KONTROL PENGENDALIAN SOSIAL Dosen Pengampun : Antonius Ng Cambu S.Sos.,M.I.Kom Mata Kuliah : Pengantar Antropoligi Disusun Oleh Kelompok 4 Risal.A (201663301053) (kk) Risdayanti (201663201052) Rasdi Adnan (201663201058) Sri Yunitasari Mastail (201663201014) Florentinus Koyagam (201663201082) Fiktorius Tagi (201663201097) ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah Pengantar Antropologi yang berjudul KONTROL PENGENDALIAN SOSIAL tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya pepatah tak ada gading yang tak retak, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan. AMIN Merauke, 17 Januari 2017 i
DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang... iii B.Rumusan Masalah... iii C.Tujuan... iii BAB II PEMBAHASAN KONTROL PENGENDALIAN SOSIAL... 1 BAB III PENUTUP A. Definisi Kontrol Sosial... 3 B. Pentingnya Pencegahan Penyimpanan Sosial... 3 C. Macam macam Kontrol... 6 D. Cara Dan Fungsi Pengendalian Sosial... 8 a. Sosial... 8 b. Tekanan Sosial... 8 i. Pengendalian Sosial Pada Kelompok Primer... 9 ii. Pengendalian Sosial Pada Kelompok Sekunder... 9 Kesimpulan... 10 Saran... 10 DAFTAR PUSTAKA ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam masyarakat pasti banyak terdapat berbagai aturan yang berlaku dalam masyarakat baik aturan yang tertulis maupun tidak tertulis. Berbagai larangan yang berlaku sudah barang tentu tidak hanya berwujud rambu-rambu yang sederhana saja, melainkan juga terdapat rambu-rambu yang jumlahnya lebih banyak dan kompleks. Rambu-rambu itu bisa berupa norma, nilai, aturan, undangundang dan sebagainya. Semua rambu-rambu itu mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk mengatur dan mengarahkan perilaku dan hubungan antar-anggota masyarakat agar tidak saling merugikan atau menyimpang dari kesepakatan yang telah ditentukan sepanjang semua anggota masyarakat bersedia untuk mentaati dan tidak melanggar aturan yang berlaku. Oleh karena itu makalah ini kelompok kami menjelaskan mengenai kontrol pengendalian sosial. B. Rumusan Masalah 1. Apakah definisi dari kontrol sosial? 2. Apakah pengertian dari perilaku menyimpang? 3. Apa saja bentuk-bentuk dari perilaku menyimpang? 4. Apa itu pencegahan penyimpangan sosial? 5. Kenapa Pencegahan penyimpangan sosial begitu penting? 6. Apa saja Kontrol sosial itu? 7. Bagaimana caradan fungsi pengendalian sosial 8. Apa perbedaan dari kontrol sosial primer dan kontrol sosial sekunder? C. Tujuan 1. Menjelaskan pengertian kontrol sosial 2. Menjelaskan pengertian dari perilaku menyimpang 3. Menjelaskan akibat yang ditanggung bagi para pelanggar kontrol sosial 4. Menjelaskan Bagaimana mencegah penyimpangan sosial 5. Menjelaskan Macam macam kontrol sosial 6. Menjelaskan perbedaan dari kontrol sosial primer dan kontrol sosial sekunder iii
iv
BAB II PEMBAHASAN Kontrol Pengendalian Sosial Dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang semua anggota masyarakat bersedia menaati aturan yang berlaku, hampir bisa dipastikan kehidupan bermasyarakat akan bisa berlangsung dengan lancar dan tertib. Tetapi, berharap semua anggota masyarakat bisa berperilaku selalu taat, tentu merupakan hal yang mahal. Di dalam kenyataan, tentu tidak semua orang akan selalu bersedia dan bisa memenuhi ketentuan atau aturan yang berlaku dan bahkan tidak jarang ada orang-orang tertentu yang sengaja melanggar aturan yang berlaku untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya. Secara rinci, beberapa faktor yang menyebabkan warga masyarakat berperilaku menyimpang dari norma-norma yang berlaku adalah sebagai berikut ( Soekanto, 181:45) 1. Karena kaidah-kaidah yang ada tidak memuaskan bagi pihak tertentu atau karena tidah memenuhi kebutuhan dasarnya. 2. Karena kaidah yang ada kurang jelas perumusannya sehingga menimbulkan anekapenafsiran dan penerapan. 3. Karena di dalam masyarakat terjadi konflik antara peranan-peranan yang dipegang warga masyarakat, dan. 4. Karena memang tidak mungkin untuk mengatur semua kepentingan warga masyarakat secara merata. Pada situasi di mana orang memperhitungkan bahwa dengan melanggar atau menyimpangi sesuatu norma dia malahan akan bisa memperoleh sesuatu reward atau sesuatu keuntungan lain yang lebih besar, maka di dalam hal demikianlah enforcement demi tegaknya norma lalu terpaksa harus dijalankan dengan sarana suatu kekuatan dari luar. Norma tidak lagi self-enforcing (norma-norma sosial tidak lagi dapat terlaksana atas kekuatannya sendiri ), dan akan gantinya harus dipertahankan oleh petugaspetugas kontrol sosial dengan cara mengancam atau membebankan sanksisanksi kepada mereka-mereka yang terbukti melanggar atau menyimpangi 1
