BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pada keuntungan riil yang dikehendaki (margin) ataupun bagi hasil (profit

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Perbankan di Indonesia yang diatur dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan saran pemenuhan kebutuhan yang berpedoman pada nilai-nilai Islam. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank pembiayaan rakyat syari ah atau yang lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan pesat. Bahkan keberadaan bank syari ah saat ini menjadi salah

PENDAHULUAN. di dalamnya mengintrodusir sistem pengelolaan bank berdasarkan konsep

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 2001, h Muhamad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm.3

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN. 2.1 Sejarah Berdirinya PT. BPRS Artha Amanah Ummat

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB II GAMBARAN UMUM BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN SEMARANG. A. Sejarah Berdirinya BPRS Artha Amanah Ummat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB II GAMBARAN UMUM BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN. 2.1 Sejarah Berdirinya BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

ANALISIS PEMBIAYAAN AKAD MURABAHAH SEBAGAI PRODUK UNGGULAN DI BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan Jawa Timur menjadikan Koperasi Simpan Pinjam (KOSPIN) JASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dengan mengambil judul Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro pada Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum terdiri dari Bank milik

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara,

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sesama dalam persaingannya didunia ekonomi. Hal tersebut sudah

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. juga aspek ekonomi. Dalam aspek ekonomi Islam melarang adanya praktek. menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah S.W.T. sebagai khalifah untuk memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya Undang-undang No.10 Tahun Dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN adalah Bank Muamalat (BMI). Walaupun perkembangannya agak. terlambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, serta memberikan jasa

PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN MODAL USAHA (Studi pada PT.BPRS Bina Amanah Satria KK Bumiayu)

STAIN Ponorogo Press, 2010, h Agustina Wulansari, "Prosedur Pembiayaan Gadai Emas Syariah Pada PT

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. 2015, h Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah, Jakarta: Salemba. Empat, 2013, h. 103.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi I Antonio, Bank Syari ah Dari Teori ke Praktek, Jakarta: GEMA INSANI, 2001, hlm 26

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut ke masyarakat yang kekurangan dana dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. Sistem bank mana yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktik

BAB I PENDAHULUAN. Islam, Yogyakarta, Darma Bakti Wakaf, 1992, h Karnaen Perwata Atmaja dan Muhamad Syafii Antonio, Apa Dan Bagaimana Bank

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PRINSIP 5C DALAM PEMBIAYAAN MULTIJASA PADA AKAD IJARAH DI BPRS SURIYAH KANTOR CABANG SLAWI

BAB I PENDAHULUAN. yaitu lembaga yang memiliki kemampuan gabungan dari kemampuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

BAB I PENDAHULUAN. bank syariah dan Unit Usaha Syariah belum banyak seperti sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya UU No. 10 Tahun Undang-Undang tersebut mengatur

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan.bahkan sistem-sistem yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. yang kekurangan dana yang dalam menjalankan aktivitasnya harus sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. syariah diragukan system operasionalnya, tetapi tidak demikian adanya bank syariah

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan. Perusahaan yang berada dalam lingkungan bisnis tertentu harus

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

BAB I PENDAHULUAN. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2013, hlm. 29

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil. untuk mengatasi hambatan operasionalisasi BMI tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum terdiri dari bank. milik pemerintah maupun swasta, dan masih terbagi menjadi bank

BAB I PENDAHULUAN. Diterbitkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahunn 2003 yang

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara muslim mulai mengenal sistem perbankan modern pada

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan usaha semakin lama semakin pesat. Persaingan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dana. Hal ini sesuai dengan fungsi lembaga keuangan itu sendiri. 1

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: Salemba Empat, 2014, h.14 2 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Ed. Revisi-9, Jakarta: PT. Raja

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam. memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor

