Kebisingan KEBISINGAN. Dedy Try Yuliando Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang

dokumen-dokumen yang mirip
Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suara dan gelombang tersebut merambat melalui media udara atau penghantar

KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. finishing yang terdiri dari inspecting dan folding. Pengoperasian mesinmesin

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori ini sangat membantu untuk dapat memahami suatu sistem. Selain dari itu

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi, dan bahan-bahan berbahaya akan terus

Tabel 2.1 Tangga Intensitas dari Kebisingan Skala Intensitas Desibels Batas Dengar Tertinggi

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Genap 2014/2015. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

KEBISINGAN (NOISE) Dr. Ir. Katharina Oginawati, MS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telinga (Perhimpunan Ahli Telinga, Hidung, dan Tenggorokan Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teknologi tinggi, diharapkan industri dapat berproduksi. yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan beban tambahan bagi tenaga kerja.

BAB II KAJIAN TEORI. penuh sehingga tidak memuat apapun.

tidak dikehendaki (noise is unwanted sound). Dalam rangka perlindungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Tingkat Kebisingan Di Kawasan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengoperasikan peralatan industri, mempunyai keahlian yang sesuai dengan

Lingkungan Kerja. Dosen Pengampu : Ratih Setyaningrum,MT.

- BUNYI DAN KEBISINGAN -

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KEBISINGAN PADA KAWASAN COMPRESSOR HOUSE UREA-1 PT. PUPUK ISKANDAR MUDA, KRUENG GEUKUEH ACEH UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kebisingan dan Pencahayaan di Kedua Bengkel

GAMBARAN RESIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA SARANA NON MEDIS DI AREA PLANTROOM RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bising adalah campuran bunyi nada murni dengan berbagai frekuensi. Bising yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan

ANALISIS INTENSITAS KEBISINGAN LINGKUNGAN KERJA PADA PEMBANGUNAN TWIN TOWER UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dapat bersumber dari suara kendaraan bermotor, suara mesin-mesin

Hirarki Pengendalian Potensi Bahaya K3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kesehatan Lingkungan Kerja By : Signage16

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan dan keselamatan kerja (Novianto, 2010). kondusif bagi keselamatan dan kesehatan kerja (Kurniawidjaja, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan. Dalam jangka panjang bunyibunyian

Ergonomics. Human. Machine. Work Environment

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis,

KAJIAN REFERENSI. 1. Persyaratan Kenyamanan Ruang Gerak dalam Bangunan Gedung

BAB I PENDAHULUAN. makin terangkat ke permukaan, terutama sejak di keluarkannya Undang Undang

Syarifuddin *, Muzir Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh, Aceh-Indonesia * Corresponding Author:

ANALISIS KEBISINGAN RUANG WEAVING UNIT WEAVING B DI PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV

PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR ABSTRAK

KEBISINGAN DI BAWAH LAUT

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INFOKES, VOL. 5 NO. 1 Februari 2015 ISSN :

Program Konservasi Pendengaran (1) Hearing Conservation Program (1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

3.1. Waktu dan Tempat Alat dan Bahan. Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

BAB I PENDAHULUAN. canggih yang biasa digunakan selain pemakaian tenaga sumber daya manusia. Mesinmesin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tidak sesuai dengan tempat dan waktunya (Suratmo, 2002). Suara tersebut

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-48/MENLH/11/1996 TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BIOAKUSTIK. Akustik membahas segala hal yang berhubungan dengan bunyi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan disektor industri dengan berbagai proses produksi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. industri untuk senantiasa memperhatikan manusia sebagai human center dari

BAB I PENDAHULUAN. modern. Seiring dengan adanya mekanisasi dalam dunia industri yang

Nokia Bluetooth Headset BH-608. Edisi 1.0

BAB II LANDASAN TEORI. Transmigrasi Republik Indonesia No. 13 tahun 2011 tentang Nilai. maupun suara secara fisik sama (Budiono, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf dan otak. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz

Pengaruh Kebisingan Konstruksi Gedung Terhadap Kenyamanan Pekerja Dan Masyarakat

1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD yang kurang tepatdan perawatannya yang tidak baik

ANALISA KEBISINGAN ALAT PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK PADA LABORATORIUM PRESTASI MESIN

DAMPAK KEBISINGAN VERSUS GANGGUAN PSIKOLOGIS

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

UPAYA PENGENDALIAN FAKTOR BAHAYA KEBISINGAN PADA UNIT POWER PLANT PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

TINGKAT REDAM BUNYI SUATU BAHAN (TRIPLEK, GYPSUM DAN STYROFOAM)

BAB I PENDAHULUAN. industrialisasi di Indonesia maka sejak awal disadari tentang kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. Tekologi modern memberikan hasil yang positif dan juga memberikan

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.2 ANALISIS PENGUKURAN DENGAN PARAMETER GAIN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan di bidang industri dari industri tradisioal menjadi industri

ABSTRAK. Kata Kunci : Kebisingan, Jalan Raya.

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ( X Print) B-101

KEBISINGAN. : Tidak mengalami kesulitan dalam percakapan biasa (6m) : Kesulitan dalam percakapan keras sehari-hari mulai jarak >1,5 m

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Selain itu faktor fisik juga berpengaruh terhadap kesehatan pekerja,

BAB 1 PENDAHULUAN. bunyi. Indera pendengaran merupakan indera yang sangat penting bagi

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan teknologi disamping dampak positif, tidak jarang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dapat

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan/atau alat-alat. (Permenakertrans RI Nomor PER.13/MEN/X/2011).

Lampiran 1. Percepatan getaran pada tangan operator

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. International Labour Organization (ILO) (ILO, 2003) diperkirakan di seluruh dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada telinga oleh getaran-getaran melalui media elastis, dan jika tidak dikehendaki

PENGUKURAN KEBISINGAN DI AREA KOMPRESSOR GUNA MENENTUKAN JAM KERJA PEGAWAI SELAMA BEROPERASI

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ENLOSURE PADA BLOWER C 2423 DAN BLOWER MC 2423 DI LANTAI DUA PABRIK ASAM FOSFAT (STUDI KASUS: PT. PETROKIMIA GRESIK)

BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesehatan, aktivitas karyawan perlu dipertimbangkan berbagai potensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

KEBISINGAN Dedy Try Yuliando Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki, misalnya yang merintangi terdengarnya suara-suara, musik dan sebagainya atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup. Diantara pencemaran lingkungan yang lain, pencemaran atau polusi akibat kebisingan dianggap istimewa, hal ini dikarenakan penilaian pribadi dan subjektif sangat menentukan untuk mengenali suara sebagai pencemaran kebisingan atau tidak, serta kerusakannya setempat dan sporadis dibandingkan dengan pencemaran udara dan pencemaran air dan bising pesawat merupakan pengecualian. Bising merupakan semua suara/bunyi yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/11/1996 Bising adalah Bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Gangguan pendengaran adalah perubahan pada tingkat pendengaran yang berakibat kesulitan dalam melaksanakan kehidupan normal, biasanya dalam hal pembicaraan. Menurut ISO derajat ketulian adalah sebagai berikut: a. Jika peningkatan ambang dengar antara 0 - < 25 dba, masih normal b. Jika peningkatan ambang dengar antara 26-40 dba, disebut tuli ringan c. Jika peningkatan ambang dengar antara 41-60 dba, disebut tuli sedang d. Jika peningkatan ambang dengar antara 61-90 dba, disebut tuli berat e. Jika peningkatan ambang dengar antara > 90 dba, disebut tuli sangat berat Jenis Berdasarkan sifat dan spektrum frekuensi bunyi, bising dibagi atas: 1. Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas. Bising ini relatif tetap dalam batas kurang lebih 5 dba untuk periode 0,5 detik berturut-turut. Misalnya mesin, kipas angin, dapur pijar. 2. Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit. Bising ini juga relatif tetap, akan tetapi ia hanya mempunyai frekuensi tertentu saja (pada frekuensi 500, 1000, dan 4000 Hz). Misalnya gergaji sirkuler, katup gas.

