BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

I. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh: BIVIKA PURNAMI A

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir logis dan keterampilan kognitif yang lebih tinggi pada

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kreativitas siswa. Pendidikan memegang peranan penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satuan pendidikan (KTSP) adalah mengembangkan aktifitas kreatif dari siswa

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN LOGIS MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP MELALUI LEARNING CYCLE 5E DAN DISCOVERY LEARNING

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model Learning Cycle merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang

I. PENDAHULUAN. pada kenyataan bahwa pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa, melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terapannya mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan

MODEL LEARNING CYCLE 5E SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dicapai siswa dapat memenuhi kriteria pencapaian tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompentensi. sesuai bidang keahlian yang dipilih atau yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis, dan mampu mengkomunikasikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan seorang akan menjadi manusia yang berkualitas. UU No 20 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk itu perlu di lakukan pembaruan dalam bidang pendidikan dari waktu

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Kemudian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan prilaku sosial dan penanaman dasar keilmuan. Tentu saja, kemampuan numerik maupun kemampuan-kemampuan sosio-kultural.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. menerapkan model pembelajaran kooperatif struktural tipe mind mapping

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri karena pendidikan yang tinggi dapat

BAB I PENDAHULUAN. baik jika ada komunikasi yang baik antara guru dengan siswa maupun siswa

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan yang berperan sebagai ratu dan pelayan ilmu. James dan James

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

tuntut menyelesaikan permasalahan secara mandiri dan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, terjadi proses

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda-beda. Jika kemampuan berpikir kreatif tidak dipupuk dan

BAB I PENDAHULUAN. sumbangan langsung terhadap berbagai bidang kehidupan.

I. PENDAHULUAN. disebut proses komunikasi. Proses komunikasi berguna untuk menciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. proses kognitif. Proses belajar yang dimaksud ditandai oleh adanya perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI. Undang-undang RI no 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagaimana

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan tersebut sudah diperoleh ketika ia sudah mulai belajar berbicara

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dalam berbagai bidang. Hal ini dikarenakan matematika

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak dapat berjalan baik, tanpa adanya kerja sama dengan berbagai

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon)

Erlisa Pertiwi, Syahril Bardin, Masitah Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mutu lulusan pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan lulusan yang dapat bersaing secara global. Untuk menjawab

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

BAB I PENDAHULUAN. menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai bentuk simbol

BAB I PENDAHULUAN. maupun kewajiban sebagai warga negara yang baik. Untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan berpikir kreatif mendapatkan perhatian yang cukup besar dalam bidang pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik yang dikehendaki dunia kerja (Career Center Maine Department

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikuasainya matematika oleh siswa. Matematika merupakan ilmu universal

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kurikulum KTSP (2006) saat ini siswa dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dianugerahi kemampuan dan kekuatan berpikir. Berpikir

sehingga siswa perlu mengembangkan kemampuan penalarannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan bidang pelajaran yang ditemui diberbagai jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Matematika mengajarkan kita untuk berpikir secara logis, hierarkis, sistematis, kritis dan kreatif untukmenyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan sesuai dengan tantangan jaman. Perkembangan teknologi yang semakin pesat dan modern menuntut matematika menjadi bidang yang perlu dikembangkan terus-menerus sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi karena matematika merupakan dasar dari semua disiplin ilmu. Sejak dini siswa sudah dilatih untuk senang mempelajari matematika. Oleh karena itu, sangat diperlukan kemudian adanya model atau strategi pembelajaran bervariasi yang dapat mengasah kemampuan siswa. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Rustaman (2005) bahwa suatu strategi belajar mengajar diperlukan agar proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal guna mencapai hasil belajar yang diinginkan, sehingga proses belajar mengajar akan berjalan baik apabila strategi yang digunakan betul-betul tepat. Hariwijaya (2009), berpendapat bahwa pembelajaran matematika lebih mengenai 1

2 dengan penekanan pada ketertarikan antara konsep-konsep matematika dengan pengalaman sehari-hari. Model pembelajaran yang memberi ruang untuk melatih kemampuan matematis siswa adalah melalui model pembelajaran kooperatif Learning Cycle dipadukan dengan Mind Mapping, karena pada penerapannya peserta didik akan benar benar memahami maksud dari model pembelajaran tersebut serta menggunakan matematika dalam kehidupan nyata sehingga peserta didik akan lebih mengingat secara konsep matematika yang diajarkan. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMP Negeri 3 Batu pada tanggal 18 Maret 2015. Pada pembelajaran di SMP Negeri 3 Batu guru menggunakan model pembelajaran ceramah yang menjadi pilihan utama dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika di dalam kelas. Guru menyampaikan materi sampai jam pembelajaran selesai, tetapi tidak jarang juga guru menerapkan model pembelajaran yang bervariasi pada pembelajaran matematika. Contohnya model pembelajaran kooperatif tipe Jig Saw dan TSTS (Two Stay Two Stray) dan model pembelajaran diskusi lainnya. Pada saat dilakukan pembelajaran dengan menggunakan berbagai macam metode yang bervariasi, murid lebih banyak aktif dalam pembelajaran. Sehingga dari segi keaktifan siswa sangat mengalami kenaikan.

