TEKNIK PEMBIUSAN MENGGUNAKAN SUHU RENDAH PADA SISTEM TRANSPORTASI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) TANPA MEDIA AIR 1

dokumen-dokumen yang mirip
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Persiapan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat Metode Penelitian

3 METODOLOGI. 3.3 Tahap dan Prosedur Penelitian Penelitian ini terdiri dari persiapan penelitian, penelitian pendahuluan, dan penelitian utama.

TEKNIK PEMBIUSAN MENGGUNAKAN SUHU RENDAH PADA SISTEM TRANSPORTASI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) TANPA MEDIA AIR

II. BAHAN DAN METODE

SEMINAR NASIONAL PERIKANAN INDONESIA Desember 2010, Sekolah Tinggi Perikanan

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

II. BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di

II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Tahap Penelitian 2.3 Alat dan Bahan Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

APLIKASI RAK DALAM WADAH PENYIMPANAN UNTUK TRANSPORTASI LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus) TANPA MEDIA AIR

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan Bulan Januari sampai Maret 2012 bertempat di

STUDI TEKNIK PENANGANAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO-L) HIDUP DALAM WADAH TANPA AIR

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN AERATOR PADA TRANSPORTASI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) HIDUP DENGAN MEDIA AIR. Cecep Iman Firmansyah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mempelajari pengaruti suhu pembiusan terhadap aktivitas dan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

PENGGUNAAN JERAMI DAN SERBUK GERGAJI SEBAGAI MEDIA PENGISI PADA PENYIMPANAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) TANPA MEDIA AIR

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

Gambar 1. Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus)

METODE PENELITIAN. Penelitian Tahap 1: Uji Efektivitas Enzim Cairan Rumen Domba Terhadap Penurunan Kandungan Serat Kasar Bungkil Kelapa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

III. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak

PEMBIUSAN IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum) DENGAN SUHU RENDAH SECARA BERTAHAP DALAM TRANSPORTASI SISTEM KERING AURISMARDIKA NOVESA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013

TRANSPORTASI BASAH BENIH NILA (Oreochromis niloticus) MENGGUNAKAN EKSTRAK BUNGA KAMBOJA (Plumeria acuminata) ABSTRAK

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada 17 Januari 2016 di UD.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli Benih ikan patin siam di

Morfologi ikan jambal siam mempunyai badan memanjang dan pipih, punggung berduri dan bersirip tambahan serta terdapat garis lengkung mulai

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Gambar 1. Ikan nila (Oreochromis niloticus) Sumber: Kuncoro (2009)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Tahap 1 Waktu dan Tempat

METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

I. PENDAHULUAN. komoditas ini diminati sebagai lobster hias. Beberapa tahun belakangan,

UJI KETAHANAN HIDUP IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) DENGAN TEKNIK IMOTILISASI SUHU RENDAH DALAM TRANSPORTASI SISTEM KERING

Lampiran 1 Data panjang dan bobot lobster air tawar yang digunakan sebagai hewan uji

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan Benur Udang Vannamei dan Pengemasan

3. METODOLOGI PENELITIAN

Tabel 7. Mortalitas Benih Ikan Nila pada Uji Selang Konsentrasi (Range Finding Test)

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

BAB III BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

TRANSPORTASI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) HIDUP SISTEM KERING DENGAN MENGGUNAKAN PEMBIUSAN SUHU RENDAH SECARA LANGSUNG DAN PRATISARI C

BAB 3 METODE PENELITIAN. Usman beralamat di GG. Nusantara 1-3 Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik dan

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4 Pengamatan tingkah laku ikan selama proses pemingsanan

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

Kampus Indralaya Jl. Raya Palembang Prabumulih KM 32 Ogan Ilir Telp ABSTRACT

BAB III BAHAN DAN METODE

Pengemasan benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) pada sarana angkutan udara

