Filsafat Ilmu dan Logika. Matematika dan Statistika

dokumen-dokumen yang mirip
Sebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika

SARANA BERPIKIR ILMIAH ILLIA SELDON MAGFIROH KULIAH IX METODE ILMIAH PROGRAM STUDI AGRIBISNIS, UNIVERSITAS JEMBER 2017

SARANA BERPIKIR ILMIAH

FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA

FILSAFAT DAN LOGIKA. Topik 13 SARANA BERPIKIR DEDUKSI DAN INDUSKI

ILMU DAN MATEMATIKA. Ilmu berasal dari bahasa Arab alima, bahasa Inggris science, bahasa latin scio dan di Indonesiakan menjadi sains.

SARANA BERFIKIR ILMIAH

SARANA BERFIKIR ILMIAH

EPISTEMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Skripsi pada hakikatnya adalah laporan penelitian ilmiah. Oleh karena itu, untuk bisa

SARANA BERFIKIR ILMIAH

BAB V METODE-METODE KEILMUAN

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA CIREBON

PENGERTIAN LOGIKA BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I

Geometri di Bidang Euclid

BAB I PENDAHULUAN. dari proses berpikir. Berpikir merupakan suatu proses mempertimbangkan,

SARANA BERFIKIR ILMIAH

BAB II HAKIKAT DAN PERANAN MATEMATIKA

SARANA BERFIKIR ILMIAH

A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

makalah filsafat BAB II PEMBAHASAN Pengertian Filsafat; Berpikir Secara Rasional, Logis Kritis dan Analistis

Kegiatan Belajar 1 HAKIKAT MATEMATIKA

Topik 13 SARANA BERPIKIR

BAB I HAKEKAT IPA. Ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, termasuk gejala-gejala alam ang ada. fisika biologi

PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF

FILSAFAT ILMU. Irnin Agustina D.A.,M.Pd

Akal dan Pengalaman. Filsafat Ilmu (EL7090)

I. PENDAHULUAN. Matematika menurut catatan sejarah, telah lahir sejak jaman Mesir kuno,

FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAGIAN I ARTI PENTING LOGIKA

METODE PENELITIAN DAN PENELITIAN SAMPEL. (Dharminto)

PERTEMUAN 1. Irnin Agustina D.A.,M.Pd

ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AXIOLOGI ADMINISTRASI PENDIDIKAN Oleh: Pipin Piniman (Program Pasca Sarjana Universitas Galuh)

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Pengertian Logika. B. Tujuan Penulisan

METODE RISET (TMK602)

ILMU ALAMIAH DASAR (IAD) NANIK DWI NURHAYATI, S. SI, M.SI Telp = (271) ; Blog =nanikdn.staff.uns.ac.

MAKALAH FILSAFAT ILMU. Penalaran Induktif dan Penalaran Deduktif. Patricia M D Mantiri Pend. Teknik Informatika. Tema: Disusun oleh:

SARANA BERPIKIR ILMIAH

METODE PENELITIAN. Penelitian dan Ilmu Pengetahuan. MR Alfarabi Istiqlal, SP MSi

PENDEKATAN DALAM PENGAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA

Maind map rangkuamn ke 2

MEMFORMULASIKAN KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (KUALITATIF DESKRIPSI)

I. DASAR-DASAR PENGETAHUAN

FILSAFAT ILMU DAN CABANG FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 02Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

MATA KULIAH METODE RISET [KODE/SKS : IT /2 SKS]

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan bagian dari warisan budaya. 1. budaya, matematika hadir sebagai solusi di tengah-tengah permasalahan

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN SPATIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN DIMENSI TIGA

DASAR-DASAR METPEN. Filsafatilmu Logikailmiah Sejarahdanperkembanganilmupengetahuan. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dilakukan secara terencana dalam mewujudkan proses pembelajaran agar

APLIKASI TURUNAN (DERIVATIF) DALAM PERMASALAHAN ANALISIS KEUNTUNGAN MAKSIMUM

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu

KARAKTERISTIK MATEMATIKA

DASAR-DASAR LOGIKA. Ruang Lingkup Logika. Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan disiplin ilmu yang diaplikasikan di berbagai

SARANA BERFIKIR ILMIAH.

Indriaty Matoka. (Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia) Pembimbing I : Dr. Fatmah AR. Umar, M. Pd. Pembimbing II: Salam, S. Pd, M.

