Survei, Investigasi dan Disain Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi NusaTenggara Timur

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI DESA GUNUNG RINTIH KECAMATAN STM HILIR KABUPATEN DELI SERDANG

BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA

HYDRO POWER PLANT. Prepared by: anonymous

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii. Lembar Pernyataan Keaslian... iii. Lembar Pengesahan Penguji...

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan Hidro

BAB II LANDASAN TEORI...

BAB IV DESAIN STRUKTUR MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH JORONG AIA ANGEK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR...

Optimasi Energi Terbarukan (Mikrohidro)

SESSION 8 HYDRO POWER PLANT. 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA

BAB III PENGUMPULAN DATA DAN PEMBUATAN RANCANG BANGUN SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Pembangkit listrik kecil yang dapat menggunakan tenaga air pada saluran

58. Pada tail race masih terdapat kecelakaan air 1m/det serta besarnya K = 0,1. Hitung : 1) Hidrolik Losses!

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR - TE STUDI PENGONTROL BEBAN ELEKTRONIK PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO SELOLIMAN, TRAWAS KABUPATEN MOJOKERTO

1. PENDAHULUAN 2. TUJUAN

DESAIN DAN ANALISIS PEMBANGKIT LISTRIK MIKROHIDRO

BAB I PENDAHULUAN. juga untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 1.1 KETERSEDIAAN DEBIT AIR PLTM CILEUNCA

BAB III PEMILIHAN TURBIN DAN PERANCANGAN TEMPAT PLTMH. Pemilihan jenis turbin ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan listrik menjadi masalah yang tidak ada habisnya. Listrik menjadi

ANALISA DAYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO TUKAD BALIAN, TABANAN MENGGUNAKAN SIMULINK

Latar Belakang. Permasalahan. Tujuan

Energi dan Ketenagalistrikan

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB II DASAR TEORI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR SKALA PIKO

EVALUASI KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO BANTAL PADA PABRIK GULA ASSEMBAGOES KABUPATEN SITUBONDO

STUDI AWAL PERENCANAAN S

GALIH EKO PUTRA Dosen Pembimbing Ir. Abdullah Hidayat SA, MT

BAB III METODE PEMBAHASAN

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan +

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

BAB III METODE PENELITIAN

SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PIKO HIDRO UNTUK MODUL PRAKTIKUM DI LABORATORIUM KONVERSI ENERGI

KAJI ANALITIK POTENSI DAYA LISTRIK PLTMH DI AIR TERJUN MUARA JAYA DESA ARGAMUKTI KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. listrik. Dimanapun kita tinggal, listrik sudah menjadi kebutuhan primer yang

Pembangkit Listrik Tenaga Air. BY : Sulistiyono

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

TUGAS AKHIR. Analisa Dan Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hindro ( PLTMH ) Berdasarkan Perhitungan Beban

Kata Kunci : PLTMH, Sudut Nozzle, Debit Air, Torsi, Efisiensi

PENERAPAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI DESA HUKURILA KOTA AMBON UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI

BAB II LANDASAN TEORI. semakin populer sebagai alternatif sumber energi, terutama di wilayah yang

STUDI AWAL PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL DAN KELISTRIKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI-HIDRO

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )

BAB II DASAR TEORI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO. 2.2 Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Hidro

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI SALURAN IRIGASI MATARAM

NASKAH PUBLIKASI ANALISA POTENSI AIR TERJUN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK MIKROHIDRO DI KAWASAN WISATA GIRIMANIK

ANALISIS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI ONGKAK MONGONDOW DI DESA MUNTOI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

LAMPIRAN A DESKRIPSI PROYEK

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), 2. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), 3. Pembangkit Listrik Tenaga Angin,

OKTOBER KONTROL DAN PROTEKSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO By Dja far Sodiq

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air

EVALUASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) KAPASITAS 40 kva DESA RIRANG JATI KECAMATAN NANGA TAMAN KABUPATEN SEKADAU