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012, di Balai

Dadi Sukarsa 1. Abstrak

TEKNOLOGI PENANGANAN DAN TRANSPORTASI LOBSTER AIR TAWAR

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Patin Siam

II. BAHAN DAN METODE

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBIUSAN LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus) DENGAN SUHU RENDAH SECARA BERTAHAP DAN CARA PENGEMASANNYA PADA TRANSPORTASI HIDUP SISTEM KERING

JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol. 1. No. 2 Juni 2017

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan

PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PERBANDINGAN KARBON DAN NITROGEN PADA SISTEM BIOFLOK TERHADAP PERTUMBUHAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar

III. METODE PENELITIAN

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

PENGARUH PADAT PENEBARAN 75, 100 DAN 125 EKOR/M2 DAN RASIO SHELTER

STUDI TEKNIK PENANGANAN IKAN MAS (Cyprinus Caprio-L) HIDUP DALAM WADAH TANPA AIR

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

[ GROUPER FAPERIK] [Pick the date]

3. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Aquatik, Fakultas

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

II. BAHAN DAN METODE

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.14 No.2 Hal , Mei-September 2014, ISSN

Transkripsi:

TEKNIK PEMBIUSAN MENGGUNAKAN SUHU RENDAH PADA SISTEM TRANSPORTASI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) TANPA MEDIA AIR 1 Komariah Tampubolon 1 dan Wida Handini 2 ABSTRAK Penelitian ini mengkaji berbagai aspek teknik media suhu pembiusan, yaitu perbandingan volume media air pembius dengan es dan jumlah udang, serta proses pembiusan secara bertahap dan langsung pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup udang galah dalam kemasan media serbuk gergaji dingin. Berdasarkan hasil diperoleh bahwa perbandingan volume media air pembius, jumlah es dan jumlah udang yang optimum adalah 1 liter air : 1 kg es : 10 ekor udang. Teknik pembiusan dengan penurunan suhu secara bertahap menghasilkan tingkat kelulusan hidup udang yang lebih tinggi dalam sistem transportasi udang galah tanpa media air. Udang galah yang disimpan hingga lama penyimpanan kurang dari 15 jam menghasilkan tingkat kelulusan hidup lebih dari 50 %. PENDAHULUAN Permintaan konsumen akan komoditas perikanan dalam bentuk hidup terus meningkat, terutama untuk jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi seperti lobster, udang, ikan karang dan beberapa jenis ikan air tawar. Salah satu jenis udang yang prospektif sebagai komoditas perikanan Indonesia adalah udang air tawar yaitu udang galah (Macrobrachium rosenbergii). Menurut BPS (2006), produksi udang galah Indonesia meningkat setiap tahun. Pada tahun 2001 sebesar 43 ton, pada tahun 2004 produksinya sebesar 290 ton dan akhir tahun 2005 mencapai 898 ton. Udang galah (Macrobrachium rosenbergii) memiliki peluang yang sangat besar untuk ditransportasikan dalam keadaan hidup sehingga mempertinggi nilai jual. Transportasi dengan sistem kering (media bukan air) dapat menjadi pilihan, apabila kondisi optimalnya dapat dikendalikan dan merupakan cara yang efisien dan aman meskipun beresiko tinggi. Prinsip transportasi udang hidup dengan sistem kering adalah udang dikondisikan dalam keadaan metabolisme dan respirasi rendah sehingga daya tahan pada saat kondisi pengangkutan hidupnya tinggi. Untuk maksud tersebut dapat digunakan suhu rendah. Secara umum yaitu suhu di bawah 14 o C dan di atas 35 o C menjadi letal untuk M. rosenbergii, sedangkan suhu antara 14-16 o C sebagai suhu pembiusan untuk udang galah. Udang galah tersebut bertahan hidup lebih baik selama penyimpanan dalam serbuk gergaji dingin (Salin 2005). Selama ini, sistem transportasi udang hidup tanpa media air hanya sebatas pada penentuan suhu dan waktu pembiusan yang optimum, tetapi bila ditinjau dari aspek teknik pembiusan belum dicoba. Padahal aspek teknik pembiusan seperti penentuan jumlah es akan berpengaruh terhadap kean penurunan suhu, sedangkan kean penurunan suhu ini berpengaruh terhadap daya hidup udang galah dalam kemasan serbuk gergaji dingin (Salin 2005). Dalam penelitian ini dikaji berbagai aspek teknik media suhu pembiusan, yaitu perbandingan volume media air pembius dengan es dan jumlah udang, serta proses pembiusan secara bertahap dan langsung pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup udang galah dalam kemasan media serbuk gergaji dingin. METODOLOGI Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah udang galah (Macrobrachium rosenbergii) ukuran 40-50 ekor/kg atau ukuran ekspor yang diperoleh dari kolam udang di desa Ciapus-Ciomas, Bogor. Bahan pembantu yang dipakai 1 Dipresentasikan pada Seminar Nasional Perikanan Indonesia 2009 di Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta, 3-4 Desember 2009 2 Departemen Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB, Bogor 340