norma. Apabila ternyata norma-norma tidak lagi self-enforcement dan proses sosialisasi tidak cukup memberikan efek-efek yang positif, maka masyarakat atas dasar kekuatan otoritasnya mulai bergerak melaksanakan kontrol sosial (social control). Menurut Soerjono Soekanto, pengendalian sosial adalah suatu proses baik yang direncanakan atau tidak direncanakan, yang bertujuan untuk mengajak, membimbing atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang berlaku. Obyek (sasaran) pengawasan sosial, adalah perilaku masyarakat itu sendiri. Tujuan pengawasan adalah supaya kehidupan masyarakat berlangsung menurut pola-pola dan kidah-kaidah yang telah disepakati bersama. Dengan demikian, pengendalian sosial meliputi proses sosial yang direncanakan maupun tidak direncanakan (spontan) untuk mengarahkan seseorang. Juga pengendalian sosiap pada dasarnya merupakan sistem dan proses yang mendidik, mengajak dan bahkan memaksa warga masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan norma-norma sosial. 1. Sistem mendidik dimaksudkan agar dalam diri seseorang terdapat perubahan sikap dan tingkah laku untuk bertindak sesuai dengan norma-norma. 2. Sistem mengajak bertujuan mengarahkan agar perbuatan seseorang didasarkan pada norma-norma, dan tidak menurut kemauan individuindividu. 3. Sistem memaksa bertujuan untuk mempengaruhi secara tegas agar seseorang bertindak sesuai dengan norma-norma. Bila ia tidak mau menaati kaiah atau norma, maka ia akan dikenakan sanksi. Dalam pengendalian sosial kita bisa melihat pengendalian sosial berproses pada tiga pola yakni : 1. Pengendalian kelompok terhadap kelompok 2. Pengendalian kelompok terhadap anggota-anggotanya 2
3. Pengendalian pribadi terhadap pribadi lainnya. A. Arti Definisi Kontrol Sosial Kontrol sosial adalah merupakan suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Dengan adanya kontrol sosial yang baik diharapkan mampu meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku menyimpang / membangkang. B. Pencegahan Penyimpangan Sosial Pengertian Perilaku Menyimpang Berikut adalah beberapa pengertian perilaku menyimpang menurut para ahli sosiologi. James W. Van der Zaden. Penyimpangan sosial adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi. Robert M. Z. Lawang. Penyimpangan sosial adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam masyarakat dan menimbulkan usaha dari yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang tersebut. Paul B. Horton. Penyimpangan sosial adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat. Kesimpulan dari ketiga pengertian perilaku menyimpang menurut para ahli di atas adalah semua perlaku warga masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Salah satu upaya pencegahan penyimpangan sosial adalah dilakukan dengan kontrol sosial. Tujuan kontrol sosial adalah mengendalikan perilaku individu. Kontrol sosial dapat dilakukan dengan tindakan sebagai berikut. 3
Kasih Sayang (Attachement) Kasih sayang menjadi sumber utama kekuatan yang muncul dari hasil sosialisasinya di dalam keluarga. Tanggung Jawab (Commitment) Tanggung jawab yang kuat pada aturan dapat memberikan kerangka kesadaran tentang masa depan. Keterlibatan atau Partisipasi (Involvement) Dengan munculnya kesadaran mengakibatkan individu terdorong berperilaku partisipatif dan terlibat di dalam ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan masyarakat. Kepercayaan (Believe) Kepercayaan terhadap norma-norma dan aturan sosial dalam masyarakat yang telah tertanam kuat pada diri seseorang berarti kepatuhan masyarakat terhadap peraturan itu akan makin kuat juga. Kontrol sosial memiliki tiga jenis sanksi, yaitu bersifat fisik, psikologis, dan ekonomis. Sanksi Fisik Sanksi fisik merupakan sanksi yang mengakibatkan penderitaan fisik pada mereka yang terkena sanksi. Misalnya dipenjara, dicambuk dan diikat. Sanksi Psikologis 4