TUGAS UTS DASAR DASAR LOGIKA PENGERTIAN PENGERTIAN FILSAFAT, LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA DAN FILSAFAT ILMU

Filsafat Ilmu dan Logika

PERTEMUAN II PENGENALAN LOGIKA

Ruang Lingkup Penelitian Ilmiah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar

FILSAFAT METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai bentuk simbol

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

4 Jasa Besar Euclid. 4 Jasa Besar Euclid 19

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi

ISTILAH, SIMBOL, DAN OBJEK YANG DIBERI SIMBOL DALAM MATEMATIKA. Oleh: Sugiyono, FMIPA UNY ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Cocroft (1982:1-5) mengatakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena,

MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

Tinjauan Ilmu Penyuluhan dalam Perspektif Filsafat Ilmu

MASALAH-MASALAH YANG TERKAIT DENGAN KONSEP DASAR MATEMATIKA

Induksi Matematika. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Kompetensi Dasar Dan Pengalaman Belajar

Sek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SARANA BERFIKIR ILMIAH

Dasar Dasar Logika. Oleh: Novy Setya Yunas. Pertemuan 1 dan 2

Peran Logika Dalam Filsafat

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak banyak mendapatkan pengalaman saat ia bermain. dengan sekumpulan benda mainannya, misalnya ia memiliki seperangkat

Pengantar Sosiologi. Yesi Marince.S.IP., M.Si

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

Ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia sosial. yang mempelajari tentang manusia sebagai makhluk sosial.

Mata Kuliah ini menjadi landasan memahami dan materi ilmu pengetahuan, terutama yang terkait dengan dengan disiplin ilmu tertentu yang dipelajari

MODUL 1 PENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA

Pengertian Metodologi Penelitian. Hubungan Ilmu dan Penelitian

APAKAH FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN ITU?

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KONTEKSTUAL POKOK BAHASAN PECAHAN

METODE PENELITIAN FILSAFAT METODE PENELITIAN PRAPOSITIVISME PERKEMBANGAN FILSAFAT PENELITIAN POSITIVISME POSTPOSITIVISME

Transkripsi:

Filsafat Ilmu dan Logika Matematika dan Statistika MATEMATIKA Matematika sebagai Bahasa Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambing-lambang matematika bersifat artificial yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan padanya. Tanpa itu maka matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati. Sifat kuantitatif dari matematika Matematika mempunyai kelebihan lain dibandingkan dengan bahasa verbal. Matematika mengembangkan bahasa numeric yang memungkinkan kita untuk melakukan pengukuran secara kuantitatif. Bahasa verbal hanya mampu menemukakan pernyataan yang bersifat kualitatif. Untuk mengatasi masalah ini matematika mengembangkan konsep pengukuran. Sifat kuantitatif dari matematika ini meningkatkan daya prediktif dan control dari ilmu. Ilmu memberikan jawaban yang lebih bersifat eksak yang memungkinkan pemecahan masalah secara lebih tepat dan cermat. Matematika memungkinkan ilmu mengalami perkembangan dari tahap kualitatif ke kuantitatif. Matematika : Sarana Berpikir Deduktif Kita semua kiranya telah mengenal bahwa jumlah sudut dalam sebuah segitiga adalah 180 derajat. Pengetahuan ini mungkin saja kita dapat dengan jalan mengukur sudut-sudut dalam sebuah segitiga dan kemudian menjumlahkannya. Di pihak lain pengetahuan ini bisa didapatkan secara deduktif dengan mempergunakan matematika. Seperti diketahui berpikir deduktif adalah proses pengambilan kesimpulan yang didasarkan kepada premispremis yang kebenarannya telah ditentukan. Pengetahuan yang ditemukan ini sebenarnya hanyalah merupakan konsekuensi dari pernyataan-pernyataan ilmiah yang telah kita temukan sebelumnya. Dari beberapa premis yang telah kita ketahui kebenarannya dapat diketemukan pengetahuan-pengetahuan lainnya yang memperkaya perbendaharaan ilmiah kita. Perkembangan Matematika Ditinjau dari perkembangannya maka ilmu dapat dibagi dalam tiga tahap yaitu: 1. Sistematika : Ilmu yang mulai menggolong-golongkan obyek empiris kedalam kategori tertentu.

