1. DIAGRAM JALUR DAN PERSAMAAN STRUKTURAL

dokumen-dokumen yang mirip
1. Diagram Jalur dan Persamaan Struktural

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an

2.1 Konsep Dasar Statistika

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Structural Equation Modeling (SEM) adalah pengembangan dari analisis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis hubungan yang terdapat antara (1) kompetensi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen

BAB 2 LANDASAN TEORI Analisis Jalur

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Aplikasi Analisis Jalur (Path Analisis) dengan menggunakan SPSS versi 12. Oleh. Abdul Razak Munir, SE, M.Si 1

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun

BAB2 LANDASAN TEORI. 2.1 Analisis Jalur

BAB III METODE TRIMMING PADA ANALISIS JALUR

BAB III METODE PENELITIAN. Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Kecamatan Parongpong Kabupaten

BAB III ANALISIS JALUR DAN PENERAPANNYA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH DI BIDANG LALU LINTAS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS SEBAB-AKIBAT (CAUSAL) ANTARA VARIABEL EKSOGEN DAN ENDOGEN PADA PATH ANALYSIS

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif karena penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian ini termasuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS JALUR. Penggunaan analisis jalur didasarkan pada beberapa asumsi, diantaranya :

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan serta Pengembangan Karier terhadap Peningkatan Kinerja.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

Bahan Ajar MATA KULIAH STATISTIKA 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y.

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PRESTASI SISWA MENGGUNAKAN PATH ANALYSIS (Studi Kasus di SMP NEGERI 3 Tangerang Selatan)

ANALISIS JALUR TERHADAP FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahap Awal. Tahap Analisis Variabel - variabel Penerimaan SAP. (Model UTAUT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB III METODE PENELITIAN

Penggunaan Metode Trimming pada Analisis Jalur dalam Menentukan Model Kausal Dana Alokasi Umum Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS JALUR TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA STATISTIKA UNDIP

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan perilaku yang digambarkan dalam TAM menunjukkan secara tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penelitiannya, seorang peneliti berusaha mengungkapkan hubungan

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

LANGKAH-LANGKAH ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) I Wayan Jaman Adi Putra

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Inti kajian dari penelitian ini adalah mengenai tingkat kepemimpinan

BAB III. Objek dan Metode penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KRIMINALITAS DI KABUPATEN BATANG TAHUN 2013 DENGAN ANALISIS JALUR

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS LINTAS (Studi kasus masalah kependudukan di Sumatera Barat)

BAB IV HASIL PENELITIAN. pelajaran 2016/2017. Terdapat empat variabel yang dideskripsikan dalam penelitian

ANALISIS dan INTERPRETASI DATA

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS JALUR MODEL TRIMMING

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL MOTIVASI TERHADAP MUTU PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS AL WASHLIYAH (UNIVA) MEDAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pemerintahan Kabupaten Lamongan

PATH ANALYSIS MODELING EFFECT OF PRINCIPAL LEADERSHIPAND INCENTIVES FOR TEACHER PERFORMANCE. Abdul Hoyyi 1

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN ONLINE DI UPN VETERAN JAWA TIMUR. Nurhadi

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Tak Terboboti (Unweighted Least Square) Untuk Data Ordinal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN ANALISIS JALUR YANG MEMPENGARUHI ANGKA LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3. 1 Tabel Desain Penelitian. T-1 Asosiatif Individual-Pelanggan. T-2 Asosiatif Individual-Pelanggan

II LANDASAN TEORI Definisi 1 (Prestasi Belajar) b. Faktor Eksternal Definisi 2 (Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi) a.

TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut angka-angka, mulai dari

BAB V PEMBAHASAN. ekstrinsik sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja agen Bumida Syariah. Cabang Surabaya. Diagram jalurnya seperti berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KOMPETENSI MENGAJAR GURU DAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA SD KELAS VI

BAB. IX ANALISIS REGRESI FAKTOR (REGRESSION FACTOR ANALYSIS)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Batas Wilayah dan Kondisi Fisik. Batas wilayah Desa Cikalong adalah sebelah utara Desa Cipinang, sebelah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Perkebunan Kabupaten Purwakarta selaku implementator Program Desa Mandiri

BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. bunga dan nilai tukar di Indonesia dan Malaysia. Dipilihnya kedua negara tersebut

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN KOMPETENSI TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA KANTOR PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR DAN RADIOMETRI (PTNBR) BANDUNG

BAB VI. ANALISIS JEJAK ATAU SIDIK LINTAS (PATH ANALYSIS)

