,Jurnal Karya Tulis Ilmiah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. sangat digemari terutama oleh kalangan remaja-remaja, baik pria maupun wanita.

BAB I PENDAHULUAN. memelihara tubuh pada kondisi baik (BPOM RI, 2008). detail mengenai kosmetik (Djajadisastra, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono

merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumbersumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. bahkan bisa menjerumuskan ke dalam hal-hal yang negatif bagi yang

PENGETAHUAN TENTANG KOSMETIKA PERAWATAN KULIT WAJAH DAN RIASAN PADA MAHASISWI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik berasal dari kata Yunani kosmein artinya berhias. Kosmetik digunakan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai jenis kulit, warna kulit, iklim, cuaca, waktu penggunaan, umur dan jumlah

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik memiliki sejarah panjang dalam kehidupan manusia. Berdasarkan hasil penggalian arkeologi, diketahui bahwa kosmetik telah

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. Bahan

BAB 1 PENDAHULUAN. merubah warna kulit sehingga menjadikan kulit putih bersih dan bersinar

I. PENDAHULUAN. Kosmetik adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani kuno. kosmetikus,

Maulina. Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh D-III Kebidanan

NURJANNAH NIM

BAB I PENDAHULUAN. mencerahkan kulit wajah. Pada penelitian yang telah dilakukan didapatkan fakta

ABSTRAK GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN IBU MENYUSUI DI KEMUKIMAN JANGKA BUYA KECAMATAN JANGKA BUYA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Acara Serta Kendala Implementasinya. Cet.1(Jakarta: Kencana 2008). Hal.1.

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

Kurnia Mutiara. Prodi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN INFORMASI IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS TITUE KABUPATEN PIDIE

BAB I PENDAHULUAN. keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan produk kosmetik lebih banyak yang berasal dari alam. Tetapi dengan

BAB I PENDAHULUAN. ketentuan perundang-undangan. Izin menurut definisi yaitu perkenan atau

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Produk kosmetik sangat diperlukan manusia, baik laki-laki maupun

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK TENTANG BAHAN KOSMETIK

Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BBLR PERIODE JANUARI SAMPAI DESEMBER 2012 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tah

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecantikan merupakan bagian terpenting dari gaya hidup wanita. Setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWI TINGKAT II PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES U BUDIYAH BANDA ACEH

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

HUBUNGAN UMUR DAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KOTA BANDA ACEH. Ermila Eviana

BAB I PENDAHULUAN. yang lain mempunyai tingkatan dan nilai yang berbeda-beda. Kecantikan dapat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. sempurna. Keinginan manusia untuk tampil lebih cantik dan sempurna

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PIJAT PERINEUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI DAN MULUT IBU HAMIL DI PUSKESMAS MANTRIJERON

INTISARI ANALISIS KUALITATIF MERKURI PADA KRIM PEMUTIH WAJAH YANG DIJUAL DI PASAR RANTAU KABUPATEN TAPIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang menawan sangat penting bagi wanita. Hal ini dapat dibuktikan dengan

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG KONSUMSI KALSIUM SELAMA KEHAMILAN PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN BANTAR GERBANG BEKASI TAHUN 2011 JURNAL

RANCANGAN, 28 SEPTEMBER 2017 NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN. yang menghabiskan uangnya untuk pergi ke salon, klinik-klinik kecantikan

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya iklan di berbagai media yang menampilkan wanita berkulit cerah

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, REPUBLIK INDONESIA

Tingkat Pengetahuan Bidan Tentang Penanganan Infeksi Pada Bayi Akibat Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh Tahun 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

I. PENDAHULUAN. Saat ini kosmetik merupakan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya taraf hidup sebagian besar individu dimana

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

Noor Aida 1, Erna Prihandiwati S.F., Apt 2, Amaliyah Wahyuni, S.Si., Apt 3

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

GAMBARAN PENGETAHUAN MAHASISWI KEBIDANAN MENGENAI IUGR (INTRA GROWTH RETARTION)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laila Rahmi Stikes Syedza Saintika Padang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji

JURNAL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan Program D IV Kebidanan U Budiyah Banda Aceh

I. PENDAHULUAN. Penampilan menarik dan cantik selalu diidam-idamkan oleh semua kalangan

INTISARI UJI KUALITATIF KANDUNGAN MERKURI PADA KRIM PEMUTIH WAJAH YANG DIJUAL DI PASAR TAPANDANG BERSERI PELAIHARI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda Aceh

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. terutama Indonesia. Padahal, di Luar Negeri, banyak wanita justru ingin

HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSU MEURAXA BANDA ACEH

NURLAILA RAMADHAN Tenaga Pengajar Pada StiKes Ubudiyah Banda Aceh

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, produk kosmetik khususnya. yakni di pusat perbelanjaan, maupun di klinik kecantikan.