BAB I. berkembang adalah pendirian dan operasionalisasi BMT (Baitul maal wa. tamwil). Belakangan, perkembangan BMT (Baitul maal wa tamwil) tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya bank-bank syariah di negara-negara Islam berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi islam mulai dilakukan. Akan tetapi, prakarsa lebih khusus untuk mendirikan bank islam di Indonesia baru dilakukan pada tahun 1990. Pada awal pendirian Bank Muamalat Indonesia, keberadaan bank syariah ini belum mendapat perhatian yang optimal dalam tatanan industri perbankan nasional. Landasan hukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah ini hanya dikategorikan sebagai bank dengan sistem bagi hasil, tidak terdapat rincian landasan hukum syariah serta jenis-jenis usaha yang diperbolehkan. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya Undang-Undang No. 10 Tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. 2 Peluang tersebut juga disambut antusias oleh masyarakat perbankan, sehingga pada tanggal 1 November 1992 didirikan Bank Muamalat. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang untuk mendirikan bank-bank yang berprinsip syari ah. Namun karena jangkauan BMI yang terbatas 2 Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: GEMA INSANI, cet ke 1, 2001, Hlm 26 1

2 pada wilayah tertentu sehingga operasionalisasinya kurang menjangkau usaha masyarakat kecil dan menengah, sehingga muncul usaha untuk mendirikan bank dan lembaga keuangan mikro seperti BPR Syari ah dan BMT yang bertujuan mengatasi hambatan operasionalisasi BMI tersebut. 3 Dalam Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 Pasal 1 pengertian Bank, Bank Umum Syariah, dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah yaitu Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat, sedangkan pengertian Bank Umum Syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Serta pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah bank syariah yang kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 4 Pelaksanaan BPR yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syari ah selanjutnya diatur menurut Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia No. 32/36/KEP/DIR/1999 tanggal 12 Mei 1999 tentang bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syari ah. 5 Pada dasarnya, sebagai lembaga keuangan syari'ah BPRS dapat memberikan jasa-jasa keuangan yang serupa dengan bank-bank umum syari'ah. Bedanya adalah bank umum syari'ah dapat memberikan jasa dalam lalu Hlm. 84 3 Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syari ah, Yogyakarta: EKONISIA, 2004, 4 Undang Undang No. 21 tahun 2008 Tentang Perbankan Syari'ah 5 Wiroso, Penghimpunan Dana Dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syari ah, Jakarta: PT Grasindo, 2005, Hlm 4

3 lintas pembayaran dan dapat mengeluarkan uang giral berupa giro sedangkan BPRS tidak. Dalam penghimpunan dana masyarakat, BPRS dapat memberikan jasa keuangan dalam berbagai bentuk antara lain : simpanan, meliputi tabungan dan deposito berjangka. Sedangkan dalam menyalurkan dana masyarakat BPRS dapat memberikan jasa- jasa keuangan antara lain: pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah / Musyarakah), pembiayaan berdasarkan prinsip sewa beli (Ijarah Mutahiya Bittamlik), pembiayaan berdasarkan prinsip jual-beli dalam bentuk piutang (Salam, Istishna, Murabahah) serta pembiayaan prinsip sewa menyewa ( Ijarah ), sewa menyewa jasa dalam bentuk (Ijarah multijasa). 6 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Artha Amanah Ummat didirikan dari keinginan umat islam di wilayah Ungaran yang ingin merubah praktek riba yang sudah mendarah daging di daerah tersebut dengan praktek muamalat yang berdasarkan pada nilai-nilai dan prinsip syariah untuk ditetapkan dalam segenap aspek kegiatan bisnis dan transaksi umat. Akta pendirian PT. BPRS Artha Amanah Ummat yang disahkan oleh MENTRI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI kepala kantor wilayah Jawa Tengah pada tanggal 05 juni 2007, dengan NPWP 02.253.711.2-505.000. Produk yang ditawarkan oleh BPRS Artha Amanah Ummat terdiri dari produk lending meliputi tabungan dan deposito,dan produk funding meliputi pembiayaan mudharabah/musyarakah (bagi hasil), pembiayaan 6 Undang Undang No. 21 tahun 2008 Tentang Perbankan Syari'ah, Pasal 21

