,Jurnal Karya Tulis Ilmiah PENGARUH PENGETAHUAN, PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA TERHADAP PENGGUNAAN KOSMETIK PADA IBU HAMIL DI DESA KEUTAPANG KECAMATAN JAYA KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2013 Mawaddah Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh D-III Kebidanan ABSTRAK Kosmetik adalah setiap bahan atau sediaan dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik. Berdasarkan studi pendahuluan di Desa Aceh Jaya, terhadap 10 orang ibu hamil, 7 orang ibu hamil cenderung memiliki masalah dengan kulit, terutama kulit wajah seperti timbulnya hiperpigmentasi atau noda hitam. Berbagai macam merek kosmetika yang beredar dipasaran telah menarik minat ibu-ibu khususnya ibu hamil di daerah tersebut untuk menggunakannya, mereka cenderung mencoba-coba dan berharap kulitnya menjadi putih dan cantik. Kaum ibu-ibu tersebut menggunakan kosmetik sebagai solusi masalah hiperpigmentasi kulitnya tanpa memperhatikan dan mempertimbangkan dampak dari kosmetik tersebut. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pengetahuan, Perilaku Dan Sosial Budaya Terhadap Hamil Di Kabupaten Aceh Jaya. Metodelogi Penelitian ini telah dilaksanakan di Kabupaten Aceh Jaya pada bulan Agustus 2013. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian analitik, dengan pendekatan crossectional. Sampel dilakukan secara total sampling, responden dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di sebanyak 38 ibu. Pengumpulan data dilakukan secara wawancara dan observasi. Analisa data menggunakan univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pengetahuan (p valeu=0,003), perilaku (p valeu=0,002) dan sosial budaya(p valeu=0,004) terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil Di Desa Keutapang Jaya Tahun 2013. Kesimpulan dan Saran Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa kepada ibu-ibu hamil agar tidak menggunakan kosmetik saat hamil, karena dapat menimbulkan efek pada muka, sehingga berpengaruh terhadap perkembangan janin. Perlu adanya pembinaan yang berkelanjutan antara Dinas Kesehatan dengan Puskesmas untuk memberikan penyuluhan berkaitan dengan pemilihan kosmetik saat hamil. Kata Kunci : Pengetahuan, perilaku, sosial budaya, penggunaan kosmetik I. Pendahuluan Kosmetik berasal dari kata Yunani kosmetikos yang berarti ketrampilan menghias, mengatur. Defenisi kosmetik dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No. HK.00.05.42.1018 adalah setiap bahan atau sediaan dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (BPOM RI, 2008). Menurut Media Konsumen (2006), belakangan ini jenis kosmetik yang banyak digunakan oleh ibu hamil adalah produk
bleaching cream yang dikenal sebagai kosmetik pemutih. Produk ini banyak diminati karena menjanjikan dapat memutihkan atau menghaluskan wajah secara singkat. Hasil sampling dan pengujian kosmetik tahun 2008 terhadap 10.896 sampel kosmetik menunjukkan, terdapat 124 sampel (1,24%) tidak memenuhi syarat, diantaranya produk ilegal atau tidak terdaftar, mengandung bahan-bahan dilarang terutama Hidroquinon, Merkuri, Asam Retinoat dan Rhodamin B yang digunakan untuk memutihkan kulit wajah. (Deviana, 2009). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan ibu hamil terhadap bahaya kosmetik saat ini masih sangat kecil, hal ini disebabkan karena ibu hamil tidak pernah melakukan konsultasi kedokter spesialis kulit berkaitan dengan produk kosmetik yang mereka gunakan. Saat hamil, tidak ada salahnya bagi para ibu untuk tetap tampil cantik dan menawan. Namun, dalam hal pemilihan kosmetik saat hamil haruslah hati-hati, mengingat bahan yang terkandung di dalam kosmetik tersebut apakah berbahaya atau tidak bagi kehamilan (Fajar, 2012). Di Provinsi Aceh jumlah ibu hamil yang menggunakan kosmetik berbahaya meningkat dari tahun ketahun, pada tahun 2010 jumlah ibu hamil yang menggunakan kosmetik sebanyak 1892 orang, pada tahun 2012 sebanyak 1902 orang. Hal ini disebabkan karena banyak produkproduk kosmetik yang dijual seperti kosmetik pemutih wajah sudah beredar luas di Aceh, selain itu bagi ibu hamil yang tidak cocok, maka akan timbul flek merah dan gatalgatal dimuka (Dinkes Aceh, 2011). Berdasarkan studi pendahuluan di Kabupaten Aceh Jaya, terhadap 