Sekilas tentang Per-GULA-an Jember

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI METODE REGRESI LINIER BERGANDA DALAM MENCARI FORMULASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU GULA TEBU

PERENCANAAN BAHAN BAKU PADA PRODUKSI GULA TEBU (Studi Kasus PTPN XI PG Djatiroto Kabupaten Lumajang)

PENENTUAN RENDEMEN GULA TEBU SECARA CEPAT 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan

- Menghantar/memindahkan zat dan ampas - Memisahkan/mengambil zatdengan dicampur untuk mendapatkan pemisahan (reaksi kimia)

BAB I PENDAHULUAN. Menuju Swasembada Gula Nasional Tahun 2014, PTPN II Persero PG Kwala. Madu yang turut sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PG CANDI BARU SIDOARJO. Diajukan oleh : Elizabeth Silvia Veronika NRP: Lovitna Novia Puspitasari NRP:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman

NASKAH SEMINAR HASIL. Oleh : Vinna Nour Windaryati NIM

AUDIT KINERJA PROSES PENGOLAHAN PADA PABRIK GULA

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Pabrik tersebut terletak di Jalan Binjai-Stabat. KM 32 dan beranjak ± 4000 m dari jalan utama.

3 METODOLOGI PENELITIAN

4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu, jika digiling akan menghasilkan air dan ampas dari tebu,

EKONOMI LOSSES PENGOLAHAN TEBU DAN IMPLIKASI TERHADAP KINERJA DAN EFISIENSI PABRIK GULA Studi Kasus di PT Perkebunan Nusantara X

I. PENDAHULUAN. zaman penjajahan) yang sebenarnya merupakan sistem perkebunan Eropa.

Pabrik Gula (PG) Kebon Agung merupakan salah satu perusahaan. keteknikan pertanian di Indonesia yang mengolah tebu menjadi gula. PG.

Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Konsumsi Gula Tahun Periode

PEMBUATAN GULA MERAH DENGAN BAHAN DASAR TEBU (SACCHARUM OFFICIANARUM)

BAB II PABRIK GULA KWALA MADU (PGKM) SEBELUM TAHUN 1984

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki gugus hemiasetal. Oleh karena itu sukrosa di dalam air tidak berada

Lampiran 1 Daftar Wawancara

BAB I. Indonesia tidak dapat terus menerus mengandalkan diri dari pada tenaga kerja

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RINGKASAN EKSEKUTIF DAMARIS BARUS Marimin Sri Hartoyo.

Manajemen Perusahaan Perkebunan

MANAJEMEN RISIKO KINERJA AGROINDUSTRI GULA DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PABRIK GULA SEMBORO

SISTEM AGRIBISNIS BIBIT TEBU ASAL KULTUR JARINGAN BPTP SULAWESI SELATAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DINAMIKA DAN RISIKO KINERJA TEBU SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI GULA DI INDONESIA

01 PABRIK GULA PG. KEBON AGUNG MALANG JAWA TIMUR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyaringan nira kental pada proses pengkristalan berfungsi untuk

Tebu dari kebun dikirim ke pabrik menggunakan beberapa model angkutan : trailer (tebu urai), truk

TINJAUAN PUSTAKA. Budidaya tebu adalah proses pengelolaan lingkungan tumbuh tanaman

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-2 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS.

III. METODOLOGI PENELITIAN

USAHA MIKRO GULA MERAH TEBU DI DESA MANGUNREJO KECAMATAN NGADILUWIH DAN DESA CENDONO KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.

PERTANIAN. Anisa Zain, Rudi Wibowo, Julian Adam Ridjal

Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Gula Subsistem Input Subsistem Usahatani

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tabel I.1 Stasiun dan Fungsinya (Sumber:Rekaman Data PG Tasikmadu)

BAB I PENDAHULUAN. impor gula. Kehadiran gula impor ditengah pangsa pasar domestik mengakibatkan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI

BAB IX TEKNIK KIMIAWI

BAB I PENDAHULUAN. yang putih dan terasa manis. Dalam bahasa Inggris, tebu disebut sugar cane. Tebu

TEBU. (Saccharum officinarum L).

stabil selama musim giling, harus ditanam varietas dengan waktu kematangan yang berbeda. Pergeseran areal tebu lahan kering berarti tanaman tebu

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

ANALISIS NILAI TAMBAH TEBU DI PABRIK GULA SEI SEMAYANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran

BAB I PENDAHULUAN. dengan sebutan Tembakau Deli, yang ditanam di wilayah Sumatera Timur.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pendirian Pabrik Sejarah Perkembangan Pabrik

PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI. Daftar Tabel... xiv Daftar Gambar... xv Daftar Lampiran... xvi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk menghasilkan suatu barang. Pentingnya masalah

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Gula merupakan salah satu komoditi strategis bagi perekonomian Indonesia, karena merupakan salah satu dari sembilan

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) atau PTPN XI adalah badan usaha

PRINSIP DASAR KRISTALISASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemurnian nira yang ternyata masih mengandung zat zat bukan gula dari proses

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

PENGARUH PABRIK GULA DJATIROTO TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA KALIBOTO LOR KECAMATAN JATIROTO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN SKRIPSI.

Peneliti : Budi Santoso Fakultas Teknik Industri Univesitas Gunadarma PROSES PEMBUATAN GULA DARI TEBU PADA PG X

I Ketut Ardana, Hendriadi A, Suci Wulandari, Nur Khoiriyah A, Try Zulchi, Deden Indra T M, Sulis Nurhidayati

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN MEMPELAJARI ASPEK KETEKNIKAN DALAM PROSES PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN GULA DI PG. MADUKISMO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tebu, tembakau, karet, kelapa sawit, perkebunan buah-buahan dan sebagainya. merupakan sumber bahan baku untuk pembuatan gula.

I... INOUII: ~-:2/lf (/I 3

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

YOGYAKARTA, 9 SEPTEMBER 2017 FGD "P3GI" 2017

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM ANALISA GULA

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan ini dikenal dengan berbagai nama seperti nau, hanau, peluluk, biluluk,

BAB 1 PENDAHULUAN. di Pulau Jawa. Sementara pabrik gula rafinasi 1 yang ada (8 pabrik) belum

PENDAHULUAN. Nira adalah cairan yang rasanya manis dan diperoleh dari bagian tandan

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) adalah satu anggota famili rumputrumputan

Analisis Produksi Emisi CO 2 Pada Industri Gula Di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Tbk. (Studi Kasus Di Pabrik Gula Lestari)

V. GAMBARAN UMUM KONDISI PERGULAAN NASIONAL, LAMPUNG DAN LAMPUNG UTARA

V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Gula adalah salah satu komoditas pertanian yang telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. kapur barus dan rempah-rempah, jauh sebelum bangsa Barat datang ke Indonesia

Tebu Jombang di Kancah Gula Nasional

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan. Industri selalu diikuti masalah pencemaran

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

5. PEMODELAN SISTEM. Basis Pengetahuan. karakteristik pembeda. ukuran-ukuran kinerja & keterkaitannya. kualifikasi kinerja per jenis kinerja

KATA PENGANTAR. Malang, Mei Penyusun

DAFTAR PUSTAKA UNIVERSITAS MEDAN AREA

Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Yogyakarta November 2008

Proceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011

I. PENDAHULUAN. zaman pendudukan Belanda. Pabrik-pabrik gula banyak dibangun di Pulau Jawa,

Transkripsi:

Sekilas tentang Per-GULA-an Jember Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember http:adamjulian.net

Sekilas tentang Per-GULA-an Jember Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember http://adamjulian.net Gula merupakan produk utama dari tebu. Tebu menurut catatan sejarah telah lama diusahakan di Jawa, sejak pada jaman Aji Saka di tahun 75 M. Ada beberapa sumber yang memperkirakan bahwa tebu berasal dari India, tetapi ada juga yang mencatat bahwa tebu merupakan tanaman asli dari Irian Jaya (Papua) sebagai tanaman liar. Tahun 895 M, gula mejadi komoditas perdagangan di Nusantara dengan bahan baku dari tebu dan kelapa. Catatan Marcopolo pada saat datang di Jawa pada tahun 1285 M bahwa di Jawa belum berkembang industri gula seperti di Cina dan India. Sehingga bisa digambarkan bahwa perkembangan industri gula di India lebih dahulu ada dan berkembang sebelum Indonesia. Bangsa Eropa berdatangan ke Nusantara sekitar abad ke-17, dan memperebutkan harta gula dari para perantauan Cina. Saat itu diperkirakan terdapat 1400 pabrik gula yang telah dikembangkan oleh perantauan Cina. Sejak penguasaan bangsa Eropa itulah jaman monopoli dengan penerapan perbudakan (tanam paksa) mulai dirasakan bagi petani Nusantara. Produksi Gula Nasional Gula sebagai produk utama tebu yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, baik dikonsumsi langsung maupun sebagai bahan baku industri makanan dan minuman. Produksi gula nasional Indonesia mencapai 1,9 juta ton (Agribisnis Tebu, 2005). Sebagian besar produksi gula nasional terdapat di Jawa. Produksi gula di Jawa sekitar 70 persen lebih dari Propinsi Jawa Timur. Atau dengan kata lain, Jawa Timur masih menjadi sentra produksi gula nasional, dengan kontribusi sekitar 45-53 % dari total produksi gula nasional. Data pabrik gula yang ada di Indonesia tahun 2004 tercatat bahwa di Jawa terdapat 46 pabrik gula yang masih aktif beroperasi dan 11 pabrik gula yang tidak beroperasi. Sedangkan di Luar Jawa terdapat 12 pabrik gula yang masih beroperasi dan 1 pabrik gula yang tidak beroperasi (P3GI, 2004). Bagaimana histori dari PG yang ada di Kabupaten Jember?. Perkembangan yang ada hingga saat ini tentang PG di Kabupaten Jember masih terlihat baik dari produktifitas yang dihasilkan yakni cakupan area daerah perkebunan (daerah penanaman tebu) dan kapasitas pabrik. Dari data 46 PG di Jawa, sekitar 32 PG berada di wilayah Jawa Timur. Kabupaten Jember dengan PG Semboro-nya termasuk di dalamnya. Tipologi PG di Jawa Timur yang masih beroperasi dilihat dari ciri karakteristik wilayah kawasan industri terutama faktor area dan masyarakat dapat dibedakan menjadi 5 tipologi PG. PG Semboro termasuk pada Julian Adam Ridjal Sekilas Tentang Per-gula-an Jember 2

tipologi IV demikian juga PG Djatiroto, PG Asembagus, PG Ngadirejo dan PG Pesantren Baru. Tipologi IV mengacu pada PG-PG yang memiliki area HGU dan area tebu rakyat. PG-PG yang ada di Indonesia saat ini tidak terdapat relokasi pabrik, sehingga dapat dilihat penyebarannya yang sudah diterapkan mulai jaman bangsa Eropa ada di Nusantara. Lokasi kebun dan pabrik gula sudah tertera pada KIMBUN (Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan) yang pada hakekatnya merupakan implementasi dari UU Nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang Wilayah. Di Jawa Timur, diketahuhi ada 7 Zona KIMBUN. PG Semboro termasuk dalam Zona I yaitu Zona KIMBUN Ijen-Argopuro-Raung. Sejarah PG Semboro di Kabupaten Jember Zaman pendudukan Belanda di Indonesia PG Semboro didirikan pada tahun 1921 oleh H.V.A (Handels Voenig Amsterdam), sebuah perusahaan swasta dari Negeri Belanda. Pada tahun 1928, pabrik siap dan mulai menggiling tebu. Pada tahun 1933 hingga 1939 PG tidak beroperasi dan pada tahun 1940 mulai beroperasi kembali. Zaman pendudukan Jepang dan perang kemerdekaan Indonesia Sejak tahun 1941 hingga 1949, PG Semboro berhenti beroperasi lagi, dan ketika Perang Dunia II (PD II), pada waktu itu Indonesia berada dalam pendudukan Jepang. Pada masa kemerdekaan, PG Semboro mengalami kerusakan yang parah sehingga harus diadakan perbaikan dan tetap beroperasi. Sebagai catatan bahwa sebelum PD II, di Kabupaten Jember terdapat 3 PG. Diantaranya adalah : 1. PG Semboro di Kecamatan Tanggul (sekarang wilayah ini masuk Kecamatan Semboro) 2. PG Gunungsari di Kecamatan Kencong 3. PG Bedadung di kecamatan Balung Saat ini hanya PG Semboro yang tetap beroperasi di bawah naungan PTPN XI. Julian Adam Ridjal Sekilas Tentang Per-gula-an Jember 3

