III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan penelitian dan

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dan pengembangan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENGEMBANGAN. memvalidasi produk. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

III.METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan LKS Fisika model

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode research and

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Metode pengembangan

BAB III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

METODE PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

III.METODE PENELITIAN. Metode pada penelitian ini yaitu Penelitian dan pengembangan (research and

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Langkah-langkah dalam penelitian dan pengembangan yang mengacu pada

III. METODE PENGEMBANGAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

III. METODE PENGEMBANGAN. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah research and development

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Metode penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. (research and development). Penelitian dan pengembangan (R & D) adalah

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan LKS Fisika Berbasis KPS.

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. (LKS) praktikum listrik dinamis berbasis TIK dengan menggunakan LiveWire

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development (penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau

III. METODE PENELITIAN. Prosedur pengembangan ini mengacu pada model pengembangan media

III. METODE PENGEMBANGAN. Model penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

III.METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah reseacrh and development atau

Kata kunci: alat peraga IPA, media pembelajaran, pesawat sederhana.

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

PENGEMBANGAN BUKU SISWA PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN MULTIREPRESENTASI MATERI USAHA DAN ENERGI

III. METODE PENGEMBANGAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini yaitu research and development atau penelitian dan

PENGEMBANGAN LKS BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN SAINS

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

PENGEMBANGAN KIT PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA PADA SISWA SMP SATU ATAP 1 KEDONDONG

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian pengembangan (research

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. langkah-langkah pokok penelitian pengembangan yang bertujuan untuk

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan sarana belajar mandiri

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan

IV. HASIL PEMBAHASAN. bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe

PENGEMBANGAN LKS BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN TERHADAP LINGKUNGAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian yaitu research and development

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

METODE PENGEMBANGAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MULTIREPRESENTASI PADA MATERI POKOK KINEMATIKA

I. PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar di sekolah terdapat hubungan yang erat antara

PENGEMBANGAN BUKU SISWA KINEMATIKA BERMUATAN NILAI KARAKTER DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan performance assessment berbasis

PENGEMBANGAN BUKU SISWA DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC BERBASIS MULTIREPRESENTASI MATERI IMPULS DAN MOMENTUM

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI CAHAYA

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development),

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan media pembelajaran berupa

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan pemahaman secara nyata. Pada pelajaran fisika, media

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah research and development (penelitian dan

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

PENGEMBANGAN LKS PROBLEM BASED LEARNING BERMUATAN SIKAP SPIRITUAL SOSIAL DENGAN PENILAIAN AUTENTIK

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi sekolah, Jumlah seluruh kelas VII di SMP Negeri 20

PENGEMBANGAN SUPLEMEN PEMBELAJARAN FISIKA GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK CAHAYA SEBAGAI PARTIKEL MEMANFAATKAN VIRTUAL LABORATORIUM

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

PENGEMBANGAN PIPA PITOT SEBAGAI PERAGA PEMBELAJARAN MEKANIKA FLUIDA

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN LEARNING CONTENT DEVELOPMENT SYSTEM MATERI USAHA DAN ENERGI

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING MATERI PENGUKURAN KELAS X SMA

PENGEMBANGAN LKS MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI IMPULS DAN MOMENTUM UNTUK SMA

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

Kata kunci: penelitian dan pengembangan, paket pembelajaran, video interaktif, sistem tata surya.

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

PENGEMBANGAN LKS PROJECT BASED LEARNING BERMUATAN SIKAP SPIRITUAL SOSIAL DENGAN PENILAIAN OTENTIK

PENGEMBANGAN BUKU SISWA DALAM PEMBELAJARAN SAINS BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN LINGKUNGAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

