BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Provinsi yang memiliki jumlah tenaga kerja yang tinggi.

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap.

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng.

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB III. Metode Penelitian

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi harus di pandang sebagai suatu proses yang saling

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. alasan bahwa Kabupaten Sumenep mempunyai penduduk yang cukup besar

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN DENGAN REGRESI PANEL

JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER. Ayunanda Melliana Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M.

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 5.1 Trend Ketimpangan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Jawa Periode tahun karena di Pulau Jawa termasuk pusat pemerintahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh investasi,

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012 sampai dengan tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun , peneliti mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengenai analisis pengaruh Belanja fiskal, Belanja modal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat

BAB III METODE PENELITIAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia di Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000)

BAB III METODI PENELITIAN. kabupaten/kota di provinsi Bali pada tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. maka diperoleh kesimpulan yang dapat diuraikan sebagai berikut : tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja.

III METODE PENELITIAN. Didalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif.

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012

PENGARUH UPAH MINIMUM DAN DISITRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN JAWA TIMUR

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengguji hipotesis sehingga termasuk dalam

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

3. METODE. Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari BPS dengan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang telah disediakan dan dipublikasi oleh pihak lain. Penelitian ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

Analisis Indikator Tingkat Kemiskinan di Jawa Timur Menggunakan Regresi Panel

BAB 3 METODE PENELITIAN. disajikan pada Gambar 3.1 dan koordinat kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur disajikan

BAB III METODE PENELITIAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji. Multikolinearitas dan uji Heteroskedastisitas.

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode statistik. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

Peramalan Jumlah Kepemilikan Sepeda Motor dan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Data Panel

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di Pulau Jawa Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 29 kabupaten dan 9 kota di antaranya dari Kab Pacitan, Kab Ponorogo, Kab Trenggalek, Kab Tulungagung, Kab Blitar, Kab Kediri, Kab Malang, Kab Lumajang, Kab Jember, Kab Banyuwangi, Kab Bondowoso, Kab Situbondo, Kab Probolinggo, Kab Pasuruan, Kab Sidoarjo, Kab Mojokerto, Kab Jombang, Kab Nganjuk, Kab Madiun, Kab Magetan, Kab Ngawi, Kab Bojonegor, Kab Tuban, Kab Lamongan, Kab Gresik, Kab Bangkalan, Kab Sampang, Kab Pamekasan, Kab Sumenep, Kota Kediri, Kota Blitar, Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota Madiun, Kota Surabaya, dan Kota Batu di provinsi Jawa Timur. B. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif yaitu metode analisa data dengan menggunakan data dalam bentuk angka-angka atau nilai dari bentuk data kemudian dianalisa dengan menambahkan keterangan berupa kalimatkalimat untuk menerangkan data kuantitatif. C. Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari data yang diperoleh dari instansi-instansi atau lembaga-lembaga yang berkaitan dengan penelitian ini. Misalnya data 29

sekunder ini diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik) dan DJPK (Dirjen Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan), serta pihak lain yang terkait dalam penelitian ini. D. Metode Pengumpulan Data a. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara mencatat data yang dipublikasikan oleh lembaga atau instansi tertentu serta menyalin dokumen-dokumen yang relevan untuk digunakan dalam penelitian ini seperti. Data yang meliputi data APBD pendidikan, kesehatan 2009-2014 dan Data kemiskinan tahun 2009-2014 Data yang telah dipublikasikan BPS (Badan Pusat Statistik) Pusat Surabaya dan Data yang dipublikasikan (Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Republik Indonesia). b. Definisi Operasional Variabel Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah daerah di sektor pendidikan dan kesehatan terhadap kemiskinan. Pengeluaran pemerintah daerah dalam bentuk investasi bidang pendidikan dan kesehatan di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur selama periode 2009-2014 dijadikan variabel bebas yang diduga mempengaruhi tingkat kemiskinan (variabel terkait) di Provinsi Jawa Timur. Variabel merupakan objek pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa 30

