BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa asing, khususnya bahasa Perancis kini semakin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa selalu melibatkan unsur-unsur seperti materi, guru, siswa,

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. bahkan perasaan dari seseorang kepada orang lain. Dengan bahasa pula dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri, alat untuk berintegrasi dan beradaptasi sosial,

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Menurut Haviland (dalam Fahrin, 2012), bahasa adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat. Bahasa asing sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia menuntut

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu bahasa yang wajib di kuasai. Terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu pilihan bahasa asing yang dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. antar bangsa, sebagai anggota masyarakat bahasa. Selain bahasa ibu, bahasa asing

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran bahasa terdapat empat kompetensi dasar, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. cukup meningkat. Hal ini, didasarkan akan kebutuhan masyarakat akan. pentingnya bahasa asing itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2016 EFEKTIVITAS MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD S TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA D ALAM MENGONJUGASIKAN VERBA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinda A Ramadhania, 2015

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi antaranggota masyarakat

2016 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METOD E COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) D ALAM MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT BAHASA JEPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam informasi yang diterima dari seseorang kepada orang lain. Oleh

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi. Dengan berkomunikasi segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Andina Pernatawaty,2014 PEMBELAJARAN BERBICARA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fitri Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam. bahasa Jerman baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Shindy Grafina Callista, 2014

BAB I PENDAHULUAN. penting karena melalui bahasa manusia dapat berinteraksi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. asing lainnya seperti bahasa Jerman. Dengan diajarkannya bahasa Jerman peserta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dalam pembelajaran bahasa Jerman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MAHASISWA DALAM MENULIS KALIMAT LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek keterampilan yang terbagi dalam dua kelompok, yakni

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memahami bahasa masing-masing pun semakin tinggi. Oleh karena itu, wajar jika

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat berinteraksi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang

2015 PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tahun ajaran 2012/2013. Data tersebut berupa pretest (tes awal) dan

2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN DOMINO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONJUGASIKAN VERBA BAHASA JERMAN

dengan konteks komunikasi yang harus dikuasai oleh pemakai bahasa Standar kompetensi berbicara kelas X semester 2 Sekolah Menengah Atas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa, kita harus memiliki empat aspek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Mempelajari bahasa terutama bahasa asing memerlukan keterampilan khusus dan

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh keterampilan menyimak, membaca dan berbicara. membuat parafrasa lisan dalam kontek bekerja.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikembangkan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat lain, suatu bangsa berhubungan dengan bangsa lain. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pengajaran bahasa pada umumnya bertujuan agar mahasiswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa lisan, dan gerak tubuh (gesture). Bahasa tulis yang merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa, yakni: keterampilan mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Begitu pula ketika

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 話すということは人と人の間で意思を伝えるあう いわゆるコミュニケーションであり その形には 1 人たい 1 人 1 人対多数 多数対 1 人などがある (Ogawa, 1984, hlm. 636)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Pendidikan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan akibat untuk menjelaskan suatu kesatuan gagasan atau tema. Oleh karena itu,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan proses pembelajaran kosakata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan berbahasa tidak terlepas dari empat komponen keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kebudayaan suatu daerah. Pasal 22 Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar siswa. Oleh karena itu, jalannya proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Majunya dunia pendidikan sebaiknya diikuti oleh kemampuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. diri yang kuat untuk menepati apa yang telah direncanakan itu.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Banyaknya materi pembelajaran dalam mata pelajaran ekonomi yang

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

PENGGUNAAN TEKNIK SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT SEDERHANA BAHASA PRANCIS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia terus melakukan komunikasi yang

