2016 PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhannya. Salah satu tugas perkembangan seorang individu adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di zaman yang semakin maju dan modern, teknologi semakin canggih dari

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. rentang kehidupan seseorang. Individu pada masa dewasa awal telah melewati

Fitri Saraswati / Ike Devi Sulistyaningtyas

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dimana ponsel dapat terhubung dengan internet sehingga kita dapat mengakses

BAB I PENDAHULUAN. tidak tinggal bersama (Long Distance Relationship) dalam satu rumah karena

Sumber : diakses pada 18 November pukul WIB

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

SELF DISCLOSURE DAN MEDIA KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai adanya proses perubahan pada aspek fisik maupun psikologis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah aktivitas manusia berkomunikasi timbul sejak manusia diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baru, seperti definisi pernikahan menurut Olson dan Defrain (2006)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Masalah. dalam sebuah pernikahan. Seperti pendapat Saxton (dalam Larasati, 2012) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN. rentang kehidupan seseorang. Individu pada masa ini telah melewati masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antarpersonalnya menjadi berbeda satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komunikasi menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. individu saling mengenal, memahami, dan menghargai satu sama lain. Hubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman manusia yang paling umum. Menurut Sternberg (dalam Tambunan,

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang serba teknologi ini, gadget smartphone merupakan sebuah alat

Komunikasi Antar Pribadi Pada Pasangan Romantis Pasca Perselingkuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat menjadikan

MANAJEMEN KONFLIK PADA ISTRI YANG MENGALAMI LONG DISTANCE RELATIONSHIP. Nama : Aisyah NPM : Pembimbing : Nurul Qomariyah, Msi.Psi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan dengan berbagai kesempurnaan.

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang melaju sangat pesat dan persaingan global

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan-perubahan yang dramatis. Perubahan-perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia memiliki kebutuhan sosial

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial tidak lepas dari hubungan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya penggunaan teknologi berbasis internet kini mulai marak

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. situs ini semua bisa mengakses apapun dan berkomunikasi dengan siapa pun.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Oleh : Dwi Prihatin NIM K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berada direntang usia tahun (Monks, dkk, 2002). Menurut Haditono (dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan

2016 PERSEPSI PEMIRSA TENTANG OBJEKTIVITAS BERITA DI KOMPAS TV

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, dengan WNA dari budaya barat (Sabon, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era teknologi pada saat ini telah berkembang pesat. Hal ini dapat

Oleh: Qoriah A. Siregar

mengembangkan dirinya melalui respons-respons terhadap stimulus dalam dunia kognitifnya.

BAB IV ANALISIS DATA. menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia tidak mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pengalihasandian. Keberlangsungan ini pada akhirnya akan membentuk suatu pola

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki pasangan akan selalu saling melengkapi satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Deniaty Sinaga, 2015

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan orang lain yang meliputi interaksi di lingkungan. sekitarnya. Salah satu bentuk hubungan yang sering terjalin dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. internet yang Anda pakai untuk mengirim dan menjelajahi interenet,

oleh masyarakat urban karena bersifat adiktif dan sangat menghibur. Begitu juga dengan adanya internet, dimana video Game diangkat menjadi Game online

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

Bab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan bukanlah hal yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak. bisnis baru yang berkembang di Indonesia.

Bab I Pendahuluan. Mahasiswa masuk pada tahapan perkembangan remaja akhir karena berada pada usia 17-

BAB I PENDAHULUAN. jaringan sosial. Jaringan sosial itu sendiri terdiri dari berbagai macam media sosial

BAB I PENDAHULUAN. jauh (SLJJ). Konteks ini dimaksudkan bagi setiap pribadi yang. Jika tak bisa percaya pada pasangan akan berdampak pada kondisi

sebagai penjembatan dalam berinteraksi dan berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia seringkali terjadi konflik yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Internet merupakan sebuah media massa baru (new media) yang

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. peningkatan pesat. Arus globalisasi yang berkembang dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN. Di setiap tempat di Indonesia memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

BAB I PENDAHULUAN. media dengan surat kabar, radio, televisi dan telepon dalam memenuhi kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia diciptakan sebagai makhluk multidimensional, memiliki akal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vera Ratna Pratiwi,2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan

AFTER FACEBOOK. Harapan Setelah Memutuskan Pertemanan Di Jejaring Sosial Facebook

BAB I PENDAHULUAN. di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi

PEDOMAN WAWANCARA. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyesuaian dengan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang sangat mendasar untuk saling berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui komunikasi, manusia menunjukkan kodratnya sebagai makhluk sosial yang tidak dapat terlepas dari manusia lainnya. Hubungan yang terjalin antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok merupakan usaha untuk membina komunikasi. Komunikasi juga merupakan dasar terjadinya sebuah interaksi. Melalui kegiatan komunikasi, kita dapat saling memahami diri kita sendiri maupun karakter orang lain yang menjadi lawan komunikasi kita. Dengan demikan, melalui komunikasi kita dapat mengenal orang lain, mengungkapkan perasaan, membuat dan mengembangkan perasaan, serta berbagi pengetahuan bersama oranglain. Saat ini, komunikasi tidak hanya dilakukan dengan cara face to face (FTF). Seiring berkembangnya zaman, teknologi kian hari kian pesat dan meningkat, disadari atau tidak teknologi selalu mengekor pada kehidupan manusia sehari hari. Manusia yang selalu memiliki kebutuhan akan segala sesuatu dengan cara yang mudah atau instan, dan teknologi pun berhasil menunjang semua kebutuhan itu. Salah satunya adalah komunikasi yang dimediasi oleh teknologi komputer, di mana para pelaku komunikasi akan melakukan komunikasi secara tidak langsung melalui sebuah media komunikasi (alat) dalam menyampaikan pesan serta mendapatkan umpan balik dari lawan komunikasi tersebut. Komunikasi yang dimediasi oleh komputer dikenal dengan nama Computer Mediated Communication (CMC). Pola komunikasi seperti ini sedang hangatnya diperbincangkan di tengah masyarakat karena kemudahan dalam melakukannya. Hal ini sebagaimana di ungkapkan oleh A.F. Wood dan M.J. Smith sebagai berikut: Computer Mediated Communication adalah segala bentuk komunikasi antar individu, individu dengan kelompok, yang saling berinteraksi

2 melalui computer dalam suatu jaringan internet. Pada media komputer terjadi peleburan antara komunikasi Mediation (perantara) dan Immediate (langsung). Pada bentuk-bentuk CMC terdapat keterkaitan dengan teori Computer Mediated Communication (CMC). Melihat dari definisi di atas, bahwa komunikasi pada era digital kini memiliki banyak pola. Tentu saja dalam menjalankannya pun harus memahami pola yang dimaksudkan terlebih dahulu untuk menghasilkan komunikasi yang berkualitas dan mengurangi kesalahan dalam berkomuinikasi. Chung (2003) berpendapat bahwa Computer Mediated Communication (CMC) adalah beragam seperti peserta; itu mengaburkan batas antara komunikasi interpersonal dan massa, menciptakan cara-cara baru untuk hubungan interpersonal terjadi. Karena teknologi yang terus berkembang dan maju, Computer Mediated Communication (CMC) sekarang lebih mudah diakses dan tersedia daripada sebelumnya. Untuk tujuan penelitian ini, penulis akan fokus pada dampak Computer Mediated Communication (CMC) secara detail terhadap sebuah hubungan percintaan. Dalam Computer Mediated Communication (CMC), peneliti akan menekankan pada aspek komunikasi hiperpersonal karena aspek ini mendukung penuh adanya mediasi (alat) dalam melakukan komunikasi dengan lawan. Hiperpersonal memandang bahwa komunikasi yang dimediasi, atau pada penelitian ini yaitu komunikasi online, akan memiliki dampak yang berbeda dibandingkan dengan face to face (FTF). Pada komunikasi Hiperpersonal, para pelaku komunikasi lebih dapat mengekspresikan keadaan dirinya, meskipun tidak melakukan kontak fisik, tanpa mengurangi nilai komunikasi yang akan disampaikan. Pada komunikasi ini juga, hasil dari sebuah komunikasi antar komunikator dan komunikan akan dengan mudah didapatkan. Jadi setiap pasangan yang melakukan hubungan jarak jauh akan sangat terbantu dengan adanya CMC theory ini. Ditambah beberapa fakta membuktikan ketika diadakannya survei bahwa seseorang akan sangat menjaga komunikasi secara intim (telepon, SMS, media sosial, chat online, dll) sebanyak 89.5%. Fakta tersebut menunjukan

