BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian B. Tujuan tindakan C. Indikasi, kontra indikasi, dan komplikasi tindakan Indikasi tindakan Kontraindikasi

dokumen-dokumen yang mirip
Normal EKG untuk Paramedis. dr. Ahmad Handayani dr. Hasbi Murdhani

Laporan Pendahuluan Elektrokardiogram (EKG) Oleh Puji Mentari

Ditulis pada Rabu, 20 September :47 WIB oleh damian dalam katergori Pemeriksaan tag EKG, ECG, pemeriksaan, elektromedis

KONSEP DASAR EKG. Rachmat Susanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.MB (KV)

INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA

JANTUNG 4 RUANG POMPA ATRIUM KA/KI, VENTRIKEL KA/KI SISTEM HANTAR KHUSUS YANG MENGHANTARKAN IMPULS LISTRIK DARI ATRIUM KE VENTRIKEL : 1.

TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTERPRETASI DASAR EKG

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung

Sinyal ECG. ECG Signal 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jantung Elektrofisiologi jantung Aktivitas listrik jantung merupakan perubahan permeabilitas membran sel,

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Anatomi Jantung

UNIVERSITAS GADJAH MADA

PRAKTIKUM 6 PEREKAMAN EKG, INFUS PUMP DAN PEMANTAUAN CVP

SOP ECHOCARDIOGRAPHY TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

UNIVERSITAS GADJAH MADA

ECG ElectroCardioGraphy. Peralatan Diagnostik Dasar, MRM 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

KATA PENGANTAR. 1. Dosen Pembimbing 2. Pembimbing Lapangan 3. Bagian Lab TelkoMedika 4. TelkoMedika

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengecek alat EKG. Penulis membandingakan dengan alat simulator pada

Identifikasi Karakter Temporal dan Potensial Listrik Statis Pada Elektrokardiografi (EKG) akibat Penyakit Otot Jantung Myocardial Infarction (MI)

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

KETERAMPILAN DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensial permukaan tubuh (Sumber: Clark Jr, 2010).

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN THE SIX STAGE METHOD (SSM) DENGAN DISKRIPTIF TENTANG HASIL INTERPRETASI EKG ARITMIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI KERJA ELECTROCARDIOGRAPH (ECG) RSUD ZAINOEL ABIDIN LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTIK

AKTIFITAS LISTRIK JANTUNG. Potensial Aksi Pada Jantung

Jurnal Einstein 2 (3) (2014): Jurnal Einstein. Available online

PENGENALAN CITRA REKAMAN ECG ATRIAL FIBRILATION DAN NORMAL MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI WAVELET DAN K-MEAN CLUSTERING

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER

I. PENDAHULUAN. pembuluh darah secara teratur dan berulang. Letak jantung berada di sebelah kiri

Pengantar Elektrofisiologi Jantung

Intro. - alifis.wordpress.com

BUKU ACUAN PESERTA CSL 2 PEMASANGAN DAN INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI

ADVANCED ECG INTERPRETATION ARITMIA DISRITMIA. Oleh : Bambang Sutikno

KETERAMPILAN DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 4 ruang yaitu atrium kiri dan kanan, ventrikel kiri dan kanan, serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dampak autotransfusi preoperatif, intraoperatif sederhana, dan intraoperatif pencucian terhadap aktivitas listrik jantung.

BAB I PENDAHULUAN. adanya peningkatan tekanan pengisian (backward failure), atau kombinasi

ANATOMI JANTUNG MANUSIA

BAB II LANDASAN TEORI

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

0.1% kasus di rumah sakit di Amerika Serikat dengan usia rata-rata 67 tahun dan lakilaki

ABSTRAK. Pemodelan Kecerdasan Buatan Untuk Pengenalan Citra Elektrokardiografi (EKG) Oleh: Imam Tazi, M.Si

KARAKTERISTIK ELEKTROKARDIOGRAM (EKG) PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. darah tinggi, stroke, sakit di dada (angina) dan penyakit jantung rematik.

