Desain Rehabilitasi Air Baku Sungai Brang Dalap Di Kecamatan Alas 8.1. DATA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU LAPORAN AKHIR VIII - 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Sistem Kerja Pompa Torak Menggunakan Tenaga Angin. sebagai penggerak mekanik melalui unit transmisi mekanik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN...1

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

Studi Evaluasi dan Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih PDAM Unit Pakis Menggunakan Paket Program WaterCAD

ABSTRAK. Kata Kunci : Distribusi Air Bersih, Jenis Pipa dan Kehilangan Energi

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PEMENUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KENDAL

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI iv. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR NOTASI... xiii

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI).

ALIRAN PADA PIPA. Oleh: Enung, ST.,M.Eng

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

APLIKASI SOFTWARE WATERCAD UNTUK PERENCANAAN JARINGAN PIPA DI PERUMAHAN PUNCAK BOROBUDUR KOTA MALNG

BAB II LANDASAN TEORI. pelayanannya dapat menggunakan Sambungan Rumah (SR), Sambungan Halaman

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 TATA LETAK JARINGAN PIPA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Manusia

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

STUDI PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG ABSTRAK

STUDI PERENCANAAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KECAMATAN SUGIHWARAS KABUPATEN BOJONEGORO DENGAN SOFTWARE WATERCAD

Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia Jalan MT. Haryono 167 Malang 65145, Indonesia

STUDI EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK DESA PLANDIREJO KECAMATAN BAKUNG KABUPATEN BLITAR

Bab III HIDROLIKA. Sub Kompetensi. Memberikan pengetahuan tentang hubungan analisis hidrolika dalam perencanaan drainase

Cara Menentukan Diameter Pipa

STUDI PERENCANAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KELURAHAN MULYOREJO KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aliran pada Saluran Tertutup (Pipa)

Aplikasi Software WaterCAD untuk Evaluasi dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih PDAM Unit Lawang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

Aliran Melalui Sistem Pipa

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)

ALIRAN MELALUI PIPA 15:21. Pendahuluan

EVALUASI DEBIT AIR DAN DIAMETER PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH DI PERUMAHAN KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN NELAYAN INDAH BELAWAN SEPTIAN PRATAMA

Aplikasi Software Watercad untuk Perencanaan dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Bersih PDAM Singosari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aplikasi Software WaterCAD untuk Studi Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Unit Ngajum

STUDI PENGEMBANGAN JARINGAN PIPA INDUK AIR BERSIH PDAM WILAYAH SOREANG DENGAN PROGRAM EPANET

Kata Kunci : IPA Penet, Daerah Layanan, Jaringan Distribusi Utama, Suplesi dan software WaterNet

PERSAMAAN BERNOULLI I PUTU GUSTAVE SURYANTARA P

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR HALAMAN PERSEMBAHAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

Analisa Rugi Aliran (Head Losses) pada Belokan Pipa PVC

FLUIDA DINAMIS. 1. PERSAMAAN KONTINUITAS Q = A 1.V 1 = A 2.V 2 = konstanta

Studi Perencanaan Jaringan Distribusi Air Bersih (Pada RW IX Kel Blimbing Kota Malang)

BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES)

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA PILOLODAA KOTA GORONTALO

HIDRODINAMIKA BAB I PENDAHULUAN

ANALISA PERHITUNGAN DEBIT DAN KEHILANGAN TINGGI TEKANAN (HEAD LOSS) PADA SISTEM JARINGAN PIPA DAERAH LAYANAN PDAM TIRTANADI CABANG SUNGGAL TUGAS AKHIR

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL

Sub Kompetensi. Bab III HIDROLIKA. Analisis Hidraulika. Saluran. Aliran Permukaan Bebas. Aliran Permukaan Tertekan

ANALISIS JARINGAN PIPA PDAM DI KOTA SOREANG MENGGUNAKAN PROGRAM EPANET

BAB II DASAR TEORI QQ =... (2.1) Dimana: VV = kebutuhan air (mm 3 /hari) tt oooo = lama operasi pompa (jam/hari) nn pp = jumlah pompa

ANALISA SISTEM PEMIPAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA KECAMATAN MEDAN SUNGGAL KOTA MEDAN DAN KEBUTUHANNYA PADA TAHUN 2064 TUGAS AKHIR

SAMPUL SAMPUL DALAM...