BAB I PENDAHULUAN. Potensi air sebagai sumber energi terutama digunakan sebagai penyediaan energi

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menikmati listrik. Akibat sulitnya lokasi yang tidak dapat

Ifhan Firmansyah, Ir. Syariffuddin Mahmudsyah, M.Eng., Ir. Teguh Yuwono Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

BAB V PERENCANAAN PLTMH

PEMANFAATAN GENERATOR MAGNET PERMANEN KECEPATAN RENDAH PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

BAB II LANDASAN TEORI

MENUJU PROPINSI SUMATERA BARAT KECUKUPAN ENERGI BERBASIS AIR EXTENDED ABSTRACT

Tahapan Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

II. TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO (PLTM) PALUMBUNGAN, PURBALINGGA Design of Mini Hydro Power Plant at Palumbungan, Purbalingga

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Makalah Pembangkit listrik tenaga air

BAB II DASAR TEORI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR PUMPED STORAGE. Pembangkit Listrik Tenaga Pompa (Pumped Storage) adalah sebuah tipe

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

Jl. Banda Aceh-Medan Km. 280 Buketrata - Lhokseumawe Abstrak

PERENCANAAN PEMBANGUNAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI KINALI PASAMAN BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Inisialisasi Kerjasama Fakultas Teknik Universitas Lampung dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

ABSTRAK. energi listrik, khususnya di pedesaan yang tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN. PLTMH merupakan alternatif yang sangat potensial bila

Kata Kunci debit air, ketinggian jatuh air (head), PLTMH Gunung Sawur unit 3, potensi daya, pipa pesat, turbin air, generator I.

BAB IV HASIL ANALISIS. Ketinggian jatuh air merupakan tinggi vertikal dimana air mengalir dari atas

Rekonstruksi Upaya Penyelamatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro Di Desa Rumah Sumbul Tiga Juhar - Deli Serdang

LAPORAN TUGAS SARJANA

STUDI KELAYAKAN POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI DESA SETREN KECAMATAN SLOGOIMO KABUPATEN WONOGIRI ABSTRAKSI

SURVEY POTENSI PLTM KANANGGAR DAN PLTM NGGONGI

REVITALISASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO SEWON. Laporan Tugas Akhir. Atma Jaya Yogyakarta. Oleh : WELLY EKA CHARISMA NPM.

BAB I PENDAHULUAN. (hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang

BAB III METODOLOGI III UMUM

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

MODEL FISIK KINCIR AIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO BERBANTUAN PROGRAM TURBNPRO DI DESA SINAR PEKAYAU KECAMATAN SEPAUK KABUPATEN SINTANG

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Oleh: Achmad Syahid dan Edy Prasetyo Hidayat Dosen Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-satu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Kajian Kelayakan Ekonomis Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Gunung Sawur 1 dan Gunung Sawur 2 Di Lumjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ARTIKEL PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT. IbM

STUDI PERENCANAAN PEMBANGUNAN PLTMH DI KAMPUNG SASNEK DISTRIK SAWIAT KABUPATEN SORONG SELATAN PROVINSI PAPUA BARAT

TEKNOLOGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN TINGGI TEKAN KECIL DI SALURAN IRIGASI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

5 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) 5.1. Pengertian PLTMH PLTMH pada prinsipnya sama dengan PLTA (pembangkit listrik tenaga air) seperti Jati Luhur dan Saguling di Jawa Barat. Masyarakat di pedesaan mungkin pernah membuat atau mengenal kincir air yang digunakan untuk membangkitkan listrik yang sebenarnya merupakan sebuah PLTMH yang sangat sederhana. PTLMH dan PLTA hanya merupakan perbedaan nama menurut klasifikasi kapasitas daya atau potensi air yang digunakan. Pembangkit listrik mulai dari urutan yang terendah adalah PLT mikrohidro, mini hidro, small hidro dan hidro. Kebutuhan tenaga listrik di wilayah Kabupaten Sumba Tengah saat ini berasal dari PLN. Sementara itu sebagian besar dari wilayah Kabupaten Sumba Tengah masih banyak yang belum terjangkau oleh jaringan PLN. Dengan pertimbangan ini, maka sangat perlu dibangun atau menambah unit-unit pembangkit listrik baru guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan adanya listrik. Mengingat di wilayah Sumba Tengah banyak mempunyai potensi sumber air yang memenuhi syarat sebagai sumber listrik bagi pembangunan PLTMH. 5-1