10 orang ibu hamil, 7 orang ibu hamil cenderung memiliki masalah dengan kulit, terutama kulit wajah seperti timbulnya hiperpigmentasi atau noda hitam. Hiperpigmentasi timbul karena adanya berbagai sebab antara lain faktor usia, perawatan yang salah dan paparan sinar matahari secara langsung. Berbagai macam merek kosmetika yang beredar dipasaran telah menarik minat ibu-ibu khususnya ibu hamil di daerah tersebut untuk menggunakannya, mereka cenderung mencoba-coba dan berharap kulitnya menjadi putih dan cantik. Kaum ibu-ibu tersebut menggunakan kosmetik sebagai solusi masalah hiperpigmentasi kulitnya tanpa memperhatikan dan mempertimbangkan dampak dari kosmetik tersebut. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti terbatasnya informasi/pengetahuan terhadap bahaya kosmetik pada masa kehamilan. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui Pengaruh Pengetahuan, Perilaku Dan Sosial Budaya Terhadap Penggunaan Kosmetik Pada Ibu Hamil Di Desa Aceh Jaya tahun 2013.
Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui Pengaruh Pengetahuan Terhadap Hamil Di Desa Keutapang Jaya tahun 2013. b. Untuk mengetahui Pengaruh Perilaku Terhadap Penggunaan Kosmetik Pada Ibu Hamil Di Kabupaten Aceh Jaya tahun 2013. c. Untuk Mengetahui Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Hamil Di Desa Keutapang Jaya tahun 2013. II. METODOLOGI Kerangka Konsep Kosmetik saat ini telah menjadi kebutuhan manusia yang tidak bisa dianggap sebelah mata lagi. Hal ini disebabkan karena jenis pemilihan kosmetik dari bahan sintetis harus diwaspadai karena dapat melewati plasenta dan masuk keotak janin sehingga mengganggu perkembangan janin, sekarang semakin terasa bahwa kebutuhan alat kosmetik yang beraneka bentuk dengan ragam warna dan keunikan kemasan serta keunggulan dalam memberikan fungsi bagi konsumen menuntut industri kosmetik untuk semakin terpicu mengembangkan teknologi yang tidak saja mencakup keuntungan/manfaat dari kosmetik itu sendiri, namun juga kepraktisannya didalam penggunaannya (Djajadisastra, 2009). Berdasarkan kerangka konsep inilah peneliti mencoba untuk melihat pengaruh pengetahuan, perilaku dan sosial budaya terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil Di Desa Aceh Jaya tahun 2013. Variabel Independen Pengetahuan Perilaku Sosial Budaya Penggunaan Kosmetik Pada Ibu Hamil Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian analitik, dengan pendekatan crossectional yaitu suatu penelitian dimana variabelvariabel (dependen dan independen) diteliti sekaligus pada waktu yang sama yaitu melihat pengaruh pengetahuan, perilaku dan sosial budaya terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil Di Kabupaten Aceh Jaya tahun 2013. Populasi dan sampel Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010), populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Desa Keutapang Kecamatan Jaya sebanyak 38 ibu. Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling, responden dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di sebanyak 38 ibu. Dengan kriteria sebagai berikut : a. Ibu hamil 0-9 bulan
b. Ibu yang bersedia dijadikan responden c. Tempat dan waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Aceh Jaya. pada tanggal 20 sampai dengan tanggal 25 Agustus 2013. Cara Pengumpulan Data Data primer yaitu data yang didapat dari hasil kuesioner secara langsung terhadap ibu hamil. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari keuchik, puskesmas atau kader. Pengolahan Data Menurut : (Sudjana, 2005)) :data yang telah didapatkan akan diolah dengan tahap-tahap berikut: Editing, Coding, Transfering, Tabulating, III. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di Desa Keutapang Kecamatann Jaya Kabupaten Aceh Jaya dan pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 20 s/d 25 agustus 2013 dengan cara membagikan kuesioner kepada 38 orang ibu. berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 38 responden didapat hasil sebagai berikut : Analisa Univariat Pengetahuan terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Di Desa Aceh Jaya Tahun 2013 No. Pengetahuan F % 1. 