ANALISIS FAKTOR GESEKAN PADA PIPA HALUS ABSTRAK

PERENCANAAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KELURAHAN TASIKMADU DAN TUNGGUL WULUNG KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG JURNAL

BAB VII PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING)

BAB III METODOLOGI PENGERJAAN

DAFTAR ISI... ABSTRAK... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Suatu penyediaan air bersih yang mampu menyediakan air yang dapat

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JARINGAN PIPA UTAMA PDAM KABUPATEN KENDAL

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

PERENCANAAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PADA KECAMATAN BANJARMASIN UTARA KOTA BANJARMASIN

9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy.

ANALISA JARINGAN DISTRIBUSI AIR PDAM GIRI TIRTA SARI (STUDI KASUS PERUMAHAN GRIYA BULUSULUR PERMAI WONOGIRI)

BAB V ANALISIS MODEL HIDROLIS JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH UTAMA KOTA NIAMEY

Klasisifikasi Aliran:

BAB V PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TPAM SLIDE 7 SISTEM DISTRIBUSI. Prepared by Yuniati, PhD

PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM PENGUJIAN HEADLOSS ALIRAN FLUIDA TAK TERMAMPATKAN. Dwi Ermadi 1*,Darmanto 1

ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA TERTUTUP

Kehilangan tenaga sekunder dalam pipa terjadi karena adanya perubahan penampang pipa, sambungan, belokan dan katup. Pada pipa panjang, kehilangan

PERHITUNGAN DEBIT PADA SISTEM JARINGAN PIPA DENGAN METODA HARDY-CROSS MENGGUNAKAN RUMUS HAZEN-WILLIAMS DAN RUMUS MANNING

BUKU AJAR HIDRAULIKA

Panduan Praktikum 2012

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

4.1. PENGUMPULAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. seluruh mahluk hidup yang ada di bumi ini. Dalam pemenuhan air tersebut

MENENTUKAN NILAI KOEFISIEN GESEK PADA PIPA DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI MICROSOFT VISUAL BASIC. Irsan Mustafid Halomoan

V 1,2 = kecepatan aliran fluida dititik 1 dan 2 (m/det)

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS JARINGAN PIPA DENGAN BANTUAN PROGRAM EPANET

(2) Dimana : = berat jenis ( N/m 3 ) g = percepatan gravitasi (m/dt 2 ) Rapat relatif (s) adalah perbandingan antara rapat massa suatu zat ( ) dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tersusun atas sistem pipa, pompa, reservoir dan perlengkapan lainnya. Sistem

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA KIMA BAJO KECAMATAN WORI

Persamaan Chezy. Pada aliran turbulen gaya gesek sebanding dengan kuadrat kecepatan. Persamaan Chezy, dengan C dikenal sebagai C Chezy

EVALUASI PENGALIRAN AIR PADA JARINGAN PIPA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KOTA MENGWI KABUPATEN BADUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PANDUAN DASAR WATERCAD VERSI 5

PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA

Transkripsi:

8.1. DATA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU Pada jaringan distribusi air bersih pipa merupakan komponen yang paling utama, pipa berfungsi untuk mengalirkan sarana air dari suatu titik simpul ke titik simpul yang lain. Aliran dalam pipa timbul bila terjadi perbedaan tekanan pada dua tempat, yang bisa terjadi karena ada perbedaan elevasi muka air atau karena digunakannya pompa. Penggunaan hidrolika adalah untuk menghitung tekanan dan kecepatan aliran air di dalam jaringan pipa. Air yang terdapat di dalam pipa akan mengalir dari penampang yang memiliki tinggi energi lebih besar menuju penampang yang memiliki tinggi energi lebih kecil. Aliran yang terjadi di dalam pipa memiliki tiga macam, yaitu: 1. Energi kinetik, yaitu energi yang ada pada partikel massa air sehubungan dengan kecepatan 2. Energi tekanan, yaitu energi yang ada pada partikel massa air sehubungan dengan tekanan 3. Energi ketinggian, yaitu energi yang ada pada partikel massa air sehubungan dengan ketinggian terhadap garis referensi (datum). Sistem penyediaan air baku yang direncanakan untuk kecamatan Alas menngunakan sistem eksisting yang sudah ada yaitu dari sungai brang dalap, Posisi Pengambilan (intake) Eksisting sungai Brang Dalap Terletak Pada Koordinat x : 504327 y : 905251, Type intake pengambilan sungai brang dalap saat ini merupakan intake pengambilan bebas pada sungai yang dibendung dengan bronjong. Kondisi bendung tersebut sudah rusak berat akibat banjir tahunan yang terjadi, Material dan Diameter pipa Transmisi dari Intake menuju IPA pada sistem penyediaan air baku Brang Dalap sangat bervariasi, Dari sumber Brang Dalap, air dibawa menuju Bangunan IPA dengan Kapasitas IPA sebesar 50 M 3 kemudian dari bangunan IPA air di tampung pada reservoir dengan Kapasitas 500 M 3 LAPORAN AKHIR VIII - 1