Pada sanksi psikologis, beban penderitaan yang dikenakan kepada pelaku penyimpangan bersifat kejiwaan dan mengenai perasaan. Misalnya dicopot tanda kepangkatan dalam suatu upacara. Sanksi Ekonomi Sanksi ekonomi memberikan beban penderitaan kepada pelaku penyimpangan berupa pengurangan kekayaan, dan penyitaan harta kekayaan. Agar penyimpangan sosial lebih bisa dicegah, hal yang pertama dan utama adalah membenahi lingkungan keluarga terlebih dahulu. Adapun upaya pencegahan yang bermuara dari keluarga adalah sebagai berikut. Wujudkan Lingkungan Keluarga yang Harmonis Tatanan keluarga yang harmonis merupakan sarana lahirnya kehangatan dan kasih sayang. Dengan demikian, jiwa mereka tidak akan tertekan. Dengan ketenteraman yang dimiliki dari keluarga tidak akan terjadi penyimpangan sosial di masyarakatnya. Meningkatkan Nilai Keimanan Keluarga merupakan unit masyarakat yang paling mendasar. Oleh karena itu, peningkatan nilai keimanan yang diajarkan keluarga sangatlah penting. Pengajaran keimanan yang berasal dari keluarga bisa memperkokoh dan menjadi benteng pada saat mereka berinteraksi dengan lingkungannya. Komunikasi yang Efektif 5
Komunikasi yang efektif maksudnya terjalinnya keakraban antara orang tua dan anak. Dengan adanya keterbukaan antara anak dan orang tua diharapkan segala persoalan akan mudah dipecahkan. Dengan demikian, anak terhindar dari perbuatan yang menyimpang di tengah masyarakatnya Memenuhi Hak-Hak Anak Salah satu tanggung jawab terberat orang tua adalah mendidik anak-anak menjadi manusia takwa. Untuk mencapai harapan tersebut, orang tua memiliki tugas, yakni memenuhi hak-hak anak, seperti mendidik, menjaga kesehatan, kebersihan, dan menanamkan moral serta akhlak kepada anak. Upaya mengatasi penyimpangan sosial dapat dilakukan pula dengan mengoptimalkan fungsi lembaga pendidikan, baik sekolah maupun perguruan tinggi. Untuk sekolah dilakukan dengan cara memasukan materi pelajar yang berkaitan dengan akhlak atau budi pekerti ke dalam kurikulum, serta menggalakan program-program ekstrakulikuler yang berlandaskan nilai-nilai moral. C. Macam-Macam Kontrol Sosial Pengendalian sosial dimaksudkan agar anggota masyarkat mematuhi normanorma sosial sehingga tercipta keselarasan dalam kehidupan sosial. Untuk maksud tersebut, dikenal beberapa jenis pengendalian. Penggolongan ini dibuat menurut sudut pandang dari mana seseorang melihat pengawasan tersebut. a) Pengendalian preventif merupakan kontrol sosial yang dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran atau dalam versi mengancam sanksi atau usaha pencegahan terhadap terjadinya penyimpangan terhadap norma dan nilai. Jadi, usaha pengendalian sosial yang bersifat preventif dilakukan sebelum terjadi penyimpangan. b) Pengendalian represif ; kontrol sosial yang dilakukan setelah terjadi pelanggaran dengan maksud hendak memulihkan keadaan agar bisa 6
berjalan seperti semula dengan dijalankan di dalam versi menjatuhkan atau membebankan, sanksi. Pengendalian ini berfungsi untuk mengembalikan keserasian yang terganggu akibat adanya pelanggaran norma atau perilaku meyimpang. Untuk mengembalikan keadaan seperti semula, perlu diadakan pemulihan. Jadi, pengendalian disini bertujuan untuk menyadarkan pihak yang berperilaku menyimpang tentang akibat dari penyimpangan tersebut, sekaligus agar dia mematuhi norma-norma sosial. c) Pengendalian sosial gabungan merupakan usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan (preventif) sekaligus mengembalikan penyimpangan yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial (represif). Usaha pengendalian dengan memadukan ciri preventif dan represif ini dimaksudkan agar suatu perilaku tidak sampai menyimpang dari norma-norma dan kalaupun terjadi penyimpangan itu tidak sampai merugikan yang bersangkutan maupun orang lain. d) Pengendalian resmi (formal) ialah pengawasan yang didasarkan atas penugasan oleh badan-badan resmi, misalnya negara maupun agama. e) Pengawasan tidak resmi (informal) dilaksanakan demi terpeliharanya peraturan-peraturan yang tidak resmi milik masyarakat. Dikatakan tidak resmi karena peraturan itu sendiri tidak dirumuskan dengan jelas, tidak ditemukan dalam hukum tertulis, tetapi hanya diingatkan oleh warga masyarakat. f) Pengendalian institusional ialah pengaruh yang datang dari suatu pola kebudayaan yang dimiliki lembaga (institusi) tertentu. Pola-pola kelakuan dan kiadah-kaidah lembaga itu tidak saja mengontrol para anggota lembaga, tetapi juga warga masyarakat yang berada di luar lembaga tersebut. g) Pengendalian berpribadi ialah pengaruh baik atau buruk yang datang dari orang tertentu. Artinya, tokoh yang berpengaruh itu dapat dikenal. Bahkan silsilah dan riwayat hidupnya, dan teristimewa ajarannya juga dikenal. 7
