BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB II LANDASAN TEORI. kepastian dana pendidikan anak sesuai rencana untuk setiap cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank. a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah.

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB III TELAAH PUSTAKA. diharapkan dan dikaitkan dengan kedudukan seseorang 28. Seseorang dikatakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau

BAB IV PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Substansi dari jaminan fidusia menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MUDHARABAH. dimana pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam belakangan ini mulai menunjukkan. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB II Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

BAB I PENDAHULUAN. umat agama lain. Islam adalah rahmatan lil alamin rahmat bagi alam semesta.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN KREDIT. pengertian hukum jaminan. Menurut J. Satrio, hukum jaminan itu diartikan peraturan hukum

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup orang banyak, serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH

BAB IV. Analisa Hukum Islam Terhadap Penentuan Margin Pembiayaan Mud{a>rabah Mikro (Study Kasus Di BMT As-Syifa Taman Sidoarjo).

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN TENTANG PENGELOLAAN, PENATAUSAHAAN, SERTA PENCATATAN ASET DAN KEWAJIBAN D

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana, dalam hal ini bank

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

BAB V PEMBAHASAN. dipaparkan pada bab sebelumnya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik analisa data

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK. A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit

BAB III PERBANDINGAN HUKUM JAMINAN FIDUSIA MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 DENGAN HUKUM RAHN TASJÎLÎ

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok agar anak-anak tertarik untuk mengisinya dengan tabungan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. fiqh klasik.dewasa ini, wacana tentang Mudharabah menjadi semakin mencuat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan oleh perbankan syari ah. Seperti yang disebutkan dalam Undang-

BAB II PRODUK PENGHIMPUNAN DANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan

AKIBAT HUKUM ALIH DEBITUR PADA PERJANJIAN KREDIT PERUMAHAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG PALU

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB III PEMBAHASAN. pemilik dana itu telah memutuskan untuk menyerahkan sebagian dananya untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan ini dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur

BAB II LANDASAN TEORI. waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. 1 Berdasarkan pengertian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/29/PBI/2009 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Konsep Mudharabah dalam Perbankan Syariah. 1. Pengertian Mudharabah dan Implementasinya

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan pinjam-meminjam. Kegiatan pinjam-meminjam terdapat produk yang dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan banknote dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku

HILMAN FAJRI ( )

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, perekonomian dimasyarakat dituntut untuk tetap stabil, agar membantu

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

PRODUK PERHIMPUNAN DANA

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian dan Landasan Syariah Deposito ib Mudhrabah. penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang

BAB I PENDAHULUAN. dana dan menyalurkan kredit secara efisien dan efektif kepada pengusaha. memperoleh soliditas dan kepercayaan.

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Deposito 1. Pengertian Deposito Secara umum, deposito diartikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan. Dalam istilah fikh, deposito merupakan pemberian otoritas pemilikan suatu barang kepada orang lain agar dijaga secara jelas dan tegas. Deposito merupakan jenis transaksi legal yang diatur oleh al-quran, sunnah dan kesepakatan ulama. Allah berfirman: 1 283 Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaknya yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (Q.S. al- Baqarah [2] :283). Nabi Muhammad SAW bersabda: Tunaikan amanah dari orang yang telah mempercayaimu suatu amanat dan jangan mengkhianati orang yang mengkhianati kamu (H.R. Abu Daud). 2. Unsur-unsur Deposito Unsur-unsur dari deposito diantaranya: 1 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 47 11

12 a. Penarikan hanya dapat dilakukan dalam waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah penyimpan dengan bank. b. Cara penarikan, apabila batas waktu yang tertuang dalam perjanjian deposito tersebut telah jatuh tempo, maka nasabah dapat menarik deposito tersebut atau memperpanjang dengan suatu waktu yang diinginkan. Mengenai jangka waktu deposito terdapat beberapa alternatif yang dapat dipilih oleh nasabah penyimpan, yaitu: a. 1 (satu) bulan. b. 3 (tiga) bulan. c. 6 (enam) bulan. d. 12 (dua belas) bulan. e. 24 (dua puluh empat) bulan. 3. Jenis-jenis deposito Adapun jenis-jenis deposito yaitu: a. Deposito Berjangka Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun lembaga. Artinya di dalam bilyet deposito tercantum nama seseorang atau lembaga. 2 2 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 75