adalah air laboratorium yang telah diendapkan selama dua hari, es batu, serbuk gergaji sebanyak 15 kg yang diperoleh dari pengrajin kayu di Darmaga-Bogor, kotak styrofoam berukuran 40x30x30 cm 3, kantong plastik, karet gelang dan lakban. Peralatan yang digunakan adalah timbangan, akuarium yang berukuran 150x50x30 cm 3 untuk adaptasi dan pemuasaan udang serta akuarium yang berukuran 50x30x20 cm 3 untuk pembiusan udang, pipa paralon, aerator, ember plastik, dan peralatan untuk pengukuran kualitas air, yaitu termometer, ph-meter, DO-meter, spektrofotometer, dan pengukur waktu. BAHAN DAN METODA Persiapan penelitian a) Media air Untuk mengetahui kualitas media air yang digunakan dalam percobaan dilakukan pengukuran suhu, kadar oksigen terlarut (DO), CO 2, ph, amoniak, dan alkalinitas terhadap media air kolam tempat udang hidup,media air laboratorium serta media air laboratorium yang telah diendapkan selama 2 hari. b) Media serbuk gergaji dingin Media pengemas yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk gergaji. Media serbuk gergaji didinginkan hingga mencapai kisaran pembiusan udang (15 o C) agar udang tetap pingsan selama penyimpanan dalam kemasan styrofoam. c) Udang uji Udang galah berukuran 40-50 kg/ekor yang baru dibeli dalam keadaan hidup dari kolam dipindahkan pada akuarium untuk dilakukan adaptasi kemudian dipuasakan. Penelitian pendahuluan a) Penentuan jumlah es untuk pembiusan Tujuannya untuk mengetahui kean waktu penurunan suhu media air yang akan digunakan untuk pembiusan udang galah pada perbandingan volume media air dan jumlah es tertentu tanpa udang. Pada penelitian tahap pertama, perbandingan volume media air dan jumlah es yang memberikan waktu penurunan suhu media air yang paling lama mencapai perkiraan kisaran suhu pembiusan udang (15 o C) dan lamanya bertahan pada suhu tersebut paling lama akan digunakan untuk penelitian berikutnya. b) Penentuan kepadatan udang galah untuk pembiusan Tujuannya untuk mengetahui kean waktu penurunan suhu media air mencapai suhu pembiusan bila diisi dengan jumlah udang tertentu untuk dibius. Dalam proses pembiusan tingkah laku udang diamati sampai udang mengalami pingsan. Dari hasil penelitian ini perbandingan volume media air, jumlah es dan jumlah udang yang memberikan penurunan suhu media air paling lambat mencapai kisaran suhu pembiusan (15 o C) udang dan waktu bertahan pada suhu tersebut paling lama digunakan untuk penelitian penyimpanan udang tanpa media air atau penelitian utama. Penelitian utama a) Pembiusan suhu rendah dengan penurunan suhu secara bertahap dan langsung Sejumlah udang dimasukkan ke dalam akuarium untuk dibius dengan penurunan suhu secara bertahap dan secara langsung sampai udang tersebut pingsan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelulusan hidup udang galah apabila dibius secara bertahap dan langsung. Teknik pembiusan dengan penurunan suhu secara bertahap dilakukan dengan memasukkan udang dan es bersamaan ke dalam media air hingga udang pingsan pada suhu 15 o C. Teknik pembiusan dengan penurunan suhu secara langsung dilakukan dengan memasukkan udang galah dalam media air yang bersuhu 15 o C. Selama pembiusan dilakukan pencatat waktu, suhu dan pengamatan tingkah laku udang galah selama proses tersebut berlangsung. b) Uji penyimpanan udang galah (Macrobrachium rosenbergii) hidup 341

Selama penyimpanan dilakukan pengamatan dan pengukuran beberapa parameter yang berpengaruh terhadap tingkat mortalitas udang galah yaitu lama penyimpanan, suhu media pengemas dan penghitungan persentase jumlah udang hidup setelah penyimpanan. Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor, yaitu faktor teknik pembiusan dengan taraf penurunan suhu secara bertahap dan langsung serta lama penyimpanan dengan taraf 3, 6, 9, 12 dan 15 jam dengan tiga kali ulangan. Apabila hasil perhitungan menunjukkan pengaruh yang nyata, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji lanjut Tukey (Multiple comparisons) (Torrie dan Steel 1993). HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter Air Sebagai Tempat Hidup Udang Galah Udang galah memerlukan kualitas air yang cukup layak untuk mendukung kelangsungan hidupnya. Kualitas air yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup udang galah antara lain temperatur, ph air, amoniak dan oksigen terlarut (Sandifer et al. 1983 diacu dalam Susilawati 1991). Tabel 1. Data hasil analisis kualitas air pada kolam, air laboratorium dan air laboratorium yang diendapkan selama 2 hari Parameter kualitas air Suhu ph DO CO Sumber air 2 Amoniak ( o C) (mg/l) (mg/l) (mg/l) Kolam asal udang Air dari laboratorium Air dari lab. yang diendapkan selama 2 hari Alkalinita s (mg/l) Salinita s ( ) 26,20 7,77 5,40 3,96 63,68 0 0,469 26,00 7,69 5,77 5,94 31,84 0 0,234 26,00 7,80 5,46 3,96 31,84 0 0,344 Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa kualitas air laboratorium yang diendapkan selama 2 hari hampir sama dengan kualitas air yang berasal dari kolam. Dengan demikian air laboratorium yang diendapkan selama 2 hari layak digunakan untuk adaptasi, pemuasaan dan pembiusan. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan banyaknya es dan kepadatan udang galah yang terbaik yang digunakan untuk proses pembiusan udang galah. Penentuan jumlah es untuk pembiusan Jumlah es sebanyak 1 kg membutuhkan waktu paling lama (70 menit) untuk menurunkan suhu mencapai 15 o C, dibandingkan dengan proporsi media air 1 liter dan es 1,5 kg membutuhkan waktu 46 menit untuk mencapai suhu 15 o C. Proporsi media air 1 liter dan es 2 kg membutuhkan waktu selama 19 menit untuk mencapai suhu 15 o C (Tabel 2). Suhu pembiusan udang yang diperlukan, selain dilihat dari lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu pembiusan sekitar 15 o C, juga lamanya suhu bertahan setelah mencapai 15 o C. Proporsi es sebanyak 1 kg dalam 1 liter air dapat mempertahankan suhu 15 o C selama 5 menit, sedangkan jumlah es sebanyak 1,5 kg dan 2 kg es hanya dapat mempertahankan suhu 15 o C selama 2 menit. Pada percobaan berikutnya media air sebanyak 1 liter dan jumlah es 1 kg digunakan untuk menentukan kepadatan udang galah dalam pembiusan. 342

