Golongan 6 = truk 2 as Golongan 7 = truk 3 as Golongan 8 = kendaraan tak bermotor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

BAB III PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

tidak berubah pada tanjakan 3% dan bahkan tidak terlalu

III. PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA A. JENIS KENDARAAN

BAB III LANDASAN TEORI. (termasuk mobil penumpang, kopata, mikro bus, pick-up dan truck kecil. sesuai sitem klasifikasi Bina Marga).

BAB III LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

KINERJA BEBERAPA RUAS JALAN DI KOTA PALEMBANG. Pujiono T. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan

Kajian Kinerja Persimpangan Jalan Harapan Jalan Sam Ratulangi Menurut MKJI 1997

BAB III METODOLOGI III-1

BAB III LANDASAN TEORI Penentuan Fasilitas Penyeberangan Tidak Sebidang

BAB III LANDASAN TEORI

5/11/2012. Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University. Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Source:. Gambar Situasi Skala 1:1000

BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. kapasitas. Data volume lalu lintas dapat berupa: d. Arus belok (belok kiri atau belok kanan).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang dijabarkan dalam sebuah bagan alir seperti gambar 3.1.

penelitian yang mengacu pada buku-buku, pendapat dan teori-teori yang

BAB III METODOLOGI. Bagan alir dalam penulisan tugas akhir ini terdiri dari :

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengamatan untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari Senin dan

Kata Kunci : Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Tingkat Pelayanan, Sistem Satu Arah

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Konversi Satuan Mobil Penumpang

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. titik pada jalan per satuan waktu. Arus lalu lintas dapat dikategorikan menjadi dua

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dimulainya penelitian terlebih dahulu dibuat tahapan-tahapan dalam

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina

BAB III METODE PENELITIAN PEMILIHAN LOKASI PENGUMPULAN DATA

terjadi, seperti rumah makan, pabrik, atau perkampungan (kios kecil dan kedai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perempatan Cileungsi Kabupaten Bogor, terdapat beberapa tahapan pekerjaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TNJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) karakteristik geometrik

BAB III LANDASAN TEORI. manajemen sampai pengoperasian jalan (Sukirman 1994).

EVALUASI U-TURN RUAS JALAN ARTERI SUPADIO KABUPATEN KUBU RAYA

EVALUASI DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN DR. DJUNJUNAN, BANDUNG, AKIBAT PENGARUH LIMPASAN AIR HUJAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dijabarkan dalam sebuah bagan diagram alir seperti gambar 3.1. Gambar 3.1. Diagram alir pelaksanaan studi

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN RAYA SUKAWATI AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN DARI PASAR SENI SUKAWATI

BAB III METODOLOGI START PERSIAPAN SURVEI PENDAHULUAN PENGUMPULAN DATA ANALISA DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMBANG, NOTASI DAN SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari senin, hari kamis dan hari

III. METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang

LAMPIRAN A (Hasil Pengamatan)

BAB III METODOLOGI SURVEI. Sebelum pelaksanaan survai dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan survai

BAB IV HASIL DAN ANALISA. kondisi geometrik jalan secara langsung. Data geometrik ruas jalan Kalimalang. a. Sistem jaringan jalan : Kolektor sekunder

BAB III METODOLOGI III 1

DAFTAR ISTILAH. lingkungan). Rasio arus lalu lintas (smp/jam) terhadap kapasitas. (1) Kecepatan rata-rata teoritis (km/jam) lalu lintas. lewat.

Kata kunci : Tingkat Kinerja, Manajemen Simpang Tak Bersinyal.

ANALISA KINERJA RUAS JALAN BERDASARKAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

STUDI WAKTU TUNDAAN AWAL DAN ARUS JENUH PADA PERSIMPANGAN JALAN CIPAGANTI - EYCKMAN BANDUNG

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN IR. H. JUANDA, BANDUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA. meskipun mungkin terdapat perkembangan permanen yang sebentar-sebentar

EVALUASI GEOMETRIK DAN PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PADA SIMPANG EMPAT POLDA PONTIANAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum memulai penelitian perlu dibuat langkah-langkah penelitian, dimana langkah- langkah penelitian tersebut adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik suatu jalan akan mempengaruhi kinerja jalan tersebut.