3 pentingnya sebuah komunikasi, terutama pada sebuah hubungan yang dilakukan secara jarak jauh. Karena pada kasus ini, komunikasi yang dibutuhkan bukan lagi komunikasi Face to Face (FTF) melainkan komunikasi yang dimediasi oleh sebuah alat yaitu komputer. Dalam semua kegiatan manusia tentu saja ada komunikasi dan interaksi yang terjadi, begitu juga dalam salah satu bentuk hubungan sosial yaitu menjalin hubungan yang sangat dekat dengan lawan jenis atau sering kita sebut dengan istilah berpacaran. Menurut Bennet yang dikutip oleh Wisnuwardhani (2011), di Indonesia pacaran adalah hubungan pra nikah antara pria dan wanita yang dapat diterima oleh masyarakat. Ketika seseorang menjalani hubungan berpacaran, maka seseorang berusaha untuk memperoleh fungsi dan pengharapan sebagai pacar. Fungsi utama pacaran adalah agar dapat mengembangkan hubungan interpersonal individu pada hubungan heteroseksual, bahkan pernikahan. Namun demikian fungsi lainnya adalah individu secara tidak sadar juga ingin menambah kemampuan dalam hubungan interpersonal untuk belajar satu sama lain. Selain fungsi dan pengharapan yang berusaha diperoleh seseorang dalam hubungan pacaran, biasanya pria dan wanita juga memiliki arti dan tujuan dalam berpacaran yang beraneka ragam tergantung kepada pribadi orang tersebut dalam menjalankan sebuah hubungan pacaran. Sebagai contoh, ketika dilihat dari sudut pandang masyarakat, yang pertama pacaran merupakan awal kedua individu lawan jenis saling mengenal untuk sebuah hubungan yang lebih serius atau dikenal dengan pernikahan. Kedua, pacaran memiliki batasan serta aturan yang berasal dari lingkungan internal seorang individu yaitu orang tua, biasanya orangtua memiliki aturan-aturan khusus ketika mengetahui anaknya pacaran, orangtua melakukan hal itu sebagai usaha melindungi kehormatan keluarga dan pernikahan yang tidak diinginkan. Ketiga, dalam berpacaran, wanita memiliki peran yang sangat penting dalam konteks gender untuk melakukan interaksi dengan pasangannya. Dewasa ini, tidak sedikit muncul berbagai fenomena pacaran yang unik, salah satunya adalah fenomena berpacaran jarak jauh atau dikenal dengan

4 istilah Long Distance Relationship (LDR). Long Distance Relationship adalah hubungan yang dijalin oleh sepasang pria dan wanita yang berbeda tempat dan dipisahkan oleh jarak yang jauh sehingga tidak adanya kesempatan untuk melakukan kontak fisik di antara mereka dalam periode waktu tertentu. Ada beberapa faktor yang mendorong sepasang individu untuk menjalani hubungan jarak jauh, salah satunya adalah pendidikan yang mereka ambil di tempat yang jauh dari pasangannya, bahkan pekerjaan yang kadang menempatkan seseorang di tempat yang jauh dari pasangannya yang tidak mau harus dilakukan karena harus tetap konsisten dengan apa yang telah diputuskan di awal. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Henry Manampiring didapatkan hasil sebagai berikut. Penyebab terjadinya hubungan jarak jauh diantaranya ada beberapa faktor, pekerjaan sebanyak 37,3%. Faktor pendidikan sebanyak 29,5%. 24% berasal dari wilayah yang berbeda, dan tetap mencoba melakukan LDR. Sisanya sebanyak 9,1% tidak menjawab dengan baik. Holt & Stone (dalam Kidenda, 2002) menggunakan faktor waktu dan jarak untuk mengkategorikan pasangan yang menjalani hubungan jarak jauh. Berdasarkan informasi demografis dari partisipan penelitian yang menjalani hubungan jarak jauh, didapat tiga kategori waktu terpisah (0, kurang dari 6 bulan, lebih dari 6 bulan), tiga kategori pertemuan (sekali seminggu, seminggu hingga sebulan, kurang dari satu bulan) dan tiga kategori jarak (0-1 mil, 2-294 mil, lebih dari 250 mil). Dari hasil penelitian Hotl & Stone (dalam Kidenda, 2002) Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Wolipop.com secara online pada Senin (3/09/2012) dari 123 partisipan, sebanyak 49% responden berhasil melakukan hubungan jarak jauh dengan pasangannya. Sebanyak 38% responden tidak berhasil menjalankan hubungan jarak jauh (LDR) bersama pasangannya. Sementara 5% partisipan lainnya, masih menjalin hubungan LDR dengan penuh keraguan. Bahkan beberapa di antara responden merasa sudah putus asa dengan hubungan jarak jauh tersebut. Kemudian 10% responden masih berharap hubungan jarak jauh yang dijalani bersama pasangannya akan tetap berjalan dengan baik atau dapat dikatakan

