PENDAHULUAN. Salah satunya adalah lingkungan yang bersih. Sikap dan perilaku hidup sehat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berpenghasilan rendah (MBR) dapat juga dikatakan sebagai masyarakat miskin atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Surabaya sebagai ibu kota Propinsi Jawa Timur merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat terdapat berbagai golongan yang menciptakan perbedaan tingkatan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang berlangsung dengan pesat telah. menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan

BAB I PENDAHULUAN. Respon risiko..., Juanto Sitorus, FT UI., Sumber data : BPS DKI Jakarta, September 2000

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota-kota besar di negara-negara berkembang umumnya mengalami laju

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan suatu proses perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki beragam masalah

Permasalahan Perumahan dan Permukiman di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk dan urbanisasi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Darda (2009) dijelaskan secara rinci bahwa, Indonesia merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema

BAB I PENDAHULUAN. dan pangan adalah papan berupa rumah tempat tinggal. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota menawarkan berbagai ragam potensi untuk mengakumulasi aset

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. prasarana lingkungan di kawasan Kelurahan Tegalpanggung Kota Yogyakarta ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2000 persentase penduduk kota di Negara Dunia Ketiga telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang merupakan bagian

kabel perusahaan telekomunikasi dan segala macam (Setiawan, 2014).

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

IDENTIFIKASI MASALAH PERMUKIMAN PADA KAMPUNG NELAYAN DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Hal ini setara dengan kedudukan

RUMAH SUSUN SEDERHANA DI SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan derap laju pembangunan. Berbagai permasalahan tersebut antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan permukiman merupakan bagian dari lingkungan binaan merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat tinggal tetap, baik sendiri maupun berkeluarga. Jika dilihat dari

Nama anggota: ANGGI DWI SAPITRI MARYA ULFA NITTA BELLA SATRIA WIRA BUANA VIENTI MELIANTY

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan akan tempat tinggal semakin terasa mendesak dikarenakan

BAB 1 PENDAHULUAN. juta jiwa. Sedangkan luasnya mencapai 662,33 km 2. Sehingga kepadatan

RANCANGAN PERDA KUMUH KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN TA Latar Belakang PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN SUNGAI GAJAH WONG DI YOGYAKARTA

PEREMAJAAN PEMUKIMAN RW 05 KELURAHAN KARET TENGSIN JAKARTA PUSAT MENJADI RUMAH SUSUN

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I PENDAHULUAN. sosio-ekonomi dan budaya serta interaksi dengan kota kota lain di sekitarnya. Secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk tersebutlah yang menjadi salah satu masalah bagi suatu kota besar.

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi terletak pada LU dan BT. Kota Tebing Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai kota pelajar,kota pariwisata dan kota budaya yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air telah berabad-abad menjadi sumber kehidupan-memberi pengharapan

BAB I PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR 118 PEREMAJAAN RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik (Juniarko dkk, 2012;

STUDI KARAKTERISTIK HOUSING CAREER GOLONGAN MASYARAKAT BERPENDAPATAN MENENGAH-RENDAH DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan adalah upaya memajukan, memperbaiki tatanan, meningkatkan

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. ditemui pada daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Salah satu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMBANGUNAN KAMPUNG PERKOTAAN TERHADAP KONDISI FISIK LINGKUNGAN PERMUKIMAN DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana

Kata kunci : sanitasi lingkungan, pemukiman nelayan, peran serta masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 4,8 miliar. Masih ada lagi kerugian lain-lain sekitar Rp 3,6 triliun.

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan(PLP2K-BK) 1 Buku Panduan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis

KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

TINGKAT KEPUASAN PENGHUNI RUSUNAWA TERHADAP FISIK DAN LINGKUNGAN RUSUNAWA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti perangkat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terletak di bantaran Sungai Deli, Kelurahan Kampung Aur, Medan. Jika

DAFTAR PUSTAKA. BPS Monografi Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara. Semarang : Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara.