4 ijarah (sewa), dan pembiayaan murabahah (jual beli). Secara umum BPRS Artha Amanah Ummat telah menawarkan berbagai macam produk menarik yang dimilikinya, salah satunya yaitu menggunakan akad jual beli. Bentuk-bentuk akad jual beli yang telah dibahas para ulama dalam fiqih muamalah terbilang sangat banyak. Sekian banyak jenis jual beli yang telah dikembangkan sebagai sandaran pokok dalam pembiayaan modal kerja dan investasi dalam perbankan syari ah adalah Bai al Murabahah. 7 Perkembangan jumlah nasabah pada data lending di BPRS Artha Amanah Ummat pada dari tahun 2010 sampai 2012. 8 Tahun Akad Jumlah Nasabah 2010 Mudharabah 1 orang 2011 Mudharabah 1 orang 2012 Mudharabah 1 orang Tahun Akad Jumlah Nasabah 2010 Musyarakah 1 orang 2011 Musyarakah 2 orang 2012 Musyarakah 4 orang 7 Muhammad Syafii Antonio. op. cit. Hlm 101 8 Laporan keuangan BPRS Artha Amanah Ummat

5 Tahun Akad Jumlah Nasabah 2010 Ijarah 50 nasabah 2011 Ijarah 70 nasabah 2012 Ijarah 91 nasabah Dari sekian produk pembiayaan yang disalurkan BPRS Artha Amanah Ummat, produk pembiayaan dengan prinsip jual beli (murabahah) yang paling banyak diminati oleh nasabah. Ini terbukti dengan semakin bertambahnya jumlah nasabah yang mengajukan pembiayaan murabahah dari tahun ke tahun pada data lending dalam laporan keuangan BPRS Artha Amanah Ummat. 9 Tahun Jumlah Nasabah Yang Mengunakan Akad Murabahah 2010 254 orang 2011 311 orang 2012 316 orang Pembiayaan murabahah di BPRS Artha Amanah Ummat dapat diaplikasikan dalam pembiayaan penambahan modal usaha, renovasi rumah, pembelian kendaraan dan lain sebagainya. Beberapa bentuk aplikasi diatas, pembiayaan untuk penambahan modal usaha di BPRS Artha Amanah Ummat cukup banyak yang mengajukan.yang menjadi titik permasalahan disini adalah apabila nasabah ingin mengajukan pembiayaan murabahah untuk penambahan modal usaha, apakah nasabah 9 Laporan keuangan BPRS Artha Amanah Ummat

6 membeli peralatan atau barang untuk meningkatkan usahanya dari BPRS Artha Amanah Ummat? Padahal BPRS Artha Amanah Ummat sebagai lembaga keuangan tidak memiliki peralatan atau barang yang nasabah inginkan. Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis ingin meneliti dan mengangkatnya di dalam penulisan Tugas Akhir yang berjudul PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN PENAMBAHAN MODAL USAHA DI BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN SEMARANG 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana mekanisme pembiayaan murabahah pada penambahan modal usaha di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran Semarang? 2. Bagaimana prinsip penilaian pembiayaan murabahah pada penambahan modal usaha di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran Semarang? 1.3 Tujuan Tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis di BPRS Artha Amanah Ummat adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran yang jelas mekanisme pembiayaan murabahah pada penambahan modal usaha di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran Semarang

7 2. Mengetahui prinsip-prinsip penilaian pembiayaan murabahah untuk penambahan modal usaha di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran Semarang. 1.4 Manfaat Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: a. Bagi Peneliti 1. Melatih bekerja dan berfikir kreatif serta inovatif dengan mencoba mengaplikasikan teori-teori yang di bangku kuliah ke lapangan atau dunia kerja. 2. Untuk meningkatkan pengetahuan praktikum berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang diperoleh ditempat magang. 3. Untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Ahli Madya pada Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. b. Bagi lembaga 1. Sebagai acuan bagi adik kelas dalam penyusunan Tugas Akhir (TA). 2. Untuk melengkapi perpustakaan fakultas syariah khususnya D3 Perbankan Syariah. c. Bagi BPRS Penelitian ini digunakan untuk memperkenalkan eksistensi bank kepada masyarakat luas sehingga dapat

8 memberikan informasi dan pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan usaha secara syariah selain itu juga untuk menambah kepercayaan masyarakat terhadap tata kelola BPRS. 1.5 Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode penelitian 1. Jenis penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian yang menghasilkan penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistic atau dengan cara kualifikasi lainnya. Bogdan dan Taylor (1975) mendefinisikan metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang orang dan perilaku yang dapat diamati. 10 Atau penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir induktif. 11 2. Sumber Data a. Data primer 10 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009, Hlm. 4 11 Basrowi Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta : Rineka Cipta, 2008, Hlm. 1