2. Baik Kurang Baik 15 23 39,5 60,5 Jumlah 38 100 Berdasarkan dari tabel 4.1. diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan responden paling banyak berada pada kategori kurang baik yaitu 23 orang (60,5%). Perilaku terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Di Desa Keutapang Kecamatan Jaya Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2013 No. Perilaku F % 1. 2. Baik Kurang Baik 18 20 47,4 52,6 Jumlah 38 100 Berdasarkan dari tabel 4.2. diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku responden paling banyak berada pada kategori kurang baik yaitu 20 orang (52,6%). Sosial Budaya terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sosial Budaya Di Desa Aceh Jaya Tahun 2013 No. Sosial Budaya F % 1. 2. Mendukung Tidak Mendukung 12 26 31,6 68,4 Jumlah 38 100 Berdasarkan dari tabel 4.3. diatas dapat disimpulkan bahwa sosial budaya responden paling banyak berada pada kategori tidak mendukung yaitu 26 orang (68,4%). Hamil
No. 1. 2. Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penggunaan Kosmetik Pada Ibu Hamil Di Desa Keutapang Jaya Tahun 2013 Penggunaan Kosmetik Pada Ibu Hamil Positif Negatif F % Berdasarkan dari tabel 4.4. diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan kosmetik pada ibu hamil paling banyak berada pada kategori positif yaitu 28 orang (73,7%). Analisa Bivariat Pengaruh Pengetahuan Terhadap Hamil 10 28 26,3 73,7 Jumlah 38 100 Tabel 4.5. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Hamil Di Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2013 No. Pengetahuan Hamil Jumlah Positif Negatif f % f % F % 1. Baik 6 40,0 9 60,0 15 100 2. Kurang Baik 4 17,4 19 82,6 23 100 Total 10 28 38 P value 0,003 Berdasarkan tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa dari 23 responden yang berpengetahuan kurang baik ternyata penggunaan kosmetik negatif pada ibu hamil sebanyak 82,6%. maka diperoleh nilai P value=0,003, artinya hipotesis diterima atau ada pengaruh antara pengetahuan terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil di Pengaruh Perilaku Terhadap Hamil Tabel 4.6. Pengaruh Perilaku Terhadap Hamil Di Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2013 No. Perilaku Hamil Jumlah P Positif Negatif value f % f % F % 1. Baik 3 16,7 15 83,3 18 100 2. Kurang Baik 7 35,0 13 65,0 20 100 0,002 Total 10 28 38
Berdasarkan tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa dari 20 responden yang berperilaku kurang baik ternyata penggunaan kosmetik negatif pada ibu hamil sebanyak 65%. maka diperoleh nilai P value=0,002, pengaruh antara perilaku terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil di Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Hamil Tabel 4.7. Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Hamil Di Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2013 No. Sosial Budaya Hamil Jumlah P Positif Negatif value f % f % F % 1. Mendukung 4 33,3 8 66,7 12 100 2. Tidak 6 23,1 20 76,9 26 100 0,004 Mendukung Total 10 28 38 Berdasarkan tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa dari 26 responden pada katagori sosial budaya dengan tidak mendukung dan penggunaan kosmetik negatif pada pada ibu hamil sebanyak 76,9%. maka diperoleh nilai P value=0,004, pengaruh antara sosial budaya terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil di Desa Keutapang Jaya Tahun 2013. Pembahasan Pengetahuan Responden Terhadap Hamil Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 responden berpengetahuan baik sebanyak 6 orang (40,0%) penggunaan kosmetik pada ibu hamil baik dan 9 orang (60,0%) kurang baik. Sedangkan dari 23 responden dengan pengetahuan kurang baik 4 orang (17,4%) penggunaan kosmetik pada ibu hamil baik sedangkan 19 orang (82,6%) kurang baik. maka diperoleh nilai P value=0,003, pengaruh antara pengetahuan terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil Di Penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Anton (2007) yang menyatakan bahwa rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan tentang bahaya kosmetik pada masa kehamilan akan berakibat terhadap risiko kehamilan yang tidak benar sehingga lebih sering meremehkannya dan menimbulkan dampak yang negatif pada bayi. Oleh karena itu, tinggi rendahnya pendidikan ibu jelas mempengaruhi tingkat pengetahuan dan perilaku terhadap penggunaan kosmetik yang berbahaya terhadap jenin.