Tabel 2. Kean penurunan suhu media air pada berbagai perbandingan air dan es Air (l) : Es (kg) Suhu ( o C) Waktu (menit) Bertahan pada waktu (menit) 1 : 0,5 25 5 11 22 36 8 20 55 7 17 77 4 15 - - 1 : 1 25 2 1 22 17 6 20 43 4 17 60 4 15 70 5 1 : 1,5 25 1 1 22 7 2 20 12 3 17 32 3 15 46 2 1 : 2 25 0,27 0,12 22 3 1 20 5 1 17 11 3 15 19 2 Penentuan kepadatan udang galah untuk pembiusan Berdasarkan percobaan sebelumnya, proporsi media air pembius sebanyak 1 liter dan 1 kg es digunakan untuk menentukan kepadatan udang galah yang paling tepat untuk dibius, agar menghasilkan kelulusan hidup yang tinggi. Percobaan dilakukan untuk mengetahui berbagai perbandingan jumlah udang dengan media pembius yang sesuai. Berdasarkan Tabel 3, waktu yang dibutuhkan untuk membius 5 ekor udang galah mencapai suhu 15 o C diperlukan waktu selama 28 menit, dimana udang galah tersebut pingsan semua pada menit ke-41. Untuk jumlah 10 ekor udang galah, waktu yang dibutuhkan adalah 29 menit, dimana udang dapat pingsan semua pada menit ke- 39. Waktu yang dibutuhkan untuk membius 15 ekor udang galah adalah 29 menit sedangkan untuk 20 dan 25 ekor udang galah yaitu 22 menit. Udang sebanyak 15 ekor pingsan semua pada menit ke-36, sedangkan jumlah udang sebanyak 20 dan 25 ekor pingsan semua pada menit ke-28. Jika dilihat dari kean waktu penurunan suhu mencapai 15 o C dan waktu pembiusan, maka kepadatan udang galah sebanyak 10 ekor lebih baik jika dibandingkan dengan kepadatan udang yang lain. Hal ini dikarenakan waktu penurunan suhu mencapai 15 o C lebih lambat dibanding yang lain dan memiliki waktu pembiusan yang lebih lama yaitu 10 menit. Tabel 3. Perbandingan jumlah udang dengan media pembius terhadap kean penurunan suhu pembiusan Air : Es : jumlah Suhu ( o Waktu C) udang (Menit) Kondisi dan aktivitas udang 1 : 1 : 5 25 0,08 Normal, aktif, berdiri kokoh dan respon 22 3 Masih berdiri, mulai tenang 20 9 Sebagian tenang, tidak ada pergerakan, respon cukup, 2 miring 17 15 Tenang dan respon lemah 15 28 Sebagian besar roboh, yang lain panik 15 41* Pingsan, sedikit gerakan insang 343

1 : 1 : 10 25 0,08 Normal, aktif, berdiri kokoh dan respon 22 2 Masih berdiri, mulai tenang 20 8 Tenang, tidak ada pergerakan, respon cukup 17 13 4 panik, yang lain masih tenang 15 29 1 panik, sebagian roboh 15 39* Pingsan, sedikit gerakan insang 1 : 1 : 15 25 0,08 Normal, aktif, berdiri kokoh dan respon 22 2 Masih berdiri, mulai tenang 20 8 Sebagian tenang, tidak ada pergerakan, respon cukup, 5 miring 17 20 2 panik, 7 miring, yang lain masih tenang 15 29 4 panik, yang lain mulai pingsan dengan posisi udang roboh 15 36* Pingsan, sedikit gerakan insang 1 : 1 : 20 25 0,08 Normal, aktif, berdiri kokoh dan respon 22 2 Masih berdiri, mulai tenang 20 6 Tenang, tidak ada pergerakan dan respon cukup 17 14 3 panik, 7 miring, yang lain masih tenang 15 22 Sebagian besar roboh 15 28* Pingsan, sedikit gerakan insang 1 : 1 : 25 25 0,08 Normal, aktif, berdiri kokoh dan respon 22 2 Masih berdiri, mulai tenang 20 4 Tenang, tidak ada pergerakan 17 13 Sebagian miring, yang lain masih tenang 15 22 Roboh dan mulai pingsan 15 28* Pingsan, sedikit gerakan insang * = waktu yang dicapai pada saat suhu bertahan pada 15 o C Penelitian Utama Berdasarkan percobaan sebelumnya diperoleh hasil bahwa proporsi volume media air, banyaknya es dan jumlah udang yang optimum adalah 1 liter air : 1 kg es : 10 ekor udang. Hasil ini kemudian dicoba untuk penyimpanan udang dalam media serbuk gergaji dingin. Perubahan perilaku udang akibat pengaruh pembiusan suhu rendah Sebelum dilakukan penyimpanan, udang dibius menggunakan dua teknik pembiusan yaitu pembiusan menggunakan suhu secara bertahap dan langsung. Hasil pengamatan perilaku udang galah selama proses pembiusan secara bertahap tercantum pada Tabel 4. Tabel 4. Perubahan perilaku udang galah akibat pendinginan pembiusan bertahap Waktu Suhu (menit) ( o C) Kondisi dan aktivitas udang 0,08 25 Udang dalam kondisi normal, berdiri kokoh dan respon 2 22 Udang masih berdiri dan mulai tenang 9 20 Seluruh udang sudah tenang, tidak ada pergerakan, respon cukup 14 17 Sebagian udang panik dengan meloncat tidak tentu arah, sebagian lagi masih tenang 29 15 Masih ada yang panik, sebagian besar sudah mulai roboh 39 15 Udang roboh, makin lemah, dan pingsan 344

Hasil pengamatan perilaku udang galah selama proses pembiusan secara langsung tercantum pada Tabel 5. Tabel 5. Aktivitas udang galah selama pendinginan pembiusan langsung Waktu Kondisi dan aktivitas udang (menit) 0 Udang langsung roboh, kaki renang dan kaki jalan bergerak-gerak teratur dan aktif, responsif 5 Semua udang roboh, diselingi sebagian udang melompat-lompat dengan keseimbangan mulai hilang 10 Sebagian besar udang tegak kembali tetapi keseimbangan belum pulih benar, sebagian masih roboh 15 Udang tenang, diam, tidak bergerak, jika disentuh diam. Pada saat diangkat udang tenang tetapi masih ada sebagian yang meronta dan meloncat Kelulusan hidup udang galah Persentase kelulusan hidup udang galah setelah penyimpanan 3, 6, 9, 12 dan 15 jam disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Persentase kelulusan hidup udang galah setelah penyimpanan dalam media serbuk gergaji dingin (15 o C) Perlakuan Jumlah hidup (%) pembiusan 3 jam 6 jam 9 jam 12 jam 15 jam Suhu bertahap 100,0 ± 0,0 100,0 ± 0,0 93,3 ± 0,6 70,0 ± 1,0 50,0 ± 1,0 Suhu langsung 100,0 ± 0,0 96,7 ± 0,6 80,0 ± 0,0 53,3 ± 0,6 10,0 ± 1,0 Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa teknik pembiusan dengan penurunan suhu secara bertahap menghasilkan tingkat kelulusan hidup udang yang lebih tinggi dalam sistem transportasi udang galah tanpa media air. Udang yang disimpan hingga lama penyimpanan kurang dari 15 jam menghasilkan tingkat kelulusan hidup udang galah lebih dari 50 %. Berdasarkan hasil penelitian tampak bahwa pembiusan udang galah dengan penurunan suhu bertahap hingga mencapai 15 o C dengan waktu pembiusan 10 menit (Tabel 4) menghasilkan tingkat ketahanan hidup udang dalam media bukan air yang lebih tinggi daripada pembiusan langsung pada suhu rendah, sehingga peluang penerapannya lebih tinggi daripada pembiusan langsung pada suhu rendah. Waktu penyimpanan yang semakin lama sampai 15 jam mengakibatkan ketahanan hidup udang galah dalam media serbuk gergaji dingin semakin rendah. Kelulusan hidup 100 % tidak bisa dicapai lebih dari 6 jam. Salah satunya, akibat adanya kenaikan suhu media serbuk gergaji. Perubahan suhu media serbuk gergaji dingin selama penyimpanan tercantum pada Tabel 7. Tabel 7. Perubahan suhu media serbuk gergaji dingin dalam kemasan styrofoam Lama penyimpanan Suhu bertahap ( o C) Suhu langsung ( o C) (jam) Awal Akhir Awal Akhir 3 15 16 15 16 6 15 17 15 17 9 15 18 15 18 12 15 20 15 20 15 15 22 15 22 Hasil analisis statistika menggunakan RAL dua faktor dengan tiga kali ulangan, diketahui bahwa pada selang kepercayaan 95 % perlakuan teknik pembiusan, lama penyimpanan serta interaksi keduanya memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap kelulusan hidup udang galah. Oleh karena itu dilakukan uji lanjut yaitu Uji Tukey untuk mengetahui perlakuan yang berbeda nyata. 345

