Analisis kadar abu contoh batubara

dokumen-dokumen yang mirip
Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Kertas, karton dan pulp Cara uji kadar abu pada 525 o C

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

Cara uji berat jenis aspal keras

PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ANALISIS KIMIA PROKSIMAT BATUBARA

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Cara uji sifat tahan lekang batu

Cara uji daktilitas aspal

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Semen portland komposit

Spesifikasi aspal emulsi kationik

Cara uji penetrasi aspal

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Cara uji kelarutan aspal

Bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii )

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

Susu segar-bagian 1: Sapi

Cara uji kimia - Bagian 1: Penentuan kadar abu pada produk perikanan

Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Biji kakao AMANDEMEN 1

Cara uji penyulingan aspal cair

Bambu lamina penggunaan umum

Kulit masohi SNI 7941:2013

Cara uji geser langsung batu

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

Gaharu SNI 7631:2011. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Minyak terpentin SNI 7633:2011

Bibit niaga (final stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 2: Ayam ras tipe petelur

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 2: Benih

Metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

Bibit induk (parent stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 1: Ayam ras tipe pedaging

Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri

Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Rambu evakuasi tsunami

Pupuk amonium sulfat

Udara ambien Bagian 10: Cara uji kadar karbon monoksida (CO) menggunakan metode Non Dispersive Infra Red (NDIR)

Kayu lapis - Klasifikasi. Plywood - Classification

SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

SNI Standar Nasional Indonesia. Gambir. Badan Standardisasi Nasional ICS

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Pupuk dolomit SNI

Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C ,IDT.)

Air demineral SNI 6241:2015

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 2 : Benih

Metode uji penentuan kadar pasir dalam slari bentonit

Cara uji titik nyala dan titik bakar aspal dengan alat cleveland open cup

Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap

Bibit sapi potong Bagian 1: Brahman Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus cabe

Tata cara perhitungan evapotranspirasi potensial dengan panci penguapan tipe A

Perpustakaan umum kabupaten/kota

Cara uji kimia- Bagian 2: Penentuan kadar air pada produk perikanan

Cara uji kimia Bagian 5: Penentuan kadar logam berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada produk perikanan

Cara uji pengukuran potensi keruntuhan tanah di laboratorium

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kekentalan

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

Cara uji kelarutan aspal modifikasi dalam toluen dengan alat sentrifus

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

SNI Standar Nasional Indonesia. Biji kopi

Kayu bundar Bagian 2: Pengukuran dan tabel isi

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah

Cara uji sifat dispersif tanah lempung dengan hidrometer ganda

SNI Standar Nasional Indonesia. Sari buah tomat. Badan Standardisasi Nasional ICS

Pupuk amonium klorida

Air mineral SNI 3553:2015

Alat pemadam kebakaran hutan-pompa punggung (backpack pump)- Unjuk kerja

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

Air mineral alami SNI 6242:2015

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Pupuk SP-36 SNI

Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar (ASTM C , IDT)

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Kayu bundar jenis jati Bagian 3: Pengukuran dan tabel isi

Pupuk kalium sulfat SNI

Pupuk tripel super fosfat plus-zn

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 1: Metode lepas dasar

Semen portland pozolan

Mesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao - Syarat mutu dan metode uji

Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Analisis kadar abu contoh batubara ICS 19.020 Badan Standardisasi Nasional

BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun dan dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

Daftar Isi Prakata...ii Pendahuluan... iii Analisis kadar abu contoh batubara... 1 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 3.1 bahan mineral... 1 3.2 bahan batubara... 1 3.3 batubara peringkat rendah... 1 3.4 batas keterulangan... 1 3.5 batas perbedaan... 1 4 Prinsip...1 5 Peralatan... 2 6 Persiapan contoh... 2 7 Prosedur... 2 8 Penghitungan... 2 9 Ketelitian analisis... 3 10 Pelaporan... 3 Bibliografi... 4 i

Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) 3478:2010, Analisis kadar abu contoh batubara disusun oleh Panitia Teknik 73-01 Komoditas Tambang Mineral, Batubara dan Panas Bumi. Standar ini merupakan revisi dari SNI 13-3478-1994, Analisis kadar abu contoh batubara. Tujuan dari penyusunan standar ini untuk mengoptimasikan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya mineral, menyeragamkan pemakaian metode uji di bidang pertambangan umum sehingga dicapai hasil yang dapat dipercaya dan diakui baik oleh nasional maupun internasional (akreditasi laboratorium handal). Standar ini telah disepakati oleh pihak berkepentingan (stakeholders) yang terkait, yaitu perusahaan tambang, perguruan tinggi/lembaga penelitian dan instansi teknis pada forum konsensus nasional yang dilaksanakan di Bandung pada tanggal 12 13 Maret 2009. Penyusunan standar ini mengacu kepada pedoman tentang Penulisan Standar Nasional Indonesia yang diterbitkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN), yaitu Pedoman Penulisan Standar Nasional (PSN) 08:2007. ii