Dampak kesehatan lingkungan rumah susun: studi kasus rumah susun Pulo Gadung Bose Devi

BAB I PENDAHULUAN. Perumahan dan pemukiman adalah salah satu masalah yang dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB I PENDAHULUAN. Kerap kali istilah Rumah ku, istanaku sering diucapkan,kata-kata yang

Transkripsi:

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah aset masa depan dan merupakan modal untuk mencapai hidup yang sejahtera. Banyak faktor yang menunjang agar hidup kita dapat sehat. Salah satunya adalah lingkungan yang bersih. Sikap dan perilaku hidup sehat adalah langkah yang paling awal yang harus dilakukan untuk mencapai kesehatan yang optimal bagi setiap orang kondisi sehat tidak langsung terjadi, tetapi harus melalui berbagai upaya, dari yang tidak sehat menjadi sehat menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Upaya ini tidak mudah harus menanamkan pola pikir sehat yang menjadi tanggung jawab kita bersama, dan upaya di mulai dari diri kita sendiri. Sebagaimana kita ketahui bahwa masalah kesehatan pada dasarnya adalah masalah tingkah laku manusia termasuk sikap dan kebiasaan sehari-hari yang bersikap menyeluruh. Berdasarkan hal tersebut maka arti hidup sehat dapat dilihat dari berbagai aspek meliputi proses dan tujuannya. Kedua aspek ini berlangsung secara individual, dalam arti setiap orang mempunyai kebutuhan sendiri, meskipun pada saat kesehataan terganggu manusia akan melihat kembali pada perilakunya sehari-hari, terutama pada faktor yang mempengaruhinya, misalnya kebiasaan makan, minum, istirahat, bekerja, dan sebagainya. Perilaku hidup bersih dan sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga, dan masyarakat. Suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali atau menerapkan cara-cara pola hidup sehat. Kesehatan meningkatkan sumber daya manusia dalam peningkatan sumber

2 derajat kesehatan, status pola gizi, dan pemanfaatan sarana kesehatan lingkungan agar tercapai dengan optimal. Palembang adalah salah satu dari kota besar di Indonesia yang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Kondisi ditandai dengan laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. Hal ini dibuktikan dengan jumlah penduduk yang mencapai 1.611.309 Jiwa di tahun 2012 Kota Palembang (BPS 2012). Sebagai wilayah perkotaan Palembang tidak luput dari permasalahan pemukiman kumuh. Oleh karena itu untuk memperbarui suatu kawasan perkotaan dengan meningkatkan mutu lingkungan pemukiman penduduk diwujudkan melalui pembangun kesejahteraan masyarakat. Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati, menikmati atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi dan teratur (Pasal 5: UU No 4 Tahun 1992 Tentang perumahan dan Pemukiman). Rumah susun adalah salah satu solusi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan rumah layak huni bagi golongan masyarakat berpenghasilan rendah. Pembangunan perumahan secara vertikal ini banyak diminati oleh masyarakat tersebut. Disamping itu menurut Yovi (2007) pemerintah harus pula menyediakan kualitas bangunan yang standar, penyediaan sarana dan prasarana yang seimbang dengan kebutuhan, pengelolaan yang memadai, kebutuhan dan keinginan masyarakat yang berbeda dan dinamis serta keinginan masyarakat yang ingin terus berkembang untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sedangkan menurut Pamungkas (2010), berdasarkan keberadaan rumah susun sederhana yang ditempati oleh golongan masyarakat menengah ke bawah yang hidup secara

3 bersama sama perlu diperhatikan perencanaannya secara utuh. Antara lain memperhatikan latar belakang penghuni akan kebutuhan tinggal dalam lingkungan tersebut. Perlu memperhatikan kebutuhan dan kebiasaan fisik, sosial, ekonomi serta kebiasaan perilaku penghuninya. Karena hal tersebut akan mempengaruhi perilaku penghuni menciptakan lingkungan yang nyaman atau tidak nyaman. Di Kota Palembang telah ada Rumah Susun Perum Perumnas (Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional) yang telah berumur 20 tahun lebih di Kelurahan 23 Ilir, 24 Ilir dan 26 Ilir Kecamatan Bukit Kecil yang berdiri di atas tanah seluas 8,30 Ha yang terdiri atas 96 tower/blok mencakup 3584 unit. Berdasarkan pengamatan awal pada lokasi dan unit hunian terdapat ketidak sesuaian antara rencana awal dengan kondisi yang ada sekarang, seperti perbaikan kerusakan bangunan yang tidak tuntas, pemeliharaan lingkungan yang tidak terjamin keamanan dan kebersihan. Keterbatasan kemampuan pelayanan rumah susun berbasis sewa dalam memenuhi kebutuhan penghuninya akan mempengaruhi kepuasan tinggal penghuninya, sehingga penghuni harus melakukan adaptasi terhadap lingkungannya. Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari masyarakat agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang didukung oleh sumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat, dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Rumah susun di Jalan Radial 23 ilir, 24 ilir dan 26 ilir Kota Palembang Provinsi Sumatra Selatan memiliki 52 Blok hunian sejumlah 120 unit dengan tipe 18 m 2, 36 m 2, 54 m 2. Kawasan ini merupakan kawasan rumah