Berikut ini adalah cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan sosial masyarakat : a) Pengendalian Lisan (Pengendalian Sosial Persuasif) Pengendalian lisan diberikan dengan menggunakan bahasa lisan guna mengajak anggota kelompok sosial untuk mengikuti peraturan yang berlaku. b) Pengendalian Simbolik (Pengendalian Sosial Persuasif) Pengendalian simbolik merupakan pengendalian yang dilakukan dengan melalui gambar, tulisan, iklan, dan lain-lain. Contoh : Spanduk, poster, Rambu Lalu Lintas, dll. c) Pengendalian Kekerasan (Pengendalian Koersif) Pengendalian melalui cara-cara kekerasan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk membuat si pelanggar jera dan membuatnya tidak berani melakukan kesalahan yang sama. Contoh seperti main hakim sendiri. D. CARA DAN FUNGSI PENGENDALIAN SOSIAL Pengendalian sosial dapat dilaksanakan melalui : a. Sosialisasi Sosialisasi dilakukan agar anggota masyarkat bertingkah laku seperti yang diharapkan tanpa paksaan. Usaha penanaman pengertian tentang nilai dan norma kepada anggota masyarakat diberikan melakui jalur formal dan informal secara rutin. b. Tekanan Sosial Tekanan sosial perlu dilakukan agar masyarakat sadar dan mau menyesuaikan diri dengan aturan kelompok. Masyarakat dapat memberi sanksi kepada orang yang melanggar aturan kelompok tersebut. 8
i. Pengendalian sosial pada kelompok primer (kelompok masyarkat kecil yang sifatnya akrab dan informal seperti keluarga, kelompok bermain, klik ) biasanya bersifat informal, spontan, dan tidak direncanakan, biasanya berupa ejekan, menertawakan, pergunjingan (gosip) dan pengasingan. ii. Pengendalian sosial yang diberikan kepada kelompok sekunder (kelompok masyarkat yang lebih besar yang tidak bersifat pribadi (impersonal) dan mempunyai tujuan yang khusus seperti serikat buruh, perkumpulan seniman, dan perkumpulan wartawan ) lebih bersifat formal. Alat pengendalian sosial berupa peraturan resmi dan tata cara yang standar, kenaikan pangkat, pemberian gelar 9
BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Perilaku menyimpang merupakan suatu prilaku atau tindakan yang dilakukan seseorana atau kelompok orang yang melanggar norma-norma, nilai-nilai serta kaidah-kaidah yang berlaku dalam masyarakat yang mengakibatkan terjadinya gangguan terhadap ketertiban dan keamanan masyarakat. Perilaku ini umumnya disebabkan karena individu atau kelompok tersebut tidak dapat menyerap nilainilai dan norma-norma kedalam dirinya, sehingga ia tidak dapat membedakan mana prilaku yang pantas dilakukan dan mana prilaku yang tidak pantas untuk dilakukan Agar jumlah perilaku menyimpang itu tidak meningkat, maka diperlukan adanya suatu lembaga yang bertugas sebagai lembaga pengendalian sosial (pengontrol sosil), karena lembaga pengendalian sosial tersebut sangat penting dalam menyelesaikan perilaku menyimpang, supaya terciptanya kehidupan yang aman dan tertib dalam masyarakat tersebut. Beberapa diantara lembaga pengendalian sosial diantaranya: Aparat kepolisian, peradilan, adat istiadat, tokoh masyarakat, dan sebagainya B.Saran Kami menyarankan agar kita selalu waspada terhadap perilaku menyimpang yang ada di sekitar kita. Sebab perilaku menyimpang terjadi tidak hanya karena adanya rencana sebelumnya namun juga karena adanya kesempatan. Selain itu kita juga harus membiasakan diri hidup sesuai dengan nilai dan norma yang dinut oleh masyarakat secara umum yang baik dan bermanfaat, demi terciptanya keteraturan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. 10
DAFTAR PUSTAKA Sumber : https://www.academia.edu/17091204/kontrol_sosial_atau_pengend ALIAN_SOSIAL http://gurumuda.com/bse/upaya-pencegahan-penyimpangan-sosial http://dunia-blajar.blogspot.co.id/2015/09/upaya-pencegahan-penyimpangansosial.html http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/02/penyimpangan-sosial-danpengendalian.html 11