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

1. DIAGRAM JALUR DAN PERSAMAAN STRUKTURAL

ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) I. Analisis Jalur Analisis Jalur (Path Analysis) dikembangkan oleh Sewall Wright (1934) dengan tujuan menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab, terhadap seperangkat variabel lainnya yang merupakan variabel akibat. Secara matematik Analisis Jalur mengikuti pola Model Struktural. 1. Diagram Jalur dan Persamaan Struktural Pada saat akan melakukan Analisis Jalur, disarankan untuk terlebih dahulu menggambarkan secara diagramatik struktur hubungan kausal antara variabelpenyebab dengan variabel-akibat. Diagram ini disebut Diagram Jalur (Path Analysis), dan bentuknya ditentukan oleh proposisi teoritik yang berasal dari kerangka pikir tertentu. Dalam pembicaraan kita selanjutnya, kita akan menggunakan sebuah lambang saja, yaitu X, baik sebagai variabel-penyebab maupun variabel-akibat, yang dibedakan oleh indeksnya (subscript). X1 X2 Gambar 1. Diagram Jalur yang menyatakan hubungan kausal dari X1, sebagai penyebab, ke X2, sebagai akibat X1 : Variabel Eksogenus (Exogenous Variable) Untuk selanjutnya variabel-penyebab akan kita sebut sebagai Variabel Eksogenus. 1 X2 : Varibel Endogenus (Endogenous Variable) : Variabel Residu (Residual Variable), yang merupakan gabungan dari 1) Variabel lain, diluar X1, yang mungkin mempengaruhi X2 dan telah terindentifikasi oleh teori, tetapi tidak dimasukkan ke dalam model. 2) Variabel lain, diluar X1, yang mungkin mempengaruhi X2, tetapi belum terindentifikasi oleh teori 3) Kekeliruan pengukuran (error of measurement) 4) Komponen yang sifatnya tak menentu (random component) Gambar 1. menyatakan bahwa X2 dipengaruhi secara langsung oleh X1, tetapi diluar X1 masih banyak penyebab-penyebab lain itu dinyatakan oleh. Gambar 1. merupakan diagram jalur yang sederhana, yang dinyatakan oleh persamaan : paling X2 PX 2 X 1 X1 ε (anak panah satu arah) menggambarkan pengaruh langsung dari variabel eksogenus terhadap variabel endogenus. Perhatikan bahwa panah yang kita gunakan menunjukkan satu arah dari

eksogenus ke endogenus. X1 X2 X4 X3 Gambar 2. Diagram jalur yang menyatakan hubungan kausal dari X1, X2, X3, ke X4 Gambar 2. mengisyaratkan bahwa hubungan antara X1 dengan X4, X2 dengan X4, dan X3 dengan X4, adalah 2 hubungan kausal, sedangkan hubungan antara X1 dengan X2, X1 dengan X3, dan X2 dengan X3 masing-masing adalah hubungan korelasional. X4 PX 4 X1 X1 PX 4 X 2 X2 PX 4 X 3 X3 ε perhatikan bahwa panah dua arah menyatakan hubungan korelasional. Perhatikan pula bahwa pada diagram jalur di atas terdapat tiga buah variabel eksogenus, yaitu X1, X2, dan X3, sebuah variabel endogenus, X4, dan sebuah variabel residu. X1 X3 X4 1 2 X2 Gambar 3. Hubungan kausal dari X1 dan X2 ke X3 dan dari X3 ke X4 Perhatikan bahwa pada gambar 3. terdapat dua buah sub-struktur. Pertama sub-strktur yang menyatakan hubungan kausal dari X1 dan X2 ke X3 dan sub-struktur kedua mengisyaratkan hubungan kausal dari X3 ke X4. persamaan untuk gambar 3. X 3 PX3X1 X1 PX3X2 X 2 ε1 X 4 PX4X3 X 3 ε 2 pada sub-struktur pertama, X1 dan X2 merupakan variabel eksogenus, X3 sebagai endogenus dan 1, sebagai variabel residu. Pada sub-struktur kedua, X3 merupakan eksogenus, X4 endogenus dan 2 sebagai residu. Makin kompleks sebuah hubungan struktural, makin kompleks diagram jalurnya, dan makin banyak pula substruktur yang membangun diagram jalur tersebut. 3 2. Koefisien Jalur (Path Coefficient) Besarnya pengaruh langsung (relative) dari suatu variabel eksogenus ke variabel endogenus tertentu, dinyatakan oleh besarnya nilai nomerik Koefisien Jalur (Path Coefficient) dari eksogenus tersebut ke endogenusnya. X1 PX3X1 X3 PX1X 2 PX3X 2 X2

PX3ε Gambar 4. Hubungan kausal dari X1 dan X2 ke X3 Hubungan antara X1 dan X2 adalah hubungan korelasional. Intensitas keeratan hubungan tersebut dinyatakan oleh besarnya koefisien korelasi PX X. 1 2 Hubungan X1 dan X2 ke X3 adalah hubungan kausal. Besarnya pengaruh langsung (relatif) dari X1 ke X3 dan X2 ke X3, masing-masing, dinyatakan oleh besarnya nilai numerik koefisien jalur PX X dan PX X. 3 1 3 2 Koefisien jalur PX ε menggambarkan besarnya pengaruh langsung (relatif) variabel residu (implicit exogenous variable) terhadap X3. 1 3. Menghitung Koefisien Jalur. Untuk model Struktur Rekursit (model yang tidak melibatkan arah pengaruh yang timbal-balik). Penghitungan koefisien jalur bisa dilakukan melalui metode kuadrat terkecil (Least Squares) yang telah kita ketahui dalam analisis regresi. Langkah-langkah yang disarankan untuk diikuti adalah sebagai berikut, 1) Gambarkan dengan jelas diagram jalur yang mencerminkan proposisi hipotetik yang diajukan, lengkap dengan persamaan strukturalnya. Disini kita harus bisa menterjemahkan hipotesis penelitian yang 4 kita ajukan ke dalam diagram jalur, sehingga bisa tampak jelas variabel apa saja yang merupakan variabel eksogenus dan apa yang menjadi variabel endogenusnya. 2) Hitung Matriks Korelasi antar variabel X1 X2 1 RX X 1 1 R= 2 Xu RX X RX X 1 2 1 2 3)

1 Identifikasikan sub-struktur dan persamaan yang akan dihitung koefisien jalurnya. Misalkan saja dalam sub-struktur yang telah kita identifikasi terdapat k buah variabel eksogenus, dan sebuah (selalu hanya sebuah) variabel endogenus Xu yang dinayatakan oleh persamaan, X u PX u X1 X1 PXu X2 X 2... PXu Xk X k ε1 4. Theory Trimming Oleh karena data yang kita gunakan untuk menguji proposisi hipotetik yang kita kemukakan dalam penelitian dasarnya adalah sampel berukuran n, maka sebelum kita menarik kesimpulan mengenai hubungan kausal yang digambarkan oleh diagram jalur, kita perlu menguji kebermaknaan (test of significance) setiap koefisien jalur yang telah kita hitung. Pengujian seperti ini disebut Theory Trimming. Langkah kerja pengujian 1) Nyatakan Hipotesis Statistik (Hipotesis Operasional) yang akan diuji. H 0 : PX u Xi 0 H1 : PX u Xi 0, i 1,2,..., k Perhatikan bahwa arah pengujian secara statistik (satu arah, atau dua arah) tergantung kepada proposisi hipotetik yang diajukan. 2) Gunakan Statistik Uji 5 ti 1 - R PX u X I 2 X u X1X 2...Xk n - k - 1. C ii i = 1,2,, k k = banyaknya variabel eksogenus dalam substruktur yang sedang diuji ti = menguji distribusi t-student, dengan derajat bebas (degrees of freedom) n-k-1. 3) Hitung nilai-p (p-value) 4) Ambil kesimpulan, apakah perlu trimming atau tidak. Apabila terjadi trimming, maka penghitungan harus diulang dengan menghilangkan jalur yang menurut pengujian tidak bermakna (nonsignificant). 5. Menguji Perbedaan Besarnya Dalam Sebuah Sub-Struktur. Koefisien Jalur Mungkin pada suatu saat kita ingin memperoleh keterangan mana yang lebih besar pengaruhnya terhadap Xu, apakah Xi, atau Xj, untuk i j. Pengujian seperti ini biasanya post hoc. Langkah

Kerja 1) Tentukan koefisien perbedaannya. jalur yang akan diuji Tentukan Hipotesis Statistik yang akan diuji H 0 : PX u Xi PX u X j H1 : PX u Xi PX u X j, i j Perhatikan bahwa arah pengujian ditentukan oleh kerangka pikir tertentu mengenai keadaan besarnya pengaruh masing-masing variabel eksogenus terhadap endogenus. 2) Gunakan Statistik Uji t 1 - R PX u Xi - PX u X j 2 X u X1X 2...Xk. C ii C jj - 2C ij n - k -1 t mengikuti distribusi t-student dengan derajat bebas n-k-1 6 3) Hitung nilai-p (p-value) 4) Ambil kesimpulan 6. Pengaruh Langsung dan Pengaruh Taklangsung Hubungan antara variabel yang digambarkan oleh diagram jalur bisa mengisyaratkan beberapa keadaan. Pengaruh Langsung Pengaruh langsung Xi ke Xu ditujukkan oleh panah satu arah dari Xi ke Xu. pada gambar 5 panah satu arah dari X1 ke X3 (atau dari X2 ke X3) menggambarkan pengaruh langsung X1 ke X3 (atau X2 ke X3). Pada gambar 4 pengaruh langsung X1 ke X3 ditunjukkan oleh PX X dan pengaruh langsung dari X2 ke X3 dinyatakan oleh PX X. 3 1

3 2 Pengaruh Taklangsung Pengaruh tak langsung dari Xi ke Xu ditunjukkan oleh panah satu arah dari Xi ke Xt dan panah satu arah dari Xt ke Xu. Pada gambar 3 pengaruh taklangsung dari X1 ke X4 adalah panah satu arah dari X1 ke X3 dan dari X3 ke X4. Pengaruh taklangsung dari X1 ke X4 ditunjukkan dari X1 ke X4 ditunjukkan oleh ( PX X X PX X ). 3 1 4 3 7. Asumsi yang Mendasari Analisis Jalur Pada saat melakukan analisis jalur seperti yang kita bicarakan di atas, hendaknya diperhatikan beberapa asumsi di bawah ini. 1) Hubungan antara variabel haruslah linear dan aditif. 2) Semua variabel residu tak punya korelasi satu sama lain 3) Pola hubungan antar variabel adalah rekursif. 4) Tingkat pengukuran kurangnya interval. semua variabel sekurang- 7 II. APLIKASI ANALISIS JALUR PROPOSISI : Antara Achievement Motivation, Self Esteem, dan Verbal Intelligent terhadap hubungan korelatif. Achievement Motivation, Intelligent secara Performance. Achievement Self Esteem, bersama-sama Motivation, Verbal dan Verbal mempengaruhi

Intelligent, dan Performance secara bersama-sama mempengaruhi Job Satisfaction. DATA : X1 = Achievement Motivation X2 = Self Esteem X3 = Verbal Intelligent X4 = Performance X5 = Job Satisfaction X1 1,000 R= X2 0,201 1,000 X3-0,199-0,294 1,000 X4 0.129 0,544-0,357 1,000 X5 0,202 0,281-0,156 0,418 1,000 N = 204 Sumber : Dillon, W.R., and Goldstein, M. (1984) Multivariate Analysis. Methods and Applications John Wiley & Sons. New York. P436 ANALISIS : 1. Diagram Jalur X1 X5 2 X2 X3 X4 1 Gambar. Hubungan Struktur Antara X1, X2, X3, X4 dan X5 8 Diagram Jalur tersebut terdiri dari dua buah sub-struktur dengan persamaan struktural: 1) X 4 PX 4 X1 X1 PX4X2 X 2 PX4X3 X 3 ε1 (sub - struktur - 1) 2) X 5 PX 5 X1 X1 PX5X3 X 3 PX5X4 X 4 ε 2 (sub - struktur - 2) 2. Sub-Struktur 1 Persamaan struktur untuk sub-struktur-1 dinyatakan oleh X 4 PX 4X1 X1

PX4X2 X 2 PX4X3 X 3 ε1 Pada sub-struktur-1 terdapat tiga buah variabel eksogen X1, X2, dan X3, dan sebuah variabel endogen X4. 1) Matrik korelasi antar variabel eksogen : X1 1,000 R1 X2 0,201 1,000 X3-0,199-0,294 1,000 2) Matrik Invers untuk R1 R 1-1 X1 X2 1,06590-0,166255 1,120550 X3 0,163235 0,296356 1,119610 3) Menghitung Koefisien Jalur PX 4 X1 1,06590-0166255 0,163235 0,129 1,120550 0,296356 0,544 PX 4 X 2 1,119610-0,357 PX 4 X3-0,01122 0,48233-0,21743 4) Menghitung Koefisien Determinasi Total dari X1, X2, X3, terhadap X4 dan koefisien jalur dari variabel residu ke X4. R 2 X 4 X1X 2 X 3 0,129-0,01122 0,48233-0,21743 0,544 0,33856-0,357 PX4ε1 1-0,33856 0,81329 9 5) Pengujian Koefisien Jalur Untuk Sub-Struktur-1 (5.1) H 0 : PX 4 X1 0 H1 : PX 4 X1 0 t - 0,01122 1 0,33856 1,06590-0,18898 204-3 - 1 df 200; titik kritis t 1,9719; p 0,8503 H 0 diterima (5.2) H 0 : PX 4 X 2 0 H1 : PX 4 X 2 0 t - 0,48233 1 0,33856 1,20550 7,92316

