PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : Saryono, SKp.,MKes. Mem TINJAUAN PUSTAKA

PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN. Disampaikan Oleh; Ns, Mei Fitria K, S.Kep

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

Medical First Responder. Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot)

PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA BAGI PEMBINA PMR PMI SE- KABUPAATEN TEGAL

PRAKTIKUM 7 PERAWATAN PASIEN YANG MENGGUNAKAN TRAKSI DAN ELASTIS BANDAGE

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA

13. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pesawat Udara SUBSTANSI MATERI

CEDERA OLAHRAGA PADA SENAM DAN UPAYA P3K. Oleh: Dr. Sugeng Purwanto Dosen PJKR FIK UNY

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

P3K Posted by faedil Dec :48

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

Panduan kecil Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD)

ANATOMI PERSENDIAN. 2) Sendi engsel

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pusat Hiperked dan KK

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

BAB I PENDAHULUAN. atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan

P3K pramuka dan pembalutan

SCENARIO Data tambahan tutor : Vital sign Pemeriksaan fisik:

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

MODUL PENANGANAN LUKA

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

trauma pada flexsus brachialis, fraktur klavikula, dan fraktur humerus

BAB I PENDAHULUAN. industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat

LUKA BAKAR Halaman 1

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

MODUL PENANGANAN PATAH TULANG DAN CEDERA SENDI

Nomer Station 1 Judul Station Perawatan Jenazah di RS Waktu yang

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PEMASANGAN IUD

Penanganan atau pertolongan terhadap cedera Oleh Tri Ani Hastuti

BAHAN AJAR PPC Penanganan Cedera Olahraga. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

BABY WRAP TUTORIAL Content:

CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA

BAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri.

Sehat Mengenakan Tas Ransel Sunday, 12 February :16

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus

BAHAN PERKULIAHAN KONTRUKSI POLA BUSANA (Prodi Pendidikan Tata Busana) Disusun Oleh : Dra. Marlina, M.Si Mila Karmila, S.Pd, M.Ds

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur yang lebih dikenal dengan patah tulang.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tangan terentang. Sebagian besar fraktur tersebut ditangani dalam unit

TUGAS SISTEM INTEGUMEN I STANDART PROSEDUR OPERASIONAL KOMPRES

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

Gangguan Pada Bagian Sendi

MEMBUAT POLA BUSANA TINGKAT DASAR

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING IMPLAN-2

PENCABUTAN IMPLANT. No Sikap dan Prilaku. 1. Menyambut klien dan memperkenalkan diri dengan ramah

Obat Diabetes Ampuh Bagi Neuropati Jenis Tambahan

PENGURUTAN (MASSAGE)

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PERTOLONGAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN)

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

MATERI PELAJARAN NO. 5 PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

SENDI PADA MANUSIA. Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu

Tindakan keperawatan (Implementasi)

Menurut Depkes RI (1995), berdasarkan luas dan garis traktur meliputi:

Written by Dr. Brotosari Wednesday, 02 September :18 - Last Updated Wednesday, 28 December :53

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal

1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d.

PANDUAN SKILL LAB BLOK MEDICAL EMERGENCY DISLOKASI TMJ DAN AVULSI JURUSAN KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Patofisiologi Tulang yang mengalami fraktur biasanya diikuti kerusakan jaringan di sekitarnya, seperti di ligamen, otot tendon, persarafan dan pembulu

Soal UKK Penjasorkes Kurikulum 2013 Kelas VII SMP

Petir : Volt Volt = Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET BUSANA PRIA. 1. Kompetensi Mampu membuat Jaket

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA

MANAJEMEN P3K DI TEMPAT KERJA. Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP

BAB VI PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

OLEH MEYRIA SINTANI NIM : C. 04a. 0314

PINGSAN. Gejala: Keringat dingin Mual Pusing dan mata berkunang-kunang Telinga berdenging Dada berdebar-debar Kepala terasa ringan.

