BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok saat ini menjadi masalah yang terus - menerus dibicarakan di berbagai media massa (Rochmayani, 2008). Menurut World Health Organization (2012), Indonesia menduduki peringkat ke-4 untuk konsumsi rokok, dengan perokok laki-laki menduduki peringkat ke-3 serta perokok perempuan peringkat ke-17. Rata-rata rokok yang dihisap perhari adalah 12 batang (13 batang untuk laki-laki dan 8 batang untuk wanita). Merokok sendiri memiliki berbagai dampak yang berbahaya. Salah satunya dampak terhadap kesehatan kita, terutama asap rokok yang mengandung banyak bahan bahan berbahaya seperti senyawa molekuler yang reaktif secara kimia serta senyawa oksigen reaktif dan radikal yang mempunyai efek toksik terhadap proses seluler serta terdapat nikotin yang merupakan kandungan utama dalam asap rokok. Bahan bahan itulah yang nantinya dapat memberikan efek hepatotoksik serta menyebabkan berbagai kelainan di hepar (Omotoso, 2012). Asap rokok dapat meningkatkan kadar Serum Glutamat Piruvate Transaminase (SGPT), Serum Glutamat Oksaloasetate Transaminase (SGOT) dan Alkaline Phosphatase (ALP) di hepar, selain itu juga dapat menurunkan kadar antioksidan endogenous (Johnston, 1999; El-Zayadi, et al., 2004). Penelitian Alsalhen dan Abdalsalam (2014) juga telah membuktikan ada peningkatan SGOT dan SGPT secara signifikan pada perokok karena asap 1
2 rokok menyebarkan lipid peroksidasi yang merusak membran sel pada hepar. Serum aminotransferase sebagai enzim yang sensitif pada kerusakan hepar, akan keluar menuju ke dalam darah dan menyebabkan peningkatan kadar SGOT dan SGPT (Rochling,2001 ; Alsalhen dan Abdalsalam,2014). Merokok sudah jelas membawa mudharat lebih banyak daripada kebaikannya. Dampaknya pada kesehatan pun sangat berbahaya, bila kebiasaan tersebut terus menerus dilakukan lalu semakin parah maka akan dapat berujung kematian, sehingga hal ini menunjukkan bahwa dengan merokok seakan akan kita membunuh diri kita sendiri perlahan, padahal hal itu dilarang. Seperti yang tercantum pada Al Quran : و لا ت قتلوا ا نفسكم ا ناالله كانبكم رحيما Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisaa: 29). Antioksidan dapat menghambat senyawa oksigen reaktif, senyawa nitrogen reaktif dan radikal bebas sehingga mampu mencegah kerusakan sel, protein, dan lemak sehingga antioksidan dapat mencegah penyakit penyakit degeneratif. Dalam tubuh kita sebenarnya sudah tersedia antioksidan dalam bentuk enzim, yaitu superoksida dismutase (SOD), katalase (CAT), dan glutation peroksidase (GPx). Ada pula antioksidan sintetik yang digunakan sebagai penghambat oksidasi lipid seperti Butil Hidroksi Anisol (BHA) dan Butil Hidroksi Toluen (BHT), namun antioksidan sintetik ini mempunyai sifat toksik, sehingga banyak penelitian dilakukan mengenai senyawa antioksidan alami (Lestari, 2012).
3 Tumbuh-tumbuhan secara alami terdapat efek antioksidan, karena dalam tumbuh-tumbuhan terdapat banyak phytochemical aktif termasuk vitamin, flavonoid, terpenoid, karotenoid dan masih banyak yang lain. Flavonoid yang terkandung dalam jeruk diketahui dapat berperan sebagai anti-carcinogenic dan antiinflamasi karena adanya efek anti peroksida. Ekstrak yang didapat dari kulit jeruk diketahui memiliki potensi anti oksidatif radikal yang baik (Hegazy dan Ibrahium, 2012). Penelitian yang dilakukan Pantsulaia et al. (2014) menyatakan flavonoid yang di ekstrak dari kulit buah jeruk mempunyai efek antiinflamasi, antioksidan dan efek hepatoprotektif. Jeruk manis (Citrus sinensis) merupakan pohon buah yang paling sering kita temui di dunia. Ciri ciri buah yang matang kulitnya akan berwarna oranye atau kuning dan bila belum matang akan berwarna hijau. Biasanya buah ini hanya dikonsumsi sari buahnya saja, sedangkan kulit dan bijinya dibuang. Kulit jeruk ini sebenarnya dapat kita manfaatkan. Kulit jeruk sendiri terdapat kandungan utama, yaitu flavonoid (Erukainure et al., 2012). Sampai saat ini pemanfaatan kulit jeruk di Indonesia belum banyak padahal kandungan kulit jeruk ini banyak yang bisa dimanfaatkan, karena itulah peneliti memilih penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak kulit jeruk (Citrus sinensis) terhadap perubahan kadar SGOT dan SGPT pada hewan uji yang diinduksi asap rokok dan nantinya dengan penelitian ini dapat mengembangkan pemanfaatan kulit jeruk manis lebih luas lagi dalam bidang kedokteran/kesehatan.