5 sebagai sebuah pengaharapan pada sebuah hubungan jarak jauh yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Melihat survei yang telah dilakukan di atas bahwa memang fenomena LDR merupakan fenomena yang banyak dialami oleh beberapa pasangan. Tidak sedikit pasangan yang berhasil menjalankan hubungan jarak jauh (LDR) dan bahkan mengakhiri nya dalam status pernikahan. Dilua itu semua, beberapa pasangan memilih untuk mengakiri hubungannya baik ketika ketika masih pacaran atau bahkan ketika menikah. Dan ternyata ditemukan juga beberapa pasangan yang sedang menjalani hubungan jarak jauh (LDR) dan berharap hubungannya akan baik baik saja meskipun dijalin secara jarak jauh (LDR). Hambatan utama yang terjadi pada pasangan yang menjalani Long Distance Relationship (LDR), yaitu intensitas berkomunikasi yang sangat terbatas dan periode pertemuan atau kontak fisik yang sangat minim. Komunikasi langsung atau tatap muka (face to face) merupakan kunci dari sebuah hubungan untuk saling mengenal dan memahami karakter pasangan masing-masing. Itulah yang menjadi kekuatan dalam menjalin sebuah hubungan, karena komunikasi langsung atau komunikasi tatap muka dikatakan juga sebagai komunikasi yang berkualitas dalam penyelesaian konflik sebuah hubungan. Stafford (2005) mengatakan bahwa komunikasi yang sangat terbatas merupakan persepsi individu yang menjalani hubungan jarak jauh. Sulitnya komunikasi yang dilakukan karena keterbatasan alat serta tempat yang tidak trategis untuk berkomunikasi dengan lancar.sampai saat ini disampaikan oleh psikolog ternama Amerika Serikat Dr.Guldner belum ada definisi yang pasti mengenai hubungan jarak jauh. Menurut survei online yang dilakukan oleh Henry Manampiring ditemukan hasil bahwa 89,5% responden LDR sangat membutuhkan komunikasi yang sangat intensif, karena memang pada dasarnya kunci dari sebuah hubungan adalah menjalankan komunikasi dengan baik. Melihat kebutuhan komunikasi bagi para LDR, tentu pola dan cara berkomunikasi