Klasifikasi dan Pengenalan Pola pada Sinyal EKG Berdasarkan Sifat Keacakan (Entropy) dengan 6 Channel

JANTUNG dan PEREDARAN DARAH. Dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

Kontrol Dari Kecepatan Denyut Jantung

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi

Cara Kerja Fungsi Anatomi Fisiologi Jantung Manusia

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pemeriksaan Klinis dan Tekanan Darah

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Intelegensia Buatan / Artificial Intelligence

SISTEM CARDIO VASCULAR

PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala dan gejala baru tampak pada masa kanak- kan

BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL. OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep

Identifikasi dan Klasifikasi Pola Sinyal EKG Berdasarkan Sifat Keacakan (Entropy)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dua ruang yaitu atrium kiri (sinister) dan kanan (dexter), dan dua ventrikel sinister

PENGGUNAAN LOGIKA FUZZY PADA KLASIFIKASI POLA ABNORMALITAS JANTUNG

Sistem Instrumentasi Sinyal Electrocardiography untuk Analisa Dinamika Jantung

Cardiac Arrest 1. Pengertian 2. Sistem Konduksi Jantung

Mahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung

PENGARUH PENGGUNAAN JELLY DAN AIR LEDENG TERHADAP POTENSIAL AKSI ELEKTROKARDIOGRAM

BAB IV METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISTILAH. EKG Elektrokardiogram, lebih sering digunakan untuk menunjukkan perangkat.

Penggunaan Program Matlab Pada Analisa Interval PR Dan Interval RR Sinyal Jantung

BAB IX PEMERIKSAAN JANTUNG

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Rancang Bangun Kalibrator Elektrokardiogram Design and construct of Electrocardiogram Calibrator

Rancang Bangun Sistem Monitoring RR Interval pada Data Elektrokardiogram Berbasis Metode First Derivative Based Technique (FDBT) untuk User Bergerak

PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK IV BLOK 2.5 (EKG, RJP 2)

KELISTRIKAN DALAM TUBUH. MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Mekanika dan Keelektromagnetan yang dibina oleh Bapak Sutarman dan Ibu Erni Yulianti

Introduction to Cardiology and Vascular Medicine. Cardiology and Vascular Medicine

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN AV BLOK TOTAL DAN DM TIPE 2 NON OBESITAS DI RUANG ICCU RS DR SARDJITO YOGYAKARTA

sebagai denyut jantung yang bermula dari lokasi normal yakni bukan bermula dari SA node 2. Atrial flutter merupakan salah satu jenis aritmia yang

Multipoint to Point EKG Monitoring Berbasis ZigBee

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jantung merupakan sebuah organ tubuh yang terdiri dari sekumpulan otot.

Rekayasa Biomedik Terpadu untuk Mendeteksi Kelainan Jantung

BAB IV TEKANAN DAN ALIRAN DARAH

BAB I. 1.1 Latar Belakang. Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang

I. PENDAHULUAN. Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang sangat vital, karena jantung

terdapat perbedaan elektrik dari gangguan irama yang ditemukan. 1 Diagnosis atrial flutter dan atrial fibrilasi biasanya berdasarkan pengawasan irama

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK IV BLOK 2.5 (RONTGEN)

BAB I PENDAHULUAN. maupun fungsional dari pengisian atau pompa ventrikel (Yancy et al., 2013).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

SIMULATOR ECG BERBASIS PC SEBAGAI ALAT BANTU AJAR PENGOLAHAN SINYAL BIOMEDIS

ALAT DAN BAHAN. 2 buah penggaris / mistar. Pulpen. Kapas dan alkohol SKENARIO SESAK NAFAS

Transkripsi:

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktivitas listrik otot jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang elektroda pada badan. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter atau ahli medis untuk menentukan kondisi jantung dari pasien, yakni untuk mengetahui hal-hal seperti frekuensi (rate) jantung, arrhytmia, infark miokard, pembesaran atrium, hipertrofi ventrikular, dll. Sinyal EKG direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf. B. Tujuan tindakan Pembacaan EKG untuk: 1. Mengetahui kelainan-kelainan irama jantung (aritmia) 2. Mengetahui kelainan-kelainan miokardium (infark, hipertrophy atrial dan ventrikel) 3. Mengetahui adanya pengaruh atau efek obat-obat jantung 4. Mengetahui adanya gangguan elektrolit 5. Mengetahui adanya gangguan perikarditis C. Indikasi, kontra indikasi, dan komplikasi tindakan Indikasi tindakan 1. Adanya kelainan-kelainan irama jantung 2. Adanya kelainan-kelainan miokard seperti infark 3. Adanya pengaruh obat-obat jantung terutama digitalis 4. Gangguan-gangguan elektrolit 5. Adanya perikarditis 6. Pembesaran jantung Kontraindikasi a. Klien dengan efusi pleura b. Klien dengan efusi pericardial c. Klien dengan emfisema paru