3.Bising terputus-putus (Intermittent). Bising di sini tidak terjadi secara terus menerus, melainkan ada periode relatif tenang. Misalnya suara lalu lintas, kebisingan di lapangan terbang 4. Bising impulsif. Bising jenis ini memiliki perubahan tekanan suara melebihi 40 dba dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengaran. Misalnya tembakan, suara ledakan mercon, meriam 5. Bising Impulsifberulang. Sama dengan bising impulsif, hanya saja disini terjadi secara berulang-ulang. Misalnya mesin tempa. Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia, bising dapat dibagi atas: 1. Bising yang mengganggu (Irritating noise). Intensitas tidak terlalu keras. Misalnya mendengkur. 2. Bising yang menutupi (Masking noise). Merupakan bunyi yang menutupi pendengaran yang jelas. Secara tidak langsung bunyi ini akan membahayakan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, kerena teriakan atau isyarat tanda bahaya tenggelam dalam bising dari sumber lain. 3. Bising yang merusak (damaging / injurious noise) adalah bunyi yang intensitasnya melampaui NAB. Bunyi jenis ini akan merusak atau menurunkan fungsi pendengaran. Nilai ambang batas kebisingan Nilai Ambang Batas kebisingan adalah 85 dba untuk waktu pemajanan selama 8 jam per hari. Pengendalian kebisingan dilakukan dengan mengatur waktu kerja sehubungan dengan tingkat paparan kebisingan, seperti pada Tabel dibawah ini: Zona Daerah dibagi sesuai dengan titik kebisingan yang diizinkan Zona A : Intensitas 35 45 db. Zona yang diperuntukkan bagi tempat penelitian, RS, tempat perawatan kesehatan/sosial & sejenisnya. Zona B : Intensitas 45 55 db. Zona yang diperuntukkan bagi perumahan, tempat Pendidikan dan rekreasi. Zona C : Intensitas 50 60 db. Zona yang diperuntukkan bagi perkantoran, Perdagangan dan pasar. Zona D : Intensitas 60 70 db. Zona yang diperuntukkan bagi industri, pabrik, stasiun KA, terminal bis dan sejenisnya. Zona menurut IATA (International Air Transportation Association) Zona A: intensitas > 150 db daerah berbahaya dan harus dihindari Zona B: intensitas 135-150 db individu yang terpapar perlu memakai pelindung telinga (earmuff dan earplug) Zona C: 115-135 db perlu memakai earmuff

Zona D: 100-115 db perlu memakai earplug Pengaruh kebisingan dapat menimbulkan pengaruh negatif berupa gangguan -gangguan diantaranya : 1. Gangguan Fisiologis Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila terputusputus atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah (± 10 mmhg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah periferterutama pada tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris. Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini disebabkan bising dapat merangsang situasi reseptor vestibulardalam telinga dalam yang akan menimbulkan evek pusing/vertigo. Perasaan mual, susah tidur dan sesak nafas disebabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem saraf, keseimbangan organ, kelenjar endokrin, tekanan darah, sistem pencernaan dan keseimbangan elektrolit. 2. Gangguan Psikologis Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dan cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat menyebabkan penyakit psikosomatik berupa gastritis,jantung, stres, kelelahan dan lain-lain. 3. Gangguan Komunikasi Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang menutupi pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak mendengar isyarat atau tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung membahayakan keselamatan seseorang. 4. Gangguan Keseimbangan Bising yang sangat tinggi dapatmenyebabkan kesan berjalan di ruang angkasa atau melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala pusing (vertigo) atau mual-mual. 5. Efek pada pendengaran Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera pendengaran, yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui dan diterima secara umum dari zaman dulu. Mula-mula efek bising pada pendengaran adalah sementara dan pemulihan terjadi secara cepat sesudah pekerjaan di area bising dihentikan. Akan tetapi apabila bekerja terus-menerus di area bising maka akan terjadi tuli menetap dan tidak dapat normal kembali, biasanya dimulai pada frekuensi 4000 Hz dan kemudian makin meluas kefrekuensi sekitarnya dan akhirnya mengenai frekuensi yang biasanya digunakan untuk percakapan. Pengendalian a. Pengendalian secara teknis (Engineering control), Pengendalian secara teknik di sumber suara adalah cara yang paling efektif untuk mengurangi tingkat kebisingan. Yang harus dikendalikan pertama - tama adalah sumber suara terkeras. Pengendalian teknik dilakukan dengan cara: 1. Mendesain kembali peralatan untuk mengurangi kecepatan atau benturan dari benda yang bergerak, memasang peredam pada lubang pemasukan dan pembuangan,

