BAB 6 PENCEMARAN LOGAM BERAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang semakin meningkat membawa dampak positif

I. PENDAHULUAN. berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. air yang cukup. Bagi manusia, kebutuhan akan air ini amat mutlak, karena

dari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

PENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam

bio.unsoed.ac.id II. TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dengan meningkatnya pendapatan masyaraka Di sisi lain,

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas kehidupan manusia yang dirasakan

I. PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan perairan Kota Bandar Lampung yang merupakan ibukota

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 51' 30 BT perairan tersebut penting di Sumatera Utara. Selain terletak di bibir Selat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

BAB I PENDAHULUAN. Laut dan kehidupan di dalamnya merupakan bagian apa yang disebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya industri-industri yang berkembang, baik dalam skala besar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

PENDAHULUAN. Tabel 1 Lokasi, jenis industri dan limbah yang mungkin dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping, seperti pada

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

I. PENDAHULUAN. Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian laut seakan-akan merupakan sabuk pengaman kehidupan manusia

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Beberapa waktu yang lalu kita mendengar berita dari koran ataupun

ANALISIS KADAR LOGAM BERAT PADA SUNGAI DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

BIOAKUMULASI LOGAM BERAT DALAM MANGROVE Rhizophora mucronata dan Avicennia marina DI MUARA ANGKE JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran pada tanah oleh logam berat merupakan salah satu persoalan

KAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG BATU, JEPARA

2. TINJAUAN PUSTAKA. Perairan Teluk Jakarta secara geografis terletak pada 5º56 15 LS-6º55 30

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dampak negatif akibat aktivitas manusia adalah turunnya kualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilaporkan sekitar 5,30 juta hektar jumlah hutan itu telah rusak (Gunarto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan,

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

lingkungan terutama perairan banyak disumbangkan oleh usaha-usaha seperti pertambangan, pertanian, perkebunan, industri dan kegiatan domestik yang men

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menunjukkan

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu kebutuhan air tidak pernah berhenti (Subarnas, 2007). Data

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung adalah ibukota dari Provinsi Lampung yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan industri (Singh, 2001). Hal ini juga menyebabkan limbah

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran logam berat yang berlebihan di lingkungan akibat dari

et al., 2005). Menurut Wan Ngah et al (2005), sambung silang menggunakan glutaraldehida, epiklorohidrin, etilen glikol diglisidil eter, atau agen

BAB I PENDAHULUAN. sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

BIOAKUMULASI LOGAM Fe OLEH CACING AKUATIK DALAM PROSES REDUKSI LUMPUR

I. PENDAHULUAN. melebihi ambang batas normal (Widowati dkk, 2008). aktivitas manusia atau proses alam. Pencemaran terjadi karena adanya aktivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. manusia, akan tetapi pembangunan di bidang industri ini juga memberikan. berat dalam proses produksinya (Palar, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan industri adalah limbah bahan berbahaya dan beracun. Penanganan dan

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

BAB I PENDAHULUAN. mesin penggerak pertumbuhan ekonomi, menyediakan lapangan kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

DAMPAK PENGOPERASIAN INDUSTRI TEKSTIL DI DAS GARANG HILIR TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DAN AIR PASOKAN PDAM KOTA SEMARANG

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, khususnya lingkungan perairan, dan memiliki toksisitas yang tinggi

GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR

I. PENDAHULUAN. ekosistem di dalamnya. Perkembangan industri yang sangat pesat seperti

TINJAUAN PUSTAKA. pengumpul hujan dan juga berbagai kehidupan manusia. Umumnya sungai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TARIF LINGKUP AKREDITASI

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Sukarno Putra, 2013

Klorin merupakan unsur halogen yang sangat reaktif sehingga mudah bereaksi dengan senyawa organik maupun senyawa lainnya. Xu dkk (2005) melaporkan