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TENTANG KOSMETIK

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI DENGAN KELANCARAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLANG BINTANG ACEH BESAR JURNAL

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

Hidrokinon dalam Kosmetik

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin

GAMBARAN ZAT WARNA RHODAMIN B PADA KOSMETIK PEMERAH BIBIR YANG BEREDAR DIPASAR BERINGHARJO YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP KECEMASAN MENGHADAPI MENOPAUSE

BAB III METODE PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Mengkaji dunia konsumen memanglah tidak ada habis-habisnya. Di dunia dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

,Jurnal Karya Tulis Ilmiah PENGARUH PENGETAHUAN, PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA TERHADAP PENGGUNAAN KOSMETIK PADA IBU HAMIL DI DESA KEUTAPANG KECAMATAN JAYA KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2013 Mawaddah Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh D-III Kebidanan ABSTRAK Kosmetik adalah setiap bahan atau sediaan dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik. Berdasarkan studi pendahuluan di Desa Aceh Jaya, terhadap 10 orang ibu hamil, 7 orang ibu hamil cenderung memiliki masalah dengan kulit, terutama kulit wajah seperti timbulnya hiperpigmentasi atau noda hitam. Berbagai macam merek kosmetika yang beredar dipasaran telah menarik minat ibu-ibu khususnya ibu hamil di daerah tersebut untuk menggunakannya, mereka cenderung mencoba-coba dan berharap kulitnya menjadi putih dan cantik. Kaum ibu-ibu tersebut menggunakan kosmetik sebagai solusi masalah hiperpigmentasi kulitnya tanpa memperhatikan dan mempertimbangkan dampak dari kosmetik tersebut. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pengetahuan, Perilaku Dan Sosial Budaya Terhadap Hamil Di Kabupaten Aceh Jaya. Metodelogi Penelitian ini telah dilaksanakan di Kabupaten Aceh Jaya pada bulan Agustus 2013. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian analitik, dengan pendekatan crossectional. Sampel dilakukan secara total sampling, responden dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di sebanyak 38 ibu. Pengumpulan data dilakukan secara wawancara dan observasi. Analisa data menggunakan univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pengetahuan (p valeu=0,003), perilaku (p valeu=0,002) dan sosial budaya(p valeu=0,004) terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil Di Desa Keutapang Jaya Tahun 2013. Kesimpulan dan Saran Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa kepada ibu-ibu hamil agar tidak menggunakan kosmetik saat hamil, karena dapat menimbulkan efek pada muka, sehingga berpengaruh terhadap perkembangan janin. Perlu adanya pembinaan yang berkelanjutan antara Dinas Kesehatan dengan Puskesmas untuk memberikan penyuluhan berkaitan dengan pemilihan kosmetik saat hamil. Kata Kunci : Pengetahuan, perilaku, sosial budaya, penggunaan kosmetik I. Pendahuluan Kosmetik berasal dari kata Yunani kosmetikos yang berarti ketrampilan menghias, mengatur. Defenisi kosmetik dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No. HK.00.05.42.1018 adalah setiap bahan atau sediaan dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (BPOM RI, 2008). Menurut Media Konsumen (2006), belakangan ini jenis kosmetik yang banyak digunakan oleh ibu hamil adalah produk

bleaching cream yang dikenal sebagai kosmetik pemutih. Produk ini banyak diminati karena menjanjikan dapat memutihkan atau menghaluskan wajah secara singkat. Hasil sampling dan pengujian kosmetik tahun 2008 terhadap 10.896 sampel kosmetik menunjukkan, terdapat 124 sampel (1,24%) tidak memenuhi syarat, diantaranya produk ilegal atau tidak terdaftar, mengandung bahan-bahan dilarang terutama Hidroquinon, Merkuri, Asam Retinoat dan Rhodamin B yang digunakan untuk memutihkan kulit wajah. (Deviana, 2009). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan ibu hamil terhadap bahaya kosmetik saat ini masih sangat kecil, hal ini disebabkan karena ibu hamil tidak pernah melakukan konsultasi kedokter spesialis kulit berkaitan dengan produk kosmetik yang mereka gunakan. Saat hamil, tidak ada salahnya bagi para ibu untuk tetap tampil cantik dan menawan. Namun, dalam hal pemilihan kosmetik saat hamil haruslah hati-hati, mengingat bahan yang terkandung di dalam kosmetik tersebut apakah berbahaya atau tidak bagi kehamilan (Fajar, 2012). Di Provinsi Aceh jumlah ibu hamil yang menggunakan kosmetik berbahaya meningkat dari tahun ketahun, pada tahun 2010 jumlah ibu hamil yang menggunakan kosmetik sebanyak 1892 orang, pada tahun 2012 sebanyak 1902 orang. Hal ini disebabkan karena banyak produkproduk kosmetik yang dijual seperti kosmetik pemutih wajah sudah beredar luas di Aceh, selain itu bagi ibu hamil yang tidak cocok, maka akan timbul flek merah dan gatalgatal dimuka (Dinkes Aceh, 2011). Berdasarkan studi pendahuluan di Kabupaten Aceh Jaya, terhadap 10 orang ibu hamil, 7 orang ibu hamil cenderung memiliki masalah dengan kulit, terutama kulit wajah seperti timbulnya hiperpigmentasi atau noda hitam. Hiperpigmentasi timbul karena adanya berbagai sebab antara lain faktor usia, perawatan yang salah dan paparan sinar matahari secara langsung. Berbagai macam merek kosmetika yang beredar dipasaran telah menarik minat ibu-ibu khususnya ibu hamil di daerah tersebut untuk menggunakannya, mereka cenderung mencoba-coba dan berharap kulitnya menjadi putih dan cantik. Kaum ibu-ibu tersebut menggunakan kosmetik sebagai solusi masalah hiperpigmentasi kulitnya tanpa memperhatikan dan mempertimbangkan dampak dari kosmetik tersebut. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti terbatasnya informasi/pengetahuan terhadap bahaya kosmetik pada masa kehamilan. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui Pengaruh Pengetahuan, Perilaku Dan Sosial Budaya Terhadap Penggunaan Kosmetik Pada Ibu Hamil Di Desa Aceh Jaya tahun 2013.

Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui Pengaruh Pengetahuan Terhadap Hamil Di Desa Keutapang Jaya tahun 2013. b. Untuk mengetahui Pengaruh Perilaku Terhadap Penggunaan Kosmetik Pada Ibu Hamil Di Kabupaten Aceh Jaya tahun 2013. c. Untuk Mengetahui Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Hamil Di Desa Keutapang Jaya tahun 2013. II. METODOLOGI Kerangka Konsep Kosmetik saat ini telah menjadi kebutuhan manusia yang tidak bisa dianggap sebelah mata lagi. Hal ini disebabkan karena jenis pemilihan kosmetik dari bahan sintetis harus diwaspadai karena dapat melewati plasenta dan masuk keotak janin sehingga mengganggu perkembangan janin, sekarang semakin terasa bahwa kebutuhan alat kosmetik yang beraneka bentuk dengan ragam warna dan keunikan kemasan serta keunggulan dalam memberikan fungsi bagi konsumen menuntut industri kosmetik untuk semakin terpicu mengembangkan teknologi yang tidak saja mencakup keuntungan/manfaat dari kosmetik itu sendiri, namun juga kepraktisannya didalam penggunaannya (Djajadisastra, 2009). Berdasarkan kerangka konsep inilah peneliti mencoba untuk melihat pengaruh pengetahuan, perilaku dan sosial budaya terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil Di Desa Aceh Jaya tahun 2013. Variabel Independen Pengetahuan Perilaku Sosial Budaya Penggunaan Kosmetik Pada Ibu Hamil Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian analitik, dengan pendekatan crossectional yaitu suatu penelitian dimana variabelvariabel (dependen dan independen) diteliti sekaligus pada waktu yang sama yaitu melihat pengaruh pengetahuan, perilaku dan sosial budaya terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil Di Kabupaten Aceh Jaya tahun 2013. Populasi dan sampel Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010), populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Desa Keutapang Kecamatan Jaya sebanyak 38 ibu. Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling, responden dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di sebanyak 38 ibu. Dengan kriteria sebagai berikut : a. Ibu hamil 0-9 bulan

