BUPATI KOTAWARINGIN BARAT` PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL PEMULANGAN ORANG TERLANTAR DI PERJALANAN, BEKAS NARAPIDANA, TUNA SUSILA, GELANDANGAN DAN PENGEMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang : a. bahwa bagi seseorang yang mengalami keterlantaran perjalanan atau yang telah selesai menjalani masa pidananya, atau yang terjaring razia penertiban tuna susila, atau gelandangan atau pengemis, maka dapat dilakukan pelayanan sosial berupa bantuan sosial pemulangan ke daerah asal; b. bahwa untuk tertib administrasi dan pertanggungjawaban bantuan sosial sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor 51 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial, maka perlu ditetapkan tata Cara pemberian dan pertanggungjawaban bantuan sosial bagi orang terlantar di perjalanan, bekas narapidana, tuna susila, gelandangan dan pengemis; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b di atas perlu menetapkan Peraturan Bupati Kotawaringin Barat tentang Pedoman Pemberian Bantuan Sosial Pemulangan Orang Terlantar di Perjalanan, Bekas Narapidana, Tuna Susila, Gelandangan dan Pengemis. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang- Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Nomor 1820); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan yang Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); - 1 -
- 2-5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun n "2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4968); 7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan. Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2007 Nomor 32); 12. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Daerah yang menjadi Kewenangan Kabupaten Kotawaringin Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2008 Nomor 14); 13. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dina Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2008 Nomor 18, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 3); 14. Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor 44 Tahun 2006 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran dalam APBD Kabupaten Kotawaringin Barat (Berita Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2006 Nomor 44); 15. Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor 29 Tahun 2008 tentang Pelarangan Pelacuran (Berita Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2008 Nomor 29); 16. Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor 51 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial (Berita Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011 Nomor 51);
- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL PEMULANGAN ORANG TERLANTAR DI PERJALANAN, BEKAS NARAPIDANA, TUNA SUSILA, GELANDANGAN DAN PENGEMIS. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kotawaringin Barat; 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah; 3. Bupati adalah Bupati Kotawaringin Barat, 4. Dinas Sosial adalah Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat; 5. Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah, yang selanjutnya disingkat DPKD adalah Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat; 6. Kepolisian adalah Kepolisian Resort dan Sektor di Kabupaten Kotawaringin Barat; 7. Lembaga Pemasyarakatan yang selanjutnya disingkat LAPAS adalah Lembaga Pemasyarakatan Pangkalan Bun; 8. Satuan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disingkat SATPOL PP adalah Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kotawaringin Barat; 9. Satuan Kerja, Perangkat Daerah Luar Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD Luar Daerah adalah Dinas Sosial/Lembaga yang menangani bidang sosial di luar Daerah; 10. Bantuan Sosial Pemulangan adalah upaya memberikan bantuan pemulangan ke daerah asal; 11. Ibukota Kabupaten adalah Kota Pangkalan Bun; 12. Ibukota Kecamatan adalah Kota/Kelurahan/Desa pusat pemerintahan kecamatan se Kabupaten Kotawaringin Barat; 13. Orang Terlantar di Perjalanan adalah seseorang yang mengalami keterlantaran di perjalanan bukan karena unsur kesengajaan (kecelakaan akibat faktor manusia dan atau alam, kehilangan harta milik, tersesat, pencari kerja); 14. Bekas Narapidana adalah seseorang yang telah selesai menjalani masa pidana yang dijatuhkan kepadanya berdasarkan peraturan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; 15. Tuna Susila adalah Seseorang wanita, pria, waria (wanita pria) dan pihak yang bersangkutan, yang melakukan hubungan seksual di luar pernikahan dengan tujuan untuk mendapatkan imbalan uang, materi, dan atau jasa; 16. Gelandangan adalah orang-orang yang hidup tidak sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat serta tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap dan hidup mengembara di tempat umum di wilayah Daerah; 17. Pengemis adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta di tempat umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan Orang lain di wilayah Daerah; 18. Rumah Persinggahan adalah tempat yang disediakan oleh Pemerintah Daerah yang secara fungsional digunakan untuk penampungan sementara orang terlantar di perjalanan, tuna susila, gelandangan dan atau pengemis sebelum dipulangkan.