Lampiran 1 Lembar permohonan dan persetujuan menjadi talent video


SOP Tanda Tanda Vital

PEDOMAN PELATIHAN, MODUL dan MATERI DOKTER KECIL


Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

LAMPIRAN. Lampiran 1

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit pada anggota gerak yang disebabkan oleh traumatik. Trauma merupakan

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

BAB I Pertolongan Pertama

I. Panduan Pengukuran Antropometri

BAB I PENDAHULUAN. paling umum. Sebagian besar cedera pada tangan merupakan cedera

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN Tugas Mata Kuliah Sistem Muskuluskeletal Disusun Oleh: Widha Widyaningrum 2010 03 0274 PROGRAM S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG 2012

KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayah- Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas dengan judul PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN. Tugas ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan serta arahan baik secara moriil maupun materiil. Untuk itu kami ucapkan terimakasih kepada : 1. Ns.Kusairi.S.kep selaku dosen pengampuh Mata kuliah Sistem Muskuluskeletal 2. Seluruh teman-teman dari semester IV prodi S1-Keperawatan Stikes Husada Jombang. Dari pembuatan tugas ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, sehingga dengan hal tersebut sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk penyusunan makalah selanjutnya yang lebih baik sehingga dapat bermanfaat untuk kita semua. Jombang, 20 November 2012 PENULIS

DAFTAR ISI Halaman Judul.. Kata Pengantar. Daftar Isi.. i ii iii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang. 1 B. Rumusan Masalah 2 C. Tujuan Penulisan.. 2 BAB II PEMBAHASAN A. PEMBALUTAN.. 1 1. Pengertian.. 1 2. Macam-macam pembalutan 1 3. Prosedur. 5 B. PEMBIDAIAN 7 1. Pengertian. 8 Tujuan dan Prinsip. 8 Prosedur 9 BAB III PENUTUP. 10 A. Kesimpulan 10 B. Saran.. 10 DAFTAR PUSTAKA. 11

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alat gerak yang terdiri dari tulang, sendi, jaringan ikat dan otot pada manusia sangat penting. Setiap cedera atau gangguan yang terjadi pada sistem ini akan mengakibatkan terganggunya pergerakan seseorang untuk sementara atau selamanya. Gangguan yang paling sering dialami pada cedera otot rangka adalah Patah tulang. Pengertian patah tulang ialah terputusnya jaringan tulang, baik seluruhnya atau hanya sebagian saja. Mekanisme terjadinya cedera harus diperhatikan pada kasus-kasus yang berhubungan dengan patah tulang. Ini dapat memberikan gambaran kasar kepada kita seberapa berat cedera yang kita hadapi. Penanganan patah tulang yang paling utama adalah dengan melakukan pembidaian. Pembidaian adalah berbagai tindakan dan upaya untuk mengistirahatkan bagian yang patah. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian pembalutan? 2. Jelaskan macam-macam pembalutan? 3. Bagaimana prosedur dalam melakukan pembalutan? 4. Apa pengertian dari pembidaian? 5. Apa saja prnsip-prinsip pembidaian? 6. Bagaimana prosedur pembidaian?

C. Tujuan Penulisan Untuk memberikan informasi dan menjelaskan tentang pembalutan dan pembidaian, bagaimana langkah-langkah dalam membalut/membidai.

BAB II PEMBAHASAN A. PEMBALUTAN 1. Pengertian Membalut adalah tindakan medis untuk menyangga atau menahan bagian tubuh tertentu agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki. 2. Macam-macam pembalutan Menurut fungsinya: a) Pembalut penutup Untuk menutup sebagian badan agar terhindar dari kotoran luar maupun tidak tersinggung dari anggota badan yang lain Untuk menghindarkan diri dari cahaya matahari atau udara Sebelum luka dibungkus terlebih dahulu Luka dibersihakn atau dilakukan perawatan luka. Untuk menahan perdarahan Melekatkan obat (Zalf, serbuk, kompres)

b) Pembalut penahan Mengistirahatkan anggota badan yang luka atau sakit Mengurangi gerakan yang dapat menambah beratnya sakit. Mengurangi rasa sakit c) Pembalut penekan Menekan luka Perban tekan untuk luka terdiri dari beberapa lapis. Pertama bagian basah yang terluka ditempatkan agak tinggi. Diatas luka diletakkan langsung perban darurat atau beberapa kain kasa hidrofil. Diatas ini diletakkan kapas putih satu lapis. Lapisan ini ditahan agar tepat pada tempatnya dengan suatu balutan cambric yang dipasang dengan kuat. Perhatikan bahwa beberapa potong kapas yang kasar masih keluar sedikit dan tepi kain perban. Menekan perdarahan Perban tekan terdiri dari satu lapis kapas yang tebal yang dipasang kuat-kuat dengan balutan cambric diatasnya. Pada kedua sisi perban tersebut harus ada 2 cm kapas diluar pembalut itu. Menurut bahannya: a) Mitella (pembalut segitiga)