204-3 - 1 df 200; titik kritis t 1,9719; p 0,00000 H 0 ditolak (5.3) H 0 : PX 4 X3 0 H1 : PX 4 X3 0 t - 0,21743 1 0,33856 1,119610-3,57319 204-3 - 1 df 200; titik kritis t 1,9719; p 0,00044 H 0 ditolak 6) Ada Theoty Trimming Variabel X1 dikeluarkan dari model. Persamaan struktur untuk substruktur-1 menjadi X 4 PX 4X2 X 2 PX4X3 X 3 ε1 Perhitungan diulang (6.1) R2 (6.2) R -12 X2 1,000 X1 1,094610 X3-0,294 1,000 X2 0,321817 1,094610 10 (6.3) Koefisien Jalur PX 4 X 2 1,094610 0,321817 0,544 1,094610-0,357 PX 4 X3 0,48058-0,21571 (6.4) Koefisien Determinasi Total 0,544 R 2X 4 X 2X3 0,048058-0,21571-0,357 0,33844 PX4ε1 1-0,33844 0,81336 3. Sub-Struktur-2 Untuk sub-struktur-2 persamaan strukturnya adalah, X 5 PX 5X1 X1 PX5X3 X 3 PX5X4 X 4 ε 2 Dalam persamaan ini terdapat tiga buah variabel eksogen X1, X3, dan X4, dan sebuah variabel endogen X5 1) Matriks korelasi antar eksogen X1 1,000 R3 X3-0,199 1,000 X4 0,129-0,357 1,000 2) Inversi untuk R3 R 3-1

X1 X3 1,0454200-0,1832490 1,1781900 X4-0,0694397 0,3969730 1,1506800 3) Koefisien Jalur PX5X1 1,0454200 0,1832490-0,0694397 0,202 1,1781900 0,3969730-0,156 PX5X3 1,1506800 0,418 PX5X 4 0,15356 0,01915 0,40503 11 4) Koefisien Determinasi Total R 2 X 5 X1X 3 X 4 PX5ε 2 0,202 0,15356 0,01915 0,40503-0,156 0,418 0,19733 1-0,19733 0,89592 5) Pengujian Koefisien Jalur Untuk Sub-Struktur-2 (5.1) H 0 : PX5X1 0 H1 : PX5X1 0 t - 0,15356 1 0,19733 1,04542 2,37071 204-3 - 1 df 200; titik kritis t 1,9719; p 0,01870 H 0 ditolak (5.2) H 0 : PX5X3 0 H1 : PX5X3 0 t 0,01915 1 0,19733 1,17819 0,27849 204-3 - 1 df 200; titik kritis t 1,9719; p 0,78092; H 0 diterima (5.3) H 0 : PX5X 4 0 H1 : PX5X 4 0 t 0,40503 1 0,19733 1,15068

5,96014 204-3 - 1 df 200; titik kritis t 1,9719; p 0,00000 H 0 ditolak 6) Ada Theoty Trimming Variabel X3 dihilangkan dari model. Persamaan struktural untuk substruktur-2 menjadi X 5 PX 5X1 X1 PX5X4 X 4 ε 2 12 Perhitungan diulang (6.1) R4 (6.2) X1 1,000 X4-0,129 1,000 X1 X4 1,016920-0,131183 1,016920 R -14 (6.3) PX5X1 1,016920-0,131183 0,202 1,016920 0,418 PX5X 4 0,15058 0,39857 (6.4) 0,202 R 2X5 X1X 4 0,15058 0,39857 0,19702 0,418 PX5ε 2 1-0,19702 0,89609 4. Proposisi yang diterima diperhatikan oleh diagram jalur sebagai berikut X1-0,199 0,201 0,15058 X2 X5 0,39857 2 0,39857 0,48058-0,294 X3 X4-0,21571

0,39857 1 13 5. Menguji Perbedaan Besarnya Pengaruh Langsung dari X1 ke X5 dan dari X4 ke X5 Pengujian ini sifatnya Post Hoc H 0 : PX 5X 4 PX 5X1 H1 : PX 5X 4 PX 5X1 t 0,39857-0,15058 1 0,19733 1,016920 1,016920-2 - 0,131183 2,58975 204 2-1 df 201; titik kritis ; t 1,6525; p 0,00515 H 0 ditolak 14