PENGEMBANGAN LKS MODEL DISCOVERY LEARNING MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK MATERI SUHU DAN KALOR

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

PENGEMBANGAN LKS MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL MATERI GAYA DAN PENERAPANNYA

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian pengembangan. Pengembangan yang dimaksud adalah pembuatan bahan ajar berupa LKS yang Bermuatan Nilai Ketuhanan dan Kecintaan Terhadap Lingkungan. Sasaran pengembangan program adalah materi kalor dan perubahannya untuk SMP/MTs percobaan kalor. Uji coba evaluasi produk yaitu uji ahli bidang isi/materi, kelayakan LKS, uji satu lawan satu, dan uji lapangan. Uji oleh ahli materi dilakukan untuk mengevaluasi materi pembelajaran oleh guru fisika di SMP/MTs uji kelayakan LKS dilakukan oleh dosen FKIP program studi Fisika Unila, uji satu lawan satu dilakukan dengan mengambil sampel penelitian 3 orang siswa SMP yang dapat mewakili populasi. Uji lapangan dilakukan kepada siswa kelas VII berjumlah 31 orang siswa. B. Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan ini menggunakan model pengembangan media instruksional yang diambil dari Suyanto dan Sartinem (2009). Desain

37 pengembangan meliputi tahapan prosedur pengembangan produk dan uji produk yang perlu dilakukan, yaitu: (1) Analisis kebutuhan; (2) Identifikasi sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan; (3) Identifikasi spesifikasi produk yang diinginkan pengguna; (4) Pengembangan produk; (5) Uji internal: uji kelayakan produk; (6) Uji eksternal: uji kemanfaatan produk oleh pengguna; (7)Produksi. Mengadaptasi model tersebut, maka prosedur pengembangan yang digunakan, yaitu: Tahap I Analisis Kebutuhan Tahap VII Produksi Tahap II Identifikasi Sumber Daya Tahap VI Uji Eksternal Produk (Prototipe III) Uji kelompok kecil Tahap III Identifikasi Spesifikasi Produk Uji satu lawan satu Tahap IV Pengembangan Produk (Prototipe I) Tahap V Uji Internal/Kelayakan Produk (Prototipe II) Uji ahli isi/materi Uji ahli desain Gambar 5 Model Pengembangan media instruksional dari prosedur pengembangan produk dan uji produk menurut Suyanto dan Sartinem (2009).

38 1. Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan guna dilakukan untuk mengumpulkan data bahwa diperlukan adanya pengembangan media berupa LKS bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan. Analisis kebutuhan ini dilakukan dengan teknik penyebaran angket dan observasi langsung. Angket ditujukan terhadap guru mata pelajaran fisika kelas VII pada SMP Negeri 1 Sekampung. Memberikan angket bertujuan untuk mengetahui media yang digunakan oleh guru, seberapa banyak penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran serta mengetahui hambatan-hambatan dalam penggunaan media pembelajaran, dan untuk mengetahui pentingnya penggunaan LKS yang akan dikembangkan untuk kegiatan pembelajaran. Observasi langsung dilakukan untuk mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah sebagai sumber belajar bagi guru maupun siswa yang mendukung kegiatan pembelajaran. Observasi seperti ketersediaan buku fisika di perpustakaan, ketersediaan alat-alat praktikum di laboratorium fisika dan pemanfaatan sumber belajar. Hasil angket dan observasi inilah yang menjadi acuan penulisan latar belakang masalah penelitian pengembangan ini. 2. Identifikasi Sumber Daya Identifikasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dilakukan dengan menginventarisir segala sumber daya yang dimiliki sekolahan, baik sumber

39 daya guru maupun sumber daya sekolah seperti perpustakaan, laboratorium, ketersediaan media dan sumber belajar lainnya yang mendukung kegiatan pembelajaran. Melihat dari sumber daya yang dimiliki maka peneliti mengembangkan LKS bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan, karena LKS yang sering digunakan selama ini belum memuat nilai-nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan. Data yang didapat dari identifikasi sumber daya ini selanjutnya digunakan untuk menentukan spesifikasi produk yang akan dikembangkan. 3. Identifikasi Spesifikasi Produk Identifikasi spesifikasi produk dilakukan untuk mengetahui ketersediaan sumber daya yang mendukung pengembangan produk dengan memperhatikan hasil analisis kebutuhan dan identifikasi sumber daya yang dimiliki oleh sekolah. Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan topik atau materi pokok pembelajaran yang akan dikembangkan. b. Mengidentifikasi kurikulum untuk mendapatkan identifikasi materi pelajaran dan indikator ketercapaian dalam pembelajaran. c. Menentukan format pengembangan LKS. 4. Pengembangan Produk Pada tahap pengembangan produk ini dilakukan pembuatan LKS bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan. Spesifikasi produk yang

