BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan potensi anak, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara. Maju mundurnya suatu bangsa yang ditentukan oleh maju mundurnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. 2012, hal Sulthon, Ilmu Pendidikan, Cet I, Nora Media Enterprise, Kudus, 2011, hlm, 1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) anggapan dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. Maka seorang pemimpin selain perlu memikirkan gaya kepemimpinannya, dia

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan oleh Allah SWT. yang disebut dengan sunnatulllah. Jadi, tidak seorangpun di

BAB I PENDAHULUAN. mengerti nilai-nilai dan mulai memakainya dengan cara-caranya sendiri. 1 Pada usia ini

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi

BAB I. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan. Kegiatan tersebut. diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib

BAB I PENDAHULUAN. membawa bangsa menuju bangsa yang maju. Masa kanak-kanak adalah masa

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2007), hlm. 55. Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 150.

BAB I PENDAHULUAN. proses pembangunan nasional. Senada dengan isi undang-undang RI No. 20

BAB I PENDAHULUAN. dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu dan cakap. 1 Berhasil tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. prilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik baik pada aspek kognitif, aspek

BAB I PENDAHULUAN. Dengan dewasaan ini diharapkan anak akan dapat diketahui bahwa pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi dan disiplin. dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi yang ada di dalam diri siswa agar memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang ini, pendidikan berbasis religius merupakan sebuah motivasi hidup sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt menganugerahi akal. Dan hal tersebut tidak dimiliki oleh makhluk lain.

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efesien

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. akan ditentukan oleh keadaan pendidikan yang dijalani bangsa itu. 1. Pendidikan sebagai identitas mutlak dalam rangka pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang tidak dapat dilihat oleh mata lahir. Sabda Nabi Muhammad

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Nomor 20 Tahun 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), h

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seiring dengan. baru seperti internet, media elektronik, media cetak dan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana dipahami bahwa para remaja berkembang secara integral,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai dua pengertian, yaitu pengertian yang bersifat umum dan

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sebagai faktor penentu

I. PENDAHULUAN. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. pengertian. Tesis ini berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam. Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 2 Adiluwih yaitu:

KATA PENGANTAR. dan Hidayah-Nya yang telag memberikan kesempatan bagi penulis untuk

BAB I PENDAHULUAN. 2005, Hlm, 28

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menuntut ilmu, tetapi juga untuk mencari teman, dari berteman itulah maka

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap dirinya, bangsa dan agama. 1. mandiri dalam menjalani kehidupan yang dialaminya.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara, maka hampir seluruh negara di dunia ini menangani secara

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hlm Endang Poerwanti, dkk, Perkembangan Peserta didik, Malang: UMM Press, 2002, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Abdurrahmabn Mas ud.et.al, Paradigma Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhlaq merupakan suatu praktik dalam kehidupan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. utama memiliki peranan yang penting dan sangat berpengaruh atas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menyosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu mengantisipasi

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting bagi semua orang. Karena dengan pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2010), Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 2.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kewajiban orang tua sangat komplek, menyangkut segala aspek untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi anak, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Orang tua berkewajiban memelihara dan membesarkan anak, melindungi dan menjamin kesehatan baik jasmani dan rohani, termasuk menumbuhkan motivasi belajar anak 1. Dengan adanya motivasi dari orang tua, semangat anak dalam belajar tentu lebih baik dan lebih bersemangat. Oleh karena itu orang tua memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di rumah maupun di sekolah. Orang tua sangat berperan dalam membantu perkembangan anak-anaknya untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Bentuk keseriusan orang tua dalam mendidik anak seperti, memberi nafkah yang baik dan halal, menerapkan disiplin waktu, antara belajar bermain dan beristirahat, mengajarkan tata krama dan pentingnya tolong menolong dan lain-lain, hal ini penting ditanamkan kepada anakanaknya, karena anak merupakan makhluk lemah yang dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain, anak membutuhkan guru untuk belajar, dan anak juga membutuhkan kasih sayang orang tua sebagai pendidik di rumah dan orang tua pula yang memberikan motivasi belajar anak. Mendidik anak untuk bisa pintar mungkin bisa dilakukan siapa saja, tetapi mendidik anak untuk mempunyai semangat dalam belajar tidak semua orang tua bisa melakukannya, hal ini 1 Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: 1997), hal. 38. 1

