BAB II KAJIAN PUSTAKA. Keterampilan adalah keahlian seseorang dalam bidang tertentu dan. dipergunakan untuk menyelesaikan tugas dengan baik.

dokumen-dokumen yang mirip
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal Himne. Balada. Epigram. Elegi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB II MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM MENULIS PANTUN

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, baik untuk bertutur maupun untuk memahami atau mengapresiasi

BAB I PENDAHULUAN. dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sekolah. Lerner (dalam Mulyono, 2003:224) berpendapat bahwa menulis adalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum 2004) sangat

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAHASA INDONESIA XII IPA

Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Mendengarkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kemampuan Menulis. menghasilkan sebuah tulisan. memberdayakan pengetahuan dan perasaan.

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001

PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU BAHASA INDONESIA SD. Oleh: BAHAUDDIN AZMY UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. oleh siswa Sekolah Dasar (SD). Pembelajaran menulis puisi bermanfaat

Ringkasan Materi Bahasa Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

1. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SD/MI

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB II KAJIAN TEORI. menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. 10. kreatifitasnya dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu. 11

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa merupakan salah satu keterampilan yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SD NEGERI RANCALOA KOTA BANDUNG

Penerapan Metode Bermain Peran Pada Materi Drama Anak Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 SDN Gio

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keterampilan Menulis a. Pengertian Keterampilan Keterampilan adalah keahlian seseorang dalam bidang tertentu dan dipergunakan untuk menyelesaikan tugas dengan baik. Sedangkan menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1995 : 1043) menyebutkan keterampilan adalah kesanggupan pemakai bahasa untuk menanggapi secara betul stimulus lisan atau tulisan, menggunakan kosa kata secara tepat, menerjemahkan dari satu bahasa ke bahasa lain. b. Pengertian Menulis Menurut Santosa (2008 : 6.3) menyatakan bahwa menulis adalah kegiatan menggunakan bahasa tulis, sebagai sarana untuk mengungkapkan gagasan. Selain dari dua sumber diatas yang menyebutkan tentang pengertiian menulis banyak sumber lain yang menyebutkan pengertian dari menulis, seperti : Tarigan ( 1993 : 4) menyatakan bahwa menulis merupakan suatu ketrampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini maka sang penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosa kata. Selanjutnya, menurut Morsey, 1976 : 122 dalam Tarigan ( 1993 : 4) ketrampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Sehubungan dengan hal ini ada seorang penulis 10 yang menyatakan bahwa menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat atau merekam, meyakinkan, melaporkan atau memberitahukan, dan mempengaruhi; dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikiranya dan mengutarakanya dengan jelas, kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat Burhanudin Nurgiyantoro ( 2001 : 296 ) menyatakan, aktifitas menulis adalah merupakan manifestasi kemampuan (dan keterampilan) berbahasa paling akhir dinkuasai pelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara dan membaca. Dibanding tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun.

c. Macam-macam Menulis Banyak sekali di temukan klasifikasi tentang macam-macam menulis atau tulisan di dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, diantaranya adalah : 1. Bentuk-bentuk Objektif, yang mencakup : a) Penjelasan yang terperinci mengenai proses b) Batasan c) Laporan d) Dokumen. 2. Bentuk-bentuk Subyektif, yang mencakup : a) Otobiografi b) Surat-surat c) Penilaian pribadi d) Esei informal e) Potret/gambaran f) Satire. 2. Puisi 1. Pengertian Puisi Secara garis besar,menulis puisi di kelompokan menjadi 2 yaitu puisi untuk orang dewasa dan puisi anak. Dan puisi yang paling cocok di ajarkan pada usia anak sekolah dasar adalah puisi anak yang mengacu pada puisi yang bersifat menyanagkan. Menurut Norton (1993 : 321) dan Huck (1989 : 394) dalam Rosdiana (2007:7.5) untuk mendefinisikan sebuah puisi tidak semudah mengemukakan alasan di atas. Oleh karena itu sulit sekali mendefinisikan puisi secara tepat. Kesulitan ini disebabkan karena bentuknya yang unik. Keunikan ini yang menjadikan puisi mudah di kenali. Sedangkan menurut Baribin ( 1990 : 11) menyatakan bahwa puisi sebagai karya seni itu puitis. Kata puitis sudah mengandung nilai keindahan yang khusus untuk puisi. Sulit member definisi puitis itu. Juga sulit menguraikan bagaimana sifatsifat yang disebut puitis itu. Hanya saja sesuatu itu (khususnya dalam karya sastra)