40 dikembangkan adalah LKS materi pokok kalor yang di dalamnya terdapat muatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dan tersusun secara sistematis. Muatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan merupakan nilai pendidikan karakter yang dapat membantu siswa agar mampu memandang suatu fenomena atau masalah dalam sains bukan hanya dalam aspek pengetahuan saja tetapi juga tetap menerapkan aspek afektif dan psikomotor. LKS ini nantinya dapat digunakan sebagai pegangan guru dan juga sebagai salah satu sumber belajar bagi siswa dalam mempelajari materi kalor. Hasil pengembangan pada langkah ini berupa prototipe 1. 5. Uji Internal Dalam penelitian pengembangan sebuah desain media pembelajaran memerlukan kegiatan uji coba secara bertahap dan berkesinambungan. Pada tahap pengembangan ini dilakukan uji internal atau uji kelayakan produk. Uji internal yang dikenakan pada produk terdiri dari uji ahli desain dan uji ahli isi/materi pembelajaran. Produk yang telah dibuat diberi nama prototipe I, kemudian dilakukan uji kelayakan produk dengan berpedoman pada instrumen uji yang telah dibuat. Uji kelayakan produk ini meliputi langkahlangkah sebagi berikut: a. Menentukan indikator penilaian yang digunakan untuk menilai prototipe I yang telah dibuat. b. Menyususn instrumen uji kelayakan produk berdasarkan indikator penilaian yang telah ditentukan.

41 c. Melaksanakan uji kelayakan produk yang dilakukan oleh ahli desain dan ahli isi/materi pembelajaran. d. Melakukan analisis terhadap hasil uji kelayakan produk dan melakukan revisi. e. Mengkonsultasikan hasil yang telah diperbaiki kepada ahli desain dan ahli isi/materi pembelajaran. Dalam melaksanakan uji kelayakan peneliti melibatkan dua orang ahli, dimana untuk uji ahli desain yang merupakan seorang master dalam bidang teknologi pendidikan dalam mengevaluasi desain media pembelajaran yaitu salah seorang dosen Pendidikan MIPA Universitas Lampung, sedangkan ahli bidang isi/materi dilakukan oleh ahli bidang isi/materi untuk mengevaluasi isi/materi kalor untuk SMP/MTs yaitu guru mata pelajaran fisika SMP yang berlatar belakang Pendidikan Fisika. Setelah dilakukan uji internal produk, maka prototipe I akan mendapat saransaran perbaikan dari ahli desain dan ahli isi/materi. Selanjutnya produk hasil perbaikan dan konsultasi kemudian disebut prototipe II. 6. Uji Eksternal Setelah dilakukan uji internal atau uji kelayakan produk dan diperoleh hasil berupa prototipe II, langkah selanjutnya dilakukan uji eksternal yang diberikan kepada siswa untuk digunakan sebagai sumber sekaligus media pembelajaran. Uji eksternal merupakan uji coba kemanfaatan, kemudahan,

42 kemenarikan produk oleh pengguna. Hal-hal yang diujikan yaitu: kemenarikan, kemudahan, kemanfaatan menggunakan produk oleh pengguna, dan keefektifan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran fisika di sekolah yang harus terpenuhi. Uji ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu: uji satu lawan satu, dan uji kelompok kecil. Tahap uji satu lawan satu ini bertujuan untuk melihat kesesuaian media dalam pembelajaran sebelum tahap uji coba media pada uji kelompok kecil. Uji satu lawan satu dilakukan dengan cara dipilih dua orang siswa secara acak. Pada tahap ini, siswa menggunakan media secara individu (mandiri) lalu diberikan angket untuk menyatakan apakah media sudah menarik, mudah digunakan dan membantu siswa dalam pembelajaran dengan pilihan jawaban ya dan tidak, media akan diperbaiki pada pilihan jawaban tidak. Sedangkan untuk uji kelompok kecil dikenakan kepada satu kelas sampel pada siswa yang belum pernah mendapatkan materi kalor. Uji kelompok kecil dilakukan untuk mengetahui tingkat kemenarikan, kemudahan dalam menggunakan media dan keefektifan media. Siswa melakukan pembelajaran dengan menggunakan media berupa LKS bermuatan nilai dan setelah pembelajaran siswa diberikan evaluasi untuk mengetahui tingkat kemenarikan dan kemudahan dalam menggunakan media.

