sebesar 100% yang disebut dengan Shahibul maal, dan pihak lainnya sebagai pengelola usaha, disebut dengan mudharib. Bagi hasil dari usaha yang dikerjasamakan dihitung sesuai dengan nisbah yang disepakati antara pihak-pihak yang bekerja sama. Skema 2.2 Alur Akad Mudharabah Shahibul Maal Nasabah 1.Perjanjian Kerja sama 2a. Tenaga, 2b. Modal 100 % Mudharib Bank Syariah Proyek Usaha 3.Modal 100% 5.% Bagi Hasil 4.% Bagi Hasil Keuntungan Pendapatan Keterangan : 1. Mudharib dan Shahibul maal melaksanakan kerjasama usaha. Bagi hasil ditetapkan sesuai dengan persentase nisbah yang telah diperjanjikan antara shahibul maal dan mudharib.
20 2. Shahibul maal menyerahkan modal 100%, artinya semua usaha akan dibiayai oleh modal milik shahibul maal. 3. Mudharib, sebagai pengusaha atas dasar keahliannya akan mengelola dana investasi dalam sebuah proyek atau dalam sebuah usaha riil. 4. Pendapatan atas hasil usaha proyek tersebut akan dibagi sesuai dengan nisbah yang telah diperjanjikan. 5. Pada saat jatuh tempo perjanjian, maka modal yang telah diinvestasikan oleh shahibul maal akan dikembalikan semuanya (100%) oleh mudharib kepada shahibul maal, dan akan mudharabah telah berakhir. Akad Al-mudharabah terbagi menjadi dua jenis, yaitu 7 : a. Mudharabah Muthlaqah Mudharabah muthlaqah merupakan akad perjanjian antara dua pihak yaitu shahibul maal dan mudharib, yang mana shahibul maal menyerahkan sepenuhnya atas dana yang diinvestasikan kepada mudharib untuk mengelola usahanya sesuai dengan prinsip syariah. Shahibul maal tidak memberikan batasan jenis usaha, waktu yang diperlukan, strategi pemasarannya, serta wilayah bisnis yang dilakukan. Shahibul maal memberikan kewenangan yang sangat besar kepada mudharib untuk menjalankan aktivitas usahanya, asalkan sesuai dengan prinsip syariah Islam. Jenis investasi mudharabah mutlaqah dalam aplikasi perbankan syariah dapat ditawarkan dalam produk tabungan dan deposito. 7 Ibid., hlm.86
21 Skema 2.3 Alur tabungan dengan menggunakan akad Mudharabah Bank Syariah Akad Tabungan Mudharabah Nasabah 2 Pembiayaan 1 3 % Nisbah bagi hasil Pendapatan 5.% Nisbah Bagi Hasil 4 Keterangan : Saldo Tabungan 6 1) Nasabah Investor menempatkan dananya dalam bentuk tabungan mudharabah. 2) Bank syariah akan menyalurkan seluruh dana nasabah penabung dalam bentuk pembiayaan. 3) Bank Syariah memperoleh pendapatan atas pembiayaan yang telah disalurkan. 4) Bank syariah akan menghitung bagi hasil atas dasar revenue sharing, yaitu pembagian bagi hasil atas dasar pendapatan sebelum dikurangi biaya. Jumlahnya disesuaikan dengan saldo rata-rata tabungan dalam bulan laporan. 5) Pada akhir bulan, nasabah penabung akan mendapatkan bagi hasil dari bank syariah sesuai dengan nisbah yang telah diperjanjikan.