Terdapat catatan dari seorang Belanda tentang perjalanan mereka di Kabupaten Jember, tepatnya di wilayah PG Gunungsari Kecamatan Kencong. Catatan tersebut tertulis : Kentjong Ik ben op zoek naar mijn oude school-, sportvrienden. Charles, Louise en Elly Verdier. In de periode van 1938 1942 woonden we in suikerfabriek Goenoengsari te Kentjong (Oost-Java) en gingen we naar de lagere school in Djatiroto.(Handelsvereniging Amsterdam) Reactie graag naar de heer Willy de Jonker, Dentgenbachweg 2, 6469 XV Kerkrade, tel: 045 546 1774. Masa sesudah perang Kemerdekaan Mulai tahun 1950, PG Semboro di aktifkan kembali sampai berakhirnya penguasaan bangsa asing di Indonesia. Pada tahun 1957 dilaksanakannya Nasionalisasi semua aset bangsa asing yang ada di Indonesia hingga saat ini PG Semboro menjadi salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Suikerfabriek Semboro Nabij Tanggoel, 1920 (Foto Pabrik Gula Semboro dekat Tanggul diambil tahun 1920) Julian Adam Ridjal Sekilas Tentang Per-gula-an Jember 4

Pada saat itu PG Semboro terdapat di wilayah Kecamatan Tanggul, tetapi saat ini wilayah PG Semboro masuk dalam wilayah Kecamatan Semboro. Kegiatan Pengolahan PG Semboro Pabrik gula Semboro adalah salah satu PG dibawah wilayah kerja PTPN XI. PG Semboro saat ini dalam hubungan antara petani dengan pihak PG memiliki peranan penting diantara adalah: 1. Sebagai tempat penggilingan tebu bagi petani tebu diwilayah kabupaten Jember 2. Sebagai avalis dalam pemimjaman kredit bagi petani tebu terhadap perbankan. PG semboro sebagai tempat penggilingan tebu atau tempat pemrosesan tebu menjadi gula ada beberapa langkah dalam pengolahan tebu menjadi gula. Komposisi tebu terdiri dari dua bagian besar, yakni nira dan ampas. Nira yang berbentuk cairan sebenarnya terdiri dari brix dan air. Brix bila diperas terus akan didapat gula (pol) dan bukan gula. Pemerasan brix menjadi gula melalui beberapa tingkatan proses sebagai berikut: Pertama, serangkaian persiapan tebu untuk digiling. Persiapan tersebut dimulai sebelum tebu hasil tebangan dimasukkan ke pabrik untuk diolah, terlebih dahulu harus diketahui berat tebu. Setelah itu tebu ditimbang di halaman pabrik agar tersusun dalam container-container guna menunggu giliran digiling. Untuk menjaga kualitas tebu yang akan digiling, tebu-tebu yang berasal dari lokasi yang sama diusahakan berurutan dalam container-container yang tersusun sama. Penggilingannya diatur sedemikian rupa menurut tebu yang sudah lama ditebang. Jumlah tebu yang akan digiling juga harus diatur, disesuaikan dengan kapasitas giling dan jam/hari giling. Kedua, stasiun penggilingan. Proses pemerahan nira dalam stasiun penggilingan bertujuan untuk mengambil nira sebanyak mungkin dengan mencegah kehilangan gula sekecil mungkin. Pemerahan nira dilakukan dengan mempergunakan alat-alat sebagai berikut, a) alat persiapan yang berfungsi untuk menyiapkan, mengangkat dan mengangkut tebu ke alat pencacah dan pemerah tebu untuk dikeluarkan niranya. b) Alat pencacah yang berfungsi meremukkan batang-batang tebu hingga niranya mudah dikeluarkan pada alat pemerah. c) Alat pemerah yang berfungsi untuk mengeluarkan nira dengan pemerahan/penekanan. Ketiga, alat pencacah. Cutter ini terdiri dari 32 buah pisau yang ujungnya dilengkapi dengan palu (hammer) dan mempunyai putaran 575/menit. Dengan Julian Adam Ridjal Sekilas Tentang Per-gula-an Jember 5