disebut puitis bila hal itu membangkitkan perasaan, menarik perhatian, menimbulkan tanggapan yang jelas; secara umum bila hal itu menimbulkan keharuan di sebut puitis. Puisi mempunyai unsur intrisik, intrinsik sendiri dalam puisi ialah unsur yang secara langsung membangun puisi dari dalam, atau dari wujud puisi itu sendiri. Diantara unsur pembangun dari dalam itu ialah sebagai berikut : a. Tema Tem ialah sesuatu yang mendasari suatu karya sastra. Tema muncul di awal, sebelum menulis puisinya, dan juga tema menjadi dorongan untuk penulis mengungkapkan apa yang dirasakannya, serta tema bersifat khusus. b. Amanat Amanat adalah pesan atau nasehat yang ada dalam puisi yang didapat oleh pembaca melalui puisi yang dibacanya. Amanat dan tema dalam beberapa karya sastra sering disatukan, ini disebabkan tipisnya perbedaan keduannya sehingga keduanya sulit dipisahkan ataupun dipertentangkan. Amanat juga sering disatukan dengan sikap karena amanat diperoleh pembaca setelah pembaca atau penikmat menyelesaikan bacaan puisinya. c. Sikap, Suasana atau Nada, dan Perasaan dalam Puisi Sikap, Suasana atau Nada, dan Perasaan dalam Puisi adalah ekspresi perasaan penyair yang disampaikan dalam bentuk nada-nada yang menimbulkan keindahan. Suasana kejiwaan akan terungkap melalui ungkapan nada puisi yang diciptakan. Nada dan perasaan dalam puisi merupakan ekspresi penyair dalam menyampaikan apa yang dirasakan dalam hatinya. Sikap yang ditimbulkan daslam puisi berbeda-beda tergantung penyair sendiri, hal ini disebabkan pandangan hidup mereka yang berbeda. d. Tipografi

Tipografi adalah ukiran bentuk puisi yang biasannya berupa susunan baris kebawah ada juga yang menyebut tipografi dengan sebutan tata wajah puisi. Tipografi banyak muncul pada puisi-puisi modern. e. Enjabmen Enjabmen adalah pemindahan bagian kalimat pada larik berikutnya sehingga menimbulkan nuansa makna. Fungsi enjabmen mempererat hubungan antar larik sehingga antar larik itu menjadi utuh. f. Akulirik Akulirik adalah tokoh yang berbicara dalam puisi. Tokoh itu bias pengarangnya, bias pula bukan, dalam arti pengarang mewakili tokoh puisi yang dikarangnya kepada tokoh tertentu, atau tokoh lain cirri akulirik terdapat pada kata ganti : aku, kamu, dan kita. g. Rima atau persamaan bunyi Rima adalah persamaan bunyi yang berulang secara teratur pada kata yang letaknya berdekatan di dalam satu larik atau antar larik. Pengulangan bunyi akan menciptakan konsentrasi kekuatan bahasa atau menciptakan daya gaib pada kata yang diulang. Dalam puisi lama pengulangan kata ini sangatlah penting dan dominan. h. Citraan, atau pengimajian Citraan atau pengimajian adalah susun kata yang dapat memperjelas atau memperkonkret apa yang dinyatakan dalam penyair, karena puisi bukan hanya dibaca maka penyair menggunakan citraan ini sebagai cara untuk memperjelas agar penikmat memahami puisi ciptaannya melalui citraan yang disajikan dalam bentuk : 1) Penglihatan