BAB III LANDASAN TEORI

SIMPANG TANPA APILL. Mata Kuliah Teknik Lalu Lintas Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM

BAB. I PENDAHULUAN. membuat kota ini terdiri dari lima wilayah kecamatan (Distric), yaitu

TUGAS AKHIR EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA JALAN RAYA GEDANGAN JALAN LETNAN JENDERAL S. PARMAN JALAN RAYA KETAJEN JALAN KH.

Gambar 5.1. Geometrik Tinjauan Titik I Lokasi Penelitian.

Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014

KINERJA RUAS JALAN MANADO - BITUNG

NOTASI ISTILAH DEFINISI

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dilakukan untuk mengetahui langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian terletak di Kotamadya Denpasar yaitu ruas jalan

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian

Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

DAFTAR ISTILAH KARAKTERISTIK LALU LINTAS. Arus Lalu Lintas. UNSUR LALU LINTAS Benda atau pejalan kaki sebagai bagian dari lalu lintas.

yang menerus pada sisi manapun, meskipun mungkin terdapat perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN MENURUT MKJI 1997 ( Studi Kasus : Jalan Sulawesi Denpasar, Bali ) Oleh : Ngakan Putu Ari Kurniadhi NPM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundang undangan dibidang LLAJ. pelosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. (terlihat gambar 4.1.) dan Jl. Diponegoro (depan pasar Kranggan) (terlihat

JURNAL EVALUASI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA JALAN CIPTOMANGUNKUSUMO JALAN PELITA KOTA SAMARINDA.

BAB III LANDASAN TEORI. A. Simpang Jalan Tak Bersinyal

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

EVALUASI KINERJA JALAN TERHADAP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN DUA JALUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jalan. Ketika berkendara di dalam kota, orang dapat melihat bahwa kebanyakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kawasan Jalan Teuku Umar Kota

ANALISIS INDEKS TINGKAT PELAYANAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERSAMAAN DAVIDSON (STUDI KASUS : JALAN KAIRAGI-AIRMADIDI)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Meningkatnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar kota yang diabaikan bertambahnya kendaraan, terbatasnya sumber daya untuk pembangunan jalan raya, dan belum optimalnya pengoperasian fasilitas lalu lintas yang ada, merupakan persoalan utama banyak Negara. Telah diakui bahwa usaha benar diperlukan bagi penamabahan kapasitas, dimana akan diperlukan metode efektif untuk perancangan dan peencanaan agar didapat nilai terbaik bagi suatu pembiayaan dengan mempertimbangkan biaya langsung maupun keselamatan dan dampak lingkungan. Manual Kapasitas dengan metode perhitungan perilaku lalu lintas yang benar, merupakan fungsi dari rencana jalan dan kebutuhan lalu lintas, diperlikan untuk maksud diatas, juga untuk perancangan lalu lintas umum. Pengetahuan dasar tentang karakteristik lalu lintas yang terdapat dalam manual tersebut, juga merupakan masukan yang penting bagi model manajemen tepat biaya bagi pembinaan jaringan jalan, peramalan lalu lintas, dan distribusi perjalanan dengan keterbatasan kapasitas. Karena itu, pembinaan Jalan Raya di Negara-negara maju menyediakan biaya besar untuk menerbitkan manual dan pedoman yang sesuai dengan kondisi mereka. 1.2 SURVEY LHR Salah satu dari proses Perencanaan Teknik Jalan adalah melakukan Survey Perhitungan Lalu Lintas yang merupakan salah satu tahap proses perencanaan teknik jalan. Untuk perencanaan jalan diperlukan suatu kemampuan memperkirakan volume lalu lintas yang diharapkan pada jalan yang sedang dievaluasi dan menghubungkan volume ini ke salah satu konsep kapasitas jalan. 1.3 TUJUAN Tujuan dari Survey Perhitungan Lalu Lintas adalah untuk mendapatkan informasi selengkapnya mengenai keadaan lalu lintas, jenis dan jumlah kendaraan, yang mana dari data tersebut dapat dianalisa untuk mendapatkan Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) untuk menentukan jumlah jalur, jumlah lajur, lebar perkerasan serta bahu jalan pada ruas jalan yang akan direncanakan. 1.4 RUANG LINGKUP 1.4.1. Menghitung lalu lintas harian sesuai golongan : Golongan 1 = sepeda motor dan roda tiga Golongan 2 = sedan, jeep, station wagon Golongan 3 = oplet, pick up, minibus Golongan 4 = mikro truk, mobil hantaran Golongan 5 = bus