mengganti peralatan yang lama dengan peralatan yang baru yang mempunyai desain yang lebih baik. 2. Merawaat peralatan dengan baik, mengganti bagian yang aus dan memberikan pelumas pada bagian yang bergerak. 3. Mengisolasi peralatan dengan menjauhkan dari pekerja atau menutupi. 4. Memasang peredam dengan bantalan karet agar bunyi yang ditimbulkan oleh getaran dan bagian logam dapat dapat dikurangi dengan mengurangi ketinggian dari tempat barang yang jatuh ke bak atau ban berjalan. 5. Bahan penyerap bunyi dapat digantung di tempat kerja untuk menyerap bunyi di tempat tersebut b. Pengendalian administratif (Administrative control) dengan cara: 1. Melakukan shift kerja 2. Mengurangi waktu kerja 3. Melakukan training 3. Alat pelindung diri Pemakaian alat pelindung diri merupakan pilihan terakhir yang harus dilakukan. Alat pelindung diri yang dipakai harus mampu mengurangi kebisingan hingga mencapai level TWA atau kurang dari itu, yaitu 85 dba. Ada tiga jenis alat pelindung diri atau alat pelindung pendengaran yaitu : 1.Sumbat telinga (earplug), dapat mengurangi kebisingan 8-30 dba. Biasanya digunakan untuk proteksi sampai dengan 100 dba. Beberapa tipe dari sumbat telinga antara lain : formable type, costum-molded type, premolded type. 2.Tutup telinga (earmuff),dapat menurunkan kebisingan 25-40 dba. Digunakan untuk Proteksi sampai dengan 110 dba. 3. Helm (Helmet), mengurangi kebisingan 40-50 dba Pengendalian kebisingan dapat dilakukan juga dengan pengendalian secara medis yaitu dengan cara memeriksaan kesehatan secara teratur. Instrumen pengukur kebisingan Instrumen yang paling umum digunakan untuk mengukur kebisingan yaitu SLM (Sound Level Meter), ISLM (Suara mengintegrasikan meteran tingkat), dan dosimeter kebisingan. Penjelasan instrument tersebut akan dibahas secara mendetail sebagai berikut: 1. Sound Level Meter Sound level meter ini juga disebut decibel meter dan dosimeter kebisingan, alat ini dibuat untuk mengukur sebuah tekanan suara dari suatu peristiwa tertentu. Alat ini digunakan dimana-mana dan alat ini merupakan instrument yang penting untuk para pekerja sebagai pelindung

