BAB I PENDAHULUAN. menyebutkan nama benda-benda tersebut (Al-Baqarah : 31) lainnya adalah penekanannya terhadap masalah pendidikan (mencari ilmu).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pendidikan dan yang ditegaskan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat telah banyak mengangap bahwa anak yang dilahirkan karena suatu

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagian terpenting bagi setiap bangsa apalagi bangsa yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam. perkembangan individu yang berlangsung sepanjang hayat.

METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH LUAR BIASA TUNARUNGU (SLB/B) MELALUI ALAT PERAGA UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Pendidikan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan memajukan pendidikan di Indonesia telah dilakukan antara lain

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk suatu profesi, tetapi mampu menyelesaikan masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sejak dilahirkan mempunyai fitrah sebagai makhluk yang. berguna bagi agama, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan segala aktifitas di berbagai bidang. Sesuai dengan UUD 1945

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

FAKTOR-FAKTOR STRATEGIK PEMEROLEHAN BAHASA ANAK TUNARUNGU ( Studi kasus di SLB B Karnnamanohara Yogyakarta ) T E S I S

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan

Bab I Pendahuluan. Sekolah Luar Biasa Tunagrahita di Bontang, Kalimantan Timur dengan Penekanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hak asasi setiap warga negara. Oleh karena itu, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali bagi anak luar biasa atau anak berkebutuhan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan bernegara, ada yang namanya hak dan kewajiban warga

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran proses pembangunan Bangsa dan Negara Indonesia kearah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang wajib ditempuh oleh semua warga negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Pendidikan luar biasa

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu dalam perjalanan hidupnya selalu membutuhkan orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan kodrat kemanusiaannya.

PEMBINAAN DISIPLIN ANAK TUNA GRAHITA DI SEKOLAH. (Studi Kasus di SLB Pelita Bangsa Kesamben Jombang) SKRIPSI

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan selalu berhubungan dengan tema-tema kemanusiaan.artinya

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Manusia merupakan mahluk individu karena secara kodrat manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan memiliki kecakapan hidup dan mampu mengoptimalkan segenap

2014 MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi diantara umat manusia itu sendiri (UNESCO. Guidelines for

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. Ai Nuraeni, 2014 Pembelajaran PAI Untuk Siswa Tunarungu Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki perilaku, sikap dan mengkokohkan kepribadian. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adanya diskriminasi termasuk anak-anak yang mempunyai kelainan atau anak

BAB I PENDAHULUAN. Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) membutuhkan fasilitas tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

INOVASI MODEL PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH DASAR OLEH AGUNG HASTOMO

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan segala potensi yang dimilikinya, Maka sangatlah wajar apabila

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

SLB TUNAGRAHITA KOTA CILEGON BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belajarnya. Segala bentuk kebiasaan yang terjadi pada proses belajar harus. terhadap kemajuan dalam bidang pendidikan mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. kuat, dalam bentuk landasar filosofis, landasan yuridis dan landasan empiris.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. ada perantaraan pendidikan agar perkembangannya sempurna sesuai dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. itu bisa didapatkan dan dilakukan dimana saja, bisa di lingkungan sekolah, Dengan pendidikan kehidupan manusia menjadi terarah.

BAB I PENDAHULUAN !"#$%&'

BAB I PENDAHULUAN. Erlangga, 2010), terj. Eka Widayati, hlm Jenny Thompson, Memahami Anak Berkebutuhan Khusus, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran, keikhlasan, kejujuran,

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

AHMAD NAWAWI JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI BANDUNG 2010

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan. dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian, moral,

INOVASI MODEL PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH DASAR Oleh AGUNG HASTOMO

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Sisdiknas Nomor : 20 Tahun 2003 Bab 1 pasal

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BATANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 24 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional betujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya, karena

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya berfungsi sebagai alat dalam menyampaikan kebudayaan untuk

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimensi kemanusiaan paling elementer dapat berkembang secara optimal ( Haris,

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan suatu bangsa karena menjadi modal utama dalam pengembangan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Putri Shalsa Novita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hak asasi hidup setiap manusia. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang universal tidak hanya berbicara ekonomi, sosial, budaya, dan tidak hanya berbicara urusan akhirat saja tetapi berbicara dunia khususnya berbicara tentang pendidikan. Pendidikan sudah dicontohkan dalam Islam, ketika Allah menciptakan nabi Adam a.s., lalu Allah mengajarkan kepadanya nama benda-benda secara keseluruhannya dan Adam diminta untuk menyebutkan nama benda-benda tersebut (Al-Baqarah : 31) Islam mendorong kepada umatnya untuk menggali ilmu tidak hanya dalam pendidikan formal saja, tetapi wajib bagi umatnya untuk melakukan pengkajian dan pengamatan terhadap berbagai fenomena alam yang merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Salah satu yang membedakan Islam dengan agama yang lainnya adalah penekanannya terhadap masalah pendidikan (mencari ilmu). Sebagaimana wahyu yang pertama kali turun adalah perintah untuk membaca (iqra ), bukan untuk shalat, puasa, zakat maupun haji. Dari sinilah pendidikan mempunyai peranan yang utama dalam Islam. Karena dalam al-quran disebutkan bahwa hanyalah orang-orang yang berilmu, yang dapat memahami dengan baik

lingkungannya dan benar-benar meresapi keagungan Allah dan bertaqwa secara mendalam. Sehingga benarlah ketika antara orang yang berilmu sangat berbeda dengan orang yang tidak berilmu sesuai firman Allah Q.S (Al-Zumar : 9) Pendidikan salah satu modal dasar pembangunan suatu bangsa. Setiap individu dalam perjalanan hidupnya selalu membutuhkn orang lain. Untuk dapat melangsungkan hidupnya individu senantiasa berusaha untuk mengembangkan akal dan segala kemampuannya. Saat ini pendidikan mengalami perkembangan pesat mulai pendidikan formal, nonformal dan juga informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar (meliputi SD, MI, SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat), pendidikan menengah (meliputi SMA, MA, SMK, MAK, atau bentuk lain yang sederajat), dan pendidikan tinggi (meliputi diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor). Pendidikan formal adalah salah satu sarana pengembangan, pengetahuan termasuk bagi mereka yang berkelainan sehingga ada suatu lembaga pendidikan khusus yang mengelola dan menangani anak penyandang cacat. Di lihat dari sudut peri kemanusian, bukan hanya pendidikan untuk mereka yang sehat saja yang penting, tetapi kesejahtraan khususnya di bidang pendidikan mereka yang tergolong memiliki kelainan harus mendapat perhatian yang setara

dengan mereka yang normal. Anak yang berkelainan mereka mempunyai hak dan derajat yang sama dalam kehidupan terutama dalam memperoleh pendidikan yang layak. Disadari atau tidak bahwa kelainan seorang anak memiliki tingkatan dari yang paling ringan sampai yang paling berat, dari kelainan tunggal, ganda, hingga kompleks yang berkaitan dengan fisik, emosi, psikis, dan sosial. Keadaan ini jelas memerlukan pendekatan khusus dalam memberikan pelayanan pendidikan bagi anak berkelainan, karena kondisi kelainannya tidak memungkinkan ia datang ke sekolah. Amanat hak atas pendidikan bagi penyandang kelainan atau ketunaan ditetapkan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 32 disebutkan bahwa: pendidikan khusus (pendidikan luar biasa) merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. 1 Dengan adanya ketetapatan dari UU No.20 Tahun 2003 tersebut bagi anak penyandang kelainan sangat berarti karena memberi landasan yang kuat bahwa anak berkelainan perlu memperoleh kesempatan yang sama sebagaimaan yang diberikan kepada anak normal lainnya dalam hal pendidikan dan pengajaran. Tujuannya agar anak-anak tersebut mampu mengembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat sehingga mampu hidup mandiri dan mengadakan interaksi dengan lingkungan sosial disekitarnya. 1 Dedy Kustawan, Penilaian Pembelajaran Bagi Anak berkebutuhan Khusus, (Jakarta:PT. Luxima Metro Media, 2013), h. 10