6 nya berbeda dengan para pasangan non LDR dan tentunya harus melakukan pengorbanan yang lebih dalam melakukan komunikasi dengan pasangannya. Di samping itu, menjalani hubungan jarak jauh juga dapat memunculkan konflik yang intensitasnya sering dalam sebuah hubungan. Miss komunikasi adalah hambatan yang paling sering terjadi dalam hubungan jarak jauh, miss komunikasi itu dapat diartikan sebagai kesalahpahaman diantara komunikasi antar individu, termasuk dalam sebuah hubungan.tidak menutup kemungkinan, hubungan jarak jauh dapat memicu terjadinya ketidakpercayaan terhadap pasangan dalam waktu yang relative lama sedangkan hubungan jarak jauh hanya berpegangan pada rasa saling percaya antar pasangan. Menurut DeVito (2013), komunikasi antarpribadi atau interpersonal communication adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang yang terhubung, yang artinya bahwa apa yang dilakukan salah satu pihak akan berdampak pada yang lainnya. DeVito juga menyebutkan bahwa keinginan untuk berhubungan adalah universal dimana kualitas yang dihasilkan oleh komunikasi interpersonal tersebut sangatlah berkaitan, aksi dari individu akan mempengaruhi yang lainnya dan ada konsekuensi yang timbul. Komunikasi interpersonal juga merupakan suatu proses yang dinamis menyangkut konteks dan isi sebuah hubungan dalam dimensi yang berbeda-beda, yang pada penelitian ini difokuskan pada jarak yang membatasi pemeliharaan hubungan Long Distance Relationship (LDR) mereka. Dewasa ini, Long Distance Relationship (LDR) menjadi sebuh fenomena yang umum terjadi. Bukan hanya berbeda kota, bahkan banyak pasangan yang terpisah negara. Teknologi komunikasi yang semakin canggih memudahkan pasangan Long Distance Relationship (LDR) dalam menjaga hubungan mereka. Para pasangan yang menjadi Long Distance Relationship (LDR), umumnya lebih berusaha keras untuk memperjuangkan hubungannya dibanding mereka yang tidak. Mereka berusaha dengan menjalin komunikasi yang baik dan menjaga keintiman bersama pasangannya. Penelitian yang dilakukan oleh Crystal Jiang dari City University of Hongkong dan Jeffrey Hancock dari Cornell University dalam Journal of

7 Communication menemukan bahwa pasangan yang menjalani Long Distance Relationship (LDR) akan memiliki ikatan yang lebih kuat dibandingkan mereka yang tidak. Tim peneliti studi mengatakan bahwa pasangan yang menjalani Long Distance Relationship (LDR) memiliki keintiman yang lebih besar.paling tidak ada dua faktor yang berperan, yaitu mereka cenderung tidak menutupi tentang diri mereka dan lebih mengerti perilaku pasangan mereka. Selain itu, para pasangan Long Distance Relationship (LDR) pun umumnya lebih berusaha keras untuk mengusahakan sebuah hubungan daripada mereka yang tidak dengan menjalin komunikasi yang baik. Pada intinya, sebuah hubungan haruslah ada interaksi langsung dan sebuah kebersamaan didalamnya, itulah yang menajadi dasar dalam sebuah hubungan terutama Long Distance Relationship (LDR). Tidak sedikit banyak yang menganggap remeh atau meragukan keberhasilan sebuah hubungan jarak jauh atau Long Distance Relationship (LDR), karena dilihat dari intensitas interaksi dan pertemuannya, Long Distance Relationship (LDR) sangat sulit untuk saling bertemu dengan pasangannya karena berbagai hal. Namun dengan semakin majunya zaman, teknologi yang mendukung komunikasi pun menutup rapat sebuah jarak. Teknologi komunikasi semakin mempermudah penggunanya untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan seseorang yang berada jauh dengan nya tanpa terhambat ruang dan waktu.karena saat ini teknologi komunikasi menunjukan kemajuannya, tidak hanya berinteraksi via suara, tetapi saat ini dapat melakukan interaksi video call yang memudahkan para penggunanya. Pada Long Distance Relationship (LDR), masing-masing pasangannya tentu sangat membutuhkan strategi pengelolaan komunikasi yang baik dalam upaya mempertahankan hubungan. Internet merupakan sebuah media alternative bagi pelaku Long Distance Relationship (LDR) sebagai upaya membangun dan mempertahankan hubungan yang sangat rentan. Oleh karena itu, penelitian ini akan menggunakan konsep komunikasi Hypersonal dalam Computer Mediated Communication (CMC) yang memandang bahwa komunikasi online tidak kalah efektif dengan komunikasi face to face serta mendukung penuh komunikasi yang dimediasi. Oleh karena itu dengan