2) Pendengaran 3) Penciuman 4) Perasaan i. Gaya bahasa, Irama atau Ritme Ini adalah cara khas yang dipakai penyair untuk menimbulkan efek estetis pada karya puisi yang dihasilkannya. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan kekayaan bahasa yang dimiliki bahasa yang digunakan penyair melalui pengulangan bunyi, pengulangan kata, dan kalimat. 2.Jenis-jenis puisi Sebagai hasil kebudayaan, puisi memang selalu berubah dan selalu berkembang sejalan dengan perubahan dan perkembangan masyarakat yang menghasilkan kebudayaan itu. 1) Jenis-jenis puisi berdasarkan bentuknya : a) Puisi yang terkait aturan-aturan bait dan baris. Antaralain : Pantun, syair dan sonata. Dikenal juga puisi yang berbentuk distikon, terzina, kuatren, kuint, sektet, septima dan oktaf. b) Puisi bebas yaitu puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan bait, baris, maupun rima. Contoh : puisi karangan Chairil Anwar, Taufik Ismail, W.S. Rendra. 2) Jenis puisi berdasarkan zamanya : a) Puisi lama Puisi lama adalah puisi peninggalan sastra melayu lama. Puisi lama terdiri atas puisi asli dan puisi pengaruh asing. Contoh puisi asli masyarakat melayu adalah pantun dan contoh puisi asing pengaruh bahasa arab adalah syair. Yang termasuk puisi lama adalah :

1) Pantun, merupakan salah satu jenis karya sastra lama yang berbentuk puisi. Sebagaimana puisi-puisi yang lain pantun mementingkan keindahan bahasa. 2) Syair, termasuk di dalam jenis puisi lama. Hampir sama dengan pantun, syair terikat dengan aturan-aturan baku. Ciri-cirinya adalah : setiap bait terdiri dari empat baris, setiap baris terdiri dari delapan sampai dua belas suku kata, syair tidak memiliki sampiran, semua barisnya merupakan isi, rima akhir berpola a-a-a-a. 3) Mantra, yaitu puisi yang mengandung kekuatan gaib. 4) Talibun, yaitu pantun yang terdiri atas 6, 8 atau 10 baris. 5) Karmina (pantun kiat) yaitu pantun yang hanya terdiri atas 2 baris. b. Puisi baru Puisi baru adalah puisi yang lahir pada tahun dua puluhan. Menurut bentuknya puisi baru terdiri atas : 1. Distikon, sajak dua seuntai 2. Terzina, sajak tiga seuntai 3. Kuatren, sajak empat seuntai 4. Kuint, sajak lima seuntai 5. Sektet, sajak enam seuntai 6. Septima, sajak tujuh seuntai 7. Stanza, sajak delapan seuntai 8. Sonata, sajak enpat belas seuntai. Sonata merupakan puisi yang berasal dari italia. 3) Jenis puisi berdasarkan isinya :