pendengaran. Alat tersebut dikalibrasi terlebih dahulu untuk mengambil data dari tingkat kebisingan yang biasanya dapat dilakukan di berbagai tempat diantaranya yaitu di pabrik atau lokasi konstruksi, mengukur dari keheningan. Sound Level Meter ini terdiri dari mikrofon, sirkuit elektronika dan sebuah tampilan pembacaan. Mikrofon tersebut untuk mendeteksi variasi tekanan udara kecil yang berhubungan dengan suara dan perubahan menjadi sinyal listrik. Sinyal tersebut kemudian akan diproses oleh sirkuit elektronik dari instrument. Untuk melakukan pengukuran dibutuhkan lengan panjang di ketinggian telinga untuk para pekerja yang terpapar kebisingan. Pengukuran kebisingan di tempat kerja tingkat harus diambil pada respon slow. Sebuah SLM tipe 2 cukup akurat untuk evaluasi bidag industri. Setiap SLM yang kurang akurat dari tipe 2 tidak boleh digunakan untuk pengukuran kebisingan. Filte A bbot biasanya dibangun ke dalam semua SLMs dan dapat posisi ON atau OFF. Beberapa tipe 2 SLMs memberikan pengukuran hanya dalam db (A) yang berarti bahwa filter pembobotan A-ON permanen. Standar SLM membutuhkan pengukuran kebisingan hanya sesaat. Hal ini cukup di tempat kerja dengan tingkat kebisingan kontinyu. Tetapi di tempat kerja dengan impuls tingkat kebisingan intermiten atau variable, SLM membuat sulit untuk menentukan rata-rata paparan seseorang unutk kebisingan di shift kerja. Salah satu solusi di tempat kerja tersebut adalah dosimeter kebisingan. Untuk mengukur kebisingan di lingkungan kerja dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sound Level Meter. Ada tiga cara atau metode pengukuran akibat kebisingan di lokasi kerja. 1. Pengukuran dengan titik sampling Pengukuran ini dilakukan bila kebisingan diduga melebihi ambang batas hanya pada satu atau beberapa lokasi saja. Pengukuran ini juga dapat dilakukan untuk mengevalusai kebisingan yang disebabkan oleh suatu peralatan sederhana, misalnya Kompresor/generator. Jarak pengukuran dari sumber harus dicantumkan, misal 3 meter dari ketinggian 1 meter. Selain itu juga harus diperhatikan arah mikrofon alat pengukur yang digunakan. 2. Pengukuran dengan peta kontur Pengukuran dengan membuat peta kontur sangat bermanfaat dalam mengukur kebisingan, karena peta tersebut dapat menentukan gambar tentang kondisi kebisingan dalam cakupan area. Pengukuran ini dilakukan dengan membuat gambar isoplet pada kertas berskala yang sesuai dengan pengukuran yang dibuat. Biasanya dibuat kode pewarnaan untuk menggambarkan keadaan kebisingan, warna hijau untuk kebisingan dengan intensitas dibawah 85 dba warna orange untuk tingkat kebisingan yang tinggi diatas 90 dba,

warna kuning untuk kebisingan dengan intensitas antara 85 90 dba 3. Pengukuran dengan Grid Untuk mengukur dengan Grid adalah dengan membuat contoh data kebisingan pada lokasi yang di inginkan. Titik titik sampling harus dibuat dengan jarak interval yang sama diseluruh lokasi. Jadi dalam pengukuran lokasi dibagi menjadi beberpa kotak yang berukuran dan jarak yang sama, misalnya : 10 x 10 m. kotak tersebut ditandai dengan baris dan kolom untuk memudahkan identitas. Prosedur Pengukuran -Posisikan sound level meter pada kedudukan yang merepresentasikan tingkat intensitas bising di tempat itu. -Aktifkan pengukuran dengan mengatur saklar geser pada kedudukan Lo atau Hi. Lo atau Low Intensity berada pada skala 40 s/d 80 db, sedangkan Hi atau High Intensity berada pada skala 80 s/d 120 db. -Pencatatan pada satu kedudukan akan terkait dengan pembacaan skala minimum dan skala maksimum. -Ambil jumlah titik kedudukan sebanyak yang diperlukan. Metode Pengukuran & Perhitungan Pengukuran, mengacu pada KepMenLH N0.49/MenLH/11/1996, 3 diantaranya adalah sebagai berikut: - Waktu pengukuran adalah 10 menit tiap jam ( dalam 1 hari ada 24 data) - Pencuplikan data adalah tiap 5 detik ( 10 menit ada 120 data) -Ketinggian microphone adalah 1,2 m dari permukaan tanah Suara mengintegrasikan meteran tingkat (ISLM) mirip dengan dosimeter. Ini menentukan tingkat suara setara selama periode pengukuran. Perbedaan utama adalah suatu ISLM tidak memberikan eksposur pribadi karena dipegang tangan seperti LSM dan tidak dipakai. Alat ini menentukan tingkat suara setara di lokasi tertentu. Ini hasil pembacaan tunggal dari suara yang diberikan bahkan jika tingkat suara yang sebenarnya dari kebisingan perubahan terus menerus. Menggunakan nilai tukar yang deprogram, dengan konstanta waktu yang setara dengan pengaturan SLOW pada SLM tersebut. 3. Dosimeter Dosimeter adalah alat khusus untuk mengukur tingkat suara atau khusus untuk mengukur kebisingan.alat ini adalah sebuah perangkat, kecil cahaya yang klip untuk sabuk seseorang dengan mikrofon kecil yang mengikatkan ke leher orang tersebut, dekat dengan telinga. Alat ini untuk menyimpan informasi tingkat kebisingan dan melaksanakan proses ratarata. Hal ini berguna dalam indutri di mana kebisingan biasanya bervariasi pada durasi dan intensitas, dan dimana perubahan lokasi. 2. ISLM ( Suara mengintegrasikan meteran tingkat)

