BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor jasa konstruksi adalah salah satu sektor strategis dalam mendukung tercapainya pembangunan nasional. Posisi strategis tersebut dapat dilihat dari adanya keterkaitan dengan sektor lain. (Naskah Akademis, RUU Jasa Konstruksi, 2016). Konstruksi merupakan sektor perekonomian yang sangat penting untuk menghasilkan suatu produk bangunan, baik dalam fungsinya sebagai infrastruktur maupun properti, serta penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) yang signifikan (built environment) (Taufik, 2012:216). Untuk mendukung agenda pembangunan infrastruktur yang masif, upaya pemerintah dalam mengembangkan jasa usaha konstruksi yang berkualitas, tepat waktu dan efisien secara normatif memerlukan dasar hukum yang kuat dan mendukung cita-cita nasional terkait kebijakan nasional dalam bidang konstruksi dan infrastruktur. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi yang telah berlaku selama 15 (lima belas) tahun. Evaluasi dan perbaikan tersebut ditujukan untuk menjawab sejumlah persoalan saat ini dan ke depan. Penyempurnaan peraturan tersebut terutama terkait dengan: 1) Adanya pembagian peran, kewenangan dan tanggung jawab antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan jasa konstruksi; 2) Menjamin terciptanya penyelenggaraan tertib usaha jasa konstruksi yang adil, sehat dan terbuka melalui pola persaingan yang sehat; 3) Meningkatnya peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan jasa konstruksi; 4) Memperluas pengaturan 1
2 sampai rantai pasok sebagai pendukung jasa konstruksi; 5) Adanya aspek perlindungan hukum terhadap upaya yang menghambat penyelenggaraan jasa konstruksi; 6) Perlindungan bagi tenaga kerja bekerja di bidang jasa konstruksi; 7) Adanya jaring pengaman terhadap investasi di bidang jasa konstruksi; 8) Mewujudkan jaminan mutu penyelenggaraan jasa konstruksi yang sejalan dengan nilai-nilai keamanan, keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan (K4). Pada awal tahun 2017 telah muncul peraturan baru untuk menyempurnakan peraturan yang lama, yaitu terbit Undang-Undang Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi yang terdiri dari 14 Bab dan 106 pasal. Salah satu Bab yang penting adalah Bab V tentang penyelenggaraan usaha jasa konstruksi yang lingkupnya terdiri dari 4 bagian, yaitu: Lingkup penyelenggaraan Jasa konstruksi (Umum); Pengikatan Jasa Konstruksi; Pengelolaan Jasa Konstruksi; dan Perjanjian Penyediaan Bangunan. Bab V ini diatur mulai dari Pasal 38 sampai Pasal 58. Adapun tujuan dari pengaturan penyelenggaraan usaha jasa konstruksi ditujukan untuk menjamin terciptanya penyelenggaraan tertib usaha jasa konstruksi yang adil, sehat dan terbuka melalui pola persaingan yang sehat. Perubahan pengaturan tentu memberikan dampak dan pengaruh yang besar terhadap perusahaan konstruksi sebagai pelaku utama dalam bidang konstruksi dan infrastruktur. Perubahan-perubahan akibat pembaharuan undang-undang tersebut akan dipersepsikan secara beragam oleh seluruh perusahaan konstruksi yang ada di seluruh Indonesia, termasuk perusahaan konstruksi yang ada di Kabupaten Boyolali. Sebagai salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa
3 Tengah, keberadaan perusahaan konstruksi di Kabupaten Boyolali menurut data Direktori Perusahaan Konstruksi Jawa TengahTahun 2015, terdapat 243 perusahaan konstruksi. Persepsi terhadap pengaturan penyelenggaraan usaha jasa konstruksi dalam aturan baru dapat dipersepsikan positif maupun negatif oleh perusahaan konstruksi di Kabupaten Boyolali, termasuk perusahaan yang sedang perusahaan yang sedang mengerjakan proyek pemerintah daerah.persepsi terhadap peraturan yang baru diasumsikan dapat mempengaruhi kinerja perusahaan konstruksi yang ada. Hal ini karena persepsi biasanya mempengaruhi sikap dan perilaku, termasuk dalam perusahaan dapat mempengaruhi kinerjanya. Penelitian ini ingin melihat bagaimana pengaruh persepsi penyelenggaraan usaha jasa konstruksi berdasarkan UU no 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi terhadap kinerja perusahaan konstruksi yang ada di Kabupaten Boyolali, terutama pada bab V tentang penyelenggaraan usaha Jasa konstruksi. Bab ini dianggap penting karena mengatur tentang penyelenggaraan usaha jasa konstruksi, suatu bagian dari undang-undang yang bersentuhan langsung dengan perusahaan konstruksi. Oleh karena itu penelitian ini berjudul Pengaruh Persepsi Perusahaan Konstruksi Atas Penyelenggaraan Usaha Jasa Konstruksi Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Kontruksi Terhadap Kinerja Perusahaan Konstruksi (Studi Kasus Di Kabupaten Boyolali). 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
4 1. Bagaimana persepsi perusahaan konstruksi di Kabupaten Boyolali atas penyelenggaraan usaha jasa konstruksi dalam UU No 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. 2. Bagaimanakah hasil penilaian kinerja perusahaan konstruksi di Kabupaten Boyolali. 3. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan konstruksi di Kabupaten Boyolali. 4. Bagaimana pengaruh persepsi perusahaan konstruksi atas penyelenggaraan usaha jasa konstruksi dalam UU No 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi terhadap kinerja perusahaan konstruksi di Kabupaten Boyolali. 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui persepsi perusahaan konstruksi di Kabupaten Boyolali atas penyelenggaraan usaha jasa konstruksi berdasarkan UU No 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. 2. Untuk mengetahui hasil penilaian kinerja perusahaan konstruksi di Kabupaten Boyolali. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan konstruksi di Kabupaten Boyolali. 4. Menganalisis pengaruh persepsi perusahaan konstruksi atas penyelenggaraan usaha jasa konstruksi dalam UU No 2 tahun 2017
5 tentang Jasa Konstruksi terhadap kinerja perusahaan konstruksi di Kabupaten Boyolali. b. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini secara teoritis dapat mengembangkan keilmuan pada bidang teknik, terutama bidang yang terkait dengan konstruksi. Sedangkan secara praktik manfaat penelitian ini dapat memberikan gambaran bagaimana dampak UU No. 2 tahun 2017 tentang jasa konstruksi ini terhadap kinerja perusahaan konstruksi terutama pada bagian penyelenggaraan usaha jasa konstruksi. Hasil penelitian ini dapat menjadi pengetahuan dan sekaligus acuan bagi perusahaan konstruksi atas penyelenggaraan jasa konstruksi berdasarkan UU jasa Konstruksi yang baru. 1.4. Batasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini diperlukan untuk membatasi ruang lingkup penelitian. Pembatasan yang pertama adalah pada fokus masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu hanya terkait dengan Bab V dari Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 yaitu tentang penyelenggaraan usaha jasa konstruksi. Kemudian batasan kedua adalah batasan obyek/subyek penelitian yaitu perusahaan-perusahaan konstruksi yang ada di Kabupaten Boyolali yang sedang melaksanakan proyek milik pemerintah Kabupaten Boyolali tahun 2017.