D. Komplikasi Elektrokardiogrfi merupakan prosedur invasive tanpa komplikasi E. Alat dan bahan yang digunakan Alat dan bahan yang digunakan meliputi (McCann, 2004): 1. Mesin ECG/EKG 2. Kertas EKG (recording paper) 3. Seperangkat elektrode (disposable pregelled electrodes) 4. 4 x 4 gauze pads 5. Alat tambahannya: clippers dan pulpen F. Anatomi daerah yang akan menjadi target tindakan Jantung terdiri dari empat ruang yang berfungsi sebagai pompa system sirkulasi darah. Yang paling berperan adalah bilik (ventrikel), sedangkan serambi (atria) sebenarnya berfungsi sebagai ruang penyimpanan selama bilik memompa. Ventrikel berkontraksi, ventrikel kanan memasok darah ke paruparu, dan ventrikel kiri mendorong darah ke aorta berulang-ulang melalui sistem sirkulasi, fasa ini disebut systole. Sedangkan fasa pengisian atau istirahat (tidak memompa) setelah ventrikel mengosongkan darah menuju arteri disebut diastole. Kontraksi jantung inilah yang mendasari terjadinya serangkaian peristiwa elektrik dengan koordinasi yang baik. Aktivitas elektrik dalam keadaan normal berawal dari impuls yang dibentuk oleh pacemaker di simpul SinoAtrial (SA) kemudian melewati serabut otot atrial menuju simpul AtrioVentrikular (AV) lalu menuju ke berkas His dan terpisah menjadi dua melewati berkas kiri dan kanan dan berakhir pada serabut Purkinye yang mengaktifkan serabut otot ventrikel G. Aspek keselamatan dan keamanan yang harus diperhatikan Aspek keamanan dan keselamatan (safety) yang harus diperhatikan dalam melakukan tindakan pemasangan dan memonitor elektrokardiogram yaitu bila terdapat sejumlah rambut di dada pasien maupun ekstremitas, pastikan untuk di hilangkan (dicukur), tetapi ini tidak terlalu dibutuhkan (McCann, 2004). Lalu, jika kulit klien tampak berminyak, bersisik, atau diaphoretic, daerah untuk pemasangan rub electrode di bersihkan dengan 4 x 4 gauze atau alkohol

pad sebelum dilakukan pemasangan. Ini bertujuan untuk mengurangi adanya pengaruh-pengaruh lain di perekaman (McCann, 2004). Selama prosedur dilakukan, minta pasien untuk bernapas secara normal. Jika respirasi klien mempengaruhi hasil rekam, minta klien untuk menahan napas untuk mengurangi baseline ketika perekaman. H. Kompetensi dasar lain yang harus dimiliki untuk melakukan tindakan Kompetensi dasar lain yang harus dimiliki oleh perawat dalam melakukan pemasangan dan memonitor elektrokardiogram antara lain sebagai berikut (McCann, 2004). Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktivitas listrik otot jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang elektroda pada badan. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter atau ahli medis untuk menentukan kondisi jantung dari pasien, yakni untuk mengetahui hal-hal seperti frekuensi (rate) jantung, arrhytmia, infark miokard, pembesaran atrium, hipertrofi ventrikular, dll. Pemahaman mengenai bentuk gelombang yang digambarkan oleh elektorkardiograf dan komponennya. Pola gelombang elektrokardiogram memiliki 3 komponen dasar, yaitu gelombang P, kompleks QRS (QRS complex), dan gelombang T. Kemudian, elemen-elemen tersebut dibagi kembali menjadi interval PR, J point, segmen ST, gelombang U, dan interval QT. Pada EKG ini terlihat bentuk gelombang P, QRS, T sesuai dengan penyebaran eksitasi listrik dan pemulihannya melalui sistem hantaran miokardium. (gambar a). Sinyal EKG direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf. Dan hasilnya akan dicetak yang disebut dengan kertas perekam EKG (gambar b)