4 susun yang paling padat di Kota Palembang dan sehingga menimbulkan lingkungan yang kumuh. Hal ini tidak membuat penduduk berencana pindah ke tempat yang lebih baik namun tetap memilih bertahan tinggal karena dekat dengan pusat kota yang dianggap memiliki aksesbilitas cukup memadai. Alasan penelitii meneliti di rumah susun kelurahan 23, 24 dan 26 Ilir Kota Palembang karena banyak sampah di pinggiran jalan, drainase, dinding rusun juga kusam dan tua, belum lagi banyaknya jemuran menggantung di teras setiap rumah. Kondisi itu hampir ditemukan disetiap blok. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik mengambil judul Perilaku Hidup Sehat Penghuni Rumah Susun di Kota Palembang (Kasus Rumah Susun Kelurahan 23, 24, Dan 26 Ilir Kota Palembang) 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: - Bagaimana hubungan pengetahuan penghuni terhadap perilaku hidup sehat di rumah susun di kota palembang - Bagaimana hubungan lingkungan di rumah susun terhadap perilaku hidup sehat 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Tujuan Umum - Mengetahui perilaku hidup sehat penghuni rumah susun di kota palembang

5 2. Tujuan khusus - Mengetahui hubungan pengetahuan penghuni terhadap perilaku hidup sehat rumah susun di kota palembang - Mengetahui hubungan lingkungan di rumah susun terhadap perilaku hidup sehat 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu manfaat praktis dan manfaat teoretis 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta sebagai salah satu bahan acuan untuk penelitian selanjutnya sehingga bisa digunakan sebagai masukan atau perbandingan untuk penelitian yang serupa 2. Manfaat Praktis Penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah Kota Palembang untuk meningkatkan standar keteraturan dan kebersihan rumah susun. 1.5 Keaslian Penelitian Penelitian prilaku hidup sehat penghuni rumah susun di Kota Palembang Kelurahan 23, 24 dan 26 ilir sepanjang pengetahuan penulis belum pernah dilakukan dalam lokasi dan waktu yang sama. Meskipun penelitian mengenai rumah susun telah banyak dilakukan, namun penelitian yang mengenai tentang perilaku hidup sehat penghuni rumah susun di Kota Palembang, Seperti Ernawati Purwaningsih yaitu menyoroti kasus penghuni rumah susun Cokrodirjan

6 Yogyakarta. Peneliti ini mengkaji mengenai penyesuaian diri penghuni rumah susun terhadap lingkungan tempat tinggal, yang diketahui bahwa bentuk penyesuaian diri penghuni ditunjukan peneliti ini juga menyoroti profil penghuni rumah susun yang dilihat dari kondisi ekonomi, motivasi, penghuni untuk memperoleh tempat tinggal setelah tidak tinggal dirumah susun, serta alasan utama penghuni memilih tinggal di rumah susun yang dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi penghuni. Penelitian Erma Dwi Purwantini yaitu peneliti melakukan komparasi antara kualitas rumah dan lingkungan rumah susun dengan kualitas rumah dan lingkungan bukan rumah susun. Peneliti menyoroti rumah susun sebagai inovasi baru dalam menangani kawasan permukiman pinggir sungai di perkotaan Yogyakarta. Penelitian ini aspek sosial ekonomi sebagai variabelnya. Penelitia Dyah nuswatari yaitu penelitian ini menyoroti tentang prilaku masyarakat dengan lingkungan hidup di rumah susun, dalam hal ini kesadaran penghuni untuk membuang sampah pada tempatnya cukup bagus, Hasil peneliti ini mengenai faktor yang mempengaruhi prilaku penghuni terhadap pengolongan lingkungan. Peneliti Maumunah Hayati menyoroti tentang ekonomi masyarakat terhadap pengetahuan sikap dan prilaku terhadap penyakit malaria. Peneliti Fahmi Andy yaitu tentang status ekonomi masyarakat terhadap prilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga di persisiran pantai. Peneliti ini menyoroti masyarakat rumah tangga di pesisiran pantai bagaimana cara masyarakat berprilaku hidup bersih dan sehat dengan status ekonomi masyarakat tersebut. Ditinjau dari penelitian sebelumnya, perilaku hidup sehat sangat berkaitan dengan penghuni rumah susun. Oleh karena itu, peneliti mencoba menyoroti kasus