2. Komparatif : Mulai melakukan perbandingan antara obyek yang satu dengan obyek yang lain,selanjutnya kita mencari hubungan yang didasarkan kepada perbandingan antara berbagai obyek yang dicari. 3. Kuantitatif : Tahap mencari hubungan sebab akibat yang didasarkan pada pengukuran yang eksak dari obyek yang sedang kita selidiki. Dalam hal ini bahasa verbal berfungsi dengan baik dalam kedua tahap yang pertama namun dalam tahap yang ketiga maka pengetahuan membutuhkan matematika. Di samping sebagai bahasa matematika berfungsi juga sebagai alat berfikir. Matematika pada garis besarnya merupakan pengetahuan yang disusun secara konsisten berdasarkan logika deduktif. Disamping sarana berfikir deduktif yang berupa aspek estetik, matematika juga merupakan kegunaan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Griffis dan Howson(1974) membagi sejarah perkembangan matematika menjadi 4 tahap,yaitu : 1. Tahap pertama berkembang pada peradaban Mesir Kuno dan daerah sekitarnya seperti Babylonia dan Mesopotamia yang digunakan dalam perdagangan, pertanian, bangunan dan usaha mengontrol alam seperti banjir. 2. Hal yang sama juga berlangsung dalam peradaban di Mesopotamia dan Babylonia yang turut mengembangkan kegunaan praktis dari matematika. Matematika mendapatkan momentum baru dalam peradaban Yunani yang sangat memperhatikan aspek estetik dari matematika yang meletakan dasar matematika sebagai cara berfikir rasional dengan menetapkan berbagai langkah dan definisi tertentu. 3. Babak selanjutnya terjadi di Timur sekitar tahun 1000 bangsa Arab, India, dan Cina mengembangkan ilmu hitung dan aljabar. 4. Pada zaman Renaissance yang meletakan dasar kemajuan matematika modern selanjutnya dengan ditemukan kalkulus diferensial yang memungkinkan kemajuan ilmu yang cepat di abad ke-17 dan revolusi industry di abad ke-18. Namun terdapat sistem matematika baru yang dikenal sebagai Ilmu Ukur Non- Euclid dikemukakan oleh Gauss (1777-1855) dan dikembangkan oleh Lobachevskii (1793-1856), Bolyai (1802-1860) dan Riemann (1826-1866). Beberapa aliran dalam Filsafat Matematika Immanuel Kant (1724-1804) yang berpendapat bahwa matematika merupakan pengetahuan yang bersifat sintetik apriori dimana eksistensi matematika tergantung dari pancaindera serta pendapat dari aliran yang disebut logistic yang berpendapat bahwa matematika merupakan cara berpikir logis yang salah atau benarnya dapat ditentukan tanpa mempelajari dunia empiris.

Akhir-akhir ini filsafat Kant tentang matematika ini mendapat momentum baru dalam aliran yang disebut intuisionis dengan eksponen utamanya adalah seorang ahli matematika berkebangsaan Belanda bernama Jan Brouwer (1881-1966). Disamping dua aliran ini terdapat pula aliran ketiga yang dipelopori oleh David Hilbert (1862-1943) dan terkenal dengan sebutan kaum formalis. Kaumfomalis menekankan pada aspek formal dari matematika sebagai bahasa perlambang dan mengusahakan konsistensi dalam penggunaan matematika sebagai bahasa lambang. Kaum logistic mempergunakan sistem symbol yang dioerkembangkan oleh kaum formalis dalam kegiatan analisisnya. Kaum intuisionis memberikan titik tolak dalam mempelajari matematika dalam perspektif kebudayaan suatu masyarakat tertentu yang memungkinkan diperkembangkannya filsafat pendidikan matematika yang sesuai. Ketiga pendekatan dalam matematika ini, lewat pemahamannya masing-masing, memperkukuh matematika sebagai sarana kegiatan berpikir deduktif. Matematika dan Peradaban Matematika dapat dikatakan hamper sama tuanya dengan peradaban manusia itu sendiri. Sekitar 3500 tahun SM bangsa Mesir Kuno telah mempunyai symbol yang melambangkan angka-angka. Matematika merupakan bahasa artificial yang dikembangkan untuk menjawab kekurangan bahasa verbal yang bersifat alamiah. Matematika tidak dapat dilepaskan dari perkembangan peradaban manusia. Tanpa matematika maka pengetahuan akan berhenti pada tahap kualitatif yang tidak memungkinkan untuk meningkatkan penalarannya lebih jauh. Tulisan ilmiah umpamanya lalu berubah menjadi kumpulan rumus dan table yang tidak berbicara apa-apa. Namun dipihak lain ketidaktahuan tentang matematika ini sering menyebabkan suatu bidang keilmuan yang belum tumbuh sempurna. Lewat pengkajian kualitatif dan kuantitatif inilah, ilmu sampai kepada pengetahuan yang dewasa. STATISTIKA Peluang yang merupakan dasar dari teori statistika, merupakan konsep baru yang tidak dikenal dalam pemikiran Yunani Kuno, Romawi dan bahkan Eropa dalam abad pertengahan. Teori mengenai kombinasi bilangan sudah terdapat dalam aljabar yang dikembangkan sarjana Muslim namun bukan dalam lingkup teori peluang. Begitu dasardasar peluang ini dirumuskan maka dengan cepat bidang ini berkembang.konsep statistika sering dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu.