43 7. Produksi Setelah dilakukan perbaikan dari uji eksternal maka dihasilkan prototipe III kemudian dilakukan tahap selanjutnya yaitu produksi. Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian pengembangan. C. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian pengembangan ini digunakan tiga macam metode pengumpulan data. Ketiga macam metode tersebut meliputi: 1. Metode Observasi Metode observasi dilakukan untuk mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah yang menunjang proses pembelajaran. 2. Metode Angket Data dalam penelitian pengembangan ini diperoleh menggunakan instrumen angket yang digunakan untuk menganalisis kebutuhan guru serta siswa dalam menggunakan sumber belajar dalam materi fisika selain buku pegangan yang diberikan dari sekolah. Angket diberikan kepada guru serta siswa siswi SMP untuk mengetahui kebutuhan akan sumber belajar fisika bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan. Instrumen angket uji ahli digunakan untuk mengumpulkan data tentang kelayakan produk berdasarkan kesesuaian desain dan isi materi pada produk yang telah dikembangkan; instrumen angket respon pengguna digunakan untuk mengumpulkan data kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan.

44 3. Metode Tes Khusus Metode tes khusus digunakan untuk mengetahui tingkat efektifitas produk yang dihasilkan sebagai media pembelajaran. Data efektivitas program diukur dari hasil belajar siswa yang dilihat dari tiga aspek, yaitu kognitif, afektif (nilai karakter ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan), dan penilaian kerja (psikomotor). Tahap ini produk digunakan sebagai sumber belajar, pengguna (siswa) diambil sampel penelitian satu kelas siswa SMP, dimana sampel diambil menggunakan teknik Sampling jenuh yaitu semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Untuk memenuhi kebutuhan berdasarkan analisis kebutuhan dan menggunakan desain penelitian One-Shot Case Study. Gambar desain yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 6: X O Gambar 6. One-Shot Case Study Keterangan: X = Treatment, penggunaan LKS O = Hasil belajar siswa Tes khusus ini dilakukan oleh satu kelas sampel siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bandar Lampung, siswa menggunakan LKS sebagai media pembelajaran, selanjutnya siswa tersebut diberi soal evaluasi. Hasil evaluasi dianalisis ketercapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan nilai KKM telah ditentukan sekolah yang harus dicapai.

45 D. Teknik Analisis Data 1. Data hasil analisis kebutuhan yang diperoleh dari guru dan siswa digunakan untuk menyusun latar belakang dan mengetahui tingkat kebutuhan program pengembangan. Data hasil identifikasi kebutuhan ini kemudian dilengkapi dengan data hasil identifikasi sumber daya digunakan untuk menentukan spesifikasi produk yang mungkin dikembangkan. 2. Data yang diperoleh dari sampel pakar, dianalisis dengan teknik Deelphi (sangat perlu, perlu, tidak perlu). Responden diminta untuk meranking tingkat pentingnya suatu butir yang berupa pengetahuan esensial dan kompetensi sains siswa SMP, suatu butir dinyatakan merupakan suatu kebutuhan apabila lebih dari 2/3 atau 70% responden menyatakan cukup penting-sangat penting sekali. 3. Data kesesuaian desain dan materi pembelajaran pada produk diperoleh dari ahli materi, ahli desain atau praktisi melalui uji/validasi ahli. Data kesesuaian tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk yang dihasilkan. Data kemenarikan, kemudahan penggunaan dan kemanfaatan produk diperoleh melalui hasil uji kemanfaatan kepada pengguna secara langsung. Data hasil belajar yang diperoleh melalui tes setelah penggunaan produk digunakan untuk menentukan tingkat keefektifan produk sebagai media pembelajaran. 4. Data hasil tes untuk mengukur tingkat keefektifan media, digunakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran fisika di sekolah sebagai