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Pencemaran Logam Berat 63 BAB 6 PENCEMARAN LOGAM BERAT Kompetensi Dasar: 1. Menjelaskan pencemaran logam berat 2. Menjelaskan kandungan logam berat di perairan 3. Menjelaskan kandungan logam berat dalam tanah dan di udara 4. Menjelaskan metode penanggulangan pencemaran logam berat A. PENCEMARAN LOGAM Penggunaan logam sebagai bahan baku berbagai jenis industri untuk memenuhi kebutuhan manusia akan memengaruhi kesehatan manusia melalui 2 jalur, yaitu: 1. Kegiatan industri akan menambah polutan logam dalam lingkungan udara, air, tanah, dan makanan. 2. Perubahan biokimia logam sebagai bahan baku berbagai jenis industri bisa memengaruhi kesehatan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terpisahkan dari benda-benda yang berasal dari logam. Logam digunakan untuk membuat alat perlengkapan rumah tangga, seperti sendok, garpu, pisau, dan berbagai jenis peralatan rumah tangga lainnya. Fungsi beberapa jenis logam antara lain: kromium (Cr) untuk memberi warna cemerlang pada perkakas dari logam, kobalt (Co) digunakan sebagai bahan magnet yang kuat pada loudspeaker atau mikrofon, tembaga (Cu) sebagai kawat listrik, nikel (Ni) sebagai bahan baja tahan karat/stainless steel, timbal (Pb) sebagai bahan baterai pada mobil, seng (Zn) sebagai bahan pelapis kaleng, dan merkuri (Hg) sebagai bahan pelarut emas. Pesatnya pembangunan dan penggunaan berbagai bahan baku logam bisa berdampak negatif, yaitu munculnya kasus pencemaran yang melebihi batas sehingga mengakibatkan kerugian dan meresahkan masyarakat yang tinggal di sekitar daerah perindustrian maupun masyarakat pengguna produk industri tersebut. Hal itu terjadi karena sangat besarnya risiko terpapar logam berat maupun logam transisi yang bersifat toksik dalam dosis atau konsentrasi tertentu.

Pencemaran Logam Berat 64 Di Indonesia, pencemaran logam berat cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya proses industrialisasi. Pencemaran logam berat dalam lingkungan bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan, baik pada manusia, hewan, tanaman, maupun lingkungan. Terdapat 80 jenis logar berat dari 109 unsur kimia di muka bumi ini. Logam berat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu: 1. Logam berat esensial: yakni logam dalam jumlah tertentu yang sangat dibutuhkan oleh organisme. Dalam jumlah yang berlebihan, logam tersebut bisa menimbulkan efek toksik. Contohnya adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn, dan lain sebagainya. 2. Logam berat tidak esensial: yakni logam yang keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya, bahkan bersifat toksik seperti Hg, Cd, Pb, Cr, dan lain-lain. Logam berat dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan manusia, tergantung pada bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat dalam tubuh serta besarnya dosis paparan. Efek toksik dari logam berat mampu menghalangi kerja enzim sehingga mengganggu metabolisme tubuh, menyebabkan alergi, bersifat mutagen, teratogen atau karsinogen bagi manusia maupun hewan. Tingkat toksisitas logam berat terhadap hewan air, mulai dari yang paling toksik, adalah Hg, Cd, Zn, Pb, Cr, Ni, dan Co. Sementara itu, tingkat toksisitas terhadap manusia dari yang paling toksik adalah Hg, Cd, Ag, Ni, Pb, As, Cr, Sn, Zn. Polutan logam mencemari lingkungan, baik di lingkungan udara, air, dan tanah yang berasal dari proses alami dan kegiatan industri. Proses alami antara lain siklus alamiah sehingga bebatuan gunung berapi bisa memberikan kontribusi ke lingkungan udara, air, dan tanah. Kegiatan manusia yang bisa menambah polutan bagi lingkungan berupa kegiatan industri, pertambangan, pembakaran bahan bakar, serta kegiatan domestik lain yang mampu meningkatkan kandungan logam di lingkungan udara, air, dan tanah. Pencemaran logam di darat, yakni di tanah, selanjutnya akan mencemari bahan pangan, baik yang berasal dari tanaman atau hewan dan akhirnya dikonsumsi oleh manusia. Pencemaran logam, baik dari industri, kegiatan domestik, maupun sumber alami dari batuan akhirnya sampai ke sungai/laut dan selanjutnya mencemari manusia melalui ikan, air minum, atau air sumber irigasi lahan pertanian sehingga tanaman sebagai sumber pangan manusia tercemar logam. Pencemaran logam