Bahan pembalut dari kain yang berbentuk segitiga sama kakidengan berbagai ukuran. Panjang kaki antara 50-100 cm. Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku, telapak tangan, pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung lengan, dapat dilipat-lipat sejajar dengan alasnya dan menjadi pembalutbentuk dasi. b) Dasi (cravat) Merupakan mitella yang dilipat-lipat dari salah satu ujungnyasehingga berbentuk pita dengan kedua ujung-ujungnya lancip danlebarnya antara 5-10 cm. Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (ataubagian kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis, dan kaki yang terkilir. Cara membalut: Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua ujungnyadapat diikatkan Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor, dengan carasebelum diikat arahnya saling menarik Kedua ujung diikatkan secukupnya.

c) Pita (pembalut gulung) Dapat terbuat dari kain katun, kain kasa, flanel atau bahanelastis. Yang paling sering adalah kasa. Hal ini dikarenakankasa mudah menyerap air dan darah, serta tidak mudah kendor. Macam ukuran lebar pembalut dan penggunaannya: 2,5 cm : untuk jari-jari cm : untuk leher dan pergelangan tangan 7,5 cm : untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dankaki m : untuk paha dan sendi pinggul 10-15 cm : untuk dada, perut dan punggung. Cara membalut anggota badan (tangan/kaki): Sangga anggota badan yang cedera pada posisi tetap Pastikan bahwa perban tergulung kencang Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satuujung yang diletakkan dari proksimal ke distal menutupsepanjang bagian tubuh, yang akan dibalut dari distal keproksimal (terakhir ujung yang dalam tadi diikat dengan ujungsecukupnya). Atau bisa dimulai dari bawah lukalalu balut lurus 2 kali. yang lain (distal) Dibebatkan terus ke proksimal dengan bebatan saling menyilangdan tumpang tindih antara bebatan yang satu dengan bebatanberikutnya. Setiap balutan menutupi duapertiga bagiansebelumnya.

Selesaikan dengan membuat balutan lurus, lipat ujung perban, kunci dengan peniti atau jepitan perban. d) Plester (pembalut berperekat) Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi padasendi yang terkilir, untuk merekatkan pada kelainan patahtulang. Cara pembidaian langsung dengan plester disebutstrapping. Plester dibebatkan berlapis-lapis dari distal keproksimal dan untuk membatasi gerakan perlu pita yang masingmasing ujungnya difiksasi dengan plester. Untuk menutup luka yang sederhana dapat dipakai plester yang sudah dilengkapi dengan kasa yang mengandung antiseptik (Tensoplast, Band-aid, Handyplast dsb). Cara membalut luka terbuka dengan plester: luka diberi antiseptik tutup luka dengan kassa baru letakkan pembalut plester. e) Kassa steril Kasa steril ialah potongan-potongan pembalut kasa yang sudahdisterilkan dan dibungkus sepotong demi sepotong. Pembungkustidak boleh dibuka sebelum digunakan. Digunakan untuk menutup luka-luka kecil yang sudah didisinfeksiatau diobati (misalnya sudah ditutupi sofratulle), yaitusebelum luka dibalut atau diplester

f) Pembalut lainnya Snelverband: pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup luka, dan steril. Baru dibuka saat akan digunakan, sering dipakai untuk menutup luka-luka lebar. Sofratulle: kasa steril yang sudah direndam dalam antibiotika. Digunakan untuk menutup luka-luka kecil. 3. Prosedur Pembalutan: a) Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalutdengan menjawab pertanyaan ini: Bagian dari tubuh yang mana? (untuk menentukan macam pembalutdigunakan dan ukuran pembalut bila menggunakan pita) Luka terbuka atau tidak? (untuk perawatan luka dan menghentikan perdarahan) Bagaimana luas luka? (untuk menentukan macam pembalut) Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak? (untuk menentukan perlu dibidai/tidak?) b) Pilih jenis pembalut yang akan digunakan. Dapat satu atau kombinasi. c) Sebelum dibalut, jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut dengan pembalut yang mengandung desinfektan. Jika terjadi disposisi/dislokasi perlu direposisi. Urut-urutan tindakan desinfeksi luka terbuka: Letakkan sepotong kasa steril di tengah luka (tidak usah ditekan) untuk melindungi luka selama didesinfeksi.

Kulit sekitar luka dibasuh dengan air, disabun dan dicuci dengan zat antiseptik. Kasa penutup luka diambil kembali. Luka disiram dengan air steril untuk membasuh bekuan darah dan kotoran yang terdapat di dalamnya. Dengan menggunakan pinset steril (dibakar atau direbus lebih dahulu) kotoran yang tidak hanyut ketika disiram dibersihkan. Tutup lukanya dengan sehelai sofratulle atau kasa steril biasa. Kemudian di atasnya dilapisi dengan kasa yang agak tebal dan lembut. Kemudian berikan balutan yang menekan. Apabila terjadi pendarahan, tindakan penghentian pendarahan dapat dilakukan dengan cara: a) Pembalut tekan, dipertahankan sampai pendarahan berhenti atau sampai pertolongan yang lebih mantap dapat diberikan. b) Penekanan dengan jari tangan di pangkal arteri yang terluka. Penekanan paling lama 15 menit. c) Pengikatan dengan tourniquet. Digunakan bila pendarahan sangat sulit dihentikan dengan cara biasa. Lokasi pemasangan: lima jari di bawah ketiak (untuk pendarahan di lengan) dan lima jari di bawah lipat paha (untuk pendarahan di kaki) Cara: lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki, sebelumnya dialasi dengan kain atau kasa untuk mencegah lecet di kulit yang terkena torniket. Untuk torniket kain, perlu dikencangkan dengan sepotong

kayu. Tanda torniket sudah kencang ialah menghilangnya denyut nadi di distal dan kulit menjadi pucat kekuningan. Setiap 10 menit torniket dikendorkan selama 30 detik, sementara luka ditekan dengan kasa steril. d) Elevasi bagian yang terluka e) Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan: Dapat membatasi pergeseran/gerak bagian tubuh yang memang perlu difiksasi Sesedikit mungkin membatasi gerak bgaian tubuh yang lain Usahakan posisi balutan paling nyaman untuk kegiatan pokok penderita. Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya balutan berlapis, yang paling bawah letaknya di sebelah distal. Tidak mudah kendor atau lepas. B. PEMBIDAIAN 1. Pengertian. Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang yang patah tidak bergerak (immobilisasi), memberikan istirahat dan mengurangi rasa sakit. Maksud dari immobilisasi adalah: Ujung-ujung dari ruas patah tulang yang tajam tersebut tidak merusak jaringan lemah, otot-otot, pembuluh darah, maupun syaraf. Tidak menimbulkan rasa nyeri yang hebat, berarti pula mencegah terjadinya syok karena rasa nyeri yang hebat.

Tidak membuat luka terbuka pada bagian tulang yang patah sehingga mencegah terjadinya indfeksi tulang. Pembidaian tidak hanya dilakkukan untuk immobilisasi tulang yang patah tetapi juga untuk sendi yang baru direposisi setelah mengalami dislokasi. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor sehingga gampang mengalami dislokasi kembali, untuk itu setelah diperbaiki sebaiknya untuk sementara waktu dilakukan pembidaian 2. Tujuan Tujuan dari pembidaian itu sendiri adalah : Mengurangi/menghilangkan nyeri dengan cara mencegah pergerakkan fragmen tulang,sendi yang dislokasi dan jaringan lunak yang rusak. Mencegah kerusakan lebih lanjut jaringan lunak (otot,medula spinalis,syaraf perifer,pembuluh darah) akibat pergerakan ujung fragmen tulang. Mencegah laserasi kulit oleh ujung fragmen tulang ( fraktur tertutup jadi terbuka).

Mencegah gangguan aliran darah akibat penekanan ujung fragmen tulang pada pembuluh darah. Mengurangi/menghentikan perdarahan akibat kerusakan jaringan lunak. Pembidaian sendiri bisa di lakukan dengan alat alat sederhana yang ada di sekitar kita, seperti kain, selendang, jarik, bantal, kayu atau alat bidai khusus bila berada di fasilitas kesehatan. 3. Prinsip Prinsip prinsip pembidaian adalah sebagai berikut : Buka pakaian yang menutup bagian anggota tubuh yang akan di bidai. Lakukan pemeriksaan status vaskular ( denyut nadi dan pengisian kapiler) serta status motorik dan sensorik di distal trauma. Tutup semua luka dengan kasa steril atau dengan kain yang bersih. Jangan memindahkan/menggerakkan anggota gerak sebelum dilakukan pembidaian. Pada kasus fraktur,pembidaian harus mencakup 2 sendi di bagian proksimal (atas) dan distal ( bawah) dari fraktur tersebut. Pada trauma sendi,pembidaian harus mencakup tulang di sebelah proksimal dan distal sendi. Semua bidai harus di beri bantalan lunak agar tidak merusak jaringan lunak (otot) sekitarnya. Selama pembidaian anggota gerak harus di topang dengan tangan untuk mernghindari trauma lebih lanjut.