5.2. Potensi PLTMH di Kabupaten Sumba Tengah Hasil survei pada sebelas lokasi sumber air di wilayah Kabupaten Sumba Tengah terdapat delapan lokasi yang berpotensi untuk dijadikan PLTMH ; satu lokasi sumber air (lokasi Mbewi) tidak memenuhi syarat karena head terlalu rendah dan dua lokasi sumber air ( lokasi Ole ate dan Bola) potensinya sangat kecil. Sedangkan tiga lokasi sumber air merupakan lokasi yang paling prospek karena tidak terlalu jauh dari lokasi pemukiman penduduk. Tiga lokasi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Sumber air Wangga Bawah memiliki potensi 8,4 KVA dan Wangga Atas memiliki potensi 17,6 KVA, berlokasi di Desa Padiratana, Kecamatan Umbu Ratu Nggay. Keduanya berdekatan dan bisa diinterkoneksikan antara satu sama lain. Sumber air Wangga Atas bisa memperbesar debit sumber air Wangga Bawah akan memperbesar potensi sumber air Wangga Bawah menjadi 15 KVA. 2. Sumber air Lapopu, Desa Manorara, Kecamatan Katikutana Selatan nemiliki potensi 384 KVA. 3. Sumber air Harangi, Desa Umbu Kawolu, Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat memiliki potensi 11,7 KVA. Secara rinci hasil survei disajikan pada tabel 5.1. Sedangkan peta lokasi potensi terdapat pada lampiran. 5-2

Tabel 5.1. Daftar lokasi sumber air yang berpotensi untuk PLTMH 5-3

Foto 5.1. Sumber air Praikalala, Desa W. Timur, Kec. Mamboro Foto. 5.2. Sumber air Matayangu, Desa Waimanu, Kec. Katikutana Selatan 5-4

Foto. 5.3. Sumber air Harunda, Desa Soru Kec. Umbu Ratu Nggay Foto 5.4. Sumber air Waikapori, Desa Maradesa, Kec. Umbu Ratu Nggay 5-5

Foto 5.5. Sumber air Wangga Bawah, Desa Padiratana, Kec. Umbu Ratu Nggay Foto 5.6. Sumber Air Wangga Atas, Desa Padiratana, Kec. Umbu Ratu Nggay 5-6

Foto 5.7. Sumber air Lapopu, Desa Manorara, Kec. Katikutana Selatan Foto 5.8. Sumber air Waisoka, Desa Ole Ate, Kec. Mamboro 5-7

Foto. 5.9. Sumber Air Bola, Desa W. Wayengu, Kec. Umbu Ratu Nggay Barat Foto 5.10. Sumber Air Harangi, Desa Umbu Kawolu, Kec. Umbu Ratu Nggay Barat 5-8

5.3. Disain Teknis PLTMH Pada prinsipnya perencanaan PLTMH meliputi kapasitas yang dapat dihasilkan dengan potensi yang ada, penentuan lokasi bendungan, saluran/intake, rumah daya dan jaringan listrik ke rumah penduduk. Dimana komponen pembangunannya meliputi bangunan sipil dan peralatan elektrik mekanik. Bangunan sipil terdiri dari bendungan, Intake, saluran pembawa, bak penenang dan pengendap, pipa pesat dan rumah daya. Sedangkan komponen elektrik mekanik adalah turbin, sistem transmisi mekanik dan generator. 5.3.1. Wangga Atas, Desa Padiratana, Kec. Umbu Ratu Nggay Bendungan Pengambilan air dari sumber air Wangga Atas diperlukan bendungan. Fungsi bangunan ini selain dapat menaikkan muka air juga menjamin pasokan air yang direncanakan memasuki intake. Bendungan yang direncanakan berupa bangunan sepanjang 5 m dengan ketinggian 1 m serta lebar pondasi bendungan 0.6 m. Pondasi bendungan dipasang dengan kedalaman 0.6 m dari dasar sungai. Batu kali sangat penting sebagai penguat dan pelindung bangunan. Bangunan ini dilengkapi fasilitas pelimpah dan pintu air yang terletak didekat bangunan intake. 5-9