9 Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber yang diteliti dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap masalah yang dihadapi. 12 Dengan data ini penulis mendapatkan gambaran umum tentang BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran Semarang serta data mengenai penerapan akad murabahah pada pembiayaan penambahan modal usaha di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran Semarang. b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang mendukung pembahasan dan diperoleh dari orang lain berupa laporan-laporan, bukubuku maupun surat kabar. 13 Dengan metode ini penulis mendapatkan data lampiran slip setoran, modul susunan organisasi BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran Semarang dan brosur-brosurnya. 3. Metode Pengumpulan Data a. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. 14 Metode ini merupakan pengumpulan - pengumpulan data dengan cara mengamati langsung terhadap objek tertentu di lapangan yang 12 Ibid Hlm. 144 13 Ibid Hlm. 67 14 Prof. Dr. Husaini Usman, M.Ptd.,M.T.dan Purnomo Setiady Akbar.M.Pd.,Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: PT Bumi Askara, 2009, Hlm. 52

10 menjadi fokus penelitian dan mengetahui suasana kerja di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran Semarang serta mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan penerapan akad murabahah untuk penambahan modal usaha. b. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 15 Wawancara tersebut penulis lakukan dengan cara tanya jawab kepada bagian-bagian yang terkait dengan tema yang diangkat di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran Semarang yaitu bagian accounting untuk mendapatkan data jumlah nasabah yang mengajukan pembiayaan dengan akad murabahah, jumlah nasabah yang mengajukan pembiayaan untuk penambahan modal usaha dan account officer untuk memperoleh informasi tentang penilaian pembiayaan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan atau salah pengertian mengenai permasalahan yang diangkat. c. Studi pustaka Studi pustaka adalah cara memperoleh data dari bukubuku literatur yang berhubungan dengan objek yang diteliti. 15 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Yogyakarta, Rineka Cipta, 1993, Hlm. 231

11 Dalam hal ini, penulis membaca literatur yang berhubungan dengan teknik survei. 16 4. Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian dengan menggunakan analisis data penelitian deskriptif, yang apabila datanya telah terkumpul, maka diklasifikasikan menjadi data yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata atau simbol. Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis. Catatan hasil observasi, wawancara, untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. 1.6 Tinjauan Pustaka Mengenai masalah pembiayaan murabahah sudah banyak dibahas dalam bentuk buku, jurnal, maupun karya ilmiah seperti: tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, dan karya ilmiah lainnya. Untuk mendukung persoalan yang lebih mendalam terhadap masalah diatas, penulis berusaha untuk melakukan penelitian terhadap literatur yang relevan dengan pokok masalah dalam penyusunan tugas akhir. Dalam tugas akhir yang berjudul Mekanisme Pembiayaan Murabahah Di BPRS Asad Alif Sukorejo Kendal yang disusun oleh Yanuar Tri Nugraha dengan NIM 042503015 mahasiswa IAIN Walisongo Semarang jurusan 16 Suharsimi Arikunto, op.cit Hlm. 67

12 D3 Perbankan Syariah meneliti tentang bagaimana proses pembiayaan murabahah di BPRS Asad Alif Sukorejo Kendal yang meliputi tentang syarat pengajuan pembiayaan murabahah di BPRS Asad Alif Sukorejo Kendal, hubungan antara jaminan dengan pembiayaan murabahah. Dari penelitian yang dilakukan oleh Yanuar Tri Nugraha dapat di simpulkan bahwa 1. Setiap pembiayaan yang disalurkan oleh sebuah lembaga keuangan wajib mensyaratkan adanya jaminan/agunan untuk mengatasi ketika ada pembiayaan bermasalah. 2. Dalam penilaian terhadap jaminan/agunan yang diajukan nasabah, bank Perkreditan Rakyat Syari ah Asad Alif harus mempertimbangkan umur jaminan, harga jual jaminan bila dijual ke pasar dan lain sebagainya. 3. Dengan adanya perjanjian pengikatan terhadap jaminan akan mempermudah BPRS Asad Alif dalam proses pengeksekusian jaminan tersebut ketika nasabah debitur tidak mampu lagi melunasi angsuran pembiayaannya. Sedangkan penelitian yang berjudul Aplikasi Pembiayaan Murabahah Pada Sektor Usaha Mikro Di BMT Pasadena Semarang yang dilakukan oleh Farida Ratna Wijayanti dengan NIM 052503016 mahasiswi IAIN Walisongo Semarang jurusan D3 Perbankan Syariah yang membahas tentang mekanisme pembiayaan murabahah pada sektor usaha mikro di BMT Pasadena Semarang yang meliputi aplikasi operasionalnya, metode

