BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Proses ini akan berjalan efektif apabila individu-individu yang terlibat

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang sangat luas mengakibatkan adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang Latar Belakang Masalah. berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan memajukan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyatakan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan kualitas pendidikan ini menjadi suatu keharusan, terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pembelajaran yang bermutu dapat dilaksanakan dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atmadja (Agustiani, 2005:1) yang menyatakan bahwa Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi siswa agar menjadi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membina dan mengantarkan anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem. Pendidikan Nasional dikemukakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. kunci penting dalam abad ke 21 ini. Oleh karena itu, siswa perlu dipersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. politik, antropologi, psikologi, dan ekologi. Salah satu tujuan utama

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. dan kecerdasan intelektualnya agar menjadi manusia yang terampil, cerdas,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

Wafa Walfiani 1, Dadang Kurnia 2, Riana Irawati 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1 2

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang hidup pasti membutuhkan pendidikan, agar tujuan hidupnya

BAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Anshari (1979:15) mengemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan negara. Pendididkan memiliki peranan yang sangat penting pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan pembaharuan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga mampu. menghadapi segala perubahan dan permasalahan pada kemajuan jaman yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 pasal 3. (2005:56) tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) memasukkan keterampilan-keterampilan berpikir yang harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pendidikan S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

mengembangkan seluruh aspek pribadi peserta didik secara utuh.

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Suardi, 2012:71). bangsa. Hal ini sebagaiman tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. beberapa aspek bidang keilmuan, meliputi : geografi, sejarah, psikologi, sosiologi,

BAB I PENDAHULUAN. Hal senada pun diungkapkan oleh Gunawan (2013, hlm. 48) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah banyak mengalami perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami kemajuan. Menurut UU RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Di masa yang akan datang siswa akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, 1

2 pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Upaya untuk mencapai tujuan di atas dapat ditempuh melalui pengembangan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran, serta peningkatan hasil belajar siswa untuk menguasai materi pelajaran yang sedang diikutinya. Tuntutan manusia yang baik dan berkualitas hanya dapat dipenuhi oleh dunia pendidikan. Upaya pemenuhan tersebut merupakan suatu proses yang panjang yang dimulai sejak anak belajar di SD. Salah satu unsur yang turut menentukan kualitas pada saat proses permbelajaran IPS. Salah satu mata pelajaran yang ada di SD yang perlu ditingkatkan kualitasnya adalah IPS. SD merupakan tempat pertama siswa mengenal konsep-konsep dasar IPS, karena itu pengetahuan yang diterima siswa hendaknya menjadi dasar yang dapat dikembangkan di tingkat sekolah yang lebih tinggi di samping mempunyai kegiatan praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada pembelajaran IPS sangat berkaitan dengan dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari. Guru dapat membuka berbagai pikiran dari siswa yang bervariasi sehingga siswa dapat mempelajari konsep-konsep dalam penggunaannya pada aspek yang terkandung dalam mata pelajaran IPS untuk memecahkan suatu masalah atau persoalan serta mendorong siswa membuat hubungan antara materi IPS dan penerapannya yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. IPS merupakan konsep pembelajaran sosial dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupana manusia. Pembelajaran IPS sangat

3 berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan teknologi, karena IPS sebagai program pendidikan yang didapat dari berbagai sumber dan pengalaman hidup sebagai makhluk sosial yang mempunyai kecenderungan kuat untuk hidup bersama dalam kelompok dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Soemantri Sapriya (2008, hlm 9) IPS adalah penyederhanaan atau disiplin ilmu-ilmu sosial humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikian. Tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar merupakan program pengajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS disekolah diorganisasikan secara baik. Tujuan IPS kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 adalah : a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, d. Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global

4 Untuk menciptakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang bermakna perlu penggunaan media pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa agar siswa selalu percaya diri dalam mengikuti pembelajaran. Guru sebaiknya membuat proses pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan serta menggunakan media-media pembelajaran yang bervariasi agar dapat memberikan motivasi kepada siswa agar siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran dan tujuan pendidikan dapat tercapai. Dengan menggunakan media pembelajaran siswa akan lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru, dan penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa diharapkan dapat lebih tertarik dalam mengikuti proses belajar. Berdasarkan hasil observasi di lapangan melihat hasil nilai siswa kelas V SDN Mandalasari 02 Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung di dapatkan pembelajarannya masih banyak yang belum mencapai target KKM yang diharuskan, salah satunya pada mata pelajaran IPS dari 31 siswa hanya 12 siswa yang mencapai target KKM. Sedangkan hasil wawancara yang dilakukan pada siswa kelas V SDN Mandalasari ditemukan kesulitan yang di alami siswa dalam pembelajaran IPS yaitu siswa cenderung abstrak sehingga mereka kurang termotivasi dalam belajar, peran aktif siswa dalam pembelajaran tidak dirasakan oleh siswa sehingga semangat belajar siswa menurun. Selain dari faktor siswa yang mempengaruhi, ada pula factor yang berasal dari guru tersebut, beberapa factor tersebut adalah (1) pembuatan RPP

5 jarang dibuat, guru membuat RPP pada saat akhir kegiatan pembelajaran akan usai, (2) jarang memberikan motivasi kepada siswa pada saat pembelajaran, (3) jarang membuat media karena keterbatasan waktu, biaya, (5) jarang menggunakan model atau metode pembelajaran, selama ini hanya menggunakan metode konvensional. Dari paparan di atas peneliti menyimpulkan bahwa salah satu yang mengakibatkan hasil belajar siswa belum memenuhi KKM antara lain kurangnya sikap percaya diri, hal ini sesuai dengan observasi di SDN Mandalasari 02. Oleh karena itu, sikap percaya diri sangatlah penting dalam proses pembelajaran. Menurut Thantaway (2005, hlm 87) percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri. Menurut Hamalik (2006, hlm 30) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar mengalami perubahan tingkah laku pada orang tersebut. Misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Dalam proses belajar mengajar, keberhasilan guru dalam pengajaran ditentukan oleh prestasi atau hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku baik diperoleh melaui proses pembelajaran maupun pengalaman-pengalaman yang diperoleh siswa ketika menerima pembelajaran.

6 Pendapat tersebut sejalan dengan Permendikbud 53 Tahun 2015 Pasal 1 tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan yang berbunyi Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajran peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan hasil belajar. Melihat dari permasalahan di atas peneliti mengambil model Picture and Picture untuk meningkatkan sikap percaya diri dan hasil belajar siswa kelas V SDN Mandalasari 02 pada materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Menurut Zaenal (2014, hlm 18) model pembelajaran Picture and Picture adalah model pembelajaran yang ditekankan pada gambar yang diurutkan menjadi urutan yang logis, mengembangkan interaksi antar siswa yang saling asah, silih asih, dan asuh. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model Picture and Picture, model pembelajaran yang menekankan pada pengamatan dan keaktifan siswa, dimana siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran sebagai sesuatu yang harus dipelajari oleh siswa untuk melatih keterampilan berpikir kritis dan menggali percaya diri siswa dalam kegiatan belajar, serta mampu mengemukakan pendapatnya. Dengan adannya model Picture and Picture peneliti merasa tertarik untuk menggunakan model tersebut. Alasan yang mendasari pemilihan model Picture and Picture karena model ini lebih menarik bagi siswa karena menggunakan media gambar sebagai sarana utama dalam proses pembelajaran dan secara tidak langsung siswa akan berantusias dan aktif mengikuti pembelajaran di kelas.

7 Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu yaitu Saudara Deden Herdiana Altaftazani yang berjudul Penerapan model cooperative learning tipe picture to picture untuk meningkatkan kognisi siswa pada mata pelajaran IPS materi perkembangan teknologi produksi komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya menunjukan peningkatan yang baik pada setiap siklusnya dan mencapai ketuntasan sehingga kemampuan kognisi dan hasil belajar siswa meningkat. Sedangkan data penelitian terdahulu yang kedua oleh Subkhi Prianto yang berjudul Penerapan Model Tipe picture to picture untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS mengalami peningkatan dari tiap siklus dan dikategorikan cukup baik sehingga mencapai target yang diharapkan peneliti. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti bermaksud akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan mengangkat judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Picture and Picture pada Mata Pelajaran IPS SD B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas adapun identifikasi masalah yang dapat di paparkan peneliti adalah sebagai berikut : 1. Saat proses pembelajaran berlangsung kebiasaan siswa hanya memindahkan catatan dari buku paket ke buku tulis sendiri, sehingga pembelajaran berlagsung kurang efektif, interaktif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisi pasi aktif.

8 2. Tidak menggunakan metode yang memberikan peluang bagi siswa untuk mencari atau menemukan pemahamannya sendiri tentang materi pembelajaran. Guru hanya menggunakan metode ceramah, latihan, dan penugasan saja. 3. Siswa diperlakukan sebagai objek belajar, bukan sebagai subjek belajar. Hal ini bias dilihat dari kurangnya guru memberikan latihan-latihan kepada siswa untuk mencari/menemukan informasi sendiri tentang materi pembelajaran, sehingga kemampuan berfikir kreatif siswa kurang berkembang atau belum optimal. 4. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan proses pembelajaran IPS. Guru hanya menggunakan alat peraga yang terbatas seperti globe dan peta. C. Batasan Masalah Agar penelitian lebih terarah dan tidak terlampau meluas, maka penelitian dibatasi sebagai berikut: a. Implementasi pembelajaran model Picture and Picture dalam meningkatkan sikap percaya diri dan hasil belajar siswa. b. Meningkatkan sikap percaya diri siswa. c. Meningkatkan hasil belajar siswa. d. Hambatan-hambatan yang dilamai oleh peneliti dalam menggunakan model Picture and Picture

9 e. Upaya-upaya yang dilakukan oleh peneliti dalam mengatasi hambatanhambatan dalam menggunakan model Picture and Picture. D. Rumusan Masalah 1. Secara Umum Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah secara umum adalah sebagai berikut Dapatkah penggunaan model Picture and Picture meningkatkan sikap percaya diri dan hasil belajar siswa pada materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan di kelas V SDN Mandalasari 02? 2. Secara Khusus Untuk memudahkan penelitian ini maka, peneliti merumuskan subsub permasalahan khusus terperinci sebagai berikut : 1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model Picture and Picture agar hasil belajar dan sikap percaya diri siswa kelas V SDN Mandalasari 02 Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung dalam pembelajaran IPS pada materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan meningkat? 2) Dapatkah hasil belajar siswa kelas V SDN Mandalasari 02 Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung dengan menerapkan model Picture and

10 Picture dalam pembelajaran IPS pada materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan meningkat? 3) Dapatkah sikap percaya diri siswa kelas V SDN Mandalasari 02 Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung dengan menerapkan model picture and picture dalam pembelajaran IPS pada materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan meningkat? 4) Bagaimakah hambatan yang dialami peneliti tatkala menerapkan model picture and picture dalam pembelajaran IPS pada materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V SDN Mandalasari 02 Kecamatan Cikncung Kabupaten Bandung? 5) Bagaimanakah upaya peneliti untuk mengatasi hambatan tatkala menerapkan model Picture and Picture dalam pembelajaran IPS pada materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V SDN Mandalasari 02 Kecamatan Cikncung Kabupaten Bandung? E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan sikap percaya diri dan hasil belajar siswa kelas V SDN

11 Mandalasari 02 Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung dengan menerapkan model Picture and Picture. 2. Tujuan Khusus Selain terdapat tujuan umum adapun tujuan khusus dari penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk : 1) Untuk meningkatkan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model Picture and dalam pembelajaran IPS materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V SDN Mandalasari 02 Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung. 2) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas dengan penerapan model Picture and Picture dalam pembelajaran IPS materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V SDN Mandalasari 02 Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung. 3) Untuk meningkatkan sikap percaya diri siswa kelas V dengan penerapan model Picture and Picture dalam pembelajaran IPS materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V SDN Mandalasari 02 Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung. 4) Untuk mengetahui hambatan yang dialami peneliti tatkala menerapkan model picture and picture dalam pembelajaran IPS pada materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam mempertahankan

12 kemerdekaan pada siswa kelas V SDN Mandalasari 02 Kecamatan Cikncung Kabupaten Bandung 5) Untuk mengetahui upaya peneliti mengatasi hambatan tatkala menerapkan model Picture and Picture dalam pembelajaran IPS pada materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V SDN Mandalasari 02 Kecamatan Cikncung Kabupaten Bandung. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Bahwa model Picture and Picture dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar dan sikap percaya diri siswa pada mata pelajaran IPS. Dalam pembelajaran berbasis gambar siswa mengembangkan kemampuan berpikir dalam meneliti objek gambar sehingga siswa mampu mengemukakan pendapatnya sesuai gagasan yang siswa miliki secara kritis dan percaya diri. Selain itu dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan guru, hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Guru pun memahami proses berpikir siswa dan guru dapat membimbing siswa serta memperoleh ide baru berupa konsep dan prinsip, maka pembelajaran berlangsung sesuai dengan kemampuan siswa, sehingga interaksi antra guru dan siswa, siswa dengan siswa menjadi terkondisi dan terkendali. Secara khusus penelitian ini memberikan konstribusi pada strategi IPS berupa pergeseran dari

13 pembelajaran yang pasif menjadi pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dengan pendidikan, terutama pendidik dan siswa. 1. Bagi Siswa a. Siswa mendapat pengalaman serta meningkatkan sikap percaya diri. b. Pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung menyenangkan serta memunculkan antusiasme dan meningkatkan hasil belajar. 2. Bagi Guru a. Meningkatkan kualitas pembelajaran yang inovatif sehingga belajar lebih baik serta meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas. b. Memperoleh wawasan mengenai model pembelajaran Picture and Picture. 3. Bagi Sekolah a. Sebagai sumber inspirasi dalam upaya perbaikan kualitas pada pembelajaran IPS. b. Memberikan gagasan baru serta diharapkan menjadi input bagi sekolah dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan para pendidik dalam meningkatkan efektivitas dan kreaatifitas pembelajaran di kelas.

14 4. Bagi peneliti a. Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama di bangku perkuliahan dan mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul selama proses belajar mengajar di dalam kelas b. Peneliti mampu mendeteksi kemudian memperbaiki proses pembelajaran untuk meningkatkan sikap percaya diri dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Picture and Picture. 5. Bagi Peneliti Berikutnya a. Memberikan referensi dan contoh sistematika yang dapat diperbaharui jika ada hal-hal yaang dianggap belum baik. b. Memberikan pengetahuan baru mengenai kemampuan peserta didik dalam mempermudah penguasaan materi. 6. Bagi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar a. Menambah wawasan bagi mahasiswa PGSD dalam menghadapi profesi sebagai guru nanti. b. Memberikan gambaran dan bahan referensi bahan kajian yang lebih mendalam guna meningkatkan kualitas pembelajaran IPS dengan menggunakan model picture and picture. G. Struktur Organisasi Skripsi

15 Struktur organisasi yang ada dalam skripsi ini terdiri dari V bab. Diantaranya bab I pendahuluan, bab II kajian teori dan kerangka pemikiran, bab III metode penelitian, bab IV hasil penelitian dan pembahasan, dan yang terakhir bab V kesimpulan dan saran. Agar lebih terperinci, di dalam bab I pendahuluan bermaksud untuk mengantarkan pembaca kedalam suatu masalah adapun isi dari bab I ini antara lain: a) latar belakang maslah, b) identifikasi masalah, c) pembatasan dan rumusan masalah, d) tujuan penelitian, e) manfaat penelitian dan f) sturktur organisasi skripsi. Bab II Kajian teori berisikan deskripsi teoritis yang memfokuskan kepada hasil kajian atas teori, konsep, kebijaksanaan, peraturan yang ditunjang hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan masalah penelitian. Adapun isi dari bab II ini antara lain: a) kajian teori dan kaitannya dengan pembelajaran yang akan diteliti melalui anlisis mteri ajar, b) hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan variabel penelitian yang akan diteliti, c) kerangka pemikiran dan diagram penelituan, d) asumsi dan hipotesis penelitian. Bab III menjelaskan secara sistematis dan terperinci langkah-langkah yang digunakan dalam menjawab permasalahan dan meperoleh kesimpulan. Isi dari bab III antara lain: a) metode penelitian, b) desain penelitian, c) subjek dan objek penelitian, d) operasional variabel, e) rancangan pengumpulan data dan instrument penelitian.

16 Bab IV terdiri dari deskripsi profil subjek dan objek penelitian, serta hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Adapun isi dari bab IV ini antara lain: a) profil dan objek penelitian, b) hasil penelitian dan pembahasan. Bab V Kesipulan dan saran merupakan kondisi hasil penelitian yang merupakan jawaban terhadap tujuan penelitian. Kesimpulan disajikan pemaknaan peneliti terhadap semua hasil penelitian dan analisis sedangkan saran merupakan rekomendasi yang ditunjukan kepada peneliti berikutnya tentang tindak lnjut ataupun masukan hasil penelitian.