Golongan 6 = truk 2 as Golongan 7 = truk 3 as Golongan 8 = kendaraan tak bermotor 1.4.2. Analisa data Pada tahap ini dilakukan analisa data yang telah diperoleh dari data lapangan. Analisa data merupakan analisa masalah yang perlu dilakukan untuk mengetahui pokok-pokok bahasan yang akan diolah sehingga akan dapat diketahui cara pemecahannya. Penggolongan kendaraan yang disurvey dibagi menjadi empat golongan, yaitu : 1. Kendaraan ringan (Light Vehicle = LV) 2. Kendaraan berat (Heavy Vehicle = HV) 3. Sepeda motor (Motor Cycle = MC) 4. Kendaraan tak bermotor (Un Motor = UM) Dari data lalu lintas yang didapat akan diperhitungkan perbedaan beban lalu lintas yang dikenal sebagai factor ekivalen dalam satuan mobil penumpang (SMP) sebagai berikut : Tabel 1.1. Satuan Mobil Penumpang NO JENIS KENDARAAN SATUAN MOBIL PENUMPANG 1 sepeda motor dan roda tiga 0,25 2 sedan, jeep, station wagon 1,00 3 oplet, pick up, minibus 1,00 4 mikro truk, mobil hantaran 1,00 5 Bus 2,50 6 truk 2 as 2,50 7 truk 3 as 3,00 8 kendaraan tak bermotor 0,00 1.5 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN Waktu pengambilan data dilapangan dilakukan selama satu hari yaitu : Hari : Jum at Tanggal: 20 Mei 2016 Pukul : 06.30-07.30 WIB Lokasi survey dilakukan di Pekanbaru, Jl. Soebrantas-Jl. S.M.Amin Survey ini dilaksanakan oleh Kelompok 7.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 DASAR TEORI 2.1.1. Survei Volume Lalu Lintas Menurut Malkamah (1995), survei dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data dan informasi selengkapnya tentang keadaan lalu lintas, jenis dan jumlah kendaraan, yang mana dari data tersebut dapat dianalisa untuk mendapatkan Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) guna menentukan jumlah lajur, lebar perkerasan serta bahu jalan pada ruas jalan yang akan direncanakan. Data yang diperoleh dapat berupa data primer maupun data sekunder. Survei dilakukan bila benar-benar perlu dan data tersebut tidak dapat diperoleh secara sekunder. Hobbs (1995) menyatakan bahwa survei-survei diperlukan untuk banyak tujuan dan agar dapat dilakukan secara efisien, maka tujuan survei harus didefinisikan dengan jelas. Survei harus dilakukan dengan sebaik-baiknya, dikompilasi secara benar dengan format penyusunan data yang baik sehingga: a) Validitas tinggi b) Dapat digunakan optimal oleh berbagai pihak untuk berbagai keperluan c) Dapat diolah dengan data yang lain d) Mudah dicari dan dipanggil kembali Sedangkan survei volume lalu lintas dilakukan dengan mencatat setiap kendaraan yang lewat di suatu titik yang mewakili ruas jalan yang bersangkutan sehingga didapat : a. Pola arus lalu lintas (jam, hari, bulan, tahun) b. Volume lalu lintas tiap pergerakan c. Komposisi kendaraan d. Data untuk memprediksi arus lalu lintas yang akan datang

e. Tingkat okupansi kendaraan. 2.1.2 Kendaraan Rencana Kendaraan rencana adalah kendaraan yang dimensi dan radius putarnya dipakai sebagai acuan dalam perencanaan geometrik. Kendaraan rencana dikelompokkan dalam beberapa kategori yaitu : a Kendaraan Ringan / Kecil (LV) Kendaraan ringan / kecil adalah kendaraan bermotor ber as dua dengan empat roda dan dengan jarak as 2,0 m 3,0 m (meliputi : mobil penumpang, oplet, mikrobus, pick up dan truck kecil sesuai sistem klasifikasi Bina Marga). b Kendaraan Sedang (MHV) Kendaraan bermotor dengan dua gandar, dengan jarak 3,5 m - 5,0 m (termasuk bus kecil, truk dua as dengan enam roda, sesuai sistem klasifikasi Bina Marga). c Kendaraan Berat / Besar (LB-LT) i. Bus Besar (LB) Bus dengan dua atau tiga gandar dengan jarak as 5,0 6,0 m. ii. Truck Besar (LT) Truck tiga gandar dan truck kombinasi tiga, jarak gandar (gandar pertama ke dua) < 3,5 m (sesuai sistem klasifikasi Bina Marga). d Sepeda Motor (MC) Kendaraan bermotor dengan 2 atau 3 roda (meliputi : sepeda motor dan kendaraan roda 3 sesuai sistem klasifikasi Bina Marga). e Kendaraan Tak Bermotor (UM) Kendaraan dengan roda yang digerakan oleh orang atau hewan (meliputi : sepeda, becak, kereta kuda, dan kereta dorong sesuai sistem klasifikasi Bina Marga).