13 angsuran pembiayaan murabahah pada sektor usaha mikro, analisa kemampuan membayar nasabah pembiayaan murabahah serta hambatan dalam aplikasi pembiayaan murabahah di BMT Pasadena Semarang. Dapat disimpulkan bahwa pengertian pembiayaan murabahah di BMT Pasadena yaitu pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhkan nasabah untuk membeli barang/jasa dengan kewajiban mengembalikan talangan dana tersebut seluruhnya ditambah margin keuntungan BMT pada jangka waktu yang ditentukan dalam perjanjian. Dalam pengajuan pembiayaan murabahah pada sektor usaha mikro nasabah harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh BMT Pasadena, yang menjadi pedoman dalam melakukan analisis adalah aspek personal, aspek jaminan, dan aspek keuangan serta prinsip analisis yang dipakai BMT Pasadena Semarang adalah character, capacity, capital, conditional, dan collateral. Selain itu BMT Pasadena juga menggunakan prinsip personality, purpose, prospect dan payment. Dari penelitian yang dilakukan Farida Ratna Wijayanti adalah: 1. Dalam pengajuan pembiayaan murabahah pada sektor usaha mikro nasabah harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh BMT Pasadena, disamping itu nasabah harus mau dianalisis/disurvei supaya meyakinkan pihak BMT layak tidaknya nasabah diberi pembiayaan dan yang menjadi pedoman dalam melakukan analisis adalah aspek personal, aspek jaminan, dan aspek keuangan serta prinsip analisis yang dipakai BMT Pasadena Semarang adalah character, capacity, capital,

14 conditional, dan collateral. Selain itu BMT Pasadena juga menggunakan prinsip personality, purpose, prospect dan payment. 2. Dalam pelaksanaan pembiayaan murabahah dapat dikatakan sukses karena pembiayaan murabahah khususnya untuk usaha mikro adalah produk pembiayaan yang lebih banyak diminati nasabah karena kebanyakan nasabah berprofesi di bidang usaha mikro, sehingga sangat mendukung apalagi prinsip penentuan margin yang dipakai tidak terdapat unsur penipuan diantara kedua belah pihak. 3. Sistem angsuran yang dipakai dalam aplikasi pembiayaan murabahah ini lain dari koperasi yang lainnya karena sistemnya adalah margin dibayar di awal yang dicatat langsung dalam pembukuan, pokok diangsur sesuai jangka waktu yang ditentukan dan angsuran tidak dapat ditutup/dilunasi pada pertengahan periode/jangka waktu. Penelitian yang saya lakukan ini juga sama menggunakan akad murabahah tetapi penelitian yang saya lakukan menitik beratkan pada bagaimana mekanisme pembiayaan murabahah untuk penambahan modal usaha yang meliputi syarat pengajuan pembiayaan serta bagaimana penilaian pembiayaan murabahah dan perhitungan margin di BPRS Artha Amanah Ummat.

15 1.7 Sistematika Penulisan BAB I: PENDAHULUAN Berisi tentang: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Dan Manfaat, Metode Penelitian, Tinjauan Pustaka, Sistematika Penulisan. BAB II: GAMBARAN UMUM BPRS ARTHA AMANAH UMMAT Berisi tentang: Sejarah berdirinya BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran Semarang, Wilayah kerja BPRS Artha Amanah Ummat, Lingkup usaha BPRS Artha Amanah Ummat, Produk- produk di BPRS Artha Amanah Ummat.Struktur organisasi di BPRS Artha Amanah Ummat, Job Describtion di BPRS Artha Amanah Ummat. BAB III: PEMBAHASAN Berisi tentang: Landasan Teori, Mekanisme pembiayaan Murabahah pada penambahan modal usaha, serta Prinsip-prinsip penilaian pembiayaan Murabahah untuk penambahan modal usaha di BPRS Artha Amanah Ummat. BAB IV: PENUTUP Berisi tentang: Kesimpulan, Saran, dan Penutup. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN