BAB II LANDASAN TEORI A. Deposito 1. Pengertian Deposito Secara umum, deposito diartikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan. Dalam istilah fikh, deposito merupakan pemberian otoritas pemilikan suatu barang kepada orang lain agar dijaga secara jelas dan tegas. Deposito merupakan jenis transaksi legal yang diatur oleh al-quran, sunnah dan kesepakatan ulama. Allah berfirman: 1 283 Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaknya yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (Q.S. al- Baqarah [2] :283). Nabi Muhammad SAW bersabda: Tunaikan amanah dari orang yang telah mempercayaimu suatu amanat dan jangan mengkhianati orang yang mengkhianati kamu (H.R. Abu Daud). 2. Unsur-unsur Deposito Unsur-unsur dari deposito diantaranya: 1 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 47 11
12 a. Penarikan hanya dapat dilakukan dalam waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah penyimpan dengan bank. b. Cara penarikan, apabila batas waktu yang tertuang dalam perjanjian deposito tersebut telah jatuh tempo, maka nasabah dapat menarik deposito tersebut atau memperpanjang dengan suatu waktu yang diinginkan. Mengenai jangka waktu deposito terdapat beberapa alternatif yang dapat dipilih oleh nasabah penyimpan, yaitu: a. 1 (satu) bulan. b. 3 (tiga) bulan. c. 6 (enam) bulan. d. 12 (dua belas) bulan. e. 24 (dua puluh empat) bulan. 3. Jenis-jenis deposito Adapun jenis-jenis deposito yaitu: a. Deposito Berjangka Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun lembaga. Artinya di dalam bilyet deposito tercantum nama seseorang atau lembaga. 2 2 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 75
13 b. Sertifikat Deposito Sertifikat deposito merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2, 3, 6 dan 12 bulan. Sertifikat deposito diterbitkan dalam bentuk sertifikat dan dapat diperjualbelikan dan dipindahtangankan kepada pihak lain. c. Deposito On Call Deposito on call merupakan deposito yang berjangka waktu minimal tujuh hari dan paling lama kurang dari satu bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar. 4. Kelebihan dan kekurangan deposito Kelebihan dan kekurangan deposito yaitu: a. Kelebihan deposito yaitu: 1) Pemberian bunga atau bagi hasil lebih besar dibanding tabungan. 2) Deposito bisa dijadikan jaminan. b. Kekurangan deposito: 1) Hanya bisa diambil ketika jatuh tempo saja. Jadi jika diambil sebelum jatuh tempo, akan dikenakan biaya penalty. 2) Adanya pengenaan pajak 20% final dari bunga atau bagi hasilnya. 5. Tujuan deposito Adapun tujuan deposito yaitu: a. Salah satu kegiatan bank untuk mengumpulkan dana yang berlebihan.
14 b. Untuk lebih memanfaatkan perkreditan serta dana-dana dari kalangan masyarakat. 6. Akad Deposito Akad yang digunakan dalam deposito adalah akad mudharabah muthlaqah. Mudharabah Muthlaqah apabilah rabb-ul mal menyerahkan sepenuhnya kepada pertimbangan mudarib untuk kedalam bidang bisnis apa uang rabb-ul mal akan ditanam. 3 B. Jaminan 1. Pengertian jaminan Jaminan atau agunan adalah aset pihak peminjam yang dijanjikan kepada pemberi pinjaman jika peminjam tidak dapat mengembalikan pinjaman tersebut. Jika peminjam gagal bayar, pihak pemberi pinjaman dapat memiliki agunan tersebut. 4 2. Macam-macam jaminan Macam-macam jaminan yaitu: a. Menurut terjadinya, yaitu jaminan yang lahir karena ditentukan oleh UU yaitu jaminan umum adalah seluruh harta debitur yang dijadikan jaminan atas utang debitur dan jaminan yang lahir karna perjanjian yaitu jaminan khusus adalah jaminan kebendaan dan jaminan perorangan. h. 296 3 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syari ah, (Jakarta: Prenada Media Group, 2015), 4 Hermansyah, Op. cit, h. 73
15 b. Menurut sifatnya, yaitu jaminan yang berupa hak mutlak atas suatu benda yang mempunyai hubungan langsung atas benda dan dapat diperalihkan. c. Jaminan perorangan, yaitu jaminan yang menimbulkan hubungan langsung pada perorangan. d. Menurut penguasaannya, yaitu jaminan dengan penguasaan bendanya dan jaminan yang tanpa penguasaan bendanya. 3. Fungsi jaminan Fungsi utama dari jaminan adalah untuk meyakinkan bank atau kreditur bahwa debitur mempunyai kemampuan untuk melunasi kredit yang diberikan kepadanya sesuai dengan perjanjian kredit yang telah disepakati bersama. 5 C. Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan adalah dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang. Kemudian adanya kesepakatan antara bank dengan nasabah penerima kredit, bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya. 6 2. Unsur-unsur pembiayaan Yang termasuk unsur-unsur pembiayaan yaitu: a. Kepercayaan, suatu keyakinan pemberi pembiayaan. b. Kesepakatan. 5 Kasmir, Op. cit, h. 85 6 Ibid
16 c. Jangka waktu. d. Risiko, adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko pembiayaan macet. e. Balas jasa. 3. Tujuan dan fungsi pembiayaan Adapun tujuan dari pembiayaan adalah: a. Mencari keuntungan. b. Membantu usaha nasabah. c. Membantu pemerintah. 4. Fungsi pembiayaan Fungsi dari pembiayaan itu sendiri yaitu: a. Untuk meningkatkan daya guna uang. b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. c. Untuk meningkatkan daya guna barang. d. Meningkatkan peredaran barang. e. Sebagai alat stabilitas ekonomi. 5. Jenis-jenis pembiayaan Secara umum jenis-jenis pembiayaan yaitu: a. Dilihat dari segi kegunaan 1) Pembiayaan investasi. 2) Modal kerja, digunakan untuk keperluan peningkatan produksi dalam operasionalnya.