Menurut Muhammad Ali (2005), pengetahuan adalah segala yang diketahui mengenai sesuatu hal. Pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku seseorang, bermula dari pengetahuan akan sesuatu dan mengetahui manfaatnya maka akan timbul sikap positif. Pengetahuan didapat dengan menggunakan motivasimotivasi yang benar dari informasi yang ada. Innováis yang kompleks membutuhkan cara-cara memperoleh pengetahuan yang lebih baik, jika jumlah pengetahuan yang diinginkan cukup dan tidak dikembangkan guna memperoleh status perubahan (innováis), maka hasil yang diinginkan tidak tercapai. Menurut asumsi peneliti bahwa kurangnya pengetahuan ibu hamil terhadap penggunaan kosmetik disebabkan karena ibu kurang mendapatkan informasi berkaitan dengan bahaya kosmetik selama masa kehamilan, selain itu ibu tidak pernah konsultasi masalah penggunaan kosmetik selama masa hamil pada dokter spesialis sehingga ibu menggunakan kosmetik sesuai dengan keinginannya tanpa mengetahui efek dari kosmetik tersebut. Perilaku Responden Terhadap Hamil Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 18 responden dengan perilaku baik sebanyak 3 orang (16,7%) penggunaan kosmetik pada ibu hamil baik dan 15 orang (83,3%) kurang baik. Sedangkan dari 20 responden dengan perilaku kurang baik 7 orang (35,0%) penggunaan kosmetik pada ibu hamil baik serta 13 orang (65,0%) kurang baik. maka diperoleh nilai P value=0,002, pengaruh antara perilaku terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil Di Penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Fajar (2012), bahwa sekarang banyak ibu-ibu khususnya ibu hamil yang menggunakan kosmetik, kendati masih sedikit penelitian mengenai ini tetapi ada beberapa bahan yang biasa ditemukan di dalam produk perawatan kulit dan kosmetik yang diduga bisa mengganggu kesehatan janin. Sering kali memang kosmetik berdampak negatif pada kesehatan ibu hamil, masalah yang sering terjadi adalah tubuh lebih mudah berkeringat mengingat meningkatnya proses metabolisme pada tubuh. Selain itu, zat pada kosmetik juga dapat menghambat dan mengganggu perkembangan janin bahkan dapat menyebabkan keguguran. Penggunaan kosmetik boleh, sepanjang tidak mengandung bahan berbahaya dan tidak merusak kehamilan. Untuk menghindari efek samping dari kosmetik maka dianjurkan kepada ibu hamil agar sebaiknya mengkonsultasikan terlebih dahulu hal tersebut kepada spesialis kulit. Sering kali memang kosmetik berdampak negatif pada kesehatan ibu hamil, masalah yang sering terjadi adalah tubuh lebih mudah berkeringat mengingat meningkatnya proses metabolisme pada tubuh. Selain itu, zat pada kosmetik juga dapat menghambat dan mengganggu perkembangan janin bahkan dapat menyebabkan keguguran. Itulah bahayanya apabila ibu hamil salah memilih kosmetik, untuk menghindari hal tersebut, perlu pengetahuan tentang kandungankandungan zat bernahaya yang terdapat pada kosmetik Menurut asumsi peneliti bahwa kurang baiknya perilaku ibu hamil
terhadap penggunaan kosmetik disebabkan karena untuk memperindah wajah selama masa hamil, selain itu untuk menghilangkan noda hitam akibat bekas jerawat, sehingga ibu menggunakan kosmetik tanpa melihat efek samping dari kosmetik. Sosial Budaya Responden Terhadap Hamil Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 12 responden dengan sosial budaya mendukung sebanyak 4 orang (33,3%) penggunaan kosmetik pada ibu hamil baik dan 8 orang (66,7%) kurang baik. Sedangkan dari 26 responden dengan sosial budaya tidak mendukung sebanyak 6 orang (23,1%) penggunaan kosmetik pada ibu hamil baik serta 20 orang (76,9%) kurang baik. maka diperoleh nilai P value=0,004, pengaruh antara sosial budaya terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil Di Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hanafi (2008) bahwa