22 6) Pada saat nasabah memerlukan dana, maka dana nasabah akan dikembalikan sesuai dengan jumlah penarikannya. b. Mudharabah Muqayyadah Mudharabah muqayyadah merupakan akad kerja sama usaha antara dua pihak yang mana pihak pertama sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan pihak kedua sebagai pengelola dana (mudharib). Shahibul maal menginvestasikan dananya kepada mudharib, dan memberi batasan atas penggunaan dana yang diinvestasikannya. Batasannya antara lain tentang : tempat dan cara berinvestasi, jenis investasi, objek investasi, atau jangka waktu. D. Landasan Hukum tabungan 1. Al-Qur an dan Hadits Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena dengan menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam Al-Quran terdapat ayat-ayat yang secara tidak langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok secara lebih baik. 8 و ل ي خ ش ال ز ي ه ل ى ت ش ك ى ام ه خ ل ف ه م ر س ي ة ض ع ف ا خ اف ى اع ل ي ه م ف ل ي ت ق ىا للا و ل ي ق ى ل ى اق ى أل س ذ ي ذ ا 8 Syafi i Antonio. Muhammad, Bank Syariah dari teori ke praktik, (Jakarta : Gema Insani Press, 2001), hlm.153
23 Dan, Hendaklah takut kepada Allah SWT orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah SWT dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (An-Nisaa :9) أ ي ى د أ ح ذ ك م أ ن ت ك ى ن ل ه,ج ى ة م ه و خ يل و أ ع ى اب ت ج ش ي م ه ت ح ت ه اا ال و ه ش ل ه,ف يه ا م ه ك ل ا اث م ش ات و أ ص ا ب ه ال ك ب ش و ل ه,ر س ي ة ض ع ف آء... Apakah ada salah seorang diantaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil (lemah)... (Al-baqarah:266) Kedua ayat tersebut memerintahkan kita untuk bersiap-siap dalam mengantisipasi masa depan keturunan, baik secara rohani (iman/takwa) maupun secara ekonomi harus dipikirkan langkah-langkah perencanaannya. Salah satu langkah perencanaan adalah dengan menabung. Dalam hadits Nabi Saw. Banyak disebutkan tentang sikap hemat ini. Nabi Saw. memuji sikap hemat sebagai suatu sikap yang diwariskan oleh para nabi sebelumnya, seperti yang dikatakan beliau; Sikap yang baik, penuh kasih sayang, dan berlaku hemat adalah sebagian dari dua puluh empat bagian kenabian. (HR Tirmidzi)
24 Hadits lain menunjukkan bahwa berlaku hemat merupakan cermin dari tingkat pendidikan seseorang, seperti yang dikatakan oleh Nabi Saw; Termasuk dari kefaqihan seseorang adalah berhematnya dalam penghidupan. (HR Ahmad) 2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan; pada pasal 1 (9) disebutkan ketentuan tentang tabungan. 9 3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah; pada pasal 1 (21) tentang tabungan berdasarkan prinsip syariah. 4. Surat keputusan direksi Bank Indonesia No.32/34/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Umum berdasarkan prinsip syariah; Kegiatan usaha bank pada bab VI pasal 28. E. Ketentuan Tabungan Pada awalnya tabungan di Indonesia hanya tiga jenis yaitu Tabanas, Taska dan Tabungan ONH. Namun dalam perkembangannya setelah tahun 1989 Bank Indonesia memberikan kebebasan kepada bank-bank komersial untuk menciptakan produk tabungan. Oleh karena itu produk tabungan saat ini sangat banyak misalnya Simaskot dari BRI, Tahapan dari BCA, Taplus dari BNI, Tabungan Mandiri dari Bank Mandiri dan sebagainya. Produk tabungan tersebut pada prinsipnya mengikuti ketentuan BI yang dalam SK Dir. BI No.22/63 Kep. 9 www.hukumonline.com, diakses pada tanggal 8 mei 2017 pukul 7:21 WIB.
25 Dir. Tanggal 01-12-1989 bahwa syarat-syarat penyelenggaraan tabungan adalah sebagai berikut 10 : 1. Bank hanya dapat menyelenggarakan tabungan dalam bentuk rupiah. 2. Ketentuan mengenai penyelenggaraan tabungan ditetapkan oleh bank masing-masing. 3. Penarikan tabungan tidak dapat menggunakan cek, bilyet giro serta surat perintah bayar lainnya yang sejenis. 4. Penarikan hanya dapat dilakukan dengan mendatangi bank atau alat yang disediakan untuk keperluan tersebut misalnya Automatic Teller Machine (ATM). 5. Bank penyelenggara tabungan diperkenankan untuk menetapkan sendiri cara pelayanan, sistem administrasi, setoran, frekuensi pengambilan, tabungan pasif, tingkat suku bunga, cara perhitungan, dan pembayaran bunga, pemberian hadiah, nama tabungan. 6. Bunga tabungan dikenakan pajak penghasilan (Pph) sebesar 15% final untuk penduduk dan 20% untuk bukan penduduk. (kep. Menteri Keu. No.1308/KMK.04/1989). Untuk memberikan kemudahan dalam pelayanan kepada nasabah tabungan, maka terdapat beberapa ketentuan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon nasabah. Persyaratan dan ketentuan tersebut di samping untuk meningkatkan pelayanan, juga untuk menjaga keamanan dan keuntungan bagi nasabah. Ketentuan tentang tabungan diatur oleh Bank Indonesia, akan tetapi hlm.36 10 Taswan, Manajemen Perbankan, (Yogyakarta : UPP STIM YKPN Yogyakarta, 2006),