Gambar 1 menunjukkan persentase kelulusan hidup udang setelah diberi perlakuan teknik pembiusan. Kelulusanhidupudang(%) 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 82,7 Suhu bertahap Teknik pembiusan 68 Suhu langsung Gambar 1. Persentase kelulusan hidup udang galah setelah teknik pembiusan Gambar 2 menunjukkan rata-rata persentase kelulusan hidup udang galah setelah penyimpanan 3, 6, 9, 12 dan 15 jam. Kelulusan hidup udang (%) 120 100 80 60 40 20 0 100 98,3 86,7 61,7 30 3 6 9 12 15 Lama penyimpanan (jam) Gambar 2. Persentase kelulusan hidup udang galah setelah penyimpanan Gambar 3 menunjukkan persentase kelulusan hidup udang galah setelah perlakuan teknik pembiusan dan lama penyimpanan. Kelulusan hidup udang (%) 120 100 80 60 40 20 0 100 100 100 96,7 93,3 80 70 53,3 50 10 3 6 9 12 15 Suhu bertahap Suhu langsung Lama penyimpanan (jam) Gambar 4. Persentase kelulusan hidup udang galah setelah perlakuan teknik pembiusan dan penyimpanan KESIMPULAN Berdasarkan hasil dapat diperoleh bahwa perbandingan volume media air pembius, jumlah es dan jumlah udang yang optimum adalah 1 liter air : 1 kg es : 10 ekor udang. Teknik pembiusan dengan penurunan suhu secara bertahap lebih baik dibandingkan dengan teknik pembiusan dengan penurunan suhu secara langsung untuk membius udang galah. Lama penyimpanan 3 jam dan 6 jam menghasilkan persentase kelulusan hidup sebesar 100 % dan 98,3 % yang merupakan lama penyimpanan terbaik, sedangkan lama penyimpanan 15 jam merupakan lama penyimpanan yang menghasilkan kelulusan hidup terendah, yaitu sebesar 30 %. SARAN Perlu diaplikasikan ke transportasi yang sebenarnya dan perlu dilakukan uji coba kepadatan udang galah dalam kemasan styrofoam serta teknik penyusunannya dalam kemasan agar menghasilkan kelulusan hidup udang galah yang lebih tinggi. 346

DAFTAR PUSTAKA [BPS] Badan Pusat Statistik. 2006. Ditjen Perikanan dan Kelautan. Jakarta: BPS. Nitibaskara R, Wibowo S, Uju. 2006. Penanganan dan Transportasi Ikan Hidup untuk Konsumsi. Bogor: Departemen teknologi Hasil Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Salin KR. 2005. Live transportation of Macrobrachium rosenbergii (De Man) in chilled sawdust. Aquaculture Research. India: Blackwellpublishing. Volume 36 Issue 3. P: 300. Susilawati. 1991. Pengaruh penambahan zeolit dalam pengangkutan sistem tertutup udang galah (Macrobrachium rosenbergii De man) berukuran rata-rata 2,0 gram [skripsi]. Bogor: Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor. Torrie JH, Steel RGD. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Wibowo S. 1993. Penerapan Teknologi Penanganan dan Transportasi Ikan Hidup di Indonesia. Jakarta: Sub BPPL, Slipi. 347