7 Nama Judul dan Lokasi Dyah Perilaku Nuswatari Masyarakat (2011) Lingkungan Hidup Di Rumah Susun (Rusun) Sukaramai Medan Tujuan Penelitian Metode Hasil Mengetahui prilaku masyarakat tentang pentingnya lingkungan hidup di rumah susun Metode penelitian kualitatif Kuantitatif dan rumah susun yang berada di kota Palembang. Dengan kebijakan rumah susun (Rusun) di kota Palembang sebagai penangan adanya kawasan lingkungan yang padat, sehingga menimbulkan kekumuhan. Perbedaan peneliti dengan peneliti sebelumnya dengan peneliti Ernawati Purwaningsih peneliti ini menyoroti tentang prilaku tempat tinggal masyarakat rumah susun dan alasan masyarakat memilih rumah susun sebagai tempat tinggalnya, peneliti Erma Dwi Purwantini yaitu kualitas rumah dan lingkungan rumah susun, peneliti Dyah Nuswatari kesadaran penghuni untuk berperilaku membuang sampah pada tempatnya dan Fahmi Andy tentang ekonomi masyarakat di persisiran pantai, Maumunah Hayati menyoroti ekonomi masyarakat, pengetahuan sikap dan prilaku tentang penyakit malaria. Persamaan peneliti Ernawati, Fahmi, Dyah dan Erma dengan peneliti yaitu sama- `sama menyoroti tentang rumah susun, Dyah Nuswatari, Fahmi Andy sama-sama membahas perilaku masyarakat rumah susun. Perilaku mayarakat penghuni rumah susun pekuden terhadap pengelolahan lingkunganya dipengaruhi faktorfaktor seperti: tingkat pendidikan, kualitas lingkungan, partisipasi berorganisasi dan teknologi yang ada.

8 Lanjutan Tabel Ernawati Purwaningsih (2012) Penyesuaian diri Penghuni rumah susun terhadap lingkungan Tempat Tinggal (kasus Penghuni Rumah susun Cokrodirjan Yogyakarta) Penghuni dan pengelolah rumah susun yang tepat agar berfungsi secara optimal 1. Field Research 2. Studi Kepustakaan 3. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Proses Penghuni rumah susun dapat dilihat dari sua sisi yaitu prosuder penghuni dan strategi penghuni rumah susun. Organisasi penghuni susun beroordinasi dengan UPTD sehingga mebantu meningkktkan kualitas hidup penghuni Erma Dwi Purwantiri (2011) Studi Komperatif Kualitas Rumah Lingkungan Rumah Susun dan Bukan Rumah Susun dalam upaya Peremajaan Kota Yogyakarta 1. Perbedaan kualitas rumah dan lingkungan rumah susun dan bukan rumah susun 2. Perbedaan kareteristik sosial ekonomi penghuni rusunawacokrodi rja (kampung rumah susun) dan kampung Gemblakan bawah (kampung bukan susun) 3. Peningkatan pendapatan rumah rumah tangga setelah menepatin rumah susun sederhana sewa 1. Survey Lapangan 2. Random Sampling 3. Analisis Kuantitatif dan Kualitatif 1. Terdapat perbedaan kualitas rumah pada rumah susun dengan bukan rumah susun, dimana rumah susun Cokrodirja memiliki kualitas yang sedangkam kampung Gembalakan tinggi bawah termasuk dalam kualitas rendah 2. Terdapat perbedaan karateristik sosial ekonomi 3. Rususnawa mampu meningkatan pendapatan rumah penghuninya setrlah menempatin rumah susun tangga

9 Lanjutan Tabel Maumunah hayati (2010) Pengaruh faktor pengetahuan sikap dan prilaku masy rakat terhadap kejadian klinis di desa damit kecamatan batu ampar kabupaten tanah laut propinsi kalimantan selatan a. Mengaji hubungan karakter sosial ekonomi penduduk dengan pengetahuan sikap dan prlaku b. Mengakji pengaruh pengetahuan, sikap dan prilaku tehadap kejadian malaria c. Mengkaji faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian malaria Survei observasi analitik 1. Adanya hubungan karakter sosila ekonomi dengan sikap prilaku penduduk 2. Adanya pengaruh sikap dan prilaku terhadap kejadaian malaria Fahmi Andy (2008) Pengaruh status ekonomi terhadap prilaku hidup bersih dan sehat tantanan rumah tangga masyarakat daerah pesisiran pantai a. Untuk mengetahui bagaimanakah status ekonomi dengan prilaku hidup bersih dan sehat pada tantanan rumah tangga masyarakat persisiran pantai b. Mengatahui hubungan tingkat ekonomi dengan pola hidup sehat masyarakat Metode penelitian kualitatif dalam menggali datadata dari lapangan Menunjukan bahwa adanya kesenjangan status sosialnya masyarakat dengan prilaku hidup bersih dan sehat pada tantanan rumah tangga masyarakat persisiran pantai.