Saat ini paradigma pendidikan sangat berkembang pesat termasuk pendidikan untuk anak yang berkebutuhan khusus, bagi guru Sekolah Dasar Program S. 1 (PGSD), pendidikan anak berkebutuhan khusus di jadikan mata kuliyah yang wajib tersendiri. 2 Anak yang tergolong berkebutuhan khusus saat ini dapat bersekolah di lembaga pendidikan regular hal ini bertujuan agar tidak adanya diskriminasi terhadap anak dan mereka diberikan penghidupan yang layak dan wajar. Begitu besarnya makna pendidikan sebagaimana dalam undang-undang dasar 1945 pasal 5 yang berbunyi setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan dan di tegaskan dalam undang-undang sistem pendidikan nasional RI Nomor 20 Tahun 2003 bab III pasal 8 yang berbunyi: 1. Warga negara yang memiliki kelainan fisik, mental berhak memperoleh pendidikan luar biasa. 2. Warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus. 3. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana di maksud pada ayat 1 dan 2 di tetapkan dengan peraturan pemerintah. 3 Banyaknya jenis kelainan yang dimiliki anak-anak di Indonesia, dapat diklasifikasikan pada empat golongan : 2 Imam Yuwono, Pendidikan Anak Berkebutuhan khusus, Handout Perkulihanan PPKBH (Banjarmasin: Unlam, 2012), h. 2. 3 Depdiknas, Undang- Undang RI NO.20 Tentang Sisdiknas, (Bandung: CV.Nuansa Aulia, 2005), h. 95

a. Anak yang keadaan dan perkembangannya demikian menyimpang pada segi fisik. b. Anak yang keadaan dan perkembangannya demikian menyimpang pada segi mental. c. Anak yang keadaan dan perkembangannya demikian menyimpang pada segi sosial. d. Anak yang keadaan dan perkembangannya demikian menyimpang pada segi emosi. 4 Sebagai anak yang memiliki kelainan mereka membutuhkan pendidikan, pendidikan sudah menjadi salah satu kebutuhan hidup manusia. Mendidik anak berkelainan tak semudah mendidik anak-anak normal. Anak-anak berkelainan mempunyai ciri-ciri yang khusus, maka dalam program pendidikannya tidak hanya diperlukan pelayanan secara khusus akan tetapi juga perlu alat-alat khusus, guru yang khusus bahkan kurikulum yang khusus pula. Anak berkebutuhan khusus memerlukan pendidikan khusus agar hasil belajarnya tercapai secara optimal. Anak berkebutuhan khusus ada yang memiliki tingkatan kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran dikarenakan hambatan, gangguan, kelainan fisik, mental, emosional, dan sosial yang dialaminya. Pendidikan khusus juga diperlukan bagi anak-anak yang memiliki potensi kecerdasan atau bakat istemewa. Anak berkebutuhan khusus memerlukan layanan pendidikan yang spesifik yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus ini memiliki apa yang disebut dengan hambatan belajar dan 4 Departemen pendidikan dan Kebudayaan, Identifikasi dan Evaluasi Anak Luar Biasa, (Jakarta: CV. Harapan Baru 2004)h, 18.

