PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN SUTM 20 KV PADA PENYULANG SOKA DI PT. PLN ( PERSERO ) CABANG JAYAPURA. PARLINDUNGAN DOLOKSARIBU

dokumen-dokumen yang mirip
PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN SUTM 20 KV PADA PENYULANG SOKA DI PT. PLN ( PERSERO ) CABANG JAYAPURA. Parlindungan Doloksaribu.

ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL

Penentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 20 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan

PERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI

atau pengaman pada pelanggan.

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Jurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 3, April 2013 ISSN

PERBAIKAN JATUH TEGANGAN PADA FEEDER B KB 31P SETIABUDI JAKARTA DENGAN METODE PECAH BEBAN

ANALISIS PERHITUNGAN LOSSES PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH DENGAN PERBAIKAN PEMASANGAN KAPASITOR. Ratih Novalina Putri, Hari Putranto

KOKO SURYONO D

Rudi Salman Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro Universitas Negeri Medan

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II

Perbaikan Jatuh Tegangan Dengan Pemasangan Automatic Voltage Regulator

EVALUASI RUGI-RUGI JARINGAN YANG DILAYANI OLEH JARINGAN PLTS TERPUSAT SIDING

STUDI ANALISA PEMASANGAN KAPASITOR PADA JARINGAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV TERHADAP DROP TEGANGAN (APLIKASI PADA FEEDER 7 PINANG GI MUARO BUNGO)

ANALISIS KINERJA TRANSFORMATOR BANK PADA JARINGAN DISTRIBUSI GUNA MENGURANGI SUSUT TEKNIS ENERGI LISTRIK

PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA JARINGAN DISTRIBUSI DI KOTA PONTIANAK

STUDI PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN PEMBEBANAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 KV PT PLN (PERSERO) CABANG PONTIANAK

ANALISIS SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DI KECAMATAN BENTENG KAB. KEPULAUAN SELAYAR TAHUN 2010

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR

Analisis Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi Penyulang Barata Jaya Area Surabaya Selatan Menggunakan Software Etap 12.6

Muh Nasir Malik, Analisis Loses Jaringan Distribusi Primer Penyulang Adhyaksa Makassar

Perbaikan Tegangan Sisi Sekunder Transformator Daya 150/20KV di Gardu Induk Ungaran

PERENCANAAN DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PADA SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20KV

BAB III LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV. 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

Kata Kunci : Transformator Distribusi, Ketidakseimbangan Beban, Arus Netral, Rugi-rugi, Efisiensi

TEORI LISTRIK TERAPAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 1/April 2014

ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB 1 PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEI. RAYA

BAB III KONSEP PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMALISASI PEMBEBANAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DENGAN PENYEIMBANGAN BEBAN

Jurnal Media Elektro Vol. V No. 2 ISSN: ANALISIS RUGI-RUGI DAYA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv PADA SISTEM PLN KOTA KUPANG

USAHA MENGATASI RUGI RUGI DAYA PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan ABSTRAK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

STUDI PERKIRAAN SUSUT TEKNIS DAN ALTERNATIF PERBAIKAN PADA PENYULANG KAYOMAN GARDU INDUK SUKOREJO

ANALISIS KINERJA SISTEM KELISTRIKAN UNIVERSITAS LANCANG KUNING

Analisa Drop Tegangan PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Sikaping Setelah Penambahan PLTM Guntung Oleh:

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA KEDIP TEGANGAN PADA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV AKIBAT HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG PEDAN 1 KLATEN

OPTIMALISASI KUALITAS TEGANGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK PELANGGAN PLN BERDASAR PADA WINDING RATIO

BAB III METODE PENELITIAN. keras dan perangkat lunak, adapun perangkat tersebut yaitu: laptop yang dilengkapi dengan peralatan printer.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Elektum Vol. 14 No. 1 ISSN : DOI: /elektum e-issn :

SILABUS. 5. Evaluasi - Kehadiran - Tugas - partisipasi diskusi, tanya jawab - UTS - UAS

BAB III PERANCANGAN ALAT

ANALISA PERHITUNGAN DROP TEGANGAN MENGGUNAKAN RUMUS DAN MENGGUNAKAN APLIKASI ETAP 7.5 PADA PENYULANG SEMERU DI GARDU INDUK SIMPANG TIGA INDRALAYA

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Rekayasa Elektrika. Jurnal VOLUME 12 NOMOR 3 DESEMBER 2016

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

Kata kunci : sistem distribusi, keseimbangan beban, losses, penempatan transformator.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA. Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu

DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK...