Pencemaran Logam Berat 65 melalui udara terjadi melalui beberapa jalur. Salah satunya adalah melalui kontak langsung dengan manusia atau proses inhalasi. Gambar 6.1 Perjalanan Logam Sampai ketubuh Manusia (Klaassen etal., I986; Marganof, 2003) B. KANDUNGAN LOGAM BERAT DI PERAIRAN Berdasarkan hasil penelitian Tim Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB, diketahui bahwa kandungan logam berat timbal (Pb), kadmium (Cd), kuprum (Cu), dan merkuri (Hg) di perairan Teluk Jakarta, yaitu di perairan Ancol dan perairan Dadap, telah melampaui nilai ambang batas. Data bisa dilihat dalam Tabel 6.1. Tabel 6.1 Kandungan Logam Berat di Perairan Ancol dan Dadap (Kusumastanto, 2004) No Parameter Kandungan di perairan Ancol Kandungan di perairan Dadap Standar baku mutu 1. Timbal (Pb) 0,120 0,093 0,008 2. Kadmium (Cd) 0.068 0.054 0,001 3. Kuprum(Cu) 0,068 0,059 0,008 4. Merkuri (Hg) 0,005 0,006 0,001

Pencemaran Logam Berat 66 Pencemaran yang terjadi di Teluk Jakarta diakibatkan oleh pembuangan limbah industri kertas, minyak goreng, limbah rumah tangga, industri pengolahan logam di kawasan Pantai Marunda, dan industri dari 13 sungai yang ada di DKI Jakarta, serta pembuangan minyak secara rutin dari kapal dan perahu kecil di kawasan Teluk Jakarta (Rozanah, 2004). Di Pesisir Timur Surabaya (Pamurbaya), ditemukan kandungan logam berat di badan air dan di muara-muara sungai dalam konsentrasi tinggi. Hal itu dikarenakan Pamurbaya adalah tempat bermuara lebih dari 18 anak sungai. Lumpur Pamurbaya tercemar oleh logam berat Cu, Hg, Cd, Fe, dan Pb sehingga hewan yang hidup dalam bentos, seperti kupang dan kerang, rawan untuk dikonsumsi karena kandungan logam berat dalam dagingnya sangat tinggi. Hasil penelitian Pikir (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNAIR, tahun 1991) menunjukkan bahwa kandungan logam berat dalam sedimen yang terbawa aliran sungai yang bermuara di perairan estuari Pamurbaya berada di atas rata-rata kandungan logam di daerah yang tidak tercemar dengan urutan konsentrasi tertinggi adalah besi (Fe), mangan (Mn), seng (Zn), timbal (Pb), nikel (Ni), tembaga (Cu), dan kadmium (Cd) (Setyorini, 2000, Arisandi, 2004). Hasil penelitian Puslitbang Oseanologi-LIPI pada tahun 2000 menunjukkan bahwa Pamurbaya termasuk dalam 6 ekosistem pantai (muara Sungai Siak, muara Sungai Tondano, Tanjung Priok, Estuari Memberano-Papua, dan muara banjir kanal Semarang) yang tercemar logam berat Ni, Cu, Pb, Zn, dan Cr (Arisandi, 2004). Air sungai Cisadane merupakan sumber air baku bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kerta Raharja Pemerintah Kabupaten Tangerang dan PDAM Tirta Dharma milik Pemerintah Kota Tangerang. Berdasarkan uji laboratorium bulan Maret 2004, diketahui bahwa kandungan zat padat tersuspensi (TSS) sebesar 900 mg/l, Cu sebesar 28,38 mg/l, Zn sebesar 13,67 mg/l, Cd sebesar 0,88 mg/l, Cr sebesar 2,00 mg/l, Ni sebesar 16,45 mg/l, Mn sebesar 0,5 mg/l, Fe sebesar 1,16 mg/l, dan Hg sebesar 0,001 mg/l (Prabowo, 2004). Hasil penelitian terhadap air dan sedimen dasar di saluran Tarum barat, Sungai Cikapundung, dan Sungai Cisangkuy yang dimanfaatkan sebagi sumber baku air minum menunjukkan adanya kandungan logam berat, tetapi kadarnya masih di bawah nilai yang dipersyaratkan. Parameter pengukuran air meliputi kadar Cd, Cr, Cu, Fe, Mn, Pb, dan Zn, sedangkan parameter sedimen meliputi