dan fenomena-fenomena yang akan diteliti. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Variabel Terikat (dependen) Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Tingkat kemiskinan Tingkat kemiskinan adalah persentase yang berada di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan itu sendiri merupakan dasar perhitungan jumlah penduduk miskin. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan anatar jumlah penduduk miskin, dengan jumlah penduduk di Provinsi Jawa Timur tahun 2009-2014 (dalam satuan persen). 2. Variabel Bebas (independen) Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut : a. Pengeluaran di Sektor Pendidikan Pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan merupakan total anggaran pendapatan dan belanja daerah yang dialokasikan untuk sektor pendidikan. Data yang digunakan sektor pendidikan di Kab/Kota di Provinsi Jawa Timur 2009-2014 (dalam jutaan rupiah). b. Pengeluaran di Sektor Kesehatan Pengeluaran pemerintah di sektor kesehatan merupakan total anggaran pendapatan dan belanja daerah yang dialokasikan untuk sektor kesehatan. 31

Data yang digunakan sektor kesehatan di Kab/Kota di Provinsi Jawa Timur 2009-2014 (dalam jutaan rupiah). E. Metode Analisis Data 1. Teknik analisa data Teknik analisa data yang digunakan untuk menganalisis Pengeluaran Pemerintah Di sektor Pendidikan dan Kesehatan terhadap Kemiskinan di 29 Kab dan 9 Kota tahun 2009-2014 Provinsi Jawa Timur adalah regresi data panel dan diolah dengan menggunakan software E-views. a. Model Regresi Data Panel Pada penelitian Ini data dianalisis dengan menggunakan model regresi data panel dimana data panel adalah data yang diperoleh dengan menggabungkan data time series (runtun waktu) dan data cross section (individual). Data time series merupakan data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu terhadap suatu individu sedangkan data cross section merupakan data yang dikumpulkan dalam satu waktu terhadap banyak individu. Sehingga dalam penelitian ini yang merupakan data time series adalah data dari tahun 2009-2014 dan yang dimaksud data cross section adalah data dari 29 Kabupaten dan 9 Kota yang ada di Provinsi Jawa Timur. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber, yaitu: 32

1. Data anggaran pengeluaran pemerintah daerah di sektor Pendidikan dalam APBD di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur tahun 2009-2014 dari Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan. 2. Data anggaran pengeluaran pemerintah daerah di sektor Kesehatan dalam APBD di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur tahun 2009-2014 dari Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan. 3. Data tingkat kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur tahun 2009-2014 dari Badan Pusat Statistik. Menurut (Gujarati, 2003) kelebihan dengan menggunakan data panel yaitu, antara lain: a. Estimasi data panel dapat mempertimbangkan heterogenitas dan memperkenalkan variabel-variabel individu yang lebih spesifik. b. Data panel dapat memberikan data yang lebih informatif, lebih bervariabel, kurang kolinearitas antar variabel, derajat bebas yang lebih besar, dan lebih efisien. c. Data panel lebih sesuai untuk mempelajari dinamika perubahan. d. Data panel dapat secara lebih baik mendeteksi dan mengukur efek yang tidak dapat diamati dalam data cross section dan time series. e. Data panel dapat digunakan untuk mempelajari model perilaku yang kompleks. f. Data panel dapat meminimalisir bias yang mungkin ditimbulkan oleh agregasi data individu. Metode yang bisa digunakan untuk mengolah data panel yaitu: 33

1. Pooled Least Square (PLS) Metode ini dilakukan dengan mengestimasi data panel dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Pendekatan PLS ini secara sederhana menggabungkan semua data runtun waktu dan antar ruang, serta berasumsi bahwa baik Intercept dan slope dianggap sama untuk tiap waktu dan individu. 2. Fixed Effect (FE) Metode ini menambahkan model dummy pada data panel. Pendekatan FE ini dengan memperhitungkan kemungkinan bahwa peneliti menghadapi masalah omitted-variabeles, yang mungkin membawa perubahan pada intercept runtun waktu atau antar ruang. 3. Random Effect (RE) Metode ini dengan memperhitungkan error dari data panel dengan metodew least square. Pendekatan RE memperbaiki efisiensiproses least square dengan memperhitungkan eror dari antar ruang dan runtun waktu. Model RE merupakan variasi dari estimasi Generalized Least Square (GLS). Analisis regresi dengan menggunakan metode data panel digunakan untuk mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan terhadap kemiskinan di kabupaten/kota provinsi Jawa Timur. Data yang diperoleh akan ditabulasikan dan diolah dengan secara matematik dengan menggunakan program komputer E- views 0.6 model penelitian yaitu: 34