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang pada. bulan Maret 2013 sampai dengan selesai.

BAB IV ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV

REKONFIGURASI JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR) UNTUK MEMPERBAIKI DROP TEGANGAN DI DAERAH BANJAR TULANGNYUH KLUNGKUNG

PERTEMUAN VIII SISTEM PER UNIT DAN DIAGRAM SEGARIS

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

ARTIKEL ILMIAH PENELITIAN

ANALISIS PERSENTASE PEMBEBANAN DAN DROP TEGANGAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH PADA GARDU DISTRIBUSI GA 0032 PENYULANG WIBRATA

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS

Studi Analisa Rugi Daya Pada Saluran Distribusi Primer 20 kv Di Kota Tahuna

Analisa Dampak Pemecahan Beban Feeder Tiku Terhadap Susut Teknis Jaringan Tegangan Menengah

AKIBAT KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN LOSSES PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

BAB IV PERHITUNGAN RUGI TEGANGAN DAN SUSUT (LOSSES) SETELAH PENGGANTIAN KONEKTOR PRES (CCO)

STUDI PENGARUH PEMASANGAN STATIC VAR COMPENSATOR TERHADAP PROFIL TEGANGAN PADA PENYULANG NEUHEN

BAB III KEBUTUHAN GENSET

Oleh: Erhaneli (1), Ramadonal (2) (1) Dosen Jurusan Teknik Elektro (2) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro

PENGUJIAN TAPPING TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20

Antiremed Kelas 12 Fisika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

PERHITUNGAN DAN ANALISIS KESEIMBANGAN BEBAN PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP RUGI-RUGI DAYA (STUDI KASUS PADA PT.

ANALISA PERBAIKAN SUSUT TEKNIS DAN SUSUT TEGANGAN PADA PENYULANG KLS 06 DI GI KALISARI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 7.5.0

STUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU

PERHITUNGAN PROFIL TEGANGAN PADA SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN MATRIX ADMITANSI DAN MATRIX IMPEDANSI BUS

Transkripsi:

PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN SUTM 20 KV PADA PENYULANG SOKA DI PT. PLN ( PERSERO ) CABANG JAYAPURA. PARLINDUNGAN DOLOKSARIBU

Jurnal Cartenz, Vol.4, No. 6, Desember 2013 ISSN 2088-8031 PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN SUTM 20 KV PADA PENYULANG SOKA DI PT. PLN ( PERSERO ) CABANG JAYAPURA Parlindungan Doloksaribu Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih Abstrak Jatuh tegangan biasanya paling besar terjadi pada saluran distribusi. Hal ini diakibatkan arus dan impedansi saluran. Besar kecilnya jatuh tegangan sangat mempengaruhi kualitas layanan ke beban atau pelanggan. Jatuh tegangan yang terlalu besar akan mengakibatkan gangguan pada peralatan pelanggan. Oleh karena itu PLN telah membuat ambang batas jatuh tegangan (SPLN No. 1/ 1995) yaitu 10 % dari tegangan nominal. Penelitian bertujuan untuk mengetahui seberapa besar jatuh tegangan yang terjadi pada Penyulang Soka. Metode yang dilakukan adalah menggunakan data sekunder dari pihak PLN Cabang Jayapura dan data primer berdasarkan pengukuran langsung dan kemudian dilakukan perhitungan jatuh tegangan. Hasil dari perhitungan jatuh tegangan menunjukkan total jatuh tegangan penyulang Soka adalah 84,37 Volt atau sekitar 0,42 % dari tegangan nominal. Itu artinya jatuh tegangan yang terjadi masih jauh dari ambang batas Standard PLN. Besar jatuh tegangan bervariasi untuk setiap seksi dalam saluran. Jatuh tegangan terbesar terjadi pada seksi III IV yaitu 25,52 Volt sedangkan nilai jatuh tegangan terkecil terjadi pada seksi IV E yaitu 0,07 Volt, Kata kunci: jatuh tegangan, saluran distribusi, tegangan nominal I. PENDAHULUAN Perkembangan sistem kelistrikan saat ini telah mengarah pada peningkatan efisiensi dalam penyaluran energi listrik. Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi yaitu dengan mengurangi rugi daya dan meminimalkan drop tegangan pada jaringan. Drop tegangan pada sistem distribusi dapat terjadi pada jaringan tegangan menengah (JTM), transformator distribusi, jaringan tegangan rendah (JTR) dan saluran rumah. Ada kalanya, kualitas tegangan yang diterima pelanggan tidak maksimal. Tegangan yang terlalu rendah akan mengakibatkan alat-alat listrik tidak dapat beroperasi sebagaimana mestinya. Salah satu mutu dari pelayanan adalah kondisi tegangan yang terjaga guna mendapatkan mutu daya dan energi semaksimal mungkin. Penyulang Soka SUTM 20 kv merupakan salah satu penyulang yang sumbernya dari PLTD Waena. Pemilihan penyulang ini adalah dikarenakan penyulang ini meyuplai daerah beban yang cukup padat penduduk yaitu daerah Waena sampai Abepura. Hal ini memungkinkan terjadinya jatuh tegangan dan rugi-rugi yang cukup besar pada ujung jaringan. II. JATUH TEGANGAN Jatuh tegangan merupakan besarnya tegangan yang hilang pada suatu penghantar. Besarnya jatuh tegangan dinyatakan baik dalam persen atau dalam besaran Volt. Perhitungan jatuh tegangan praktis pada batas-batas tertentu dengan hanya menghitung besarnya tahanan masih dapat dipertimbangkan, namun pada saluran tegangan menengah masalah indukstansi harus diperhitungkan karena nilainya cukup berarti. Rangkain ekivalen jaringan satu phasa dapat ditunjukkan pada gambar berikut : 51 Jurnal Cartenz, Vol.4, No. 6, Desember 2013 R XL