Pencemaran Logam Berat 67 kadar Cd, Cr, Cu, Pb, Zn (Tontowi dkk., 2003). Data bisa dilihat dalam Tabel 6.2. Tabel 6.2. Kadar Logam Berat pada Air dan Sedimen Sungai Cikapundung dan Sungai Cisangkuy (Tontowi dkk, 2003) No. Jenis Air Sedimen NAB NAB logam PP 82 / 2001 Limbah Kep 01/ BAPEDAL/09/9 1. Kadmium (Cd) 0 0,153 0,01 1,0 2. Kromium (Cr) 0 0,237 0,05 5-0 3. Tembaga (Cu) 0,02 0,053 1 10,0 4. Besi (Fe) baku air (Tarum barat) 0-0,47 minum: 0,3 (S.Cikapundung) 0,03-0,032 (S.Cisangkuy) 0,43-0,57 air minum konvensional: 5 5. Mangan (Mn) 0,06 0,1 6. Timbal (Pb) 0 0,034-0,76 baku air 5,0 minum: 0,3 air minum Konvensional: 5 7. Seng (Zn) baku air 50 (Tarum barat) 0,473 0,580 minum: 0,05 (S.Cikapundung) 0,064 (S.Cisangkuy) 0,064 air minum Konvensional: 5 C. KANDUNGAN LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN DI UDARA Penelitian kadar logam berat yang berasal dari bahan agrokimia dan limbah industri pada tanah dan sentra sayuran di Brebes dan Tegal menunjukkan bahwa tanah dan sayuran mengandung Pb dan Cd (Anonimus,2003a). Data bisa dilihat dalam Tabel 6.3. Tabel 6.3 Kadar Pb dan Cd pada Tanah ditegaldan Brebes (Anonimus, 2003) No. Jenis logom Tegal(ppm) Brebes (ppm) Kadar tanah Kadar tersedia Kadar tanah Kadar tersedia 1. Pb 12,33-19,74 0,02-0,30 12,33-19,74 1,03-4,27 2. Cd 0,13-0,46 0,01-0,07 0,13-0,46 ' '0,05-0,28

Pencemaran Logam Berat 68 Tanaman bawang merah dari Tegal dan Brebes mengandung Pb sebesar 0,41-5,71 ppm melampaui nilai ambang batas Ditjen POM Depkes, yakni sebesar 0,24 ppm (Anonimus, 2003). Sampel tanah dari lahan sawah di sekitar industri penyepuhan logam di kecamatan Juwana, Pati, menunjukkan kandungan Fe, Al, Ni, Co, dan Cr yang melampaui nilai ambang batas, sedangkan kandungan Pb dan Cd masih di bawah nilai ambang batas. Sementara itu, kadar logam dalam jerami padi di bawah nilai ambang batas, tetapi kadar Mn dalam jerami telah melampaui nilai ambang batas. Kandungan Fe, Zn, Mn, Cr, Pb, dan Cd dalam beras relatif tinggi meskipun belum melampaui nilai ambang batas (Anonimus, 2003). Analisis terhadap sampel partikulat udara kota Bandung dan daerah Lembang menunjukkan bahwa kadar Cr, Pb, dan Zn mengalami pengayaan pada sebagian besar sampel dari kota Bandung maupun Lembang (Hidayat dan Mahayatun, 2003). Hasil analisis menunjukkan bahwa sumber cemaran antara lain berasal dari industri dan kendaraan bermotor (Mahayatun dkk., 2006). D. METODE PENANGGULANGAN PEMCEMARAN LOGAM BERAT Tingginya tingkat pencemaran logam pada lingkungan air, darat, dan udara di beberapa wilayah Indonesia perlu ditanggulangi demi mengurangi risiko toksisitas terhadap manusia. Salah satu metode untuk mengurangi limbah pencemaran adalah dengan metode fitoremidiasi, yaitu menggunakan tanaman yang memiliki kemampuan tinggi untuk mengangkut berbagai polutan (multiple uptake hyperaccumulator plant) atau menggunakan tanaman yang memiliki kemampuan mengangkut pencemaran bersifat tunggal (specific uptake hyperaccumulator plant). Tanaman hiperakumulator adalah tanaman yang mampu menstrans-lokasikan unsur ke pucuk tanaman lebih tinggi dibandingkan translokasi ke akar, serta memiliki nilai hiperakumulator lebih besar dari 1, yang diperoleh dari perbandingan nilai konsentrasi unsur di pucuk dibagi konsentrasi unsur di dalam tanah. Tanaman disebut hiperakumulator Mn, Zn bila mampu menyerap Mn, Zn lebih dari 10.000 ppm; Cu, Se bila mampu menyerap Cu, Se lebih dari 1.000 ppm; atau Cd, Cr, Pb, Co bila mampu menyerap Cd, Cr, Pb, Co lebih dari 100 ppm (Aiyen, 2005). Alga bisa digunakan sebagai bioindikator dan sebagai biosorben pencemaran logam berat. Pemanfaatan alga sebagai bioindikator dan biosorben dalam pengolahan limbah dikarenakan alga memiliki gugus fungsi yang mampu