b. Ibu yang bersedia dijadikan responden c. Tempat dan waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Aceh Jaya. pada tanggal 20 sampai dengan tanggal 25 Agustus 2013. Cara Pengumpulan Data Data primer yaitu data yang didapat dari hasil kuesioner secara langsung terhadap ibu hamil. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari keuchik, puskesmas atau kader. Pengolahan Data Menurut : (Sudjana, 2005)) :data yang telah didapatkan akan diolah dengan tahap-tahap berikut: Editing, Coding, Transfering, Tabulating, III. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di Desa Keutapang Kecamatann Jaya Kabupaten Aceh Jaya dan pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 20 s/d 25 agustus 2013 dengan cara membagikan kuesioner kepada 38 orang ibu. berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 38 responden didapat hasil sebagai berikut : Analisa Univariat Pengetahuan terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Di Desa Aceh Jaya Tahun 2013 No. Pengetahuan F % 1. 2. Baik Kurang Baik 15 23 39,5 60,5 Jumlah 38 100 Berdasarkan dari tabel 4.1. diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan responden paling banyak berada pada kategori kurang baik yaitu 23 orang (60,5%). Perilaku terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Di Desa Keutapang Kecamatan Jaya Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2013 No. Perilaku F % 1. 2. Baik Kurang Baik 18 20 47,4 52,6 Jumlah 38 100 Berdasarkan dari tabel 4.2. diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku responden paling banyak berada pada kategori kurang baik yaitu 20 orang (52,6%). Sosial Budaya terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sosial Budaya Di Desa Aceh Jaya Tahun 2013 No. Sosial Budaya F % 1. 2. Mendukung Tidak Mendukung 12 26 31,6 68,4 Jumlah 38 100 Berdasarkan dari tabel 4.3. diatas dapat disimpulkan bahwa sosial budaya responden paling banyak berada pada kategori tidak mendukung yaitu 26 orang (68,4%). Hamil

No. 1. 2. Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penggunaan Kosmetik Pada Ibu Hamil Di Desa Keutapang Jaya Tahun 2013 Penggunaan Kosmetik Pada Ibu Hamil Positif Negatif F % Berdasarkan dari tabel 4.4. diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan kosmetik pada ibu hamil paling banyak berada pada kategori positif yaitu 28 orang (73,7%). Analisa Bivariat Pengaruh Pengetahuan Terhadap Hamil 10 28 26,3 73,7 Jumlah 38 100 Tabel 4.5. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Hamil Di Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2013 No. Pengetahuan Hamil Jumlah Positif Negatif f % f % F % 1. Baik 6 40,0 9 60,0 15 100 2. Kurang Baik 4 17,4 19 82,6 23 100 Total 10 28 38 P value 0,003 Berdasarkan tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa dari 23 responden yang berpengetahuan kurang baik ternyata penggunaan kosmetik negatif pada ibu hamil sebanyak 82,6%. maka diperoleh nilai P value=0,003, artinya hipotesis diterima atau ada pengaruh antara pengetahuan terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil di Pengaruh Perilaku Terhadap Hamil Tabel 4.6. Pengaruh Perilaku Terhadap Hamil Di Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2013 No. Perilaku Hamil Jumlah P Positif Negatif value f % f % F % 1. Baik 3 16,7 15 83,3 18 100 2. Kurang Baik 7 35,0 13 65,0 20 100 0,002 Total 10 28 38

Berdasarkan tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa dari 20 responden yang berperilaku kurang baik ternyata penggunaan kosmetik negatif pada ibu hamil sebanyak 65%. maka diperoleh nilai P value=0,002, pengaruh antara perilaku terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil di Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Hamil Tabel 4.7. Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Hamil Di Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2013 No. Sosial Budaya Hamil Jumlah P Positif Negatif value f % f % F % 1. Mendukung 4 33,3 8 66,7 12 100 2. Tidak 6 23,1 20 76,9 26 100 0,004 Mendukung Total 10 28 38 Berdasarkan tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa dari 26 responden pada katagori sosial budaya dengan tidak mendukung dan penggunaan kosmetik negatif pada pada ibu hamil sebanyak 76,9%. maka diperoleh nilai P value=0,004, pengaruh antara sosial budaya terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil di Desa Keutapang Jaya Tahun 2013. Pembahasan Pengetahuan Responden Terhadap Hamil Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 responden berpengetahuan baik sebanyak 6 orang (40,0%) penggunaan kosmetik pada ibu hamil baik dan 9 orang (60,0%) kurang baik. Sedangkan dari 23 responden dengan pengetahuan kurang baik 4 orang (17,4%) penggunaan kosmetik pada ibu hamil baik sedangkan 19 orang (82,6%) kurang baik. maka diperoleh nilai P value=0,003, pengaruh antara pengetahuan terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil Di Penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Anton (2007) yang menyatakan bahwa rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan tentang bahaya kosmetik pada masa kehamilan akan berakibat terhadap risiko kehamilan yang tidak benar sehingga lebih sering meremehkannya dan menimbulkan dampak yang negatif pada bayi. Oleh karena itu, tinggi rendahnya pendidikan ibu jelas mempengaruhi tingkat pengetahuan dan perilaku terhadap penggunaan kosmetik yang berbahaya terhadap jenin.