Gambar a gambar b Makna bentuk gelombang dan interval pada EKG adalah sebagai berikut : 1. Gelombang P : sesuai dengan depolarisasi atrium. Gelombang P dalam keadaan normal berbentuk melengkung dan arahnya ke atas pada kebanyakan hantaran. Pembesaran atrium dapat meningkatkan amplitude atau lebar gelombang P, serta mengubah bentuk gelombang P. Disritmia jantung juga dapat mengubah konfigurasi gelombang P. Misalnya irama yang berasal dari dekat perbatasan AV menimbulkan inverse gelombang P, karena arah depolarisasi atrium terbalik. 2. Interval PR : diukur dari permulaan gelombang P hingga awal kompleks QRS. Dalam interval ini tercakup juga penghantaran impuls melalui atrium dan hantaran impuls pada nodus AV. Interval normal antara 0,12 sampai 0,20 detik. Perpanjangan interval PR yang abnormal menandakan adanya gangguan hantaran impuls, yang disebut blok jantung tingkat pertama. 3. Interval PR lebih dari 200 ms dapat menandakan blok jantung tingkat pertama. Interval PR yang pendek dapat menandakan sindrom praeksitasi melalui jalur tambahan yang menimbulkan pengaktifan awal ventrikel, seperti yang terlihat di Sindrom Wolff-Parkinson-White. Interval PR yang bervariasi dapat menandakan jenis lain blok jantung. Depresi segmen PR dapat menandakan lesi atrium atau perikarditis. Morfologi gelombang P yang bervariasi pada sadapan EKG tunggal dapat

menandakan irama pacemaker ektopik seperti pacemaker yang menyimpang maupun takikardi atrium multifokus. 4. Kompleks QRS : menggambarkan depolarisasi ventrikel. Lama kompleks QRS normal adalah 0,06 sampai 0,10 detik. Pemanjangan penyebaran impuls melalui berkas cabang disebut blok berkas cabang ( bundle branch block ) akan melebarkan kompleks ventricular. Irama jantung yang abnormal ( takikardia ventrikel ) juga akan mengubang bentuk kompleks QRS. Hipertrofi ventrikel juga akan meningkatkan amplitude kompleks QRS karena penambahan massa otot jantung. 5. Segmen ST : interval ini terletak antara gelombang depolarisasi ventrikel dan repolarisasi ventrikel. Penurunan segmen ST dikaitkan dengan ischemia miokardium sedangkan peningkatan segmen ST dikaitkan dengan infark. 6. Gelombang T : repolarisasi ventrikel akan menghasilkan gelombang T. Dalam keadaan normal gelombang T agak asimetris, melengkung, dan ke atas pada kebanyakan sadahan. Inverse gelombang T berkaitan dengan iskemia miokardium. Hiperkalemia akan mempertinggi dan mempertajam puncak gelombang T. 7. Interval QT : interval ini diukur dari awal kompleks QRS sampai akhir gelombang T, meliputi depolarisasi dan repolarisasi ventrikel. Interval QT rata-rata adalah 0,36 sampai 0,44 detik dan bervariasi sesuai dengan frekuensi jantung. 8. Arus listrik yang dihasilkan dalam jantung selama depolarisasi dan repolarisasi akan dihantarkan ke seluruh permukaan tubuh. Muatan listrik ini nantinya dapat dicatat dengan menggunakan elektroda yang ditempelkan pada kulit. Berbagai kombinasi dari elektroda-elektroda akan menghasilkan 12 sadapan standar. Pada umumnya dirancang tiga kategori sadapan : 1. Sadapan standar anggota tubuh ( sadapan I, II, III ) : sadapan ini mengukur perbedaan potensial listrik antara dua titik : sehingga bersifat bipolar, dengan satu kutub negative dan satu kutub positif. Elektroda ditempatkan pada lengan kanan, lengan kiri, dan tungkai kiri. Sadapan I melihat jantung

dari sumbu yang menghubungkan lengan kanan dan lengan kiri ( lengan kiri sebagai kutub positif ). Sadapan II, dari lengan kiri ke tungkai kiri ( tungkai kiri sebagai kutub positif ), dan sadapan III, dari lengan kiri dan tungkai kiri ( tungkai kiri positif ) 2. Sadapan anggota badan yang diperkuat ( avr, avl, avf ) : hantaran ini disesuaikan secara elektris untuk mengukur potensial listrik absolute pada satu tempat pencatatan, yaitu dari elektroda positif yang ditempatkan pada ekstremitas, sehingga bersifat unipolar. EKG secara otomatis akan mengadakan penyesuaian untuk menghubungkan elektroda anggota badan lainnya sehingga membentuk elektroda indiferen yang tidak akan mempengaruhi elektroda positif. avr mencatat dari lengan kanan, avl mencatat dari lengan kiri, dan avf mencatat dari tungkai kiri 3. Sadapan prekordial atau dada ( sadapan V 1 hingga V 6 ) : merupakan sapadan unipolar yang mencatat potensial listrik absolute pada dinding dada anterior atau perikordium. Identifikasi petunjuk-petunjuk berikut mempermudah meletakkan elektroda prekordial dengan tepat : 1.sudut Louis, yaitu tonjolan tulang dada pada sambungan antara manubrium dan korpus sterni, 2. Ruang sela iga kedua, berdekatan dengan sudut Louis, 3. Linea midklavikularis kiri, 4. Linea aksilaris anterior dan midaksilaris. Elektoda dapasang dienam tempat berbeda pada dinding dada, seperti yang telah dijelaskan pada prosedur penggunaan EKG. Penempatan sadapan prekordial yang benar.