Pencemaran Logam Berat 69 mengikat ion logam, yaitu gugus karboksil, hidroksil, amina, sulfudril, imadazol, sulfat, dan sulfonat yang terdapat pada dinding sel dalam sitoplasma (Putra dkk., 2003). Penelitian untuk menurunkan kadar logam Fe, Mn, Zn, dan Cu dalam air kolong menggunakan pengolahan proses fisika, kimia, dan filtrasi sehingga kualitas air menjadi lebih baik. Efisiensi pengolahan Fe sebesar 90% dari kadar 1,29 mg/l menjadi 0,13 mg/l; Mn sebesar 88% dari kadar 016 mg/l menjadi 0,02 mg/l; Zn sebesar 83% dari 0,12 mg/l menjadi 0,02 mg/l; Cu sebesar 67% dari 0,03 mg/l menjadi 0,01 mg/l (Brahmana dkk., 2004). Tabel 6.4 Efisiensi Pengolahan Air Kolom Bekas Penambangan Timah Brahmana dkk., 2004) Tahapan pengolahan Efisiensi pengolahan (%) Fe Mn Zn Cu Proses fisik-kimia (koagulasi-koogulasi) 62 57 61 33 Proses filtrasi karbon aktif 73 76 78 50 Proses fisik, kimia, dan filtrasi 90 88 83 67 Penanggulangan pencemaran polutan dalam air dengan pengendapan, yaitu melalui proses fisik dan kimia, dilakukan dengan menaikkan ph, yakni dengan menambahkan NOH hingga ph 8,5, sehingga logam berat berubah menjadi oksida-logam yang mudah mengendap. Dengan begitu, endapan bisa dipisahkan sehingga kadar logam berat dalam air berkurang. Penelitian Tontowi dkk. (2003) menunjukkan bahwa sistem pengendapan mampu menurunkan kadar logam Cd, Cr, Cu, Fe, Mn, Pb, Zn dengan efektivitas 80-100%. Sistem pengendapan paling efektif terhadap logam Cd, Cu, Mn adalah sebesar 100%. Tabel 6.5 Efektivitas Penurunan Kadar Logam Berat Melalui Pengendapan (Tontowi dkk.,2003) No. Jenis logam Kadar awal Kadar akhir Efektivitas (%) 1. Kadmium (Cd) 10 0 100 2. Kromium(Cr) 10 0,08 99,2 3. Tembaga (Cu) 10 0 100 4. Besi(Fe) 10 2,0 80 5. Mangan(Mn) 10 0 100 6. Timbal (Pb) 10 0,19 98,1 7. Seng (Zn) 10 0,85 91,5