26 masing-masing bank diberi kewenangan untuk mengatur sendiri asalkan tidak bertentangan dengan peraturan BI. Dengan pemberian keleluasaan yang diberikan oleh Bank Indonesia akan mendorong masing-masing bank untuk memberikan kemudahan dalam persyaratan yang harus dipenuhi oleh nasabah. Hal ini dimaksudkan agar bank dapat bersaing. Beberapa ketentuan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh nasabah antara lain 11 : 1. Pembukaan tabungan Pembukaan tabungan merupakan awal nasabah tersebut akan menjadi nasabah tabungan. Sebelum pembukaan tabungan dilaksanakan, bank akan memberikan formulir isian yang harus dilengkapi oleh calon nasabah. Pada umumnya, bentuk formulir pembukaan rekening tabungan sama setiap bank. Setelah formulir diisi lengkap, maka bank akan membuka rekening tabungan dengan melaksanakan setoran pertama kepada nasabah. 2. Jumlah setoran Setiap bank akan mensyaratkan adanya ketentuan tentang setoran minimal pada saat pembukaan. Jumlah setoran pertama besarnya tergantung pada masing-masing bank. Beberapa bank mensyaratkan setoran pertama minimal sebesar Rp 500.000,- beberapa bank lain mensyaratkan setoran pertama sebesar Rp. 50.000,- Di samping itu, biasanya bank juga membuat ketentuan tentang setoran minimal untuk setoran berikutnya, misalnya minimal setoran sebesar Rp 10.000,- hlm.67 11 Ismail, Manajemen Perbankan, (Jakarta : Kencana/Prenada Media Group, 2011),
27 3. Saldo tabungan Setiap bank menentukan kebijakan tentang saldo minimal tabungan yang harus tersedia. Adapun besarnya saldo minimal tersebut tergantung pada bank masing-masing. Kebijakan tentang saldo minimal tersebut diperlukan untuk berjaga-jaga untuk membayar biaya administrasi atas penutupan rekening tabungannya apabila nasabah ingin menutupnya. 4. Penarikan tabungan Penarikan tabungan merupakan pengambilan dana yang dilakukan oleh nasabah yang berasal dari tabungan. Bank memiliki kebijakan yang berbeda tentang penarikan dana dari rekening tabungan, baik dilihat dari segi jumlah penarikan, maupun frekuensi penarikan dalam sehari. Jumlah penarikan secara langsung, artinya nasabah datang membawa buku tabungan, biasanya tidak dibatasi oleh bank. Penarikan uang dengan nominal besar meskipun sebenarnya bank tidak membatasi, akan tetapi nasabah perlu memberitahukan sebelumnya. 5. Bunga Sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank kepada nasabah pemegang rekening tabungan, bank memberikan balas jasa berupa bunga. Penentuan besarnya bunga tabungan dan cara perhitungannya tergantung masing-masing bank. Perhitungan bunga tabungan sama halnya dalam perhitungan jasa giro, yaitu dengan menggunakan metode saldo terendah maupun saldo rata-rata harian.
28 6. Insentif Dalam era persaingan yang ketat dalam menghimpun dana pihak ketiga, setiap bank berusaha menarik nasabah dengan memberikan berbagai macam keuntungan dan fasilitas antara lain, hadiah, undian, dan cendramata. Beberapa bank memberikan hadiah untuk menarik dana tabungan sebesar-besarnya. 7. Penutupan a. Penutupan tabungan atas permintaan nasabah. b. Penutupan tabungan karena tidak aktif. c. Penutupan tabungan karena faktor lain. F. Tabungan Simpanan Pelajar (Simpel) Tabungan Simpanan Pelajar (Simpel) adalah tabungan khusus pelajar dengan persyaratan mudah dan sederhana serta fitur yang menarik untuk mendorong budaya menabung sejak dini 12. Adapun manfaat tabungan simpanan pelajar (Simpel), diantaranya sebagai berikut : 1. Manfaat tabungan Simpanan Pelajar Bagi Siswa a. Memberikan edukasi keuangan tentang produk tabungan. b. Mendorong budaya gemar menabung. c. Melatih pengelolaan keuangan sejak dini. 2. Manfaat tabungan Simpanan Pelajar Bagi Orang tua a. Memberikan edukasi keuangan tentang produk tabungan. hlm.2 12 Brosur, Tabungan Simpanan Pelajar (Simpel) IB Bank Nagari Syariah Cabang Solok,
29 b. Mengajarkan kemandirian dan kedisiplinan anak dalam mengelola keuangan. c. Memudahkan orang tua untuk mengontrol pengeluaran anak. 3. Manfaat tabungan Simpanan Pelajar Bagi Lembaga Sekolah a. Menjadi sarana edukasi praktis keuangan dan perbankan bagi siswa dan guru. b. Menumbuhkan budaya menabung di Sekolah. c. Mengelola sistem pembayaran yang efektif dan efisien di sekolah. 4. Manfaat tabungan Simpanan Pelajar Bagi Perbankan a. Meningkatkan basis nasabah tabungan khususnya siswa. b. Merupakan potensi bisnis yang besar bagi industri perbankan. Sedangkan keuntungan menabung dengan produk tabungan Simpanan Pelajar (simpel) Bank Nagari adalah : 1. Bebas biaya administrasi 2. Setoran awal murah, hanya sebesar Rp. 5000 3. Syarat pembukaan rekening mudah 4. Pelajar dapat menabung di Sekolah 5. Rekening atas nama pelajar