8.2. PERENCANAAN JARINGAN PIPA PENYEDIAAN AIR BAKU Beberapa teori atau persamaan yang berhubungan dengan perhitungan hidraulika aliran air dalam pipa, yaitu: 1. Prinsip Kontinuitas Yang dimaksud dengan prinsip kontinuitas adalah jumlah air yang masuk dalam suatu sistem perpipaan adalah sama dengan jumlah air yang keluar dari sisitem perpipaan tersebut. Q 1 = Q 2 + Q 3 A 1 x V 1 = (A 2 x V 2 ) + (A 3 x V 3 ) Gambar 8.1 Aliran Bercabang Q 2 Q 1 dengan : Q = Debit aliran air (m 3 /dt) A = Luas penampang (m 2 ) V = Kecepatan aliran (m/dt) Q 3 2. Kekekalan Energi Kekekalan energi disini sesuai dengan prinsip bernoulli. Tinggi energi total pada sebuah penampang pada elemen pipa adalah jumlah dari energi kecepatan, energi tekanan dan energi elevasi. Garis yang menghubungkan titik tersebut dinamakan garis energi, yang digambarkan di atas tampak memanjang pipa seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini. LAPORAN AKHIR VIII - 2

Gambar 8.2 Garis Energi dan Garis Tekanan V 1 2 /2g Garis Energi V 2 2 /2g Garis Tekanan P 1 / W 1 P 2 / W h A h 1 2 h A h B Datum Persamaan Bernoulli pada gambar dapat dituliskan sebagai berikut : (Triatmodjo, 1993: 20) 2 2 V1 P1 V2 P2 h1 h2 2g w 2g w h L dengan : 2 V1 2g = tinggi kecepatan di titik 1 (m) 2 V2 2g = tinggi kecepatan di titik 2 (m) P1 w = tinggi tekanan di titik 1 (m) P2 w = tinggi tekanan di titik 2 (m) h 1 = tinggi elevasi di titik 1 (m) h 2 = tinggi elevasi di titik 2 (m) h 1 = kehilangan tinggi tekan pada pipa (m) Pada gambar tampak garis yang menunjukkan besarnya tekanan air pada penampang tinjauan. Garis tekanan ini pada umumnya disebut garis gradien hidrolis atau garis kemiringan hidrolis. Jarak vertikal antara pipa dengan garis gradien hidrolis menunjukan tekanan yang terjadi dalam pipa. Pada gambar tampak perbedaan ketinggian antara titik 1 dan 2 merupakan kehilangan energi (head loss) yang terjadi sepanjang antara penampang 1 dan 2. LAPORAN AKHIR VIII - 3

3. Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Air Di Dalam Pipa Dalam perencanaan jaringan distribusi air minum tidak mungkin dapat dihindari adanya kehilangan tinggi tekan selama air mengalir melaluhi pipa, besarnya kehilangan tinggi energi terdiri dari kehilangan tinggi mayor (major losses) dan kehilangan tinggi minor (minor losses) Pada perencanaan jaringan distribusi air bersih, aliran yang terjadi dalam pipa direncanakan dalam kondisi aliran turbulen yang diidentifikasi dengan bilangan Reynold yang secara umum dapat disajikan dalam bentuk persamaan berikut (Priyanto, 2001: 3) : N R = D. V v dengan : N R = bilangan reynold tak berdimensi D V ν = diameter pipa (m) = kecepatan rerata aliran (m/dt), dan = kekentalan kinematik (m2/dt) (tabel) Nilai batas Reynold untuk kondisi aliran pada saluran tertutup (pipa) adalah sebagai berikut : N R < 2000 Aliran Laminer N R > 4000 Aliran Turbulen 2000 < N R < 4000 Aliran Transisi 4. Kehilangan Tinggi Mayor (Major Losses) Pada zat cair yang mengalir di dalam pipa akan terjadi tegangan geser dan gradien kecepatan pada seluruh medan aliran karena adanya kekentalan kinematik. Tegangan geser tersebut akan menyebabkan terjadinya kehilangan energi selama pengaliran (Triatmojo, 1993: 20). Tegangan geser yang terjadi pada dinding pipa dan jenis pipa merupakan penyebab utama menurunnya garis energi pada suatu aliran (major losses) tetapi tidak dipengaruhi oleh tekanan air. Ada beberapa teori dan formula untuk menghitung besarnya kehilangan tinggi tekan mayor (h f ) diantaranya yaitu Hanzen-Williams, Darcy-Weisbach, Manning, Chezy, Colebrook-White, dan Swamme-Jain (Haestad, 2001: 278). Persamaan yang paling disukai dalam menentukan h f adalah persamaan Hanzen-Williams. Persamaannya ditulis dalam bentuk (Webber, 1971, 121): V k i 0,63 0,54 0,354 ChwD S 10,67 L C D 1,85 hw 4,87 LAPORAN AKHIR VIII - 4

h f k Q i 1,85 dengan : V = kecepatan aliran pada pipa (m/dt) C hw = koefisien kekasaran Hanzen-William (tabel) D = diameter pipa (m) S = kemiringan garis energi Q = debit aliran pada pipa (m 3 /dt) L = panjang pipa (m) h f = kehilangan tinggi tekan mayor (m) 5. Kehilangan Tinggi Minor Kehilangan tinggi minor yang terjadi pada suatu sistem perpipaan yang penting untuk diketahui diantaranya adalah (Priyantoro, 2001: 26) : - Kehilangan tinggi akibat pengecilan - Kehilangan tinggi akibat pembesaran - Kehilangan tinggi akibat belokan, dan - Kehilangan tinggi melalui katup Pada pipa-pipa yang panjang, kehilangan minor ini sering diabaikan tanpa kesalahan yang berarti, tetapi cukup penting pada pipa yang pendek. Kehilangan minor pada umumnya akan lebih besar bila terjadi perlambatan kecepatan aliran di dalam pipa dibandingkan peningkatan kecepatan akibat terjadi pusaran arus yang ditimbulkan oleh pemisahan aliran dari bidang batas pipa (Linsley, 1989: 273). Kehilangan tinggi minor dihitung dengan persamaan berikut (Linsley, 1989: 274) : 2 V h Lm K 2g dengan : h Lm = kehilangan tinggi minor (m) V = kecepatan rata-rata dalam pipa (m/dt) g = percepatan grafitasi (m/dt 2 ) K = koefisien kehilangan tinggi tekan minor (tabel) Untuk pipa-pipa yang penjang atau L/D >>1000, kehilangan tinggi minor dapat diabaikan (Priyantoro, 2001: 37) LAPORAN AKHIR VIII - 5

Besarnya nilai koefisien K sangat beragam, tergantung dari bentuk fisik pengecilan, pembesaran, belokan dan katup. Namun, nilai K ini masih berupa pendekatan kerena dipengaruhi oleh bahan, kehalusan sambungan dan umur sambungan. 6. Fluktuasi Kebutuhan Air Besarnya pemakaian air oleh masyarakat pada sisitem jaringan distribusi air bersih tidaklah berlangsung konstan, namun terjadi fluktuasi antara satu jam dengan jam yang lain, begitu pula antara satu hari dengan hari yang lainnya. Fluktuasi yang terjadi tergantung pada aktivitas penggunaan air. Pada saat-saat tertentu terjadi peningkatan aktifitas yang memerlukan pemenuhan kebutuhan air yang lebih banyak dari kondisi normal, sementara pada saat-saat tertentu juga terjadi aktivitas yang tidak memerlukan banyak air. Secara umum tingkat kebutuhan air masyarakat dibagi menjadi tiga, yaitu : 1. Kebutuhan air rata-rata, 2. Kebutuhan harian maksimum, 3. Kebutuhan air pada jam puncak, yaitu pemakaian air tertinggi pada jam-jam tertentu selama periode 1 hari, tiap-tiap kota berbeda yang tergantung pada pola konsumsi masyarakatnya. Kebutuhan air maksimum dan jam puncak sangat diperlukan dalam perhitungan besar kebutuhan air bersih, karena hal ini menyangkut kebutuhan pada hari-hari tertentu dan pada jam puncak pelayanan. Untuk itu penting memperhitungkan suatu koefisien untuk keperluan tersebut` Sumber: Grafik fluktuasi pemakaian air bersih oleh Ditjen Cipta Karya Departemen PU, Anonim 1994: 24 LAPORAN AKHIR VIII - 6

8.3. Analisan hidrolika jaringan pipa (Transmisi Utama). Analisa Hidrolika system penyediaan air baku sungai Brang Dalap dihitung berdasarkan Kondisi rehabilitasi dan peningkatan sistem yang direncanakan. Analisis Hidrolika jaringan pipa penyediaan air baku untuk beberapa lokasi kegiatan dianalisis dengan menggunakan program WaterCad V.8. Dengan program WaterCad V.8 akan diperoleh output dimensi pipa di seluruh jaringan, tekanan air, kehilangan tinggi energi dan beberapa parameter hidrolika lainnya. Data input dari program ini terdiri dari Elevasi Sumber air, Reservoir dan daerah layanan, debit kebutuhan air di semua wilayah dan lain-lain. WaterCad V.8 memiliki fitur untuk menampilkan background dari pengukuran topografi real dilapangan untuk membantu dan memudahkan proses digitasi jaringan pipa berikut asesorisnya dengan akurat sesuai dengan data yang bisa dipertanggungjawabkan. Format data yang telah berbasis GIS (Geographic Information System) yang akan digunakan sebagai background images, menggunakan sistem koordinat UTM (Universal Tranverse Mecator) karena menggunakan satuan X,Y dan Z dalam Meter dan Datum WGS 1984. 8.3.1. Analisa hidrolika jaringan sesuai rencana rehabilitasi dan peningkatan. Perhitungan/simulasi hidrolika jaringan perpipaan kondisi eksisting mengacu kepada system penyediaan air baku dengan kondisi system yang telah survey. Berikut ini adalah hasil analisa hidrolika pipa eksisting sungai Berang Dalap kecamatan alas: Sumber air baku sungai Brang dalap terletak di Desa Marente kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa. Posisi Pengambilan (intake) Eksisting sungai Brang Dalap Terletak Pada Koordinat x : 504327 y : 9052513. Sumber air baku sungai Brang Dalap Merupakan Sumber Air Baku Andalan bagi masyarakat Kecamatan Alas Adapun hasil perhitungan simulasi hidrolika pipa air baku eksisting yang digunakan oleh masyarakat kecamatan alas menggunakan program WaterCad V.8 adalah sebagai berikut LAPORAN AKHIR VIII - 7

Gambar 8.3 Layout posisi intake eksisting pada software Watercad v.8 Gambar 8.4 Layout posisi IPA eksisting pada software Watercad v.8 LAPORAN AKHIR VIII - 8

Tabel. 8.1 Hasil Running Hidrolika Pada Junction Eksisting LAPORAN AKHIR VIII - 9

Tabel. 8.2 Hasil Running Hidrolika Pipa Eksisting DRAFT LAPORAN AKHIR VIII - 10

Tabel. 8.3. Hasil Running Hidrolika Pipa Eksisting (lanjutan) DRAFT LAPORAN AKHIR VIII - 11

Tabel 8.4. Hasil Sistem Penyediaan Air Baku Kondisi Eksisting 1. Sumber Air a. Nama b. Lokasi Desa Marente kecamatan Alas. c. Posisi x : 504327 y : 9052513 d. Elevasi + 179.34 dpl e. Debit 50.00 l/dt (dari base flow l/dt) 2 Jaringan Pipa Pembawa a. Intake R2 Gate Valve Pipa GI d=300 mm (12 ) = 669,82 m b. R2 Gate Valve R5 Air Valve Pipa PVC d=250 mm (10 ) = 142.88 m c. R5 Air Valve R11 Wash Out Pipa GI d=300 mm (12 ) = 213,74 m d. R11 Wash Out R15 Air Valve Pipa PVC d=250 mm (10 ) = 123,1 m e. R15 Air Valve R28 Air Valve Pipa GI d=250 mm (10 ) = 498,93 m f. R28 Air Valve R38 IPA Pipa PVC d=250 mm (10 ) = 419 m 3. Bangunan Utama a. Intake Elev. +179.34, b. IPA Elev. +151,16, kapasitas 50 m 3 Qout= 50 l/dt c. Reservoir (eksisting) Elev. +151,16, kapasitas 500 m 3 Adapun hasil perhitungan simulasi hidrolika pipa air baku setelah Rehabilitasi menggunakan program WaterCad V.8 adalah sebagai berikut: Gambar 8.5 Posisi Intake/ bangunan Bendung Brang Dalap DRAFT LAPORAN AKHIR VIII - 12