alat inilah tebu akan dicacah dan diremukkan hingga menjadi serpihan yang kecil dan lembut sehingga mudah diperah pada stasiun gilingan. Keempat, alat pemerah. Pada prinsipnya gilingan I, II, III, dan IV adalah sama, dimana tiap pasangan gilingan terdiri dari 3 buah roll gilingan yakni, a) gilingan atas, b) gilingan muka, dan c) gilingan belakang. Tebu yang digiling mengalami 2 kali pemerahan yakni; 1) antara roll atas dan roll muka dan 2) antara roll atas dan roll belakang. Pada tiap-tiap roll atas dan roll belakang diberi suri skrapen yang berfungsi untuk menjaga ampas tidak menempel pada alur slip sehingga mengganggu proses pemerahan. Kelima, stasiun pemurnian. Tujuan pemurnian ialah untuk menghilangkan bukan gula sebanyak-banyaknya dan mencegah kerusakan gula sekecil mungkin. Untuk menghilangkan bukan gula sebanyak-banyaknya dibutuhkan kondisi tertentu misalnya ph tertentu, suhu tertentu, waktu tertentu dan lain-lain. Dengan dasar tersebut maka dalam proses pemurnian dibuat kondisi ph, suhu dan waktu bervariasi dengan maksud untuk menghilangkan bukan gula sebanya-banyaknya dan mencegah kerusakan sacharosa. Metoda pemurnian ada 3 macam yaitu; a) defekasi dengan bahan pembantu CaO, b) sulfitasi dengan bahan pembantu kapur + belerang dan c) karbonatasi dengan bahan pembantu kapur + batu kapur + CoCaS. Keenam, stasiun penguapan. Pada stasiun penguapan ini dilaksanakan proses penguapan nira dengan maksud untuk menguapkan air yang terdapat dalam nira encer sebanyak - banyaknya pada batas tertentu, hingga dicapai suatu kekentalan tertentu. Ketujuh, satsiun kristalisasi/stasiun masakan. Proses kristalisasi melewati 3 fase yang berbeda-beda, memerlukan cara serta operasi yang khusus untuk mendapatkan hasil baik serta efisien yang tinggi. Fase-fase tersebut adalah sebagai berikut, a) pembentukan inti kristal, b) pembesaran kristal hingga batas yang dikehendaki dan c) perapatan kristal (memasak tua), yaitu pengambilan sacharosa sebanyak - banyaknya dalam larutan tanpa penambahan larutan ke dalam pan. Dalam proses kristalisasi ini, diusahakan agar waktu kristalisasi secepat mungkin dan kualitas sebaik mungkin. Julian Adam Ridjal Sekilas Tentang Per-gula-an Jember 6

Skema Sederhana Pengolahan Gula Tebu Ada 2 jenis tebu yang diolah oleh PG Semboro, yaitu Tebu Sendiri (TS) dan Tebu Rakyat (TR). Rasio perbandingan keduanya adalah 40% dan 60%. Dalam prakteknya, PG Semboro tidak hanya menggiling tebu dari wilayah Kabupaten Jember saja, namun tebu yang digiling juga berasal dari wilayah lain, salah satunya yang terbesar adalah dari Kabupaten Lumajang. Menurut data primer diolah, selama 56 hari saja ada sekitar 136.000 truk yang menyetor tebu dari wilayah Kab. Lumajang ke PG Semboro. Jika rata-rata berat tebu per truk sekitar 7 ton, maka sudah ada sekitar 952.000 ton tebu dari wilayah Kab Lumajang yang diolah oleh PG Semboro Julian Adam Ridjal Sekilas Tentang Per-gula-an Jember 7

Sumber : Subiyono dan Wibowo, R., 2005. Agribisnis Tebu Membuka Ruang Masa Depan Industri Berbasis Tebu Jawa Timur. PERHEPI, Jakarta. http://masyopicenter.blogspot.com http://ryanzt.wordpress.com/kota-jember-di-tahun-1920 http://www.pur.nl/nederlands/clientservice/clientservice_zoek2006.htm Julian Adam Ridjal Sekilas Tentang Per-gula-an Jember 8