a. Model linier (Y it = β 0 + β 1 X 1it + β 2 X 2it +e it ) b. Model semi log (Y it = Log β 0 + β 1 Log(X 1it ) + β 2 LogX 2it +e it ) Dimana: Y β 0 = Kimiskinan (proporsi jumlah penduduk miskin dalam persen) = Konstanta β 1 = Koofisien regresi dari X 1 β 2 = Koofisien regresi dari X 2 X 1 X 2 e it i = Pengeluaran Pemerintah di sektor Pendidikan = Pengeluaran Pemerintah di sektor Kesehatan = Eror Term = kota/kabupaten (data cross-section kota/kabupaten di Provinsi Jawa Timur) t = waktu (data time-series, tahun 2009-2014) b. Uji Regresi Data Panel Untuk menentukan teknik yang paling tepat dalam mengestimasi regresi data panel harus melalui tiga uji yaitu uji Chow, uji LM, dan uji Hausman. 1. Uji Chow Uji Chow digunakan untuk memilih salah satu model pada regresi data panel, yaitu antara Model Efek Tetap (Fixed Effect Model) dengan model koefisien tetap (Common Effect Model). Prosedur pengujianya sebagai berikut: 35

F = Keterangan : RRSS = Residual Sum of Square, dari teknik OLS (Common Effect Model) URSS = Unrestricted Residual Sum of Square, dari teknik FEM (Fixed Effect Model) n T K = Jumlah Individu (Cross Section) = Jumlah periode waktu (Time series) = jumlah variabel penjelas Hipotesis : H 0 H 1 = OLS tanpa variabel dummy (Common Effect) = Fixed Effect Model Ketentuan: 1) Apabila Probabilitas F < alpha (0,05), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, berarti bahwa model Fixed Effect merupakan model yang tepat. 2) Apabila Probabilitas F > alpha (0,05), maka H 0 diterima dan H 1 ditolak, berarti bahwa model OLS tanpa variabel dummy (Common Effect) merupakan model yang tepat. 2. Uji Lagrange Multiplier (LM) Uji Lagrange Multiplier (LM) digunakan untuk mengetahui signifikan teknik Random Effect. Uji Lagrange Multiplier (LM) 36

digunakan untuk memilih antara OLS (Common Effect) tanpa variabel dummy atau Random Effect. Uji signifikan Random Effect ini dikembangkan oleh Bruesch pagan. Adapun nilai statistik LM dihitung berdasarkan formula sebagai berikut : LM = [ n i [ i ] n i i - ] 2 = Keterangan : N T e = Jumlah Individu = Jumlah Periode Waktu = Residual metode OLS Hipotesis untuk pengujian ini yaitu : H 0 H 1 = OLS tanpa variabel dummy ( Common Effect) = Random Effect Model Ketentuan : 1) Apabila Probabilitas Breusch-Pagan <alpha (0,05), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, berarti bahwa model Random Effect merupakan model yang tepat. 2) Apabila Probabilitas Breusch-Pagan >alpha (0,05), maka H 0 diterima dan H 1 ditolak, berarti bahwa model OLS tanpa variabel dummy (Common Effect) merupakan model yang tepat. 37