a) Romansa, yaitu puisi yang berisi curahan cinta. b) Elegi, puisi yang berisikan cerita sedih. c) Ode, yaitu puisi yang berisi sanjungan kepada tokoh (pahlawan) d) Himne, yaitu puisi yang berisikan doa dan pujian kepada tuhan. e) Epigram, yaitu puisi berisikan slogan, semboyan, untuk membangkitkan perjuangan dan semangat hidup. f) Satire, yaitu puisi yang berisikan kisah atau cerita. 3. Pembelajaran Aktif,Kreatif dan Menyenangkan (PAKEM) Durori (2002 :1-3) Menyatakan bahwa dalam lingkaran permasalahan yang melanda bangsa Indonesia sampai dengan saat ini tidak lepas dari sistem pemerintahan yang terlalu sentralistik pada masa lampau. Tidak pelak lagi sistem pendidikan kita masa lampau pun tidak lepas dari sitem sentralistik. Kepala sekolah tidak memiliki otonomi yang memadai, partisipasi masyarakat terhadap sekolah kurang serta akuntabilitas sekolah terhadap masyarakat rendah. Tidak mengherankan apabila kemudian sumber daya manusia yang diharapkan sebagai output dari pendidikan selama ini seakan tidak berdaya menghadapi krisis yang berkepanjangan. Di tengah situasi yang sedemikian rupa muncul pendekatan model baru untuk mengatasi keterpurukan dunia pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan sekolah dasar yaitu (Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Pada hakekatnya MBS merupakan sistem pendidikan yang menempatkan keputusan sekolah dekat dengan kondisi setempat, mendorong inovasi, dan meningkatkan relevansi pendidikan lebih bertanggung jawab terhadap sekolah serta meningkatkan kebutuhan pendidikan dan sumber daya lokal. Ada beberapa hal yang perlu di cermati di dalam mencipta pola kegiatan belajar mengajar yang mengarah kepada situasi kemandirian belajar siswa di sekolah, diantaranya adalah : 1. Otonomi yang luas bagi guru untuk menciptakan metode belajar mengajar yang sesuai dengan lingkungan sekolah setempat.

2. Kemandirian sekolah untuk mengembangkan metode-metode belajar mengajar yang cocok di lingkungan sekolah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan selama ini, guru dan murid selalu berada dalam satu tempat, waktu, dan situasi yang sama. Kegiatan belajar mengajar sering sekali terhambat oleh fasilitator atau disini sering disebut sebagai guru tidak selalu mndampingi siswanya di dalam arena belajar atau di dalam pembelajaran. Dengan demikian proses pembelajaran akan mengalami sebuah hambatan yaitu materi tidak di ajarkan secara penuh oleh guru, sehingga siswalah yang menjadi pihak yang dirugikan. Durori (2002:12) Untuk mengatasi hal tersebut maka diciptakan metode Belajar Mandiri atau sering di sebut PAKEM. Dan tujuan dari pembelajaran Mandiri atau Pakem adalah agar pola pikir siswa lebih berkembang dan melatih siswa hidup mandiri, serta ikut mendidik masyarakat untuk lebih perduli terhadap pendidikan. Selain menurut durori pakem menurut Sudar (2003 : 2) adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana yang mendukung (kondusif), sehingga siswa aktif bertanya dan mengemukakan gagasan. Selain siswa aktif siswa harus kreatif, kreatif juga di maksudkan untuk menciptakan KBM yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatianya secara penuh pada belajar sehingga waktu untuk mencurahkan perhatianya tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaranya tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus di kuasai siswa setelah proses pembelajaranya berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. adalah Departemen Pendidikan Nasional (2005:77) menjelaskan garis besar PAKEM

1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. 2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara di dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa. 3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik. 4. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasanya. Durori (2002 : 6) menyebutkan bahwa PAKEM di lihat dari segi siswanya adalah 1. PAKEM membuat siswa Aktif yaitu : aktif : Bertanya Mengemukakan gagasan 2. PAKEM membuat siswa Kreatif yaitu : siswa : Merancang atau membuat sesuatu Menulis atau mengarang 3. PAKEM membuat siswa Efektif yaitu : siswa : Menguasai ketrampilan yang di perlukan

4. PAKEM membuat pembelajaran menjadi Menyenangkan karena : pembelajaran : Membuat anak : Berani mencoba atau berbuat Berani bertanya Berani mengemukakan pendapat. 4. Bahasa Indonesia di SD Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau sering disebut (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dikembangkan serta dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Kurikulum ini juga dikenal dengan sebutan Kurikulum 2006 karena kurikulum ini mulai diberlakukan secara berangsur-angsur pada tahun ajaran 2006/2007. Bahasa memiliki peran yang sangat penting di dalam perkembangan peserta didik dan menpunyai fungsi sebagai sarana keberhasilan di dalam seluruh mata pelajaran. Di harapkan dengan mempelajari Bahasa dan Sastra Indonesia peserta didik atau siswa dapat membantu peserta didik untuk dapat berkomunikasi di dalam masyarakat dan dapat mengutarakan pendapat dan gagasan-gagasannya. Standar Kompetensi (SK) Bahasa dan Sastra Indonesia menurut Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 adalah : a. Mendengarkan