13 b. Sertifikat Deposito Sertifikat deposito merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2, 3, 6 dan 12 bulan. Sertifikat deposito diterbitkan dalam bentuk sertifikat dan dapat diperjualbelikan dan dipindahtangankan kepada pihak lain. c. Deposito On Call Deposito on call merupakan deposito yang berjangka waktu minimal tujuh hari dan paling lama kurang dari satu bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar. 4. Kelebihan dan kekurangan deposito Kelebihan dan kekurangan deposito yaitu: a. Kelebihan deposito yaitu: 1) Pemberian bunga atau bagi hasil lebih besar dibanding tabungan. 2) Deposito bisa dijadikan jaminan. b. Kekurangan deposito: 1) Hanya bisa diambil ketika jatuh tempo saja. Jadi jika diambil sebelum jatuh tempo, akan dikenakan biaya penalty. 2) Adanya pengenaan pajak 20% final dari bunga atau bagi hasilnya. 5. Tujuan deposito Adapun tujuan deposito yaitu: a. Salah satu kegiatan bank untuk mengumpulkan dana yang berlebihan.

14 b. Untuk lebih memanfaatkan perkreditan serta dana-dana dari kalangan masyarakat. 6. Akad Deposito Akad yang digunakan dalam deposito adalah akad mudharabah muthlaqah. Mudharabah Muthlaqah apabilah rabb-ul mal menyerahkan sepenuhnya kepada pertimbangan mudarib untuk kedalam bidang bisnis apa uang rabb-ul mal akan ditanam. 3 B. Jaminan 1. Pengertian jaminan Jaminan atau agunan adalah aset pihak peminjam yang dijanjikan kepada pemberi pinjaman jika peminjam tidak dapat mengembalikan pinjaman tersebut. Jika peminjam gagal bayar, pihak pemberi pinjaman dapat memiliki agunan tersebut. 4 2. Macam-macam jaminan Macam-macam jaminan yaitu: a. Menurut terjadinya, yaitu jaminan yang lahir karena ditentukan oleh UU yaitu jaminan umum adalah seluruh harta debitur yang dijadikan jaminan atas utang debitur dan jaminan yang lahir karna perjanjian yaitu jaminan khusus adalah jaminan kebendaan dan jaminan perorangan. h. 296 3 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syari ah, (Jakarta: Prenada Media Group, 2015), 4 Hermansyah, Op. cit, h. 73

15 b. Menurut sifatnya, yaitu jaminan yang berupa hak mutlak atas suatu benda yang mempunyai hubungan langsung atas benda dan dapat diperalihkan. c. Jaminan perorangan, yaitu jaminan yang menimbulkan hubungan langsung pada perorangan. d. Menurut penguasaannya, yaitu jaminan dengan penguasaan bendanya dan jaminan yang tanpa penguasaan bendanya. 3. Fungsi jaminan Fungsi utama dari jaminan adalah untuk meyakinkan bank atau kreditur bahwa debitur mempunyai kemampuan untuk melunasi kredit yang diberikan kepadanya sesuai dengan perjanjian kredit yang telah disepakati bersama. 5 C. Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan adalah dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang. Kemudian adanya kesepakatan antara bank dengan nasabah penerima kredit, bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya. 6 2. Unsur-unsur pembiayaan Yang termasuk unsur-unsur pembiayaan yaitu: a. Kepercayaan, suatu keyakinan pemberi pembiayaan. b. Kesepakatan. 5 Kasmir, Op. cit, h. 85 6 Ibid

16 c. Jangka waktu. d. Risiko, adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko pembiayaan macet. e. Balas jasa. 3. Tujuan dan fungsi pembiayaan Adapun tujuan dari pembiayaan adalah: a. Mencari keuntungan. b. Membantu usaha nasabah. c. Membantu pemerintah. 4. Fungsi pembiayaan Fungsi dari pembiayaan itu sendiri yaitu: a. Untuk meningkatkan daya guna uang. b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. c. Untuk meningkatkan daya guna barang. d. Meningkatkan peredaran barang. e. Sebagai alat stabilitas ekonomi. 5. Jenis-jenis pembiayaan Secara umum jenis-jenis pembiayaan yaitu: a. Dilihat dari segi kegunaan 1) Pembiayaan investasi. 2) Modal kerja, digunakan untuk keperluan peningkatan produksi dalam operasionalnya.