Jika terjadi deformitas ( berubah bentuk), lakukan traksi ( penarikan) untuk memulihkan kesejajaran anggota gerak (realignement). Jika terdapat tahanan saat di lakukan traksi,pembidain dilakukan pada posisi apa adanya. Pembidaian trauma tulang belakang dilakukan dengan prinsip neutral inline position. Jika ragu ragu apakah terjadi patah tulang/fraktur,dislokasi tetap lakukan pembidaian. 4. Prosedur Pembidaian Siapkan alat-alat selengkapnya Apabila penderita mengalami fraktur terbuka, hentikan perdarahan dan rawat lukanya dengan cara menutup dengan kasa steril dan membalutnya. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang, diukur dahulu pada sendi yang sehat. Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan. Memakai bantalan di antara bagian yang patah agar tidak terjadi kerusakan jaringan kulit, pembuluh darah, atau penekanan syaraf, terutama pada bagian tubuh yang ada tonjolan tulang. Mengikat bidai dengan pengikat kain (dapat kain, baju, kopel, dll) dimulai dari sebelah atas dan bawah fraktur. Tiap ikatan tidak boleh menyilang tepat di atas bagian fraktur. Simpul ikatan jatuh pada permukaan bidainya, tidak pada permukaan anggota tubuh yang dibidai. Ikatan jangan terlalu keras atau kendor. Ikatan harus cukup jumlahnya agar secara keseluruhan bagian tubuh yang patah tidak bergerak.

Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai. Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu dilepas. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Pembidaian adalah proses yang digunakan untuk imobilisasi fraktur dan dislokasi. Pembidaian harus memfiksasi tulang yang patah dan persendian yang berada di atas dan dibawah tulang yang fraktur. Jika yang cedera adalah sendi, bidai harus memfiksasi sendi tersebut beserta tulang disebelah distal dan proximalnya. Digunakan untuk imobilisasi ujung tulang yang patah dari fraktur femur sehingga dapat terhindari kerusakan yang lebih lanjut. Traksi merupakan aplikasi dari kekuatan yang cukup untuk menstabilkan patah tulang yang patah, traksi bukanlah meregangkan atau menggerakkan tulang yang patah sampai ujung-ujung tulang yang patah menyatu. Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang yang patah tidak bergerak (immobilisasi), memberikan istirahat dan mengurangi rasa sakit.

Pembalut harus dipasang cukup kuat untuk mencegah pergerakan tapi tidak terlalu kencang sehingga mengganggu sirkulasi atau menyebabkan nyeri. Dalam usaha untuk mencegah pergesekan dan ketidaknyamanan pada kulit, penggunaan bantalan lunak dianjurkan sebelum melakukan balutan. Pengikatan selalu dilakukan di atas bidai atau pada sisi yang tidak cedera, kalau kedua kaki bawah mengalami cedera, pengikatan dilakukan di depan dan diantara bagian yang cedera. Periksa dengan interval 15 menit untuk menjamin bahwa pembalut tidak terlalu kencang akibat pembengkakan dari jaringan yang cedera. Lewatkan pembalut pada bagian lekuk tubuh seperti leher, lutut dan pergelangan kaki jika diperlukan. B. SARAN Dalam melakukan penanganan korban trauma di usahakan kita harus bertindak hati-hati dalam melakukan tindakan agar kondisi pasien tetap terjaga atau tidak jatuh lebih buruk lagi. Upayakan dalam mengevakuasi korban, posisi di pertahankan datar. DAFTAR PUSTAKA http://ardhy10.wordpress.com/2011/10/04/pembalutan-dan-pembidaian/ tanggal 20 November 2012 jam 13.15 WIB diakses pada http://askep.blogdetik.com/2009/01/14/fraktur-dan-dislokasi/ diakses pada tanggal 20 November 2012 jam 13.30 WIB http://s3nja-sor3.blogspot.com/2012/04/asuhan-keperawatan-pembidaian.html tanggal 20 November 2012 jam 13.35 WIB pada