Memahami wacana lisan berbentuk perintah, penjelasan, petunjuk, pesan, pengumuman, berita, deskripsi berbagai peristiwa dan benda di sekitar, serta karya sastra berbentuk dongeng, puisi, cerita, drama, pantun dan cerita rakyat. b. Berbicara Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam kegiatan perkenalan, tegur sapa, percakapan sederhana, wawancara, percakapan telepon, diskusi, pidato, deskripsi peristiwa dan benda di sekitar, memberi petunjuk, deklamasi, cerita, pelaporan hasil pengamatan, pemahaman isi buku dan berbagai karya sastra untuk anak berbentuk dongeng, pantun, drama, dan puisi. c. Membaca Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana berupa petunjuk, teks panjang, dan berbagai karya sastra untuk anak berbentuk puisi, dongeng, pantun, percakapan, cerita, dan drama. d. Menulis Melakukan berbagai jenis kegiatan menulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan sederhana, petunjuk, surat, pengumuman, dialog, formulir, teks pidato, laporan, ringkasan, parafrase, serta berbagai karya sastra untuk anak berbentuk cerita, puisi, dan pantun. Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini diharapkan : 1) Peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampua, kebutuhan, dan minatnya, peserta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan Indonesia.

2) Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar. 3) Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didiknya. 1. Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan dan kesastraan di sekolah. 2. Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaaan dan kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia. 3. Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional. Permendiknas (2006:318) menyatakan mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku sbaik lisan maupun tulis. 2. Menghargai dan bangga menggunakan Bahsa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. 3. Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. 4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial.

5. Menikmati dan memanfaatkan karya tulis dan ssastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. 6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. B. Kerangka Berpikir a. Pembelajaran Konsep Menulis Puisi melalui pendekatan PAKEM. Ketrampilan Menulis merupakan salah satu dari empat ketrampilan berbahasa. Kemampuan menulis amatlah diperlukan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, maupun di luar kegiatan belajar mengajar, keterampilan menulis ialah keterampilan menuangkan hasil pemikiran daam sebuah media menggunakan huruf dan angka, untuk jadi bahan acuan atau bahan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi penulis terhadap guru dan siswa kelas IV SD Negeri 1 Sokaraja Wetan. Maka diperoleh suatu permasalahan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu pada konsep menulis puisi. Menurut Ibu Nur Hasanah selaku guru kelas IV, menceritakan bahwa para anak didiknya masih mengalami kesulitan dalam menulis karya dalam bentuk puisi. Sehingga berpengaruh pada hasil prestasi belajar siswanya kurang atau masih rendah, serta belum sesuai dengan KKM. Pembelajaran menulis puisi menggunakan pendekatan Belajar Mandiri atau sering disebut PAKEM. Pada Pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan Belajar Mandiri (PAKEM) dimulai dengan cara guru merangsang minat belajar siswa dengan mengaitkan hal-hal yang baru dan menyenangkan di dalam pembelajaran menulis puisi. Setelah itu guru mengaitkan materi yang akan di ajarkan dengan kehidupan sehari-hari, setelah itu guru menyuruh siswa untuk membuat puisi sesuai tema yang