Intake dan saluran pembawa Rencana bangunan penyadapan air, lebih dikenal sebagai bangunan intake berada pada sisi kanan aliran Sungai Wangga Atas. Struktur intake berupa side intake dari pasangan batu kali (1:2) dengan plesteran semen. Bangunan intake dilengkapi trashrack berupa rangkaian plat besi berbentuk jelusi sebagai penahan dan penyaring sampah serta benda-benda yang tidak diharapkan terbawa bersama aliran air. Intake PLTMH Wangga Atas adalah 1.2 m x 1 m. Air yang melewati intake langsung masuk melalui saluran ke bak penenang. Bak Pengendap dan Penenang Bak penenang (forebay) berupa pasangan batu kali (1:2) terdiri dari bak pengendap (settling basin), saluran pelimpah (spillway), trasharck dan bak penenang sendiri. Bangunan ini sering kali dikenal dengan istilah head tank, sebagai reservoar air yang terletak pada sisi atas untuk dialirkan ke unit turbin yang terletak di bagian bawah. Beda tinggi jatuhan air ini yang dikenal sebagai head. Bangunan bak penenang berukuran 4 m x 2 m dengan kedalaman bervariasi antara 1,2 m 1,5 m. Pada sisi pipa pesat (penstock}, struktur pondasi (anchor block) yang menyatu dengan bak penenang berupa coran beton. Fasilitas saluran pelimpah pada bak penenang akan mengalirkan air berlebih menuju ke Sungai Wangga Bawah. 5-10

Struktur saluran pelimpah berupa pasangan batu kali. Sebagai finishing adalah lapisan plester semen pada bagian sisi dalam saluran pelimpah untuk mencegah rembesan. Penstok Proses konversi energi dari energi potensial hidrolik menjadi energi kinetik yang akan dirubah menjadi energi mekanik oleh unit turbin terjadi melalui pemanfaatan potensi air yang berkumpul di bak penenang (head tank). Air dari bak penenang mengalir melalui pipa pesat menuju turbin yang terdapat di dalam rumah pembangkit. Penstock yang diperlukan pada perencanaan PLTMH menggunakan besi plat mild steel 5 mm yang di-roll dan dilas ditempat. Penstock sepanjang 47 m dengan diameter 39 cm akan diperkuat struktur pondasi (anchor block) berupa coran beton tumbuk. Pada bagian ujung penstock dilengkapi expansion joint. Sebagai finishing, permukaan luar penstock dicat untuk melindungi terhadap karat. Rumah Pembangkit Rumah pembangkit merupakan tempat peralatan elekromekanik terpasang, Unit turbin beserta sistem transmisi mekanik, generator, panel kontrol, dan ballast load (dummy load) terpasang di dalam bangunan ini. Rumah pembangkit berukuran 5-11