hambatan perkembangan. Mereka memerlukan layanan pendidikan yang sesuai dengan hambatan belajar dan hambatan perkembangan yang dialami oleh masingmasing anak. 5 Untuk mengatasi permasalahan tersebut telah disediakan berbagai bentuk layanan pendidikan (sekolah) bagi mereka. Pada dasarnya sekolah untuk anak berkelainan sama dengan sekolah anak-anak pada umumnya. Namun karena kondisi dan karakteristik kelainan anak yang disandang, maka sekolah bagi mereka dirancang secara khusus sesuai dengan jenis dan karakteristik kelainannya. Sekolah untuk anak-anak berkelainan ada beberapa macam, salah satunya Sekolah Luar Biasa (SLB) adalah satuan pendidikan jalur formal yang terdiri dari pendidikan anak usia dini, jenjang pendidikan dasar, dan jenjang pendidikan menengah, dan semuanya termasuk jenis pendidikan khusus. SLB menampung anak dengan jenis kelainan yang sama yaitu: SLB/A untuk anak tunanetra, SLB/B untuk anak tunarungu, SLB/c untuk anak tunagrahita, SLB/D untuk anak tunadaksa, SLB/E untuk anak tunalaras, SLB/G untuk anak tunaganda. Berbicara pendidikan luar biasa adalah berbicara semua anak atau peserta didik, dari semua anak yang didalamnya terdapat anak berkebutuhan khusus dengan bermacam-macam jenis kelainan yang mereka miliki untuk itu penting sekali mengenalnya. Agama Islam merupakan agama yang rahmatan lilalamin. Islam tidak membedakan-bedakan seseorang dari jenis kelamin, suku, ras dan keturunan, tetapi dihadapan yang Maha Kuasa taqwalah yang membedakan. 5 Dedy Kustawan,Pendidikan Inklusif dan Upaya Implementasinya,(Jakarta: PT Luxima Metro Media,2012), h. 2

Dari ayat di atas Allah mengingatkan bahwa semuanya sama dihadapan- Nya kecuali taqwalah yang paling mulia disisi-nya, begitupula dengan anak yang memilki kelainan mereka memiliki hak untuk dikasihi tanpa membeda-bedakan mereka dengan anak normal. Pendidikan Agama Islam pada hakikatnya adalah upaya untuk mengkomunikasikan ajaran-ajaran Islam terhadap anak didiknya. Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan bentuk sikap, kepribadian dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran atau kuliyah pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Ajaran Islam mengajarkan kita untuk saling menghormati dan menyayangi sesama manusia, seperti tidak membedakan sesorang itu normal ataupun cacat karena pada hakekatnya semuanya sama dihadapan Allah. Menyadari betapa pentingnya pendidikan agama Islam pada anak ABK dalam pembentukan manusia yang Islam dan mengingat banyaknya persoalan yang di hadapi generasi yang akan mendatang, maka perlu adanya perhatian dan kasih sayang orang-orang yang berada di sekitarnya untuk memberikan pembelajaran agama Islam untuk anak berkelainan. Salah satu tugas sekolah adalah memberikan pembelajaran kepada anak didik termasuk mereka yang memiliki kelainan, mereka harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan dari sekolah, disamping mengembangkan pribadinya.

Pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada peserta didik yang merupakan proses pengajaran (proses belajar mengajar) dilakukan guru di sekolah dengan cara-cara atau metode tertentu. Cara-cara tersebut yang dimaksud sebagai metode pembelajaran di sekolah. Metode dijelaskan dalam Al-quran surat An- nahl ayat 125, Allah berfirman: 6 Dari ayat tersebut Allah mengajarkan kita bahwa mendidik dan mengajar dengan cara yang sebaik-baiknya. Dalam makna yang komplek pembelajaran pada hakikatnya adalah usaha sadar dari seseorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapa tujuan yang diharapkan. Jelaslah bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah di tetapkan sebelumnya. 7 Metode pembelajaran adalah cara pembentukan atau pemantapan pengertian (penerimaan informasi) terhadap suatu penyajian informasi atau bahan 6 Syekh ahmad Syawi Al Maliki Khasiatul, Alamatus Showi, (Tafsir Jalalain Jilid II, 1999), h. 411. 7 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 17