ditentukan, contohnya siswa membuat puisi dengan tema lingkungan, maka siswa di ajak oleh guru untuk belajar di luar ruangan untuk mengamati lingkungan di sekitar mereka untuk di jadikan sebuah puisi yang bertemakan lingkungan. Setelah siswa menemukan masalah di dalam menulis puisi siswa akan memecahkan masalahnya sendiri dengan di bimbing oleh guru. Dan setelah mengetahui jalan keluar atas masalah yang dihadapi maka siswa akan bias menulis puisi sesuai tema dengan baik dan dapat menghasilkan puisi yang indah. PAKEM memungkinkan siswa belajar Efektif,Kreatif dan Menyenangkan, dan menumbuhkan kerjasama yang baik dan bersifat positif di antara siswanya dan rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya. Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam sekurang-kurangnya dua siklus yaitu Siklus I dan Siklus II. Dan tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Lalu apabila Siklus II ternyata permasalahannya belum terpecahkan maka akan dilanjutkan pada Siklus III. Yang diharapkan, kita sebelumnya telah mengetahui kondisi awal siswa sebelum diterapkan pendekatan PAKEM (Belajar Mandiri) Pada silkus pertama penulis akan memulai dengan perencanaan terlebih dahulu yaitu dengan cara mempersiapkan langkah-langkah untuk melakukan kegiatan penelitian. Lalu akan ada tahap tindakan yaitu melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas dengan menerapkan pendekatan PAKEM (Kreatif,Aktif dan Menyenangkan) di kelas. Penerapannya sebagai berikut guru akan membagi siswa menjadi beberapa kelompok, dengan jumlah setiap kelompok adalah empat atau lima anak. Setiap kelompok ini bisa terdiri dari siswa putra dan putri dan memiliki kemampuan yang heterogen atau merata sehingga tidak muncul suatu kecemburuan di antara siswa dan supaya menimbulkan persaingan yang sehat. Guru akan mengangkat permasalahan

bersal dari pengalaman siswa maupun lingkungan sekitar baik masalah ataupun benda. Dan setelah satu atau dua kali pertemuan, setelah itu guru akan memberikan evalusi untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa. Pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung penulis akan melakukan kegiatan observasi terhadap siswa ataupun guru. Setelah memperoleh hasil belajar maka tindakan selanjutnya adalah guru merefleksi segala kegiatan dari awal sampai akhir pada siklus pertama. Dan apabila pada siklus satu terdapat kekurangan maka akan di lengkapi pada siklus selanjutnya (siklus 2). Pada siklus 2, pelaksanaan sama seperti siklus 1 yaitu terdiri dari empat tahap. Dan siklus 2 di mulai dengan perencanaan, dan di dalam tahap perencanaan ini penulis harus merencanakan segala sesuatu dengan tujuan yang matang untuk memperbaiki kekurangan pada siklus 1. Setelah itu, maka penulis akan melaksanakan tahap tindakan dan observasi, yang sebelumnya kedua tahap ini sudah diperbaiki dalam tahap perencanaan. Lalu penulis akan melaksanakan tahap terakhir yaitu merefleksikan segala hasil dan tindakan. Setelah terkumpul hasil maka penulis akan membandingkan hasil dari siklus 1 dengan hasil dari siklus 2 dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan-kemajuan yang dialami oleh siswa kelas IV SD Negeri 1 Sokaraja Wetan Kecamatan Sokaraja. b. Metode Karyawisata ( Field-Trip) Nana Sudjana (1989 : 87) menyatakan, Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri yang berbeda dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti kunjungan keluar kelas dalam rangka belajar. Metode karyawisata ini tidak mengambil tempat yang jauh dari sekolah dan tidak memerlukan waktu yang banyak. Pelaksanaan kegiatan belajar menggunakan metode karyawisata harus dengan bimbingan guru.

Pada akhir karyawisata ini siswa harus diminta laporanya baik tertulis atau lisan, yang merupakan intisari dari kegiatan belajar menggunakan metode karyawisata. C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan hasil analisis teoritik dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : Jika di dalam sebuah pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia menggunakan sebuah model pembelajaran PAKEM yaitu pembelajaran yang Aktif, Kreatif dan Menyenangkan, pendekatan ini sesuai untuk pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada pokok bahasan menulis puisi pada kelas 4 sekolah dasar. Dan dimungkinkan keterampilan menulis puisi siswa akan meningkat.