Gambar 8.6 Posisi Gate valve Pada Patok R-02 Gambar 8.7 Posisi Air Valve Pada Patok R-05 DRAFT LAPORAN AKHIR VIII - 13

Gambar 8.8 Posisi Air Valve Pada Patok R-15 dan Washout Pada patok R-11 Gambar 8.9 Posisi Air Valve Pada Patok R-28 DRAFT LAPORAN AKHIR VIII - 14

Gambar 8.10 Posisi Bangunan IPA Kapasitas 50 lt/dt Pada Patok R-38 DRAFT LAPORAN AKHIR VIII - 15

Tabel 8.5. Hasil Running Hidrolika Pada Pipa Kondisi Rehabilitasi DRAFT LAPORAN AKHIR VIII - 16

Tabel 8.6. Hasil Running Hidrolika Pada Pipa Kondisi Rehabilitasi (Lanjutan) DRAFT LAPORAN AKHIR VIII - 17

Tabel 8.7. Hasil Running Hidrolika Pada Junction Kondisi rehabilitasi DRAFT LAPORAN AKHIR VIII - 18

Tabel 8.8. Hasil Running Hidrolika Pada Junction Kondisi Rehabilitasi (Lanjutan) DRAFT LAPORAN AKHIR VIII - 19

Tabel 8.9 Posisi Accesorices, Diameter Pipa dan Tekanan Sisa Jaringan Pipa Kondisi Rehabilitasi Tabel 8.10. Hasil Desain Rehabilitasi Sistem Penyediaan Air Baku 1. Sumber Air a. Nama b. Lokasi Desa Marente kecamatan Alas. c. Posisi x : 504327 y : 9052513 d. Elevasi + 179.34 dpl e. Debit 50.00 l/dt 2 Jaringan Pipa Pembawa a. Intake R2 Gate Valve Pipa GI d=300 mm (12 ) = 604,13 m b. R2 Gate Valve R5 Air Valve Pipa GI d=250 mm (10 ) = 238.33 m c. R5 Air Valve R11 Wash Out Pipa GI d=300 mm (12 ) = 235,02 m d. R11 Wash Out R15 Air Valve Pipa GI d=250 mm (10 ) = 158,32 m e. R15 Air Valve R28 Air Valve Pipa GI d=250 mm (10 ) = 420,8 m f. R28 Air Valve R38 IPA Pipa GI d=250 mm (10 ) = 367,25 m Total Panjang Pipa = 2023,85 m 3. Bangunan Utama a. Intake Elev. +179.34, b. IPA Elev. +151,16, kapasitas 50 m 3 Qout= 50 l/dt c. Reservoir (eksisting) Elev. +151,16, kapasitas 500 m 3 8.4. Pergeseran pipa pada daerah rawan banjir pada Sistem jaringan air baku Sungai Brang dalap di Kecamatan Alas. Posisi pergeseran pipa eksisting sangat perlu dilakukan karena kondisi jalur pipa eksisting tersebut berada pada sungai sehingga sering terganggu karena banjir. Begitu juga dengan proteksi pipa pada daerah-daerah rawan longsoran. Untuk Posisi Pergesaran jaringan pipa dan Proteksi Pipa dapat dilihat pada tabel 8.11. berikut ini. DRAFT LAPORAN AKHIR VIII - 20

Tabel 8.11. Posisi Pergesaran jaringan pipa dan Proteksi Pipa pada daerah rawan longsoran pada Sistem Penyediaan Air Baku Sungai Brang dalap. DRAFT LAPORAN AKHIR VIII - 21

Tabel 8.12. Rehabilitasi Box Air Valve Box air valve eksisting akan dibongkar dan direhabilitasi dengan membuar box air valve baru sebanyak 3 unit box DRAFT LAPORAN AKHIR VIII - 22

DRAFT LAPORAN AKHIR VIII - 23 Desain Rehabilitasi Air Baku