ajar. 8 Pembelajaran dapat dilakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan cara-cara atau metode-metode tertentu. Manusia selalu berusaha mencari efisiensi-efisiensi kerja dengan jalan memilih dan menggunakan suatu metode yang dianggap terbaik untuk mencapai tujuannya. Demikian pula halnya dalam lapangan pembelajaran di sekolah. Para pendidik selalu berusaha memilih metode pembelajaran yang setepat-tepatnya, yang dipandang lebih efektif daripada metode-metode lainnya sehingga kecakapan dan pengetahuan yang diberikan oleh guru itu benar-benar menjadi milik murid. Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Masalah utama dalam pembelajaran anak berkebutuhan khusus adalah penggunaan metode pembelajaran dalam menyampaikan materi pembelajaran secara tepat, yang memenuhi kebutuhan siswa, sehingga kemampuan yang dimiliki siswa dapat berkembang seoptimal mungkin. Metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar yang kaku, kurang fleksibel, kurang demokratis, dan guru cenderung lebih dominan daripada siswa. Hal tersebut dapat merugikan siswa karena yang belajar adalah siswa, kondisi tersebut dikarenakan guru lebih mengejar target yang berorientasi pada nilai akhir. Jadi pemilihan dan penggunaan metode yang tepat sangat berpengaruh terhadap hasil yang telah dicapai. Metode pembelajaran harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. 8 Daryanto, Strategi dan Tahapan Mengajar Bakat Keterampilan Dasar Bagi Guru,(Bandung: CV. YAMARA WIDYA, 2013),h. 1

Pada penjajakan awal kesalah satu sekolah yang melayani anak berkebutuhan khusus yaitu SMPLB Keraton Martapura, penulis melihat bahwa sekolah ini merupakan salah satu institusi yang memberikan layanan pendidikan khusus bagi anak penyandang cacat mulai dari anak tunarungu, tunagrahita, dan anak autis, yang di dalamnya terdapat proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar membutuhkan komponen pendidikan yang berfungsi untuk mencapai tujuan pendidikan, adapun salah satu komponen pendidikan tersebut adalah metode pembelajaran yang tepat. Metode tersebut merupakan faktor yang penting dalam keberhasilan pelaksanaan pembelajaran khususnya agama Islam bahkan menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses belajar mengajar di SMPLB Keraton Martapura. Guru PAI di SMPLB kadang-kadang kesulitan menentukan metode yang tepat dalam pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus yang ada di sekolah tersebut karena karakteristik kelainan yang mereka sandang berbeda-beda, satu anak ABK dengan ABK lainnya berbeda kemampunnya, walaupun sama jenis kelain, satu ABK berbeda penanganannya dengan ABK lainnya maka dalam pembelajarannya diperlukan cara-cara atau metode tertentu dari guru. Metode yang diterapkan kadang berbeda-beda karena menyesuaikan tingkat kemapuan ABK. Guru kesulitan menggunaan metode pembelajaran dalam menyampaikan materi pembelajaran secara tepat, yang memenuhi kebutuhan siswa. Guru tidak hanya menggunakan satu metode tetapi metode bervariasi dalam menyampaikan materi pembelajaran pada ABK. Hal ini mengugah penulis dan tertarik untuk mengungkap lebih lanjut bagaimana usaha yang dilakukan untuk mencapai sebuah pembelajaran yang

efektif untuk anak berkebutuhan khusus khususnya dalam pembelajaran agama Islam. Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa pembelajaran anak berkebutuhan khusus mempunyai kesulitan tersendiri apalagi dalam pemilihan metode pembelajaran, oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat judul skripsi tentang bagaimana METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SMPLB KERATON MARTAPURA B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan diteliti dalam penulisan ini yaitu: 1. Bagaimana metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diterapkan pada anak berkebutuhan khusus di SMPLB Keraton Martapura? 2. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran Agama Islam pada anak berkebutuhan khusus di SMPLB Keraton Martapura?

C. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap judul tersebut di atas dan ruang lingkup penulisan ini maka ditegaskan sebagai berikut: 1. Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. 9 2. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. 10 3. Pendidikan Agama Islam adalah upaya untuk mengkomunikasikan ajaranajaran Islam terhadap peserta didik. 4. Anak Berkebutuhan Khusus ialah anak yang karena suatu hal mempunyai kelainan atau masalah (baik berkebutuhan khusus permanen dan yang berkebutuhan khusus temporer). 11 Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode pembelajaran agama Islam adalah upaya yang ditempuh pendidik dalam melaksanakan pembelajaran agama Islam di SMPLB Keraton Martapura agar memudahkan dalam mencapai tujuan pembelajaran khususnya pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak yang memiliki kelainan atau masalah. 9 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Sterategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,1996), h. 85 10 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan Implementasi,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 100

Jadi informasi yang ingin penulis gali dalam penulisan ini penulis membatasinya yaitu metode apa yang digunakan oleh guru, strategi, media, dalam mengarjakan Pendidikan Agama Islam pada anak berkebutuhan khusus. D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan fokus penelitian yang diteliti maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diterapkan pada anak berkebutuhan khusus di SMPLB Keraton Martapura 2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam pada anak berkebutuhan khusus di SDN 2 Semangat Dalam Handil Bakti E. Signifikasi Penelitian 1. Dengan adanya penelitian ini sangat berguna terutama bagi penulis sendiri untuk dapat menambah pengetahuan tentang metode yang digunakan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam pada anak berkebutuhan khusus di SMPLB Keraton Martapura 2. Memberi motivasi kepada mahasiswa dalam mengajarkan pendidikan agama Islam pada anak berkebutuhan khusus. 3. Sebagai bahan informasi dan sumbangan penulis kepada sekolah agar melakukan pengembangan terhadap metode pembelajaran anak berkebutuhan khusus.

4. Dengan penelitian ini diharapkan guru dapat menerapkan dan mengembangkan metode pembelajaran yang tepat terhadap peserta didik. 5. Sebagai masukan bagi penulis lain untuk meneliti yang lebih luas lagi. F. Alasan Memilih Judul Yang menjadikan dasar atas penulis memilih judul yaitu sebagai berikut: 1. Mengingat pentingnya pemilihan dan penggunaan metode yang tepat dalam pembelajaran karena dengan adanya metode dapat mudahkan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran khususnya pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus yang memiliki tingkat kesulitan tersendiri. 2. Mengajarkan anak berkebutuhan khusus tidak semudah mengajari anak normal, karena satu ABK berbeda penanganannya dengan ABK lainnya maka dalam pembelajarannya diperlukan cara-cara atau metode tertentu dari guru. 3. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan pelajaran yang wajib di ajarkan pada sekolah umum, apalagi bagi anak berkebutuhan khusus karena akan mempengaruhi perkembangan rohaninya. G. Kajian Pustaka Aulia Rahman, Penerapan Metode Pembiasaan Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Anak Tunagrahita di SLB/C Negeri Selat

Kapuas, 2013. Adapun isi skripsi ini adalah tentang penerapan metode pembiasaan pada anak tunggrahita dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat terlaksana dengan baik karena anak tunagrahita yang suka meniru apa yang dikukan oleh guru. H. Sistematika Penelitian Bab I pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, fokus masalah, definisi operasional, judul, tujuan penelitian,alasan memilih judul, signifikansi penelitian, kajian pustaka dan sistematika penulisan. Bab II dalam bab ini berisikan tentang tinjauan teoritis tentang definisi metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak berkebutuhan khusus, kedudukan metode dalam pembelajaran, pentingnya pemilihan dan penentuan metode, karakteristik pembelajaran agama islam di SLB, karakteristik anak berkebutuhan khusus, metode pembelajaran PAI anak berkebutuhan khusus. Bab III berisikan tentang uraian metode penelitian yang memuat tentang jenis dan pedekatan, objek dan subjek penulisan, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan analisis data, prosedur penulisan. BAB IV berisikan tentang laporan hasil penulisan dengan memuat gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data dan analisis data. BAB V berisikan tentang penutup yang berisi tentang simpulan dan saran. Pada akhir berisi daftar Pustaka