Beberapa hal penting mengenai kebisingan yaitu: Apa yang dimaksud dengan kebisingan? adalah semua suara/bunyi yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Apa yang menentukan kwalitas suatu bunyi? Kwalitas suatu bunyi ditentukan oleh frekuensi dan intensitasnya. Frekuensi dinyatakan dalam jumlah getaran perdetik ( Hertz,Hz ), sedangkan intensitas atau arus energi persatuan luas biasanya dinyatakan dalam suatu logaritmis yang disebut desibel ditulis dba atau db(a) Pada frekuensi berapa telinga manusia mampu mendengar? Telinga manusia mampu mendengar pada frekuensi antara 16 20.000 Hz. Berapa Nilai Ambang Batas ( NAB ) kebisingan yang ditetapkan sesuai ketentuan? Sesuai Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP-51/MEN/1999 adalah 85 desi Bell A ( dba ), untuk waktu pemajanan 8 jam perhari. Dan untuk kebisingan lebih dari 140 dba walaupun sesaat pemajanan tidak diperkenankan. dilekatkan di helmet atau tidak dilekatkan di helmet tetapi menggunakan headband/ikat kepala namun sering mengganggu alat pelindung lainnya. Bagaimana menentukan sumbat telinga ( ear plug ) yang baik? Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi tertentu saja, sedangkan frekuensi untuk bicara biasanya ( komunikasi ) tidak terganggu.bahan sumbat telinga ada yang terbuat dari karet, plastik keras, plastik lunak, lilin dan kapas. Yang disenangi adalah jenis karet dan plastik lunak karena bisa menyesuaikan bentuk dengan lobang telinga Seberapa efektif kebisingan yang dapat dilindungi dengan sumbat telinga? Bila pemakaiannya baik, daya atenuasi ( daya lindung ) 25-30 db, bila ada kebocoran dalam pemakaian dapat mengurangi atenuasi sampai 15 dba lebih. Lalu kalau menggunakan tutup telinga ( ear muff ) seberapa efektif kebisingan yang dapat dilindungi? Tutup telinga ( ear muff ) daya atenuasinya ( daya lindung ) sampai 42 dba ( 35 45 dba ). Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutup telinga dengan sumbat telinga, sehingga dapat atenuasi yang lebih tinggi; tapi tidak lebih dari 50 dba, karena hantaran suara melalui tulang masih ada. Ada berapa macam alat pelindung telinga? Alat pelindung telinga ada 2 macam, yaitu sumbat telinga ( ear plug ) dan tutup telinga ( ear muff ). Sumbat telinga jenisnya ada yang permanen dan jenis sekali pakai, sedang tutup telinga jenisnya sama, hanya dibedakan ada yang langsung Telinga / pendengaran akan tetap terjaga dengan baik, bila alat pelindung telinga digunakan sebagai mana mestinya, khususnya didaerah sumber bunyi diatas 85 dba.

Sumber