17 b. Dilihat dari segi tujuan pembiayaan 1) Pembiayaan produktif, yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. 2) Pembiayaan konsumtif, yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. 3) Pembiayaan perdagangan. c. Dilihat dari segi jangka waktu 1) Pembiayaan jangka pendek memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun. 2) Pembiayaan jangka menengah, jangka waktu kreditnya sampai dengan tiga tahun. 3) Pembiayaan jangka panjang, jangka panjang waktu pengembaliannya diatas tiga tahun atau lima tahun. d. Dilihat dari segi jaminan 1) Pembiayaan dengan jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. 2) Pembiayaan tanpa jaminan. e. Dilihat dari segi sektor usaha 1) Pembiayaan pertanian. 2) Pembiayaan peternakan. 3) Pembiayaan industri. 4) Pembiayaan pertambangan.

18 6. Jaminan pembiayaan Adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan pembiayaan adalah: a. Dengan jaminan 1) Jaminan benda berwujud, contohnya, tanah, bangunan, kendaraan bermotor dan mesin-mesin. 2) Jaminan benda tidak berwujud, merupakan surat-surat yang dijadikan jaminan. 3) Jaminan orang. b. Tanpa jaminan Pembiayaan tanpa jaminan adalah bahwa pembiayaan yang diberikan bukan dengan jaminan barang tertentu. Biasanya diberikan untuk perusahaan yang memang benar-benar bonafid dan profesional sehingga kemungkinan pembiayaan tersebut macet sangat kecil. 7 D. Transaksi Gadai Transaksi gadai adalah harta jaminan utang yang harus dipenuhi dengan syarat-syarat tertentu, jika penghutang mengalami kesulitan untuk melakukan pembayarannya. Gadai merupakan bagian transaksi yang diperbolehkan dalam kondisi ditengah perjalanan. 8 Unsur-unsur pokok yang terdapat dalam gadai: 9 1. Gadai lahir karena penyerahan kekuasaan atas barang gadai kepada kreditur pemegang gadai. 7 Ibid 8 Abdullah Abdul Husain at-tariqi, Ekonomi Islam (Prinsip, Dasar dan Tujuan), (Jogjakarta: Magistra Insania Press, 2004), h. 264 9 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, (Bandung: Citra Umbara, 2007), h. 302

19 2. Penyerahan ini dilakukan debitur sendiri atau orang lain atas namanya. 3. Objeknya adalah barang bergerak. 4. Kreditur berwenang untuk mengambil pelunasan dari pelelang barang gadai didahulukan dari kreditur lainnya. Perjanjian gadai pada dasarnya adalah perjanjian utang-piutang, hanya saja dalam gadai ada jaminannya. Riba akan terjadi dalam gadai apabila akad gadai ditentukan bahwa rahin harus memberikan tambahan kepada murtahin ketika membayar utangnya. 10 E. Deposito sebagai Jaminan Pembiayaan Deposito sebagai jaminan pembiayaan adalah nasabah yang mempunyai deposito pada bank menjaminkan depositonya untuk mendapatkan pembiayaan dari bank tempat menyimpan deposito tersebut. Akad yang digunakan yaitu mudharabah muqayyadah on balance sheet (MMOB) adalah fasilitas pembiayaan dimana investor (shahibul maal) menginvestasikan dananya kepada bank disertai dengan pernyataan bahwa investasi tersebut dijaminkan kepada bank atas pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada pelaksana usaha tertentu atau pelaku usaha. 11 Ketentuan umum deposito berdasarkan mudharabah: 12 1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. 10 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), h. 111 11 Doni Saputra, Junior CBRM (Consulting Branch Relationship Market), Cabang PT. Bank Syariah Mandiri KC Pariaman, PT. Bank Syariah Mandiri KC Pariaman, wawancara langsung, 02 Juni 2017, Jum at, Jam 14.00 WIB 12 Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI/NO: 03/DSN-MUI/IV/2000, h. 3-4

20 2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain. 3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya dalam bentuk tunai dan bukan piutang. 4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. 5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. Wanprestasi adalah tidak dilaksanakan prestasi atau kewajiban sebagaimana mestinya yang dibebankan oleh kontrak terhadap pihak-pihak tertentu, seperti yang dimaksudkan dalam kontrak yang bersangkutan. Macam-macam wanprestasi: 1. Tidak memenuhi prestasi. 2. Terlambat memenuhi prestasi. 3. Tidak sempurna memenuhi prestasi. Akibat adanya wanprestasi: 1. Perikatan tetap ada. 2. Debitur harus membayar ganti kerugian kepada kreditur. 3. Beban risiko beralih untuk kerugian debitur, jika halangan itu timbul setelah debitur wanprestasi, kecuali bila ada kesengajaan atau kesalahan besar dari pihak kreditur.