4 m x 6 m ini adalah bangunan permanen pasangan bata dengan plesteran semen. Pondasi rumah pembangkit berupa pasangan batu kali dengan lantai menggunakan keramik. Bagian lantai rumah pembangkit diperkuat struktur coran beton bertulang sekaligus sebagai pondasi dudukan unit turbin. Bagian bawah lantai rumah pembangkit terhubung dengan saluran pembuangan air (tail race) menuju Sungai Wangga Bawah. Turbin Pemilihan jenis turbin tenaga air bergantung pada head dan debit air. Untuk daerah pegunungan yang memiliki ketinggian rendah dengan debit besar jenis turbin low head lebih cocok digunakan sedangkan di daerah datar dengan debit air yang besar dapat menggunakan jenis turbin tubular, bulb, kaplan dan propeller. Petunjuk umum pemilihan jenis turbin untuk pembangkit listrik mini-mikrohidro berdasarkan ketinggian terlihat pada Tabel 5-2. Turbin yang direncanakan pada sistem PLTMH Wangga Atas direkomendasikan mengunakan turbin jenis Cross flow 1 unit. Efisiensi turbin dapat mencapai 75%. Diameter runner turbin yang digunakan 45 mm 622 rpm. Daya keluaran poros turbin pada debit 0.068 m 3 /s dan net head 22 m adalah 11 kw dengan total daya 10 kw yang akan ditransmisikan ke generator. 5-12

Tabel 5.2. Pemilihan jenis turbin untuk PLTMH Ketinggian Air Debit Kapasitas (M) (M 3 /detik) (KW) Jenis Turbin 0.5 10 - - Simple wood and metal wheel 0.5 12 0.05 8 - Scheider Hydro Engine 2 50 2 15 1.25 25 3 20 1.5 40 3 25-50 5000 150 3500 Axial Flow a. Straflo b. Tubular c. Bulb 1 70 3 40 - Kaplan 8 300 0.3 20 500 5000 Francis 45 300 1 8 - Turgo 1 200 0.03 9 50 1000 Cross Flow, Banki, Mitchel or Obserger 45 1000 0.06 3 100 5000 Pelton Sumber : (Kudip, 2002) Generator Transmisi mekanik yang digunakan adalah type flat belt yang dikopel langsung ke Generator. Generator secara umum ada dua jenis generator yang digunakan pada PLTMH, yaitu generator sinkron dan generator induksi. 5-13

a. Generator Sinkron Generator sinkron bekerja pada kecepatan yang berubah-ubah. Untuk dapat menjaga agar kecepatan generator tetap, digunakan speed governor elektronik. Generator jenis ini dapat digunakan secara langsung dan tidak membutuhkan jaringan listrik lain sebagai penggerak awal. Sangat cocok digunakan di desa terpencil dengan sistem isolasi (Modak, 2002). b. Generator Induksi Pada generator jenis induksi tidak diperlukan sistem pengaturan tegangan dan kecepatan. Namun demikian, jenis generator ini tidak dapat bekerja sendiri karena memerlukan suatu sistem jaringan listrik sebagai penggerak awal (Modak, 2002). Generator jenis ini lebih cocok digunakan untuk daerah yang telah dilalui jaringan listrik (Grid System). 5.3.2. Wangga Bawah, Desa Padiratana Kec. Umbu Ratu Nggay Bendungan Bendungan yang direncanakan berupa bangunan sepanjang 12 m dengan ketinggian 1 m serta lebar pondasi bendungan 0.6 m. Pondasi bendungan dipasang dengan kedalaman 0.6 m dari dasar sungai. Batu kali sangat penting sebagai penguat dan pelindung bangunan. Bangunan ini dilengkapi fasilitas pelimpah 5-14

dan pintu air yang terletak didekat bangunan intake. Intake dan saluran pembawa Rencana bangunan penyadapan air (intake), berada pada sisi kanan aliran Sungai Wangga Bawah. Struktur intake berupa side intake dari pasangan batu kali (1:2) dengan plesteran semen. Bangunan intake dilengkapi trashrack berupa rangkaian plat besi berbentuk jelusi sebagai penahan dan penyaring sampah serta benda-benda yang tidak diharapkan terbawa bersama aliran air. Intake PLTMH Wangga Bawah adalah 1.2 m x 1 m. Air yang melewati intake langsung masuk melalui saluran ke bak penenang. Bak Pengendap dan Penenang Bak penenang (forebay) berupa pasangan batu kali (1:2) terdiri dari bak pengendap (settling basin), saluran pelimpah (spillway), trasharck dan bak penenang sendiri. Bangunan bak penenang berukuran 4 m x 2 m dengan kedalaman bervariasi antara 1,2 m 1,5 m. Pada sisi pipa pesat (penstock}, struktur pondasi (anchor block) yang menyatu dengan bak penenang berupa coran beton. Struktur saluran pelimpah berupa pasangan batu kali. Sebagai finishing adalah lapisan plester semen pada bagian sisi dalam saluran pelimpah untuk mencegah rembesan. 5-15

Penstok Penstock menggunakan besi plat mild steel 5 mm yang di-roll dan dilas ditempat. Penstock sepanjang 28 m dengan diameter 39 cm akan diperkuat struktur pondasi (anchor block) berupa coran beton tumbuk. Pada bagian ujung penstock dilengkapi expansion joint. Sebagai finishing, permukaan luar penstock dicat untuk melindungi terhadap karat. Rumah Pembangkit Rumah pembangkit berukuran 4 m x 6 m ini adalah bangunan permanen pasangan bata dengan plesteran semen. Pondasi rumah pembangkit berupa pasangan batu kali dengan lantai menggunakan keramik. Bagian lantai rumah pembangkit diperkuat struktur coran beton bertulang sekaligus sebagai pondasi dudukan unit turbin. Turbin Jenis turbin yang cocok digunakan pada lokasi Wangga Bawah menggunakan jenis cross flow. Generator Transmisi mekanik yang digunakan adalah type flat belt yang dikopel langsung ke Generator. Sedangkan generator yang dipakai menggunakan generator sinkron untuk menjaga agar 5-16

kecepatan generator tetap, digunakan speed governor elektronik. 5.3.3. Lapopu, Desa Manorara, Kec. Katikutana Selatan Bendungan Bendungan yang direncanakan berupa bangunan sepanjang 60 m dengan ketinggian 2 m serta lebar pondasi bendungan 1 m. Pondasi bendungan dipasang dengan kedalaman 1 m dari dasar sungai. Batu kali sangat penting sebagai penguat dan pelindung bangunan. Bangunan ini dilengkapi fasilitas pelimpah dan pintu air yang terletak didekat bangunan intake. Intake dan saluran pembawa Struktur intake berupa side intake dari pasangan batu kali (1:2) dengan plesteran semen. Bangunan intake dilengkapi trashrack berupa rangkaian plat besi berbentuk jelusi sebagai penahan dan penyaring sampah serta benda-benda yang tidak diharapkan terbawa bersama aliran air. Intake PLTMH Lapopu adalah 3 m x 2 m. Air yang melewati intake langsung masuk melalui saluran ke bak penenang. Bak Pengendap dan Penenang Bak penenang berupa pasangan batu kali (1:2) terdiri dari bak pengendap, saluran pelimpah, trasharck dan bak penenang 5-17

sendiri. Bangunan bak penenang berukuran 6 m x 3 m dengan kedalaman bervariasi antara 1,5 m 2 m. Pada sisi pipa pesat (penstock}, struktur pondasi (anchor block) yang menyatu dengan bak penenang berupa coran beton. Struktur saluran pelimpah berupa pasangan batu kali. Sebagai finishing adalah lapisan plester semen pada bagian sisi dalam saluran pelimpah untuk mencegah rembesan. Penstok Penstock sepanjang 66 m akan diperkuat struktur pondasi (anchor block) berupa coran beton tumbuk. Pada bagian ujung penstock dilengkapi expansion joint. Sebagai finishing, permukaan luar penstock dicat untuk melindungi terhadap karat. Rumah Pembangkit Rumah pembangkit berukuran 4 m x 6 m ini adalah bangunan permanen pasangan bata dengan plesteran semen. Pondasi rumah pembangkit berupa pasangan batu kali dengan lantai menggunakan keramik. Bagian lantai rumah pembangkit diperkuat struktur coran beton bertulang sekaligus sebagai pondasi dudukan unit turbin. 5-18