Pendahuluan Batubara adalah suatu senyawa hidrokarbon yang sangat kompleks, terdiri atas bermacammacam unsur yang terikat baik secara organik maupun anorganik. Secara garis besar batubara terdiri atas air (moisture), bahan batubara (coal matter), dan bahan mineral (mineral matter). Untuk mengetahui sifat-sifat dan kualitasnya, perlu dilakukan analisis dan pengujian terhadap contoh batubara tersebut. Kadar bahan mineral dalam batubara umumnya dihitung dari kadar abu, yakni residu anorganik hasil pembakaran batubara. Oleh karena itu prosedur analisis kadar abu terhadap batubara perlu distandarkan dalam rangka memberikan kepastian kualitas kepada produsen dan konsumen. iii

Analisis kadar abu contoh batubara 1 Ruang lingkup Standar ini meliputi prinsip, bahan, peralatan, persiapan contoh, prosedur yang digunakan dalam menentukan kadar abu contoh batubara, penghitungan, ketelitian analisis dan pelaporan. 2 Acuan normatif ISO 1171 : 1997 (E), Solid Mineral Fuels-Determination of Ash content. SNI 13-3475-1994, Preparasi contoh batubara untuk analisis dan pengujian di laboratorium serta penentuan kadar air bebas. SNI 13-3498-1994, Inspeksi bejana tekan. 3 Istilah dan definisi 3.1 bahan mineral bahan anorganik yang terdapat dalam batubara, baik berupa bahan bawaan yang berasal dari tumbuhan pembentuk batubara, maupun bahan tambahan pada pembentukan endapan batubara 3.2 bahan batubara bahan organik pembentuk batubara yang berasal dari tumbuhan pembentuk batubara, tidak termasuk air dan bahan mineral 3.3 batubara peringkat rendah jenis batubara yang mempunyai nilai kalor (moist ash free = basah dan bebas abu) lebih kecil dari 5.700 kkal/kg 3.4 batas keterulangan batas nilai keterulangan yang diijinkan antara dua hasil analisis/pengujian yang dilakukan di laboratorium yang sama, dengan contoh yang sama oleh analis/teknisi dan alat yang sama pula 3.5 batas perbedaan batas nilai perbedaan yang diijinkan antara dua hasil analisis/pengujian yang dilakukan di laboratorium yang berbeda dengan contoh yang sama 4 Prinsip Kadar abu ditentukan dengan cara menimbang residu hasil pembakaran sempurna contoh batubara pada kondisi standar. 1 dari 4

5 Peralatan Peralatan yang digunakan terdiri atas : (a) Tungku (furnace) Muffle dengan suhu 0 C sampai dengan 1000 C; (b) Cawan porselen atau silika, tinggi 8 mm sampai dengan 15 mm dengan kapasitas tidak melebihi 0,15 g/cm 2 ; (c) Neraca analitik dengan ketelitian 0,1 mg; (d) Desikator; (e) Lempengan logam aluminium dan tang penjepit panjang. 6 Persiapan contoh Persiapan contoh dilakukan sesuai dengan SNI 13-3475-1994 sehingga diperoleh contoh batubara dengan ukuran lolos saringan nomor 60 (0,250 mm). 7 Prosedur Sesuai dengan ISO 1171 : 1997 (E): Solid Mineral Fuels-Determination of Ash content. (a) (b) (c) (d) (e) (f) Timbang kurang lebih 1 gram contoh batubara ke dalam cawan yang telah diketahui bobotnya. CATATAN Sebelum ditentukan bobotnya, cawan terlebih dahulu dipanaskan pada suhu (815 ± 10) C selama 15 menit, dinginkan dan kemudian timbang (sebagai bobot cawan kosong). Masukkan cawan yang berisi contoh tersebut ke dalam tungku pada suhu kamar, kemudian naikkan suhu tungku sampai kurang lebih 500 C dalam waktu 60 menit dan biarkan pada suhu tersebut selama 30 menit. Untuk contoh batubara peringkat rendah, biarkan pada suhu 500 C selama 60 menit. Teruskan pemanasan dan naikkan suhu tungku sampai (815 ± 10) C dan biarkan pada suhu ini selama ± 60 menit atau sampai semua contoh sempurna menjadi abu. Angkat cawan dari dalam tungku, letakkan di atas lempengan logam selama kurang lebih 10 menit, kemudian masukkan ke dalam desikator. Timbang cawan yang berisi abu tersebut. Hitung kadar abu. 8 Penghitungan Kadar abu contoh batubara dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : m m1 Kadar abu (%) = 3 100 m m Keterangan: m 1 adalah bobot cawan kosong, gram; m 2 adalah bobot cawan + contoh, gram; m 3 adalah bobot cawan + abu, gram. 2 1 2 dari 4

9 Ketelitian analisis 10 Pelaporan Kadar Abu Tabel batas keterulangan dan batas perbedaan Batas keterulangan dan perbedaan yang diizinkan (%) Batas keterulangan Batas perbedaan (repeatability limit) (reproducibility limit) < 10% 0,2 % absolut 0,3 % absolut 10% 2,0 % dari hasil rata-rata 3,0 % dari hasil rata-rata Laporan hasil pengujian mencantumkan informasi sebagai berikut. (a) Jenis contoh; (b) Kode contoh; (c) Metode yang digunakan; (d) Jumlah contoh; (e) Asal contoh; (f) Tanggal analisis/pengujian; (g) Standar acuan; (h) Hasil dan dasar perhitungan yang digunakan; (i) Nama dan tanda tangan penanggung jawab. 3 dari 4

Bibliografi ASTM D 3174-04, Standard Test Method for Ash in the Analysis Sample of Coal and Coke from Coal. 4 dari 4