Statistika yang relatif sangat muda dibandingkan dengan matematika, berkembang dengan sangat cepat terutama dalam dasawarsa lima puluh tahun belakangan ini. Penelitian ilmiah, baik yang berupa survei maupun eksperimen, dilakukan dengan lebih cermat dan teliti mempergunakan teknik-teknik statistika yang diperkembangkan sesuai dengan kebutuhan. Di Indonesia sendiri kegiatan yang sangat meningkat dalam bidang penelitian, baik merupakan kegiatan akademik maupun untuk pengambilan keputusan, memberikan momentum yang baik untuk pendidikan statistika. Pengajaran filsafat ilmu di beberapa perguruan tinggi, terutama pada pendidikan pasca sarjana, memberi landasan yang lebih jelas tentang hakikat dan peranan statistika. Dengan memasyarakatnya berfikir ilmiah, mungkin tidak terlalu berlebihan apa yang dikatakan olah H.G Wells bahwa suatu hari berfikir statistik akan merupakan keharusan bagi manusia seperti juga membaca dan menulis. Asalkan ingat saja pada banyolan Alexandre Dumas (1824-1895): Awas-awas, lho, semua generalisasi adalah berbahaya, termasuk pernyataan ini! Satistika dan cara berpikir induktif Ilmu secara sederhana dapat didefinisika sebagai pengetahuan yang telah teruji kebenarannya. Semua pernyataan ilmiah adalah bersifat faktual, dimana konsekuensinya dapat diuji baik dengan jalan mempergunakan pancaindera, maupun dengan mempergunakan alat-alat yang membantu pancaindera tersebut. Pengujian secara empiris merupakan salah satu mata rantai dalam metide ilmiah yang membedakan ilmu dari pengetahuan-pengetahuan lainnya. Penarikan kesimpulan secara statistika memungkinkan kita untuk melakukan kegiatan ilmiah secara ekonomis, di mana tanpa statistika hal ini tak mungkin dapat dilakukan. Atau di pihak lain kita melakukan penarikan kesimpulan induktif secara tidak sah, dengan mengacaukan logika induktif dengan logika deduktif. Karakteristik yang dipunyai statistika ini sering kurang dikenali dengan dengan baik yang menyebabkan orang seing melupakan pentingnya statistika dalam penelaah keilmuan.logika lebih banyak dihubungkan dengan matematika dan jarang sekali dihubungkan dengan statistika, padahal hanya logika deduktif yang berkaitan dengan matematika sedangkan logika induktif justru berkaitan dengan statistika. Hal ini me nimbulkan kesan seakan-akan fungsi matematika lebih tinggi dibandingkan dengan statistika dalam penelaahan keilmuan. Secara hakiki statistika mempunyai kedudukan yang sama dalam penarikan kesimpulan induktif seperti matematika dalam penarikan kesimpulan secara deduktif.

Karakteristik berpikir induktif Kesimpulan yang didapat dalam berfikir deduktif merupakan suatu hal yang pasti; dimana jika kita mempercayai premis-premis yang dipakai sebagai landasan penalaranny, maka kesimpulan penalaran tersebut juga dapat kita percayai kebenarannya sebagaimana kita mempercayai premis-premis terdahulu. Logika induktif tidak memberikan kepastian namun sekedar tingkat peluang bahwa untuk premis-premis tertentu dapat ditarik. Statistik merupakan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk menarik kesimpulan secara induktif berdasarkan peluang tersebut. Dasar dari teori statistika adalah teori peluang. Teori peluang merupakan cabang dari matematika sedangkan statistika sendiri merupakan disiplin tersendiri. Kegiatan ilmiah memerlukan penelitian untuk menguji hipotesis yang diajukan. Penelitian pada dasarnya merupakan pengamatan dalam alam empiris apakah hipotesis tersebut memang didikung oleh fakta-fakta. Statistika memberikan jalan bagaimana kita menarik kesimpulan yang bersifat umum, dengan tingkat peluang dan kekeliruannya. Statistika mutlak diperlukan untuk dapat berfikir ilmiah dengan sah seringkali dilupakan orang. Berfikir logis secara deduktif sering sekali dikacaukan dengan berfikir logis secara induktif. Statistika merupakan sarana berfikir yang diperlukan untuk memproses pengetahuan secara ilmiah. Sebagai bagian dari perangkat metode ilmiah maka statistika membantu kita untuk melakukan generalisasi dan menyimpulkan kerakteristik suatu kejadian lebih pasti dan bukan terjadi secara kebetulan.