dibutuhkan orang tua yang sabar, serius serta mempunyai semangat yang tinggi dalam memahami pendidikan anak. Orang tua juga menaruh harapan terhadap guru agar anaknya dapat berkembang secara optimal, karena guru merupakan tumpuan kepercayaan bagi orang tua, maka seorang guru harus mengetahui dan menguasai pengetahuannya. Hal ini diperkuat dengan pendapat E.Mulyasa: Seorang guru harus mengetahui serta memahami nilai, norma moral dan sosial serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut 2. Setiap orang tua pasti mendambakan anaknya dapat belajar dengan aktif dan semangat dalam rangka mencapai pendidikan yang maksimal dengan tujuan agar anaknya menjadi insan kamil yang berakhlaqul karimah, berhati mulia dan bertaqwa kepada Allah Sebagaimana Tripusat Pendidikan; bahwa keluarga (orang tua) sangat besar pengaruhnya dalam kegiatan belajar. Menurut Muhibbin Syah. M.Ed : Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi belajar ialah orang tua dan keluarga itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh anak 3. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, upaya orang tua dalam menumbuhkan motivasi belajar anak penting sekali karena selain dapat membantu memudahkan terwujudnya rasa saling pengertian juga membantu menumbuhkan motivasi belajar siswa pada pendidikan keislaman di MTs Mambaul Ulum Bululawang Kabupaten Malang. Oleh karena itu motivasi orang tua terhadap pembelajaran anak-anaknya sangat penting dan berperan utama terhadap keberhasilan pendidikan anak-anaknya, keduanya tidak harus di laksanakan secara formal, tetapi bisa di lakukan secara non formal. Agar kegiatan anak-anaknya 2007)hal. 132. 2 E.Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya 2009)hal 37. 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2

disekolah dapat berjalan dengan lancar, maka hendaknya orang tua melakukan komunikasi dengan guru di sekolah agar orang tua bisa memotivasi belajar anak-anaknya di rumah, terutama bila anak mengalami kesulitan dalam belajar pada materi keislaman, maka orang tua dan guru materi keislaman di sekolah harus mencari sebab kesulitan itu, dengan demikian anak/ siswa dapat melakukan aktifitas belajar dengan baik dan lancar. Orang tua juga mengadakan kerjasama yang intensif dengan guru materi keislaman di sekolah dan bisa saling tukar informasi tentang pendidikan anaknya serta saling membantu dalam memberikan pengawasan dan memberikan motivasi belajar siswa, maka Insya Allah pendidikan yang dilaksanakan akan menjadi lancar dengan disertai hasil yang baik dan maksimal. Sebagaimana telah di sebutkan dalam Al-Quran dan As-Sunnah Pendidikan bertujuan untuk membimbing dan mengarahkan manusia ke jalan yang benar dan memiliki landasan hidup yang Diridhoi oleh Allah dan taqwanya selalu terbina 4. Adapun bagaimana upaya orang tua dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa pada materi keislaman di sekolah, maka sekolah MTs Mambaul Ulum Bululawang Kabupaten Malang inilah yang akan menjadi obyek penelitian peneliti, sehingga nantinya dapat ditemukan faktorfaktor apa saja yang mendukung dan menghambat kelancaran upaya orang tua siswa di sekolah. Kemudian dicari langkah-langkah pemecahan untuk menjalin kerjasama yang baik dalam upaya motivasi belajar siswa pada materi keislaman di MTs Mambaul Ulum Bululawang Kabupaten Malang. Oleh karena itu peneliti mengambil judul dalam penelitian ini Upaya Orang Tua Dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa pada materi keislaman di MTs.Mambaul Ulum Bululawang Kabupaten Malang. 4 Umam chatibul, DKK, Aqidah Akhlaq,(Menara Kudus; Kudus 2004), hal. 14. 3