3 Secara umum pembelajaran kooperatif pada proses belajar matematika yang terdapat di SMP Negeri 3 Batu masih didominasi oleh kelompok siswa dengan kemampuan kognitif tinggi. Siswa yang pasif dalam proses pembelajaran lebih memilih mendikte teman untuk mengungkapkan idenya dari pada menulis sendiri, sehingga pada siswa yang pasif masih cenderung malu-malu untuk mengungkapkan idenya padahal banyak sekali siswa yang mempunyai bermacam ide kreatif namun mereka malu untuk mengungkapkannya. Pada saat guru menyuruh siswa untuk presentasi, siswa masih malu untuk berbicara dikelas, sehingga guru menuntun siswa untuk bisa berani berbicara di depan kelas. Berdasarkan pada permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Cycle dan Mind Mapping, karena di SMPN 3 Batu belum pernah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model Learning Cycle dan Mind Mapping. Selain itu dalam metode ini sudah mencakup aspek siswa untuk berbicara dan aspek siswa untuk berfikir kreatif. Pemilihan pengalaman belajar bagi siswa merupakan salah satu tugas guru sebagai fasilitator agar siswa dapat mengikuti pembelajaran secara maksimal dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Agar pembelajaran maksimal dan tujuan pembelajaran tercapai maka diperlukan aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar akan menyebabkan

4 interaksi antara siswa dengan guru, antar siswa itu sendiri, serta antara siswa dengan materi yang dipelajari. Hamalik (2001) menyatakan bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Salah satu cara pembelajaran yang melibatkan siswasecara aktif adalah dengan menerapkan model Learning Cycle atau siklus belajar. Model Learning Cycle terbagi dalam beberapa macam, diantaranya adalah Learning Cycle 5E. Menurut Johnson (dalam Iskandar, 2004: 12), fase pembelajaran pada Learning Cycle 5E antara lain engagement, exploration, explanation, elaboration serta evaluation. Model pembelajaran Learning Cycle merupakan model pembelajaran yang berbasis konstruktivistik dan berpusat pada siswa. Learning Cycle berkembang dari 3 fase menjadi 5 fase. Menurut Johnson (dalam Iskandar 2004), fase-fase dalam Learning Cycle 5E yaitu fase engagement, fase exploration, fase explanation, fase elaboration, dan fase evaluation. Fase engagement, guru mengidentifikasi pengetahuan awal siswa dengan menarik perhatian siswa dan memotivasi untuk berpikir sehingga timbul rasa ingin tahu tentang topik yang akan dipelajari. Hal ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada siswa yang ada kaitannya dengan materi yang akan dipelajari. Siswa diberi kebebasan dalam mengemukakan gagasannya. Fase exploration, siswa diberi kesempatan untuk

5 melakukan percobaan, mengumpulkan data, dan membuat kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan. Fase explanation, siswa berkesempatan untuk menjelaskan hasil eksplorasinya. Fase elaboration, siswa menerapkan konsep yang sudah dimiliki ke dalam situasi baru. Fase evaluation, guru melakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Pada saat melakukan siklus belajar, pada tahap eksplorasi (exploration) pengalaman yang diberikan dapat digunakan untuk mengenalkan konsep, proses atau keterampilan. Disini guru menerapkan model Mind Mapping pada saat tahap eksplorasi, agar siswa terpacu untuk menggunakan kemampuan berfikir kreatif mereka. Seperti halnya dari definisi Mind mapping sendiri adalah merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran aktif. Mind mapping atau pemetaan pikiran adalah cara kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran, atau merencanakan penelitian baru. Peserta didik dibimbing untuk membuat peta pikiran, mereka akan menemukan kemudahan untuk mengidentifikasi secara jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari dan apa yang sedang mereka rencanakan. Mengoptimalkan potensi otak dalam menghasilkan suatu yang kreatif, Mind mapping memberikan latihan untuk itu. Mind mapping melibatkan kedua sisi otak, karena Mind mapping

6 menggunakan gambar, warna, dan imajinasi (wilayah otak kanan) bersamaan dengan kata, angka, dan logika (wilayah otak kiri), serta mendorong pemikiran sinergis (Buzan, 2008). Dengan menggunakan metode Mind Mapping siswa yang aktif akan bisa mengeluarkan kemampuan berfikir kreatifnya dengan maksimal. Kreatifitas merupakan kemampuan yang sangat diperlukan oleh seseorang. Kemampuan berpikir kreatif melibatkan kemampuan siswa untuk mengkombinasikan pengalamanpengalaman masa lampau dengan pengalaman baru untuk memikirkan dan menemukan cara pemahaman konsep yang tepat yang tercermin dari kelancaran, keluwesan, orisinalitas, dan elaborasi dalam berpikir. Kreatifitas dapat diperoleh dalam proses pembelajaran memlaui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Berpikir kreatif menggunakan dasar proses berpikir untuk mengembangkan dan menemukan ide atau hasil yang orisinil, estetis, konstruktif, yang berhubungan dengan pandangan, konsep, dan menekankan pada aspek berpikir intuitif dan rasional untuk menjelaskan masalah. Untuk mewujudkan kemampuan berpikir siswa, guru perlu menerapkan berbagai pembelajaran model inovatif. Penerapan Mind mapping bertujuan agar proses pembelajaran akan semakin menarik siswa, meningkatkan daya pikir siswa dan dapat meningkatkan kreatifan siswa dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran juga diharapkan dapat

7 mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki siswa tidak pasif dan mudah menangkap materi pembelajaran matematika secra optimal serta memberikan variasi baru dalam metode pembelajaran. Selanjutnya, peneliti memilih materi Peluang karena berdasarkan observasi, materi Peluang ini dirasa dapat memacu siswa untuk membangun kemampuan berfikir kreatif dalam proses pembelajaran. Pada materi ini siswa dapat menuangkan berbagai macam ide kreatifnya. Peneliti juga memilih di SMP Negeri 3 Batu dikarenakan kemampuan berfikir siswa yang bervariasi sangat mendukung untuk dilakukannya penelitian. Dari penuturan di atas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Mind Mapping Untuk Membangun Kemampuan Berfikir Kreatif Pada Materi Peluang Siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 3 Batu. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi terhadap permasalahan pembelajaran matematika dan meningkatkan kualitas pembelajaran matematika khususnya di SMP Negeri 3 Batu.

8 1.2 Rumusan Masalah Model pembelajaran learning cycle adalah model pembelajarn yang berpusat pada siswa, learning cycle ini siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajarannya. Sedangkan mind mapping yaitu model pembelajaran yang dengan membuat peta pikiran. Sehingga penerapan Mind mapping akan semakin menarik minat siswa, meningkatkan daya pikir siswa dan dapat meningkatkan kreatifan siswa sehingga dalam penerapan Siswa mampu membangun sendiri kemampuan berfikir kreatifnya Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti ingin merusmuskan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah Penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan Mind Mapping untuk membangun kemampuan berfikir kreatif pada materi Peluang siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Batu? 2. Bagaimana kemampuan berfikir kretif siswa setelah dilaksanakan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan Mind Mapping? 1.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari timbulnya salah penafsiran dan tidak menimbulkan penyimpangan dari rumusan masalah dan tujuan

9 penelitian yang akan dilaksanakan, maka diperlukan adanya pembatasan masalah, yaitu : 1. Penelitian ini hanya terbatas pada materi Peluang yaitu Peluang Teoritik dan Empirik. 2. Penelitian ini dilakukan di SMPN 3 Batu pada siswa kelas VIIIA. 1.4 Tujuan Penelitian Penerapan Learning cycle dan Mind mapping bertujuan dapat semakin menarik minat siswa, meningkatkan daya pikir siswa sehingga dalam penerapan Siswa mampu membangun sendiri kemampuan berfikir kreatifnya. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan proses penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan Mind Mapping untuk membangun kemampuan berfikir kreatif pada materi Peluang siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Batu? 2. Untuk mendeskripsikan kemampuan berfikir kreatif siswa setelah dilaksanakan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan Mind Mapping? 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya pada dunia pendidikan disekolah. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

10 1. Manfaat Teoritis a. Mengetahui penerapan model pembelajaran Learning Cycle dan Mind Mapping dalam membangun kemampuan berfikir kreatif siswa. b. Memberikan gambaran tentang penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan proses pembelajaran dikelas. c. Sebagai bahan pertimbangan, masukan dan acuan bagi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan alternatif pembelajaran matematika yang meliatkan peran aktif siswa. b. Memberikan masukan dan sumbangan pemikiran bagi para guru untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan berfikir kreatif siswa dalam pelajaran matematika. 1.6 Definisi Operasional Agar tidak terjadi salah pengertian terhadap istilah istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional sebagai berikut: 1. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil dan setiap anggota kelompok saling bekerjasama untuk memahami suatu bahan pembelajaran.

11 2. Berpikir adalah aktivitas mental menggunakan kemampuan kognitif dengan penuh kesadaran untuk memperoleh suatu jawaban terhadap suatu tujuan. Tujuan tersebut antara lain berupa pemahaman, pengambilan keputusan, perencanaan, pemecahan masalah, penilaian dan tindakan. 3. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu keterampilan berpikir yang dapat melahirkan kreativitas siswa. Kemampuan berfikir kreatif siswa dapat dipacu dengan menggunakan metode-metode yang efektif dan menyenangkan. 4. Learning Cycle (siklus belajar) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada pebelajar (student centered). Learning Cycle merupakan tahap tahap kegiatan (fase) dimana didalamnya terdapat beberapa prosedur dalam melakukan pembelajaran. 5. Mind Mapping merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang digunakan melatih kemampuan menyajikan isi (content) materi dengan pemetaan pikiran. Dimana siswa membuat produk sesuai dengan kreatifitas mereka.