19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi yang diamati dalam penelitian ini adalah seluruh populasi parasitoid pada Drosophila yang berada disekitar kecamatan Kiacondong Kota. 2. Sampel Sampel yang diamati dalam penelitian ini adalah jenis-jenis parasitoid pada Drosophila yang terperangkap disekitar kecamatan Kiacondong Kota. C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga bulan Juni 2013. 2. Tempat Penelitian dilakukan di tiga tempat berbeda yaitu di Kecamatan Kiaracondong untuk mengambil sampel, Laboratorium FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Laboratorium Entomologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk identifikasi dan determinasi. D. Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan pada penelitiaan ini terdapat di Laboratorium FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. Daftar alat dan bahan yang digunakan selama penelitian ini ialah sebagai berikut:
20 1. Alat Beberapa alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1. 2. Bahan Tabel 3.1. Jenis dan Jumlah Alat yang Diperlukan dalam Penelitian Keanekaragaman Parasitoid pada Drosophila No Nama Alat Jumlah 1 Umpan Drosophila sp 18 2 Cawan Petri 18 3 Toples 18 4 Kain secukupnya 5 Screen cage 18 6 Botol vial 40 7 Objekglass dan coverglass 1 set 8 Kuas 1 9 Alat bedah 1 set 10 Mikroskop stereo Nikon SMZ745T 1 11 Mikroskop compound Nikon Eclipse 50i 1 12 Kamera Digital 1 13 Spidol Marker 1 14 Kertas Label 1 pak 15 Luxmeter 1 16 Thermo-higrometer 1 17 Buku Identifikasi Parasitoid 1 18 Buku Identifikasi Drosophila 1 Beberapa bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Jenis dan Jumlah Bahan yang Diperlukan dalam Penelitian Keanekaragaman Parasitoid pada Drosophila No. Nama Bahan Jumlah 1 Buah pisang ambon lumut 36 buah 2 Kapas secukupnya 3 Alkohol 70% 50 ml 4 Vaselin secukupnya 5 Kapur barus secukupnya
21 E. Metode 1. Pengambilan Sampel Umpan merupakan tabung yang telah diisi dua buah pisang ambon lumut yang dibelah secara membujur. Umpan disiapkan sebanyak 18 buah. Tabung tersebut diberi lubang di bagian samping agar Drosophila dapat masuk, tetapi umpan tidak digenangi air hujan. Umpan tersebut kemudian ditempatkan pada pohon, pagar atau tiang. Jarak dari penempatan umpan satu dengan lainnya sepanjang 50 meter, dengan pola membentuk kuadran. Umpan tersebut disimpan selama lima hari. Setelah lima hari, umpan diambil untuk di-rearing. 2. Pengukuran Faktor Klimatik Selama proses pengambilan sampel, dilakukan pengukuran faktor klimatik di tiga titik tempat pengambilan sampel. Faktor klimatik tersebut meliputi intensitas cahaya, suhu udara dan kelembaban udara. Pengukuran faktor klimatik disetiap titik penempatan umpan, dilakukan selama 5 menit dan dilakukan pada pagi, siang dan sore hari. Pengukuran faktor klimatik ini dilakukan selama pemasangan umpan berlangsung (5 hari). Selama proses rearing dan pemeliharaan pupa dalam screen cage, suhu ruangan juga dicatat. 3. Metode Rearing Rearing merupakan proses pemeliharaan telur dan larva hingga tumbuh menjadi pupa. Dalam proses rearing ini, umpan yang telah diambil, dikumpulkan, kemudian pisang yang terdapat dalam umpan dipindahkan ke dalam toples yang telah dialasi dengan kapas lembab. Pisang dari satu umpan ditempatkan pada satu toples, sehingga tidak tercampur antara pisang dari toples satu dengan toples lainnya. Setelah itu, toples tersebut ditutup menggunakan kain yang telah disiapkan, agar tetap terdapat sirkulasi udara. Setelah didiamkan beberapa waktu, larva akan menjadi pupa, pupa tersebut diambil untuk dimasukkan ke dalam screen cage.
22 4. Pemeliharaan Pupa dalam Screen Cage Proses pemeliharaan Pupa dalam screen cage ini merupakan proses lanjutan dari proses rearing. Dalam proses ini, pupa-pupa yang telah direaring diambil secara hati-hati menggunakan kuas, kemudian ditempatkan pada cawan petri yang telah dialasi dengan kapas lembab. Pupa yang diambil diusahakan sama ukurannya untuk memudahkan dalam identifikasi inang. Setiap cawan berisi 200 pupa yang ukurannya relatif sama. Setelah itu, cawan petri yang telah berisi pupa dimasukkan ke dalam screen cage yang berbentuk kubus dengan panjang, lebar dan tinggi masing-masing 20 cm. Pupa-pupa tersebut dibiarkan hingga berkembang menjadi imago. Imago tersebut dapat berupa Drosophila atau parasitoid. Imago tersebut kemudian ditempatkan pada botol vial yang terpisah agar mudah dihitung dan diidentifikasi. Jika pupa tidak menetas dalam 2 minggu, maka dilakukan pembedahan pada pupa yang tidak menetas tersebut untuk megetahui penyebab pupa tidak menetas. 5. Identifikasi Proses identifikasi dilakukan pada Drosophila dan parasitoid yang telah mengalami proses screen cage. Spesimen Drosophila dan parasitoid tersebut dibawa ke laboratorium untuk diamati scara morfologi mengunakan mikroskop agar mempermudah proses identifikasi. Spesimen Drosophila diidentifikasi menggunakan kunci determinasi yang terdapat dalam buku yang berjudul Drosophila: A Guide to Species Identification and Use (Markow & Patrick, 2006). Spesimen parasitoid diidentifikasi menggunakan kunci determinasi yang terdapat dalam buku yang berjudul Hymenopthera of The World: An Identification Guide to Families (Goulet & Huber, 1993). Spesimen juga dibawa ke Laboratorium Entomologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong-Bogor untuk melakukan penyesuian hasil identifikasi.
23 F. Analisa Data Data hasil pengamatan yang diperoleh disajikan dalam bentuk Tabel dan grafik serta dianalisis secara deskriptif. Persentase Parasitisasi dihitung menggnakan rumus (Hamid et al., 2003): Persentase parasitisasi seluruh jenis Persentase rasio parasitisasi untuk setiap jenisnya Pupa yang dihitung berjumlah 200 dari setiap rearing. Dari setiap pupa tersebut akan keluar Drosophila atau parasitoid. Jumlah Drosophila dan parasitoid dihitung untuk kemudian dianalisis. Keanekaragaman parasitoid dapat dihitung dengan menggunakan Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (Nolan & Callahan, 2006): Keterangan: : Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener S : Jumlah jenis (spesies) P = /N Pi : Jumlah individu suatu spesies/jumlah total seluruh spesies ni : Jumlah individu spesies ke-i N : Jumlah total individu Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan keanekaragaman Shannon-Wiener yaitu: < 1 Keragaman rendah, komunitas biota tidak stabil = 1-3 Keragaman tergolong sedang, stabilitas komunitas sedang > 3 Keragaman tergolong tinggi, stabilitas komunitas biota dalam kondisi prima (stabil)
24 G. Alur Penelitian Studi Literatur dan Survei Penyusunan Proposal dan Seminar Persiapan Alat dan Bahan Rearing Pengambilan Umpan Pemasangan Umpan Pengumpulan Pupa Pemeliharaan Pupa pada Screen cage Pengamatan dan Identifikasi Parasitoid Ujian Sidang Penyusunan Skripsi Analisis Data