Menurut Muhammad Ali (2005), pengetahuan adalah segala yang diketahui mengenai sesuatu hal. Pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku seseorang, bermula dari pengetahuan akan sesuatu dan mengetahui manfaatnya maka akan timbul sikap positif. Pengetahuan didapat dengan menggunakan motivasimotivasi yang benar dari informasi yang ada. Innováis yang kompleks membutuhkan cara-cara memperoleh pengetahuan yang lebih baik, jika jumlah pengetahuan yang diinginkan cukup dan tidak dikembangkan guna memperoleh status perubahan (innováis), maka hasil yang diinginkan tidak tercapai. Menurut asumsi peneliti bahwa kurangnya pengetahuan ibu hamil terhadap penggunaan kosmetik disebabkan karena ibu kurang mendapatkan informasi berkaitan dengan bahaya kosmetik selama masa kehamilan, selain itu ibu tidak pernah konsultasi masalah penggunaan kosmetik selama masa hamil pada dokter spesialis sehingga ibu menggunakan kosmetik sesuai dengan keinginannya tanpa mengetahui efek dari kosmetik tersebut. Perilaku Responden Terhadap Hamil Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 18 responden dengan perilaku baik sebanyak 3 orang (16,7%) penggunaan kosmetik pada ibu hamil baik dan 15 orang (83,3%) kurang baik. Sedangkan dari 20 responden dengan perilaku kurang baik 7 orang (35,0%) penggunaan kosmetik pada ibu hamil baik serta 13 orang (65,0%) kurang baik. maka diperoleh nilai P value=0,002, pengaruh antara perilaku terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil Di Penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Fajar (2012), bahwa sekarang banyak ibu-ibu khususnya ibu hamil yang menggunakan kosmetik, kendati masih sedikit penelitian mengenai ini tetapi ada beberapa bahan yang biasa ditemukan di dalam produk perawatan kulit dan kosmetik yang diduga bisa mengganggu kesehatan janin. Sering kali memang kosmetik berdampak negatif pada kesehatan ibu hamil, masalah yang sering terjadi adalah tubuh lebih mudah berkeringat mengingat meningkatnya proses metabolisme pada tubuh. Selain itu, zat pada kosmetik juga dapat menghambat dan mengganggu perkembangan janin bahkan dapat menyebabkan keguguran. Penggunaan kosmetik boleh, sepanjang tidak mengandung bahan berbahaya dan tidak merusak kehamilan. Untuk menghindari efek samping dari kosmetik maka dianjurkan kepada ibu hamil agar sebaiknya mengkonsultasikan terlebih dahulu hal tersebut kepada spesialis kulit. Sering kali memang kosmetik berdampak negatif pada kesehatan ibu hamil, masalah yang sering terjadi adalah tubuh lebih mudah berkeringat mengingat meningkatnya proses metabolisme pada tubuh. Selain itu, zat pada kosmetik juga dapat menghambat dan mengganggu perkembangan janin bahkan dapat menyebabkan keguguran. Itulah bahayanya apabila ibu hamil salah memilih kosmetik, untuk menghindari hal tersebut, perlu pengetahuan tentang kandungankandungan zat bernahaya yang terdapat pada kosmetik Menurut asumsi peneliti bahwa kurang baiknya perilaku ibu hamil