Turbin Jenis turbin yang cocok digunakan pada lokasi Lapopu menggunakan jenis cross flow Generator Transmisi mekanik yang digunakan adalah type flat belt yang dikopel langsung ke Generator. Sedangkan generator yang dipakai menggunakan generator sinkron untuk menjaga agar kecepatan generator tetap, digunakan speed governor elektronik. 5.3.4. Harangi, Desa Umbu Kawolu, Kec. Umbu Ratu Nggay Barat Bendungan Bendungan yang direncanakan berupa bangunan sepanjang 70 m dengan ketinggian 2 m serta lebar pondasi bendungan 1 m. Pondasi bendungan dipasang dengan kedalaman 1 m dari dasar sungai. Batu kali sangat penting sebagai penguat dan pelindung bangunan. Bangunan ini dilengkapi fasilitas pelimpah dan pintu air yang terletak didekat bangunan intake. Intake dan saluran pembawa Struktur intake berupa side intake dari pasangan batu kali (1:2) dengan plesteran semen. Bangunan intake dilengkapi trashrack berupa rangkaian plat besi berbentuk jelusi sebagai penahan 5-19

dan penyaring sampah serta benda-benda yang tidak diharapkan terbawa bersama aliran air. Intake PLTMH Harangi adalah 1,2 m x 1 m. Air yang melewati intake langsung masuk melalui saluran ke bak penenang. Bak Pengendap dan Penenang Bak penenang berupa pasangan batu kali (1:2) terdiri dari bak pengendap, saluran pelimpah, trasharck dan bak penenang sendiri. Bangunan bak penenang berukuran 4 m x 3 m dengan kedalaman bervariasi antara 1,5 m 2 m. Pada sisi pipa pesat (penstock}, struktur pondasi (anchor block) yang menyatu dengan bak penenang berupa coran beton. Struktur saluran pelimpah berupa pasangan batu kali. Sebagai finishing adalah lapisan plester semen pada bagian sisi dalam saluran pelimpah untuk mencegah rembesan. Penstok Penstock sepanjang 61 m akan diperkuat struktur pondasi (anchor block) berupa coran beton tumbuk. Pada bagian ujung penstock dilengkapi expansion joint. Sebagai finishing, permukaan luar penstock dicat untuk melindungi terhadap karat. Rumah Pembangkit Rumah pembangkit berukuran 4 m x 6 m ini adalah bangunan 5-20

permanen pasangan bata dengan plesteran semen. Pondasi rumah pembangkit berupa pasangan batu kali dengan lantai menggunakan keramik. Bagian lantai rumah pembangkit diperkuat struktur coran beton bertulang sekaligus sebagai pondasi dudukan unit turbin. Turbin Jenis turbin yang cocok digunakan pada lokasi Lapopu menggunakan jenis cross flow Generator Transmisi mekanik yang digunakan adalah type flat belt yang dikopel langsung ke Generator. Sedangkan generator yang dipakai menggunakan generator sinkron untuk menjaga agar kecepatan generator tetap, digunakan speed governor elektronik. lampiran. Semua tata letak dan skema komponen PLTMH terdapat pada 5.4. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Biaya rencana pembangunan PLTMH disusun berdasarkan data harga material yang disesuaikan dengan lokasi. Informasi harga diperoleh melalui Daftar Harga Satuan Pekerjaan di 5-21

Kabupaten Sumba Tengah dilengkapi wawancara dengan penduduk setempat. Penyediaan material lokal seperti batu, pasir dan tenaga kerja (gotong royong) diasumsikan sebagai harga material dan upah setempat. Penyusunan unit biaya dibuat berdasarkan standar pekerjaan umum. Rencana Anggaran Maya untuk pembangunan PLTMH ini serta rekapitulasinya dapat dilihat pada lampiran. 5-22