Kemudian, pemahaman berikutnya adalah anatami dan fisiologi sistem konduksi jantung. Jantung memiliki suatu sistem dimana selnya mempunyai kemampuan untuk membangkitkan dan menghantarkan impuls listrik secara spontan. Setiap denyut jantung normal merupakan hasil pembangkitan impuls listrik di SINO-ATRIAL NODE (SA Node), yang mengatur frekuensi dan irama dneyutan jantung. Pola hantaran normal jantung dikenal sebagai IRAMA SINUS (sinus rhythm) karena denyut tersebut berasal dari SA Node. Impuls jantung kemudian akan meninggalkan SA Node dan berpencar menuju otot atrium melalui jalur intra atrium. Rangsangan listrik ini mengakibatkan kontraksi kedua atrium. Impuls kemudian sampai ke atrio ventrikuler node (AV Node) dimana impuls dihamburkan untuk memberikan waktu kontraksi kedua atrium selesai dan memastikan pengisian darah di ventrikel. Mengikuti penghambatan di AV Node, impuls kemudian mencapai BERKAS HIS, lalu turun ke kanan dan kiri dari cabang berkas dan naik ke serat PURKINJE. Peristiwa ini tidak lebih dari beberapa detik dan mengakibatkan kontraksi ventrikel. Hantaran impuls sepanjang serabut khusus, 5 kali lebih cepat dibandingkan pada serabut otot jantung tdak khusus. Transmisi impuls yang cepat merangsang sel otot selalui kedua ventrikel berkontraksi secara terus menerus. Frekuensi denyutan alami pada jalur hantaran pacemaker : SA Node : 60-100 x/menit AV Node : 40-60 x/menit Sistem Purkinje : 25-40 x/menit I. Protokol/ prosedur dari tindakan Elektrokardiografi 12-Lead Tinjauan Pustaka: Jantung adalah organ tiga dimensi, sudah seharusnya aktivitas elektriknya pun harus dimengerti dalam tiga dimensi pula. Setiap sadapan elektroda memandang jantung dengan sudut tertentu dengan sensitivitas lebih tinggi dari sudut/bagian yang lain. Sadapan atau lebih dikenal dengan lead, adalah cara

penempatan pasangan elektroda berkutub positif dan negatif pada tubuh pasien guna membaca sinyal-sinyal elektrik jantung. Semakin banyak sadapan, semakin banyak pula informasi yang dapat diperoleh Pada rekaman EKG modern, terdapat 12 sadapan elektroda yang terbagi menjadi enam buah sadapan pada bidang vertikal serta enam lainnya pada bidang horizontal. Bidang Vertikal/Frontal : a. Tiga buah bipolar standard leads atau sadapan Einthoven, yaitu Lead I, II, dan III. Sadapan ini merekam perbedaan potensial dari dua elektroda yang digambarkan sebagai sebuah segitiga sama sisi, segitiga Einthoven. b. Tiga buah unipolar limb leads atau sadapan Wilson yang sering disebut juga sadapan unipolar ekstrimitas, yaitu Lead avr, avl, dan avf. Sadapan ini merekam besar potensial listrik pada satu ekstrimitas, elektroda eksplorasi diletakkan pada ekstrimitas yang akan diukur. Bidang Horizontal : Enam buah unipolar chest leads atau sering disebut juga sadapan unipolar prekordial, yaitu lead V1, V2, V3, V4, V5, dan V6. Gambar 2.3 Sadapan ekstrimitas dan unipolar prekordial Komponen dan Bentuk Sinyal EKG Menurut Mervin J. Goldman definisi sinyal EKG adalah grafik hasil catatan potensial listrik yang dihasilkan oleh denyut jantung. Sinyal EKG terdiri atas : 1. Gelombang P, terjadi akibat kontraksi otot atrium, gelombang ini relatif kecil karena otot atrium yang relatif tipis. 2. Gelombang QRS, terjadi akibat kontraksi otot ventrikel yang tebal sehingga gelombang QRS cukup tinggi. Gelombang Q merupakan depleksi pertama kebawah. Selanjutnya depleksi ke atas adalah gelombang R. Depleksi ke bawah setelah gelombang R disebut gelombang S. 3. Gelombang T, terjadi akibat kembalinya otot ventrikel ke keadaan listrik istirahat (repolarisasi). Contoh bentuk sinyal yang didapat dari 12 leads (sadapan) EKG normal adalah seperti pada gambar di bawah. Prosedur:

Prosedur pada tindakan pemasangan dan memonitori elektrokardiogram ini sebagai berikut (McCann, 2004): 1. Ketika akan menyiapkan alat atau peralatan, jelaskan kepada pasien prosedur yang akan dilakukan. Katakan kepada klien bahwa tes dilakukan untuk merekam kegiatan elektrik jantung dan akan berulang-ulang. Kemudian, beritahu klien bahwa tes akan dilakuakn 5 menit. 2. Anjurkan klien untuk berbaring (supine position) dengan tangan dikedua sisi badannya. Tinggikan kepala klien dengan bantal untuk memberikan kenyamanan. Tangan dan kaki harus relaks untuk mengurangi otot tegang yang dapat mengganggu elektrikal. 3. Jika kasur terlalu sempit, tangan klien dapat diletakkan dibawah bokong untuk mencegah tensi otot. 4. Letakkan elektrode di daerah yang rata (flat) dan juga daerah lembut (fleashy areas). Hindari area otot dan tulang. 5. Jika area terdapat banyak rambut, bersihkan atau ikat. Bersihkan area yang terlalu berminyak. 6. Berikan gel elektrode atau electrode paste kepada pergelangan tangan klien ke medial persendian. Bertujuan untuk menghindari gangguan integritas kulit dan menjaga agar koneksi tetap baik. 7. Jangan menggunakan alkohol atau aseton ditempat gel elektrode karena akan mengganggu kualitas transmisi impuls elektrikal. 8. Hubungkan kabel penghubung klien dengan elektroda sebagai berikut : Kabel RA (right arm) merah dihubungkan pada elektroda dipergelangan tangan kanan Kabel LA (left arm) kuning dihubungkan pada elektroda dipergelangan tangan kiri Kabel LL (left leg) hijau dihubungkan pada elektroda dipergelangan kaki kiri Kabel RL (right leg) hitam dihubungkan pada elektroda dipergelangan kaki kanan

Sandapan Bipolar Sandapan yang merkam perbedaan potensial dari 2 elektroda, sandapan ini ditandai dengan angka romawi I, II, dan III. a. Sandapan I Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA), dimana tangan kanan bermuatan negatif (-) dan tangan kiri bermuatan positif (+). b. Sandapan II Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kanan bermuatan negatif (-) dan kaki kiri bermuatan positif (+). c. Sandapan III Merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kiri bermuatan negatif (-) dan kaki kiri bermuatan positif (+). Sandapan Unipolar Sandapan unipolar terbagi dua yaitu sandapan unipolar ekstremitas dan unipolar prekordial. Sandapan unipolar ekstremitas Merekam besar potensial listrik pada satu ekstremitas, elektroda ekplorasi diletakkan pada ekstremitas yang akan diukur. Gabungan elektrodaelektroda pada ekstremitas yang lain membentuk elektroda indiferen (potensial 0). a. Sandapan avr Merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA), tangan kanan bermuatan positif (+), tangan kiri dan kaki kiri membentuk elektroda indiferen. b. Sandapan avl Merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA), tangan kiri bermuatan positif (+), tangan kanan dan kiri membentuk elektroda indiferen. c. Sandapan avf

Merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF), kaki kiri bermuatan positif (+), tangan kanan dan tangan kiri membentuk elektrode indiferen. Sandapan Unipolar Prekordial Merekam besar potensial listrik jantung dengan bantuan elektroda eksplorasi yang ditempatkan di beberapa tempat dinding dada. Elektroda indiferen diperoleh dengan menggabungkan ketiga elektroda ekstremitas. Letak sandapan: V1 : Ruang interkostal IV garis sternal kanan V2 : Ruang interkostal IV garis sternal kiri V3 : Pertengahan antara V2 dan V4 V4 : Sejajar V4 garis aksila depan V5 : Sejajar V5 garis aksila tengah 9. Berikan keenam elektroda prekordial (bentuk balon hisap) dengan EKG jelly secukupnya, dan pasang elektroda tersebut ditempat yang telah dibersihkan. Hubungkan kabel penghubung klien dengan elektroda sebagai berikut: C1 : ruang interkostal IV garis sternal kanan, dengan kabel merah C2 : ruang interkostal IV garis sternal kiri dengan kabel kuning C3 : pertengahan garis lurus yang menghubungkan C2 dan C4, dengan kabel hijau C4 : ruang interkostal V kiri digaris medioklavicula C5 : titik potong garis aksila kiri dengan garis mendatar dari C4 C6 : titik potong garis aksila kiri dengan garis mendatar dari C4 dan C5 Pada C2 dan C4 merupakan titik-titik yang digunakan untuk mendengar bunyi jantung I dan II. 10. Kemudian, sudah siap untuk direkam. Minta klien untuk relaks dan bernapas secara normal. Katakan kepada klien untuk tidak berbicara ketika selama perekaman. Observasi kualitas pergerakan.

11. Ketika mesin sudah selesai merekam 12-lead EKG, pindahkan elektrode dan bersihkan kulit klien. Interpretasi EKG Cara menginterpretasikan EKG adalah sebagai berikut: 1. Tentukan Frekuensi (Heart Rate) Menentukan frekuensi melalui gambaran EKG dapat dilakuakn dengan 3 cara yaitu: a. 300 jumlah kotak besar antar R-R b. 1500 jumlah kotak kecil antar R-R c. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan 10 atau ambil EKG 12 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan 2. Tentukan Irama Jantung (Rhythm) o Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak o Tentukan berapa frekuensi jantung o Tentukan gelombang P normal atau tidak o Tentukan interval PR normal atau tidak o Tentukan gel QRS normal atau tidak o Interpretasi 3. Tentukan Sumbu Jantung (Axis) Untuk menentukan axis dapat dipakai beberapa cara, yaitu dengan menghitung axis QRS rata-rata di bidang frontal. Axis normal terletak antara -30 s/d +110 derajat. Deviasi axis ke kiri (LAD) antara -30 s/d -90 derajat dan deviasi axis ke kanan (RAD) antara. 4. Tentukan Ada Tidaknya Tanda Hipertrofi 5. Tentukan Ada Tidaknya Tanda Iskemia/Infark Miokard Iskemia miokard ditandai dengan adanya depresi segmen ST atau gelombang T terbalik. Untuk infark miokard, gambaran yang paling diagnostik adalah gelombang Q patologis.

J. Hal-hal penting yang harus dicatat dan dilaporkan setelah tindakan Hal-hal yang harus dicatat setelah tindakan pemasangan dan memonitori elektrokardiogram meliputi: 1. Label rekaman ECG dengan nama pasien, nomor ruangan/kamar, dan nomor identitas. 2. Catat tanggal dan waktu tes atau tindakan dilakukan. 3. Catat respon yang ditunjukkan atau dikeluhkan klien. 4. Catat tanggal, waktu, dan nama pasien dan nomor ruang yang tertera di ECG. 5. Catat informasi klinik lainnya terkait pemasangan ECG.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktivitas listrik otot jantung. Tujuan tindakan EKG, Mengetahui kelainan-kelainan irama jantung (aritmia), Mengetahui adanya pengaruh atau efek obat-obat jantung, Mengetahui adanya gangguan elektrolit, Mengetahui adanya gangguan perikarditi. Alat dan bahan yang digunakan EKG 1. Mesin ECG/EKG 2. Kertas EKG (recording paper)3. Seperangkat elektrode (disposable pregelled electrodes) 4. 4 x 4 gauze pads 5. Alat tambahannya: clippers dan pulpen

DAFTAR PUSTAKA McCann, J.A.S. (2004). Nursing Procedures 4 th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Nuracman, Elly. (1999). Buku Saku Prosedur Keperawatan Bedah. Jakarta: EGC. Price. S. A., Wilson.L.M. ( 2005 ). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC Rokhaeni, H. et. al. (2001). Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Bidang Pendidikan & Pelaitihan Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita