BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini adalah menggunakan tipe penelitian fenomenologi yang menjadikan pokok kajiannya fenomena yang tampak sebagai subjek penelitiannya, namun bebas dari unsur syak wasangka atau subjektivitas peneliti. Peneliti berupaya seoptimal mungkin mereduksi dan memurnikan sehingga itulah gambaran makna fenomena yang sesungguhnya (Yusuf, 2014 :351). Sedangkan Bodgan dan Biklen (1982) (dalam Yusuf, 2014: 351) mengemukakan bahwa fenomenologi merupakan suatu tipe/jenis penelitian kualitatif yang berusaha memahami makna dari suatu peristiwa dan interaksi orang dalam situasi tertentu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Flick (2002) (dalam Gunawan, 2014: 81) ialah Specific relevance to the study of social relations, owing to the fact of the pluralization of life worlds. Penelitian kualitatif adalah keterkaitan spesifik pada studi hubungan sosial yang berhubungan dengan fakta pluralisasi dunia kehidupan. Metode ini diterapkan untuk melihat dan memahami subjek dan objek penelitian yang meliputi orang, lembaga berdasarkan fakta yang tampil secara apa adanya. Melalui pendekatan ini akan terungkap gambaran mengenai aktualisasi, realitas sosial, dan persepsi sasaran penelitian. Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk memahami perilaku manusia, dari 45
kerangka acuan perilaku sendiri, yakni bagaimana pelaku memandang dan menafsirkan kegiatan dari segi pendiriannya. Poerwandari (2005:55-56) mengatakan bahwa salah satu tujuan penting penelitian kualitatif adalah untuk memahami manusia dalam segala kompleksitasnya sebagai makhluk subjektif, sebagaian besar aspek psikologis manusia sangat sulit direduksi dalam elemen atau angka dan akan lebih etis dan kontekstual bila diteliti dalam setting alamiah. Artinya, tidak cukup hanya mencari what dan how much, tetapi perlu juga memahami why dan how dalam konteksnya. Hal ini sesuai dengan fokus penelitian penulis yakni apa faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya kekerasan seksual orang tua kandung pada anaknya dan apa dampak yang dialami oleh anak korban kekerasan seksual. Menurut penulis, metode penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dan perilaku yang dapat diamati sehingga data-data tersebut dapat digunakan untuk mengetahui apa saja faktor penyebab perilaku kekerasan seksual orang tua pada anak dan apa dampak yang dirasakan anak yang menjadi korban tindak kekerasan. Penulis berharap dengan menggunakan metode kualitatif dapat menggali informasi lebih kaya dan mendalam tentang kekerasan seksual orang tua pada anak. Hal di atas sejalan dengan ungkapan Bodglan dan Taylor (Moleong, 2010:4) mengatakan penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data-data tertulis atau lisan dari orang- 46
orang dan perilaku yang diamati. Sejalan dengan pendapat tersebut Denzin dan Linclon (Moleong, 2010:5) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan melibatkan berbagai metode yaitu wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen. Jadi dapat dipahami bahwa penelitian kualitatif itu adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti secara menyeluruh dan mendalam. B. Unit Analisis Penelitian Adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah apa yang menjadi faktor penyebab kekerasan seksual orang tua pada anak, dan apa dampak yang dirasakan oleh anak yang menjadi korban kekerasan seksual. C. Subjek Penelitian Subjek/informan penelitian diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling, dimana teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu, hal ini dilakukan karena orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita inginkan dan diharapkan (Sugiyono, 2010 : 219). Sedangkan menurut Arikunto (2014:183) pengambilan sampel dengan teknik bertujuan ( purposive sampling) ini cukup baik karena sesuai dengan pertimbangan peneliti sendiri sehingga dapat mewakili populasi. 47
Kelemahannya adalah bahwa peneliti tidak dapat menggunakan statistik parametrik sebagai teknik analisis data karena tidak memenuhi persyaratan random. Keuntungannya terletak pada ketepatan peneliti memilih sumber data sesuai dengan variabel yang diteliti. 1. Jumlah Subjek Penelitian Sarantakos (dalam Poerwandari, 20 05:95) menyatakan bahwa prosedur penentuan subjek atau sumber data dalam penelitian kualitatif umumnya menampilkan karakteristik (1) diarahkan tidak pada jumlah sampel yang besar, melainkan pada kasus-kasus tipikal sesuai kekhususan masalah penelitian (2) tidak ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi dapat berubah baik dalam hal jumlah maupun karakteristik sampelnya, sesuai dengan pemahaman konseptual yang berkembang dalam jumlah penelitian, dan (3) tidak diarahkan pada keterwakilan dalam arti jumlah atau peristiwa acak, melainkan pada kecocokan konteks. Jadi dalam penelitian ini jumlah subjek yang di rencanakan yaitu satu orang narapidana pelaku kekerasan seksual pada anak, dan anak korban pelaku serta isteri pelaku, dan nenekkorban. Jadi dalam penelitian ini jumlah subjek yang direncanakan yaitu orang tua kandung dengan inisial A yang berumur 57 tahun, anak yang menjadi korban berinisial R yang berumur 20 tahun dan isteri berinisial M yang berumur 45 tahun serta nenek korban berinisial RA berumur 69 tahun. Subjek ini tidak mutlak bisa saja bertambah sesuai dengan kebutuhan informasi yang akan didapatkan. 48
2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rutan Klas II B Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman. Penulis tertarik melakukan penelitian di daerah tersebut karena berdasarkan fenomena yang penulis temukan melonjaknya kasus kekerasan seksual di Sumatera Barat, termasuk di daerah Lubuk Sikaping. Itu dibuktikan dengan data yang penulis dapatkan dari petugas rutan dibagian pelayanan. D. Teknik Pengambilan Data Poerwandari (2005:106) metode pengambilan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam, disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian serta objek yang diteliti. Metode pengambilan data dalam penelitian kualitatif antara lain : wawancara, observasi, analisa terhadap karya (tulisan, filem, dan karya lain), analisa dokumen, analisa catatan pribadi, studi kasus, dan riwayat hidup. Lofland menjelaskan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen, foto (dal am Maleong, 2010:157). Data yang diperoleh dalam penelitian kualitatif dikumpulkan oleh penulis sendiri. Tidak menggunakan angket atau tes yang telah disusun terlebih dahulu, dalam suatu penelitian data merupakan hal yang penting, maka untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode, observasi, wawancara, dan dokumentasi. 49
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah : 1. Observasi Menurut Bungin (2011:118) observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan. Suatu kegiatan pengamatan dikategorikan sebagai kegiatan pengumpulan data penelitian apabila memiliki kriteria sebagai berikut : a. Direncanakan secara matang. b. Berkaitan dengan tujuan penelitian yang ditetapkan. c. Dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan proposisi umum. d. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol mengenai keabsahannya. Adapun jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis observasi non participant. Dalam observasi ini peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Pengambilan data dengan observasi non participant ini tidak akan mendapatkan data mendalam dan tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai dibalik perilaku tampak yang terucapkan dan yang tertulis. Data yang diperoleh melalui observasi adalah bagaimana dampak kekerasan yang dialami oleh anak sebagai korban. Menurut Patton mengatakan data hasil observasi menjadi data penting karena peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam mana hal yang diteliti ada atau terjadi. Selanjutnya observasi 50
memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara (Poerwandari, 2005:119). 2. Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan atau orang yang diwawancarai (Bu ngin, 2011:111). Poerwandari (2005:127) mendefinisikan wawancara sebagai percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pegetahuan tentang makna-makna subjektif dan sosial yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain. Selanjutnya Sugiyono (2010:137) menjelaskan bahwa wawancar a digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat 51
menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur, dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin yaitu mengumpulkan data dengan cara tanya jawab dimana dalam pelaksanaannya interviewer dibekali suatu kerangka wawancara, tetapi dia memiliki kebebasan untuk menggali fakta lebih.dan alat bantu wawancara yang penulis gunakan dalam penelitian ini berup a tape recorder,kamera, dan alat tulis seperti buku dan pulpen. Adapun yang akan penulis wawancarai dalam penelitian ini adalah orang tua kandung dengan inisial A yang berumur 57 tahun, anak yang menjadi korban berinisial R yang berumur 20 tahun dan isteri berinisial M yang berumur 45 tahun serta nenek korban berinisial RA berumur 69 tahun. 3. Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan ( life historis), cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung film, dan lain-lain. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel/dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan dimasa kecil, di masyarakat dan autobiograf (Sugiyono, 2010:240). 52
Menurut Arikunto (2010:274) dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Penelitian ini menggunakan dokumen yang berhubungan dengan subjek penelitian, yaitu dokumen surat perintah penahanan, sura kutipan pid ana, dan foto subjek. E. Teknik Pengorganisasian dan Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain (Bodgan, dalam Sugiyono, 2012:244) Dasar analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman. Dimana menurut Miles dan Huberman (dalam Emzir, 2012:129-133) ada tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif, yaitu : 1. Reduksi Data Merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian data mentah yang terjadi dalam catatancatatan lapangan tertulis. 53
2. Model Data (Data Display) Suatu kumpulan informasi yang tersusun yang membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambil tindakan. 3. Penarikan/Verifikasi Kesimpulan Penulis mulai memutuskan apakah makna sesuatu mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur kausal, dan proposisi-proposisi. F. Uji Keabsahan Data dinyatakan valid dalam penelitian kualitatif apabila tidak terdapat perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang terjadi sebenarnya pada objek yang diteliti (Sugiyono, 2010:268). Penelitian tentang kekerasan seksual oran tua pada anak ini, peneliti menggunakan uji keabsahan data (Sugiyono, 2010:270-274) sebagai berikut : 1. Perpanjangan Pengamatan Penulis melakukan perpanjangan pengamatan sehingga hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Dengan melakukan perpanjangan pengamatan peneliti dapat mengecek kembali apakah data yang diberikan selama ini tentang kekerasan seksual orang tua pada anak sudah benar atau tidak. 54
2. Peningkatan Ketekunan Penulis dalam melakukan penelitian secara lebih cermat dan berkesinambungan, sehingga kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis sehingga dapat meningkatkan kredibilitas data. 3. Triangulasi Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekkan dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan waktu. Teknik triangulasi data dapat dilakukan dengan berbagai cara : a. Triangulasi Sumber Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh memulai beberapa sumber. Kemudian dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda dan mana yang spesifik dari beberapa sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan ( member check) dengan sumber data tersebut. b. Triangulasi Teknik Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengecek data pada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi. 55
c. Triangulasi Waktu Waktu juga mempengaruhi kredibiltas data. Observasi yang penulis lakukan, dilakukan dahulu pada waktu penulis sedang berkunjung ke tempat subjek berada. Kemudian dilain waktu baru dilakukan wawancara yang mendalam dan bebas terhadap subjek dan informan. Agar didapat kepastian data, observasi dan wawancara dapat dilakukan berulang-ulang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji keabsahan dengan menggunakan ketiga triangulasi tersebut, yaitu triangulasi sumber, Triangulasi teknik, dan triangulasi waktu agar data yang didapatkan lebih akurat. 56