3. Uji Hausman Berdasarkan hasil uji signifikan dua teknik diatas, diperoleh hasil bahwateknik yang paling tepat yaitu Fixed Effect dan Random Effect. Untuk memilihantara teknik Fixed Effect atau Random Effect maka akan diuji kembali dengan ujihausman. Kegunaan uji Hausman yaitu untuk memilih antara Fixed Effect ataurandom Effect. Uji Hausman digunakan apabila metode Fixed Effect dan RandomEffect lebih baik dari metode OLS (Common Effect). Rumus Hausman yaitu : GL m = var ( ) -1 Keterangan : = [ ] Var ( ) = Var ( ) Var ( GLS ) Hipotesis untuk pengujian ini yaitu : H 0 H 1 = Random Effect = Fixed Effect Ketentuan : 1) Apabila Probabilitas< alpha (0,05), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, berarti bahwa model Fixed Effect merupakan model yang tepat. 2) Apabila Probabilitas>alpha (0,05), maka H 0 diterima dan H 1 ditolak, berarti bahwa model Random Effect merupakan model yang tepat. 38

c. Pengujian dengan uji statistik 1. Uji F (Simultan) Uji F (Simultan) merupakan pengujian untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh secara simultan (serentak) antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun untuk melakukan uji F dapat menggunakan rumus : Dimana : F R 2 n k = Rasio (Koefisien Penentu) = Koefisien Determinasi = Jumlah Observasi = Jumlah variabel bebas Hipotesis : H a H 0 = berpengaruh secara serentak = tidak berpengaruh secara serentak Ketentuan : 1) Apabila F tabel < F hitung, maka menolak H 0 atau menerima H a artinya variabel bebas berpengaruh secara serentak terhadap variabel terikat. 2) Apabila F tabel > F hitung, maka menerima H 0 atau menolakh a artinya variabel bebas tidak berpengaruh secara serentak terhadap variabel terikat. 39

2. Uji t (Parsial) Uji t (parsial) merupakan pengujian untuk mengetahui ada atau tidak pengaruhsecara parsial antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.pengujian ini dilakukan dengan cara melihat derajat signifikansi masing-masingvariabel. Hipotesis : H a H 0 = berpengaruh secara parsial = tidak berpengaruh secara parsial Ketentuan : 3) Apabila t hitung > t tabel, maka menerima Ha atau menolak H0 artinya variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. 4) Apabila t hitung < t tabel, maka menerima H0 atau menolak Ha artinya variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. 3. Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan cara melihat nilai R-square.Menurut (Mudrajad, 2009) Koefisien Determinasi ( pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi ( ) menunjukkan presentase variasi nilai variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh persamaan 40

regresi yang dihasilkan. Bila nilai semakin mendekati 1, berarti semakin tepat suatu garis regresi digunakan sebagai pendekatan. Sebaliknya semakin kecil nilai berarti semakin tidak tepat garis regresi tersebut mewakili data dari hasil observasi. Jika nilai sama dengan 1, maka pendekatan tersebut terdapat kecocokan sempurna dan jika nilai sama dengan 0, maka tidak ada kecocokan pendekatan. Selain itu, koefisien determinasi ( ) ini juga untuk mengukur besarnya kontribusi (persentase) dari jumlah variabel terikat yang diterangkan oleh regresi atau untuk mengukur besarnya sumbangan dari variabel bebas terhadap naik turunya nilai variabel terikat. Sedangkan koefisien korelasi dapat dihitung dengan cara menarik akar dari koefisien determinasi. Koefisien korelasi ini digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dan mengetahui arah hubungan antara dua variabel, dimana batas-batasnya ditentukan oleh - r. Bila r 0 a au m nd ka i 0, maka hubungan an ara kedua variabel sangat lemah atau tidak ada hubungan sama sekali. Bila r = +1 atau mendekati 1, maka korelasi antara variabel dikatakan positif dan sangat kuat. Tanda positif (+) menyatakan bahwa korelasi antara dua variabel adalah searah, artinya kenaikan nilai X terjadi bersama-sama dengan kenaikan nilai Y, sedangkan bila nilai r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi sangat kuat dan negatif. Tanda negatif (-) menyatakan bahwa kenaikan nilai X terjadi bersama-sama dengan penurunan nilai. 41