46 pembanding setelah menggunakan media pembelajaran berupa LKS dalam pembelajaran sains yang bermuatan nilai ketuhanan dan cinta terhadap lingkungan. Apabila 70% dari siswa yang belajar menggunakan LKS ini telah tuntas KKM, maka media pembelajaran berupa LKS dalam pembelajaran sains khususnya fisika ini dapat dikatakan efektif dan layak digunakan sebagai media pembelajaran. Adapun cara penjumlahkan nilai akhir setelah menggunakan produk, dapat dirumuskan sebagai berikut: Nilai = X 100 5. Data tanggapan siswa/guru terhadap produk yang dikembangkan dianalisis kualitatif deskriptif (ditampilkan dalam bentuk Tabel atau grafik atau diagram) sehingga diperoleh kesimpulan mengenai tanggapan siswa atau guru terhadap model produk yang dikembangkan. 6. Analisis data berdasarkan instrumen uji ahli dan uji kelompok kecil dilakukan untuk menilai sesuai atau tidaknya produk yang dihasilkan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran. Instrumen uji ahli oleh ahli desain dan ahli isi/materi pembelajaran, memiliki 2 pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan, yaitu: ya dan tidak. Revisi dilakukan pada konten pertanyaan yang diberi pilihan jawaban tidak, atau para ahli memberikan masukan khusus terhadap media/prototipe yang sudah dibuat.

47 7. Analisis data berdasarkan instrumen uji satu lawan satu dilakukan untuk mengetahui respon dari siswa terhadap media yang sudah dibuat. Instrumen uji satu lawan satu memiliki 2 pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan, yaitu: ya dan tidak. Revisi dilakukan pada konten pertanyaan yang diberi pilihan jawaban tidak. 8. Data kemenarikan, kemudahan, kemanfaatan dan efektivitas media sebagai sumber belajar diperoleh dari uji kelompok kecil kepada siswa sebagai pengguna. Angket respon terhadap pengguna produk memiliki 4 pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan, yaitu: sangat menarik, menarik, kurang menarik dan tidak menarik atau sangat baik, baik, kurang baik dan tidak baik. Masing-masing pilihan jawaban memiliki skor berbeda yang mengartikan tingkat kesesuaian produk bagi pengguna. Penilaian instrumen total dilakukan dari jumlah skor yang diperoleh kemudian dibagi dengan jumlah total skor, selanjutnya hasilnya dikalikan dengan banyaknya pilihan jawaban. Skor penilaian dari tiap pilihan jawaban ini dapat dilihat dalam Tabel 3. Tabel 3 Kriteria penilaian uji internal dan eskternal. Pilihan Jawaban Pilihan Jawaban Pilihan Jawaban Skor Sangat menarik Sangat baik Sangat Mempermudah 4 Menarik Baik Mempermudah 3 Kurang menarik Kurang baik Kurang mempermudah 2 Tidak menarik Tidak baik Tidak mempermudah 1 Menurut Suyanto (2009)

48 Instrumen yang digunakan memiliki 4 pilihan jawaban, sehingga skor penilaian total dapat dicari dengan menggunakan rumus: Hasil dari skor penilaian tersebut kemudian dicari rata-ratanya dari sejumlah sampel uji coba dan dikonversikan ke pernyataan penilaian untuk menentukan kualitas dan tingkat kemanfaatan, kemudahan, kemenarikan produk yang dihasilkan berdasarkan pendapat pengguna. Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini dapat dilihat dalam Tabel 4. Tabel 4. konversi penilaian akhir uji Internal dan Eksternal Skor Penilaian Rerata Skor Klasifikasi 4 3,26-4,00 Sangat Baik 3 2,51 3,25 Baik 2 1,76 2,50 Kurang Baik 1 1,01 1,75 Tidak Baik Menurut Suyanto (2009: 20)