terhadap penggunaan kosmetik disebabkan karena untuk memperindah wajah selama masa hamil, selain itu untuk menghilangkan noda hitam akibat bekas jerawat, sehingga ibu menggunakan kosmetik tanpa melihat efek samping dari kosmetik. Sosial Budaya Responden Terhadap Hamil Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 12 responden dengan sosial budaya mendukung sebanyak 4 orang (33,3%) penggunaan kosmetik pada ibu hamil baik dan 8 orang (66,7%) kurang baik. Sedangkan dari 26 responden dengan sosial budaya tidak mendukung sebanyak 6 orang (23,1%) penggunaan kosmetik pada ibu hamil baik serta 20 orang (76,9%) kurang baik. maka diperoleh nilai P value=0,004, pengaruh antara sosial budaya terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil Di Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hanafi (2008) bahwa belakangan ini jenis kosmetik yang banyak digunakan oleh ibu hamil adalah produk bleaching cream yang dikenal sebagai kosmetik pemutih. Produk ini banyak diminati karena menjanjikan dapat memutihkan atau menghaluskan wajah secara singkat. Hasil sampling dan pengujian kosmetik tahun 2008 terhadap 10.896 sampel kosmetik menunjukkan, terdapat 124 sampel (1,24%) tidak memenuhi syarat, diantaranya produk ilegal atau tidak terdaftar, mengandung bahanbahan dilarang terutama Hidroquinon, Merkuri, Asam Retinoat dan Rhodamin B yang digunakan untuk memutihkan kulit wajah. Hal ini didukung juga oleh penelitian yang dilakukan di Jepang bahwa 60% wanita Jepang dan 75% perempuan Cina masih menginginkan warna kulit yang lebih putih/cerah dari warna kulit aslinya, meskipun mereka telah memiliki kulit yang putih. Menurut Sarwono (2009 Kebudayaan terhadap penggunaan kosmetik sangat besar pengaruhnya, terumata di zaman yang serba modern seperti sekarang, hal ini disebabkan karena pengaruh social budaya didapat melalui media cetak dan elektronik. Tindakan ibu hamil menggunakan kosmetik pada era kekinian tidak lagi dapat diposisikan menjadi bagian dari budaya. kosmetik telah dijadikan sebagai teman dalam kehidupan sedemikian rupa sehingga menjadi lebur dengan tindakan merias diri yang dicitrakan banyak periklanan sebagai bagian dari gaya hidup, citra seseorang, hingga menjadi semacam stimulus bagi peningkatan kualitas hidup. Dengan demikian, kosmetik dan tindakan merias diri pada masa sekarang tidak bisa dipisahkan secara tegas. Menurut asumsi peneliti bahwa ibu hamil menggunakan kosmetik karena pengaruh tren budaya, selain itu ibu tidak merasa cemas jika terjadi kelainan di kulit akibat penggunaan kosmetik pada saat hamil serta ibu percaya jika menggunakan kosmetik, muka tampak bersih dan cerah. IV. PENUTUP Kesimpulan 1. Ada pengaruh antara pengetahuan terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil Di Desa Keutapang Jaya Tahun 2013, dengan hasil uji statistik p value= 0,003 2. Ada pengaruh antara perilaku terhadap penggunaan kosmetik pada

ibu hamil Di Desa Keutapang Jaya Tahun 2013, dengan hasil uji statistik p value= 0,002 3. Ada pengaruh antara sosial budaya terhadap penggunaan kosmetik pada ibu hamil Di Desa Keutapang Jaya Tahun 2013, dengan hasil uji statistik p value= 0,004 Saran 1. Diharapkan kepada ibu-ibu hamil agar tidak menggunakan kosmetik saat hamil, karena dapat menimbulkan efek pada muka, sehingga berpengaruh terhadap perkembangan janin. 2. Perlu adanya pembinaan yang berkelanjutan antara Dinas Kesehatan dengan Puskesmas untuk memberikan penyuluhan berkaitan dengan pemilihan kosmetik saat hamil. 3. Diharapkan kepada peneliti lain untuk dapat melanjutkan penelitian sampai dengan variable dan alat pengumpulan data yang berbeda. Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009. Medan: Fakultas Kesahatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Nasrul Effendi Drs. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi Kedua, Jakarta: EGG Notoatmodjo,Soekidjo.,2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta. Purnamawati. 2009. Pemilihan Kosmetik Yang Aman. Mahasiswa program pendidikan S-1 kedokteran umum FK Undip Suhartanti. 2004. Konsep kehamilan. (http//www.depkes.go.id/ dikutip tanggal 22 Agustus 2012) Tranggono, R. I., Latifah, F. 2007. Buku Pegangan Ilmu Kosmetik. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta REFERENSI Anton. 2007. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Kesehatan, Diakses dari http//www.depkes.go.id/. pada tanggal 19 April 2012 Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta Budiarto. 2007. Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta Deviana, Nina. 2009. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) di Akademi