- 4 - BAB II TATA CARA DAN BENTUK BANTUAN SOSIAL PEMULANGAN Bagian Kesatu Orang Terlantar di Perjalanan Pasal 2 Bantuan sosial pemulangan kepada orang terlantar di perjalanan, diatur dengan tata cara sebagai berikut a. Menunjukkan surat keterangan dari kepolisian atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Luar Daerah yang ditujukan kepada Kepak. Dinas Sosial yang menerangkan bahwa seseorang mengalami keterlantaran di perjalanan. b. Bupati memberikan kewenangan kepada Kepala Dinas Sosial untuk memberikan bantuan sosial pemulangan seseorang sebagaimana dimaksud pada huruf a meliputi biaya pemulangan dari ibukota kecamatan ke ibukota kabupaten dan sebaliknya, serta pemulangan sampai kota/kabupaten pertama yang dilaluinya c. Kepala Dinas Sosial memberikan surat keterangan bahwa yang bersangkutan mengalami keterlantaran di perjalanan yang ditujukan kepada SKPD Luar Daerah pemerintah kabupaten/kota pertama yang dilalui ke daerah asalnya. Bagian Kedua Bekas Narapidana Pasal 3 Bantuan sosial pemulangan ke daerah asal kepada bekas Narapidana, diatur dengan tata cara sebagai berikut a. Bekas Narapidana yang bersangkutan menunjukkan surat dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) atau surat keterangan dari SKPD Luar Daerah kepada Kepala Dinas Sosial. b. Bupati memberikan kewenangan kepada Kepala Dinas Sosial untuk memberikan bantuan sosial pemulangan bekas narapidana sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai kota/kabupaten pertama yang dilaluinya. c. Kepala Dinas Sosial memberikan surat keterangan bahwa bekas narapidana sebagaimana dimaksud pada huruf a yang ditujukan kepada SKPD Luar daerah pertama yang dilalui ke daerah asalnya. Bagian Ketiga Tuna Susila, Gelandangan dan Pengemis Pasal 4 Bantuan sosial pemulangan ke daerah asal kepada Tuna Susila, Gelandangan, dan atau Pengemis, diatur dengan tata cara sebagai berikut a. Dinas Sosial melakukan identifikasi terhadap tuna susila, gelandangan dan atau pengemis yang terjaring razia. penertiban yang dilakukan oleh SATPOL PP atau yang menyerahkan diri. b. Tuna susila, gelandangan dan atau pengemis sebagaimana dimaksud pada huruf a yang merupakan warga masyarakat daerah, akan diberikan pelayanan rehabilitasi sosial sesuai program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial.
- 5 - c. Tuna susila, gelandangan dan atau pengemis yang berasal dari luar daerah dikembalikan ke daerah asal dengan cara mengirim/merujuk ke SKPD Luar Daerah pemerintah provinsi dan atau SKPD Luar Daerah pemerintah kabupaten/kota asal tuna susila, gelandangan dan atau pengemis untuk memperoleh rehabilitasi sosial. d. Bupati memberikan kewenangan kepada Kepala Dinas Sosial untuk memberikan bantuan sosial pemulangan dan atau pengiriman kepada tuna susila, gelandangan dan atau pengemis sebagaimana dimaksud huruf c ke daerah asalnya. Pasal 5 (1) Bentuk bantuan sosial pemulangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, 3 dan 4 berupa bantuan transportasi darat dan atau laut yaitu tiket kelas ekonomi dan uang saku sebesar Rp. 75.000,- (Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah) per orang. (2) Dinas Sosial, menampung seseorang yang mengalami keterlantaran di perjalanan, bekas narapidana, tuna susila, gelandangan dan atau pengemis di Rumah Persinggahan atau tempat yang ditentukan sebelum dapat dikembalikan /dipulangkan. (3) Dinas Sosial menganggarkan untuk keperluan makan dan minum seseorang yang mengalami keterlantaran di perjalanan, bekas narapidana, tuna susila, gelandangan dan atau pengemis sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Pasal 6 Bagi orang terlantar di perjalanan, tuna susila, gelandangan dan atau pengemis yang meninggal dunia dan tidak diketahui asal daerah dan keluarganya, pemulasaran dan pemakaman jenazah diserahkan kepada yayasan/rukun kematian yang biaya seluruhnya ditanggung Pemerintah Daerah dengan Keputusan Bupati. BAB III PENGANGGARAN Pasal 7 Bantuan sosial sebagaimana tersebut pada Pasal 5 dianggarkan dalam bentuk program dan kegiatan pada Dinas Sosial dalam kelompok belanja langsung dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah pada anggaran tahun berkenaan. Pasal 8 Bantuan sosial sebagaimana dimaksud pasal 6 dianggarkan pada kelompok belanja Bantuan Sosial pada DPKD. BAB IV PERTANGGUNG JAWABAN Pasal 9 (1) Pertanggungjawaban atas pemberian bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 dilaksanakan oleh Dinas Sosial. (2) Pertanggungjawaban atas pemberian bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 dilaksanakan oleh bendahara pejabat pengelola keuangan daerah bantuan sosial pada DPKD.
- 6 - BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 10 Permintaan pembayaran bantuan sosial sebagaimana dimaksud Pasal 8 oleh bendahara bantuan sosial pada DPKD dilakukan dengan penerbitan SPP-LS yang diajukan kepada Kepala DPKD atas pertimbangan kepala Dinas Sosial atas persetujuan Bupati. Pasal 11 Dengan ditetapkannya peraturan Bupati Kotawaringin Barat ini maka Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor 54 Tahun 2009 tentang Tata Cara dan Pertanggungjawaban Bantuan Sosial Pemulangan Keterlantaran di Perjalanan, Bekas Narapidana, Tuna Susila, Gelandangan dan Pengemis, dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat. Diundangkan di Pangkalan Bun pada tanggal 11 November 2012 Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT ttd MASRADIN Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal 11 November 2012 BUPATI KOTAWARINGIN BARAT ttd UJANG ISKANDAR BERITA DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2012 NOMOR : 34