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka pokok permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana upaya orang tua menumbuhkan motivasi belajar Siswa Pada Materi KeIslam di MTs Mambaul Ulum Bululawang Kabupaten Malang? 2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat upaya orang tua dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa pada materi Keislam di MTs Mambaul Ulum Bululawang Kabupaten Malang? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka pembahasan ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan Upaya Orang tua dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa pada materi keislaman di MTs Mambaul Ulum Bululawang Kabupaten Malang. 2. Mendeskripsikan faktor-faktor pendukung dan penghambat upaya orang tua dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa pada materi keislam di MTs. Mambaul Ulum Bululawang Kabupaten Malang. D. Manfaat Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini secara rinci adalah sebagai berikut : 1. Bagi orang tua, sebagai bahan informasi untuk lebih bisa menunjukkan perhatian dan caracara orang tua menumbuhkan motivasi belajar pada materi keislaman terhadap anakanaknya. 4

2. Bagi Guru materi keislaman, dapat memberi tambahan pengetahuan dan dapat memberi alternatif langkah-langkah dalam menumbuhkan motivasi belajar bagi siswa-siswinya melalui kerjasama antara orang tua dan guru. 3. Bagi Peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman tentang hal yang bersifat baru yang sebelumnya peneliti belum mengetahui bagaimana upaya orang tua dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa pada materi keislaman di MTs Mambaul Ulum Bululawang Kabupaten Malang dan bermanfaat bagi Peneliti untuk bisa mengetahui manfaat motivasi orang tua dalam menumbuhkan belajar siswa pada materi keislaman di MTs Mambaul Ulum Bululawang Kabupaten Malang. E. Batasan Istilah Berdasarkan dari judul penelitian tentang Upaya Orang Tua Dalam Menumbuhkan motivasi Belajar Siswa di MTs.Mambaul Ulum Bululawang Kabupaten Malang maka perlu peneliti membatasi kata-kata dari konsep tersebut, yaitu : 1. Upaya, adalah Perbuatan melakukan suatu kegiatan yang bertujuan mendapatkan hasil secara bersama-sama 5. Upaya; Usaha; ikhtiar adalah pekerjaan untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dsb 6. Pengertian ini dapat disimpulkan bahwa Upaya adalah suatu perbuatan untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkan dengan hasil maksimal. 2. Orang tua, adalah Ibu dan Ayah atau orang yang mengasuhnya atau walinya 7. Menurut ThamrinNasution, orang tua merupakan setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga 5 Bambang Marhianto, Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaPopuler, Terbit Terang, (Surabaya: 1999). 6 WWW.artikata.com/-355956.htp.diakses, 21 april 2014, Jam19.30. 7 Bambang Marhianto, Kamus lengkap Bahasa Indunesia Populer Terbit Terang (Surabaya 1999) hal 207. 5

atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu 8.Dengan demikian, orang tua adalah Ayah dan Ibu yang yang berperan dan andil besar dalam kehidupan kita, Ayah dan Ibulah yang mengasuh dan membesarkan kita dan orang yang berjasa dalam pendidikan kita. 3. Menumbuhkan, adalah suatu dukungan atau dorongan agar tercipta kepercayaan untuk berusaha dengan maksimal 9. Menumbuhkan dapat diartikan juga memaksa dari posisi nyaman ke posisi yang melelahkan 10. Jadi Menumbuhkan adalah: Suatu dukungan atau dorongan agar tercipta kepercayaan untuk berusaha menjadi yang lebih baik dengan hasil maksimal. 4. Motivasi, adalah daya penggerak yang menjadi aktif pada saat tertentu. 11 Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan / tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan / keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan 12. Jadi Motivasi adalah: Suatu dukungan atau daya penggerak yang diberikan agar menjadi semangat bagi seseorag agar lebih baik. 5. Belajar, adalah proses yang dapat merubah keadaan kepada keadaan yang lebih maju pada individu setelah adanya latihan-latihan pengalaman yang disengaja 13. Belajar adalah perbuatan yang dapat membawa suatu perubahan terhadap indifidu yang tadinya tidak tahu menjadi tahu 14. 8 Dari wikipedia Bahasa Indunesia,ensiklopedia bebas, di akses, 21 april 2014, jam 20.00. 9 Bambang Marhianto, Kamus lengkap Bahasa Indonesia Populer,terbit terang(surabaya 2000). 10 WWW.usahainfestasi.com/cara-menumbuhkan, diakses, 21 april 2014, Jam 20.00. 11 Bambang Marhianto, Lengkap Bahasa Indonesia PopulerTerang(Surabaya 1999)hal 195 12 M.Uzer Usman, expresisastra.blogspot.com, diakses, 2 april 2014, Jam 21.00. 13 M.UzerUsman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung Remaja Rosda Karya,1999) hal 28. 14 Bambang Murhianto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Populer(Surabaya,Terbit Terang,1999), hal 25. 6

Jadi belajar adalah: usaha seseorang untuk bisa mengetahui dan melakukan sesuatu agar lebih baik dan terarah. 6. Siswa, adalah Orang atau anak yang lagi berguru atau belajar 15. Siswa atau peserta didik adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah, dengan tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, berketerampilan, berpengalaman, berkepribadian, berakhlak mulia, dan mandiri 16. Jadi Siswa adalah peserta didik pada suatu pendidikan baik formal maupun non formal siswa juga berarti peserta didik yang belajar pada pada suatu lembaga secara berkelompok. 7. Materi keislaman (Aqidah Akhlaq, al-quran Hadist, Fiqih, Sejarah kebudayaan Islam), adalah: Suatu sistem pendidikan yang ditata di atas pondasi keimanan dan kesalehan yaitu suatu sistem yang terkait secara langsung dengan Tuhan 17. Materi keislaman adalah: Materi yang pendidikannya dilaksanakan berdasarkan ajaran-ajaran Agama Islam 18. Materi keislaman adalah suatu pendidikan yang mengarahkan dengan sengaja perkembangan seseorang sesuai atau sejalan dengan nilai-nilai islam 19. 8. MTs Mambaul Ulum Bululawang Kabupaten Malang adalah Pendidikan formal yang lama belajarnya tiga tahun yaitu mulai kelas 7 sampai kls 9, Madrasah ini berlokasi di Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang, Madrasah ini berdiri di tengah-tengah perkampungan desa yang mudah di tempuh oleh siswa, guru dan masyarakat dan mayoritas penduduknya sebagai petani dan pedagang. F. Sistematika Pembahasan 15 Ibid: hal 266. 16 Nandangzulfikar9d,blogspot.com,diakses; 10 april 2014. Jam18.00. 17 Abdurrahman an-nawawi, 1995:26,Jurnal Progresiva, Vol.6 No.2(juli 2012). 18 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),hal;86. 19 Jurnal pemikiran dan pendidikan islam Progresiva, Vol.6 No.2(juli 2012). 7

Untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang skripsi ini, maka penulis akan memaparkan dalam sistematika pembahasan yang terdiri dari 5 bab yaitu: Bab I : Pendahuluan Dalam hal ini peneliti membahas tentang latar belakang masalah yang mendorong peneliti untuk membahas masalah yang ditulis dalam rumusan masalah. Dengan demikian peneliti mengharapkan dapat diketahuinya tujuan dan manfaat penelitian. Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggunakan beberapa batasan istilah serta ditutup dengan sistematika pembahsaan. Bab II :Kajian Pustaka. Dalam bab ini peneliti menguraikan Kajian Pustaka yang menjelaskan tentang Upaya Orang tua dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa pada Materi keislaman di MTs Mambaul Ulum Bululawang Kabupaten Malang, serta faktor-faktor pendukung dan penghambat upaya orang tua dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa pada materi keislam di MTs Mambaul Ulum Bululawang Kabupaten Malang. Bab III :Metode Penelitian. Dalam bab ini peneliti membahas tentang hasil penelitian secara deskriptif, pendekatan penelitian, Lokasi Penelitian dan Informan Penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data. Bab 1V: Hasil Penelitian. Dalam Bab ini peneliti membahas tentang latar belakang objek penelitian, penyajian dan analisis data. Bab V : Kesimpulan dan Saran. 8

Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan akhir yang peneliti peroleh baik dari kajian pustaka maupun hasil penelitian, sehingga dengan kesimpulan tersebut dapat diketahui tentang upaya orang tua siswa dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa pada materi keislaman, dan faktor-faktor pendukung dan penghambat orang tua dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa pada materi keislaman di MTs Mambaul Ulum Bululawang Kabupaten Malang. Dengan demikian akhirnya peneliti berusaha memberi sumbangan pemikiran yang berupa saran-saran yang difokuskan pada hal-hal yang dapat berfungsi dan mendorong terhadap upaya orang tua dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa pada materi ke Islaman di MTs Mambaul Ulum Bululawang Kabupaten Malang yang akhirnya siswa memperoleh hasil yang maksimal. 9