2015 METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desi Siti Nuraeni,2014

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa asing, khususnya bahasa Perancis kini semakin banyak dipelajari di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Melihat perkembangan pembelajaran bahasa Perancis yang cukup signifikan, memberi peluang baru bagi pengajar (guru) untuk lebih memperkaya pengetahuannya agar dapat memperkenalkan dan mengajarkan bahasa Perancis kepada siswa dengan baik. Namun, tidak semata-mata dengan mudah pengajar dapat mengajarkan bahasa Perancis kepada siswa sebagai pembelajar pemula. Banyak hambatan yang perlu disikapi, seperti kurangnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran bahasa Perancis, persepsi siswa akan mata pelajaran bahasa Perancis yang dianggap sulit, serta sarana dan prasarana yang terbatas dalam mempelajari bahasa Perancis. Menanggapi masalah-masalah tersebut, pengajar dapat menggunakan teknik pembelajaran yang berbeda dan menyenangkan. Agar siswa menjadi lebih tertarik untuk mempelajari bahasa Perancis, maka pengajar perlu berupaya untuk menambah motivasi belajar siswa, serta dapat mengubah persepsi siswa terhadap pelajaran bahasa Perancis yang tadinya sulit menjadi mudah. 1

2 Model pembelajaran kooperatif bukanlah hal asing bagi seorang pengajar. Model pembelajaran ini, dilaksanakan dengan membentuk kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa. Siswa diarahkan untuk dapat bersosialisasi baik antar sesama teman dalam kelompoknya maupun diluar kelompoknya, menjadikan siswa lebih aktif, dan peran pengajar hanya sebagai pengawas. Meskipun pelaksanaan model pembelajaran kooperatif cukup mudah, tetapi model pembelajaran ini masih jarang diterapkan di sekolah-sekolah. Penggunaannya lebih sering kita jumpai di tempat-tempat kursus bahasa asing, termasuk bahasa Perancis. Sehingga banyak siswa yang lebih tertarik belajar bahasa Perancis di tempat-tempat kursus daripada di sekolah. Ada begitu banyak teknik pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah teknik make-a-match. Teknik ini adalah teknik pembelajaran dengan cara guru menyiapkan kartu-kartu yang berisi pertanyaan dan juga jawaban secara terpisah yang dibagikan kepada tiap-tiap siswa secara acak dan siswa diberi waktu untuk saling menemukan pasangan yang tepat (soal-jawaban) dengan waktu yang telah ditentukan. Jika siswa berhasil menemukan pasangannya sebelum waktu habis, maka mereka akan mendapatkan poin. Namun, jika siswa tidak dapat menemukan pasangannya sampai batas waktu yang ditentukan, maka mereka akan mendapatkan sanksi yang telah disepakati bersama. Pembelajaran bahasa Perancis di sekolah saat ini ditujukan pada empat keterampilan berbahasa, yakni menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Dengan begitu, tentu saja penguasaan kosakata merupakan salah satu kunci terpenting dalam mengembangkan keempat keterampilan berbahasa tersebut.

3 Sebab, dengan menguasai kosakata siswa akan dengan mudah untuk menyampaikan setiap gagasannya dalam bentuk lisan maupun tulisan. Meskipun penguasaan kosakata begitu mendasar, siswa seringkali mengalami kesulitan ketika ingin menyampaikan gagasannya. Hal ini dikarenakan siswa malas mencari kosakata dalam kamus baik dari bahasa Perancis ke dalam bahasa Indonesia atau sebaliknya. Selain itu, siswa pun sering lupa akan kosakata yang baru diketahui. Sekaitan dengan topik penelitian yang peneliti lakukan, terdapat dua hasil penelitian sebelumnya mengenai penerapan suatu teknik atau model dalam pembelajaran kosakata, yang dilakukan oleh Hasanah diperoleh hasil pada kelas kontrol nilai rata-rata postesnya sebesar 7,2 sedangkan untuk kelas eksperimen nilai rata-rata postes sebesar 9,1. Sehingga teruji bahwa teknik permainan tebak kata efektif digunakan untuk pembelajaran kosakata bahasa Jepang. Kemudian, Rahayu dalam penelitiannya memperoleh hasil rata-rata nilai prates sebesar 16,06 dengan hasil rata-rata nilai postes sebesar 22,06. Sehingga teruji bahwa teknik scramble efektif digunakan dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Perancis. Berdasarkan uraian di atas beserta hasil penelitian sebelumnya mengenai penguasaan kosakata, peneliti ingin mengaplikasikan teknik make-a-match yang digunakan dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Perancis. Selain itu, teknik make-a-match belum pernah diaplikasikan pada pembelajaran bahasa Perancis. Maka peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul penelitian :