belakangan ini jenis kosmetik yang banyak digunakan oleh ibu hamil adalah produk bleaching cream yang dikenal sebagai kosmetik pemutih. Produk ini banyak diminati karena menjanjikan dapat memutihkan atau menghaluskan wajah secara singkat. Hasil sampling dan pengujian kosmetik tahun 2008 terhadap 10.896 sampel kosmetik menunjukkan, terdapat 124 sampel (1,24%) tidak memenuhi syarat, diantaranya produk ilegal atau tidak terdaftar, mengandung bahanbahan dilarang terutama Hidroquinon, Merkuri, Asam Retinoat dan Rhodamin B yang digunakan untuk memutihkan kulit wajah. Hal ini didukung juga oleh penelitian yang dilakukan di Jepang bahwa 60% wanita Jepang dan 75% perempuan Cina masih menginginkan warna kulit yang lebih putih/cerah dari warna kulit aslinya, meskipun mereka telah memiliki kulit yang putih. Menurut Sarwono (2009 Kebudayaan terhadap penggunaan kosmetik sangat besar pengaruhnya, terumata di zaman yang serba modern seperti sekarang, hal ini disebabkan karena pengaruh social budaya didapat melalui media cetak dan elektronik. Tindakan ibu hamil menggunakan kosmetik pada era kekinian tidak lagi dapat diposisikan menjadi bagian dari budaya. kosmetik telah dijadikan sebagai teman dalam kehidupan sedemikian rupa sehingga menjadi lebur dengan tindakan merias diri yang dicitrakan banyak periklanan sebagai bagian dari gaya hidup, citra seseorang, hingga menjadi semacam stimulus bagi peningkatan kualitas hidup. Dengan demikian, kosmetik dan tindakan merias diri pada masa sekarang tidak bisa dipisahkan secara tegas. Menurut asumsi peneliti bahwa ibu hamil menggunakan kosmetik karena pengaruh tren budaya, selain itu ibu tidak merasa cemas jika terjadi kelainan di kulit akibat penggunaan kosmetik pada saat hamil serta ibu percaya jika menggunakan kosmetik, muka tampak bersih dan cerah. IV. PENUTUP Kesimpulan 1. Ada pengaruh antara pengetahuan terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil Di Desa Keutapang Jaya Tahun 2013, dengan hasil uji statistik p value= 0,003 2. Ada pengaruh antara perilaku terhadap penggunaan kosmetik pada
ibu hamil Di Desa Keutapang Jaya Tahun 2013, dengan hasil uji statistik p value= 0,002 3. Ada pengaruh antara sosial budaya terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil Di Desa Keutapang Jaya Tahun 2013, dengan hasil uji statistik p value= 0,004 Saran 1. Diharapkan kepada ibu-ibu hamil agar tidak menggunakan kosmetik saat hamil, karena dapat menimbulkan efek pada muka, sehingga berpengaruh terhadap perkembangan janin. 2. Perlu adanya pembinaan yang berkelanjutan antara Dinas Kesehatan dengan Puskesmas untuk memberikan penyuluhan berkaitan dengan pemilihan kosmetik saat hamil. 3. Diharapkan kepada peneliti lain untuk dapat melanjutkan penelitian sampai dengan variable dan alat pengumpulan data yang berbeda. Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009. Medan: Fakultas Kesahatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Nasrul Effendi Drs. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi Kedua, Jakarta: EGG Notoatmodjo,Soekidjo.,2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta. Purnamawati. 2009. Pemilihan Kosmetik Yang Aman. Mahasiswa program pendidikan S-1 kedokteran umum FK Undip Suhartanti. 2004. Konsep kehamilan. (http//www.depkes.go.id/ dikutip tanggal 22 Agustus 2012) Tranggono, R. I., Latifah, F. 2007. Buku Pegangan Ilmu Kosmetik. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta REFERENSI Anton. 2007. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Kesehatan, Diakses dari http//www.depkes.go.id/. pada tanggal 19 April 2012 Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta Budiarto. 2007. Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta Deviana, Nina. 2009. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) di Akademi