4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang dapat diajukan adalah: 1. Adakah perbedaan kadar SGOT dan SGPT pada hewan uji yang diinduksi asap rokok dan hewan uji yang tidak diinduksi asap rokok? 2. Adakah perbedaan kadar SGOT dan SGPT pada hewan uji yang tidak diberi ekstrak kulit jeruk manis (Citrus sinensis) dan hewan uji yang diberi ekstrak kulit jeruk manis (Citrus sinensis)? 3. Apakah pemberian ekstrak kulit jeruk manis (Citrus sinensis) berpengaruh terhadap kadar SGOT dan SGPT pada hewan uji yang diinduksi asap rokok? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui perbedaan kadar SGOT dan SGPT pada hewan uji yang diinduksi asap rokok dan hewan uji yang tidak diinduksi asap rokok. 2. Mengetahui perbedaan kadar SGOT dan SGPT pada hewan uji yang tidak diberi ekstrak kulit jeruk manis (Citrus sinensis) dan hewan uji yang diberi ekstrak kulit jeruk manis (Citrus sinensis). 3. Mengetahui pengaruh ekstrak kulit jeruk manis (Citrus sinensis) terhadap kadar SGOT dan SGPT pada hewan uji yang diinduksi asap rokok.
5 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai langkah awal untuk mengembangkan pemanfaatan kulit jeruk manis (Citrus sinensis) yang selama ini pemanfaatannya belum maksimal. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan manfaat untuk pengembangan pengobatan dari bahan alami untuk menurunkan kadar SGOT dan SGPT pada perokok. E. Keaslian Penelitian Tabel 1. Keaslian Penelitian Judul, Peneliti No. dan Tahun Penelitian 1. Effect of Orange (Citrus sinensis) Peel oil on Lipid Peroxidation, Catalase activity and Hepatic Biomarker levels in Blood Plasma of Normo Rats ;Erukainure, O.L., et al. (2012) 2. The Effect of Citrus Peel Extracts on Cytokines Levels and T Regulatory Cells in Acute Liver Injury ; Pantsulaia I., et al. (2014) Jenis Penelitian Hasil Perbedaan Eksperimental Minyak dari kulit 1.Kulit jeruk jeruk mempunyai manis (Citrus efek antioksidan sinensis) di buat yang bisa berfungsi dalam bentuk untuk melawan ekstrak. stress oksidatif. Namun untuk penggunaan 2.Hewan uji sebagai bahan obat yang digunakan sebaiknya dalam untuk penelitian dosis rendah, di induksi rokok. karena bila dalam dosis tinggi malah menjadi hepatotoksik Eksperimental Pemberian ekstrak 1.Hewan uji kulit jeruk dalam yang dosis tinggi dan digunakan dosis rendah dapat untuk memberikan efek penelitian di protektif terhadap T- induksi rokok. cell dependent hepatitis. Namun pemberian ekstrak kulit jeruk dalam dosis tinggi saja dapat menimbulkan efek samping terhadap hepar.
6 3. Pengaruh Pemberian Sari Tomat (Solanum lycopersicum) Terhadap Kadar SGOT dan SGPT Pada Tikus Putih (Rattus novergicus) yang Diinduksi Asap Rokok ; Lestari W. (2012) 4. Lipid Profile and Liver Histochemistry in Animal Models Exposed to Cigarette Smoke ;Omotoso, G.O., et al. (2012) Eksperimental Sari tomat (Solanum Lycopersicum) efektif untuk menurunkan kadar SGOT dan SGPT pada tikus yang diinduksi oleh asap rokok dibandingkan dengan tikus yang tidak diberi sari tomat (Solanum lycopersicum). Eksperimental Paparan asap rokok menyebabkan penimbunan lemak di hepatosit dengan berbagai tingkatan nekrosis dan fibrosis. Terdapat pula peningkatan biomarker ALT (SGPT) dan AST (SGOT) 1.Kelompok uji diberi ekstrak kulit jeruk manis (Citrus sinensis). 1.Ada kelompok uji yang diberi ekstrak kulit jeruk manis (Citrus sinensis).