4 Penggunaan Teknik Make-a-Match dalam Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Perancis (Studi Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X.1 SMA Negeri 6 Bogor Tahun Ajaran 2009-2010). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti merumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan berikut ini. 1. Adakah perbedaan yang signifikan pada tingkat penguasaan kosakata bahasa Perancis siswa kelas X.1 SMA Negeri 6 Bogor sebelum dan sesudah menggunakan teknik make-a-match? 2. Apakah teknik make-a-match efektif jika digunakan dalam pembelajaran kosakata bahasa Perancis di SMA Negeri 6 Bogor? 3. Apakah kelebihan dan kelemahan teknik make-a-match dalam pembelajaran bahasa Perancis? 4. Apakah pendapat siswa kelas X.1 SMA Negeri 6 Bogor dalam pembelajaran bahasa Perancis dengan menggunakan teknik make-amatch?

5 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. perbedaan yang signifikan pada tingkat penguasaan kosakata bahasa Perancis siswa kelas X.1 SMA Negeri 6 Bogor sebelum dan sesudah menggunakan teknik make-a-match; 2. efektivitas teknik make-a-match dalam pembelajaran kosakata bahasa Perancis di SMA Negeri 6 Bogor; 3. kelebihan dan kelemahan teknik make-a-match dalam pembelajaran bahasa Perancis; 4. pendapat siswa kelas X.1 SMA Negeri 6 Bogor dalam pembelajaran bahasa Perancis dengan menggunakan teknik make-a-match. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait, yaitu : 1. bagi peneliti, menambah wawasan pengetahuan tentang berbagai teknik pembelajaran kosakata, khususnya teknik make-a-match; 2. bagi guru, mendorong kreatifitas dalam melakukan kegiatan pembelajaran bahasa Perancis, khususnya dalam menggunakan teknik pembelajaran kosakata; 3. bagi siswa, meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari bahasa Perancis, terutama dalam menguasai kosakata bahasa Perancis;

6 4. bagi lembaga, memperkaya penelitian-penelitian sebelumnya mengenai teknik pembelajaran kosakata bahasa asing, khususnya teknik make-amatch dalam pembelajaran kosakata bahasa Perancis; 5. bagi peneliti lain, menjadi referensi sebagai landasan penelitian yang berhubungan dengan pembelajaran kosakata. 1.5 Anggapan Dasar Dan Hipotesis 1.5.1 Anggapan Dasar Menurut Surakhmad (1980;97) anggapan dasar bersifat akseomatis yang tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya dan berupa landasan teori yang kebenarannya tidak diragukan peneliti. Anggapan yang melandasi penelitian ini adalah: 1. Teknik pembelajaran Make-a match merupakan salah satu teknik pembelajaran kooperatif. 2. Penguasaan kosakata merupakan salah satu kunci terpenting dalam mengembangkan empat keterampilan berbahasa. 1.5.2 Hipotesis Dalam buku Pedoman Penelitian Karya Ilmiah, Laporan Buku, Makalah, Skripsi, Tesis, dan Disertasi (2005; 45) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah atau sub-masalah yang diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka dan masih harus diuji kebenarannya.

7 Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Hipotesis Nol (H 0 ) Tidak terdapat perbedaan secara signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah mendapatkan pembelajaran kosakata dengan teknik pembelajaran make-a-match dan teknik make-a-match tidak efektif digunakan dalam pembelajaran kosakata bahasa Perancis di SMA Negeri 6 Bogor. 2. Hipotesis Kerja (H 1 ) Terdapat perbedaan secara signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah mendapatkan pembelajaran kosakata dengan teknik pembelajaran make-a-match dan teknik make-a-match efektif digunakan dalam pembelajaran kosakata bahasa Perancis di SMA Negeri 6 Bogor.