17 b. Dilihat dari segi tujuan pembiayaan 1) Pembiayaan produktif, yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. 2) Pembiayaan konsumtif, yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. 3) Pembiayaan perdagangan. c. Dilihat dari segi jangka waktu 1) Pembiayaan jangka pendek memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun. 2) Pembiayaan jangka menengah, jangka waktu kreditnya sampai dengan tiga tahun. 3) Pembiayaan jangka panjang, jangka panjang waktu pengembaliannya diatas tiga tahun atau lima tahun. d. Dilihat dari segi jaminan 1) Pembiayaan dengan jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. 2) Pembiayaan tanpa jaminan. e. Dilihat dari segi sektor usaha 1) Pembiayaan pertanian. 2) Pembiayaan peternakan. 3) Pembiayaan industri. 4) Pembiayaan pertambangan.
18 6. Jaminan pembiayaan Adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan pembiayaan adalah: a. Dengan jaminan 1) Jaminan benda berwujud, contohnya, tanah, bangunan, kendaraan bermotor dan mesin-mesin. 2) Jaminan benda tidak berwujud, merupakan surat-surat yang dijadikan jaminan. 3) Jaminan orang. b. Tanpa jaminan Pembiayaan tanpa jaminan adalah bahwa pembiayaan yang diberikan bukan dengan jaminan barang tertentu. Biasanya diberikan untuk perusahaan yang memang benar-benar bonafid dan profesional sehingga kemungkinan pembiayaan tersebut macet sangat kecil. 7 D. Transaksi Gadai Transaksi gadai adalah harta jaminan utang yang harus dipenuhi dengan syarat-syarat tertentu, jika penghutang mengalami kesulitan untuk melakukan pembayarannya. Gadai merupakan bagian transaksi yang diperbolehkan dalam kondisi ditengah perjalanan. 8 Unsur-unsur pokok yang terdapat dalam gadai: 9 1. Gadai lahir karena penyerahan kekuasaan atas barang gadai kepada kreditur pemegang gadai. 7 Ibid 8 Abdullah Abdul Husain at-tariqi, Ekonomi Islam (Prinsip, Dasar dan Tujuan), (Jogjakarta: Magistra Insania Press, 2004), h. 264 9 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, (Bandung: Citra Umbara, 2007), h. 302
19 2. Penyerahan ini dilakukan debitur sendiri atau orang lain atas namanya. 3. Objeknya adalah barang bergerak. 4. Kreditur berwenang untuk mengambil pelunasan dari pelelang barang gadai didahulukan dari kreditur lainnya. Perjanjian gadai pada dasarnya adalah perjanjian utang-piutang, hanya saja dalam gadai ada jaminannya. Riba akan terjadi dalam gadai apabila akad gadai ditentukan bahwa rahin harus memberikan tambahan kepada murtahin ketika membayar utangnya. 10 E. Deposito sebagai Jaminan Pembiayaan Deposito sebagai jaminan pembiayaan adalah nasabah yang mempunyai deposito pada bank menjaminkan depositonya untuk mendapatkan pembiayaan dari bank tempat menyimpan deposito tersebut. Akad yang digunakan yaitu mudharabah muqayyadah on balance sheet (MMOB) adalah fasilitas pembiayaan dimana investor (shahibul maal) menginvestasikan dananya kepada bank disertai dengan pernyataan bahwa investasi tersebut dijaminkan kepada bank atas pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada pelaksana usaha tertentu atau pelaku usaha. 11 Ketentuan umum deposito berdasarkan mudharabah: 12 1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. 10 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), h. 111 11 Doni Saputra, Junior CBRM (Consulting Branch Relationship Market), Cabang PT. Bank Syariah Mandiri KC Pariaman, PT. Bank Syariah Mandiri KC Pariaman, wawancara langsung, 02 Juni 2017, Jum at, Jam 14.00 WIB 12 Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI/NO: 03/DSN-MUI/IV/2000, h. 3-4
20 2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain. 3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya dalam bentuk tunai dan bukan piutang. 4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. 5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. Wanprestasi adalah tidak dilaksanakan prestasi atau kewajiban sebagaimana mestinya yang dibebankan oleh kontrak terhadap pihak-pihak tertentu, seperti yang dimaksudkan dalam kontrak yang bersangkutan. Macam-macam wanprestasi: 1. Tidak memenuhi prestasi. 2. Terlambat memenuhi prestasi. 3. Tidak sempurna memenuhi prestasi. Akibat adanya wanprestasi: 1. Perikatan tetap ada. 2. Debitur harus membayar ganti kerugian kepada kreditur. 3. Beban risiko beralih untuk kerugian debitur, jika halangan itu timbul setelah debitur wanprestasi, kecuali bila ada kesengajaan atau kesalahan besar dari pihak kreditur.