Kendaraan tak bermotor tidak dianggap sebagai bagian dari arus lalu lintas tetapi sebagai unsur hambatan samping. Dimensi dasar untuk masing-masing kendaraan rencana ditunjukan dalam tabel 2.1. Kategori Dimensi Kendaraan Tonjolan (cm) Radius Putar Radius Kendara (cm) (cm) Tonjolan (cm) an Tinggi Lebar Panjang Depan Belakan Min Maks Rencana g Kecil 130 210 580 90 150 420 730 780 Sedang 410 260 1210 210 240 740 1280 1410 Besar 410 260 2100 120 90 290 1400 1370 2.1.3 KOMPOSISI LALU LINTAS Volume Lalu Lintas Harian Rata-rata (VLHR), adalah prakiraan volume lalulintas harian pada akhir tahun rencana lalu-lintas dinyatakan dalam smp/hari. a Satuan Mobil Penumpang (SMP) Satuan arus lalu lintas, dimana arus dari berbagai tipe kendaraan telah diubah menjadi kendaraan ringan (termasuk mobil penumpang) dengan menggunakan smp. b Ekivalen Mobil Penumpang (emp) Faktor konversi berbagai jenis kendaraan dibandingkan dengan mobil penumpang atau kendaraan ringan lainnya sehubungan dengan dampaknya pada perilaku lalu-lintas (untuk mobil penumpang dan kendaraan ringan lainnya, emp = 1,0).

2.1.4 VOLUME LALU LINTAS HARIAN RENCANA VJR digunakan untuk menghitung jumlah lajur jalan dan fasilitas lalu lintas lainnya yang diperlukan. Faktor K dan F yang sesuai dengan VLHR dapat dilihat pada tabel 2.3. Tabel 2.2. Ekivalen Mobil Penumpang (emp) No Jenis Kendaraan Datar / Bukit Gunung 1 Sedan, Jeep, Station Wagon 1,0 1,0 2 Pick-Up, Bus Kecil, Truck Kecil 1,2-2,4 1,9 3,5 3 Bus dan Truck Besar 1,2 5 0 2,2 6,0 (Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997) Volume Lalu Lintas Harian Rencana (VLHR) adalah prakiraan volume lalu lintas harian pada akhir tahun rencana lalu lintas dinyatakan dalam smp / hari. Volume Jam Rencana (VJR) adalah prakiraan volume lalu lintas pada jam sibuk tahun rencana lalu lintas, dinyatakan dalam smp / jam, dihitung dengan rumus : K VJR=VLHR x F dimana : K : disebut faktor K adalah faktor volume lalu lintas jam sibuk. F : disebut faktor F adalah faktor variasi tingkat lalu lintas perseperempat jam dalam satu jam

Tabel 2.3. Penentuan faktor K dan faktor F berdasarkan volume LHR VLHR FAKTOR K (%) FAKTOR F (%) > 50.000 30.000-50.000 10.000-30.000 5.000-10.000 1.000-5.000 < 1.000 4-6 6-8 6-8 8-10 10-12 12-16 0.9 1 0.8 1 0.8 1 0.6 0.8 0.6 0.8 < 0.6 (Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997) 2.1.5 TIPE JALAN Tipe jalan menentukan jumlah lajur dan arah pada suatu segmen jalan, untuk jalanjalan luar kota sebagai berikut : a 2 lajur 1 arah (2 / 1) b 2 lajur 2 arah tak terbagi (2 / 2 TB) c 4 lajur 2 arah tak terbagi (4 / 2 TB) d 4 lajur 2 arah terbagi (4 / 2 B) e 6 lajur 2 arah terbagi (6 / 2 B) Keterangan : TB = tidak terbagi, B = terbagi