8 adanya beberapa konsep diatas yang telah sedikit diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh teknologi komunikasi terhadap hubungan jarak jauh. Penelitian ini dilakukan untuk memahami bagaimana Computer Mediated Communication (CMC) mempengaruhi hubungan, terutama dalam bagaimana Computer Mediated Communication (CMC) membantu dalam pemeliharaan suatu hubungan jarak jauh. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek dari komunikasi Hiperpersonal dalam Computer Mediated Communication (CMC). Dari pemaparan latar belakang yang telah penulis sampaikan diatas, maka penulis mengambil judul Pengaruh Komunikasi Hiperpersonal Terhadap Pemeliharaan Hubungan Jarak Jauh (LDR) Mahasiswa Di- Kota Bandung B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana bentuk media dan penggunaan komunikasi Hiperpersonal terhadap pemeliharaan hubungan jarak jauh pada mahasiswa di Kota Bandung? 2. Adakah pengaruh komunikasi Hiperpersonal terhadap aspek daya tarik (Attraction) pada hubungan jarak jauh (Long Distance Relationship) mahasiswa di Kota Bandung? 3. Adakah pengaruh komunikasi Hiperpersonal terhadap aspek perbandingan nilai (Social Exchange) pada hubungan jarak jauh (Long Distance Relationship) mahasiswa di Kota Bandung? 4. Adakah pengaruh komunikasi Hiperpersonal terhadap aspek keadilan (Equity) pada hubungan jarak jauh (Long Distance Relationship) mahasiswa di Kota Bandung?

9 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan bentuk media dan penggunaan komunikasi Hiperpersonal dalam Computer Mediated Communication terhadap pemeliharaan hubungan jarak jauh (LDR) pada mahasiswa di Kota Bandung 2. Untuk menganalisis pengaruh komunikasi Hiperpersonal terhadap aspek daya tarik (Attraction) mahasiswa/i yang menjalani hubungan jarak jauh (Long Distance Relationship) 3. Untuk menganalisis pengaruh komunikasi Hiperpersonal terhadap aspek perbandingan nilai (Social Exchange) mahasiswa/i yang menjalani hubungan jarak jauh (Long Distance Relationship) 4. Untuk menganalisis pengaruh komunikasi Hiperpersonal terhadap aspek keadilan (Equity) mahasiswa/i yang melakukan hubungan jarak jauh (Long Distance Relationship) D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan penambahan referensi mengenai teori Computer Mediated Communication (CMC). b. Mengetahui dampak dari Computer Mediated Communication (CMC) dalam pemeliharan suatu hubungan. c. Mengetahui pengaruh intermediated communication terhadap hubungan jarak jauh. d. Mengetahui pengaruh komunikasi Hyerpersonal melalui komunikasi termediasi 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis penelitian ini adalah sebagai berikut.

10 a. Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dari pentingnya pengetahuan mengenai pola komunikasi ketika sepasang individu yang terlibat didalamnya haruslah menyampaikan komunikasi mereka dengan efektif agar dapat diterima dengan baik. b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk pihak-pihak yang akan atau sedang didalam proses berpacaran jarak jauh dalam aspek berkomunikasi. c. Penelitian ini diharapkan mampu memberitahu pasangan LDR untuk memilih bentuk-bentuk atau cara berkomunikasi yang efektif. d. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi pasangan yang menjalani hubungan LDR untuk memilih pola komunikasi yang baik dalam berkomunikasi dengan pasangannya. e. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pasangan yang menjalani hubungan jarak jauh dalam memilih media atau alat apa yang efektif digunakan untuk berkomunikasi dengan pasangan. E. Struktur Organisasi Skripsi Hasil penelitian ini akan ditulis dalam lima bab, masing-masing bab dibahas dan dikembangkan dalam beberapa sub bab. Secara sistematis sebagai berikut: BAB I : Pada bab satu ini adalah uraian tentang pendahuluan, pada bab ini terdiri dari atas lima sub bab antara lain: latar belakang peneltian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. BAB II : Pada bab dua ini adalah kajian pustaka, yang terdiri dari atas tiga sub bab antara lain: landasan konseptual yang memuat tentang teori-teori yang digunakan untuk menganalisis penelitian, penelitian terdahulu yang relevan, dan kerangka pemikiran. BAB III : Pada bab tiga ini adalah metode penelitian, terdiri atas enam sub bab antara lain: desain penelitian, partisipan penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan analisis data.

11 BAB IV : Pada bab empat ini adalah temuan dan pembahasan yang memuat dua hal utama, yakni (1) temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan (2) pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. BAB V : Pada bab lima ini adalah penutup yang merupakan bab akhir dalam penelitian. Bab ini berisi simpulan, implikasi, dan rekomendasi, yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut. Ada dua alternatif cara penulisan simpulan, yakni dengan cara butir demi butir atau dengan cara uraian padat.