ISSN 2088-8031 3. DATA PENELITIAN P+jQ 3.1 DIAGRAM SATU PENYULANG SOKA Vk Vt GARIS Beban Gambar 1. Rangkaian Ekivalen Jaringan satu phasa. Penyebab Terjadinya Jatuh Tegangan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: a. Tahanan saluran b. Arus saluran c. Faktor daya ( Cos φ ) Besar jatuh tegangan pada saluran dapat dirumuskan dengan: V = I ( R. cos φ + X. sin φ ) L dimana: I = Arus beban ( Ampere ) R = Tahanan rangkaian ( Ohm ) X = Reaktansi rangkaian ( Ohm ) L = Panjang Saluran (Meter) Perusahaan listrik Negara ( PLN ) mengeluarkan ketentuan mengenai batas standard tegangan yang aman untuk pelanggan (SPLN No. 1 Tahun 1995), yaitu maksimum ± 5 % dan minimum 10 % dari tegangan nominal. Gambar 2. Diagram satu garis penyulang Soka 52 Jurnal Cartenz, Vol.4, No. 6, Desember 2013 ISSN 2088-8031 2.2 Data Hasil Pengukuran pada Gardu Distribusi Tabel 1. Hasil pengukuran di setiap Gardu Distribusi No No. gardu Kode gardu (Huruf) KVA Nominal Arus Beban (A) Cos φ Sin φ 1 46 B

RS Dian Harapan 200 5,8 0,98 0,19 2 49 C Komp. SPG 50 1,4 0,9 0,43 3 132 D Depan.Taruna Bhakti 100 2,9 0,94 0,34 4 41 E Komp.Zipur X 100

2,9 0,97 0,24 5 19 F Den intel Waena 250 7,2 0,95 0,31 6 139 G Depan karang P.bln 100 2,9 0,97 0,24 7 146 H Rudy dom P.bln 200 5,8 0,95

0,31 8 150 I Hola plaza 800 5,8 0,95 0,31 9 39 J Jl. Sosial P. bulan 200 5,8 0,96 0,28 10 136 K SMP advent 100 2,9 0,93 11

67 L Lapangan trikora 160 4,6 0,97 0,24 12 20 M PLN P. bulan 200 5,8 0,95 0,31 13 21 N Perumnas IV luar 100 2,9 0,88 0,47 14 22 O

Perumnas IV dalam 400 11,5 0,93 15 23 P Akes P. bulan 100 2,9 0,97 0,24 16 114 Q Organda 2 160 4,6 0,93 17 24 R Organda 1 100

2,9 0,92 0,39 Alamat gardu 2.3 RESISTANSI PENGHANTAR Penghantar yang digunakan pada saluran distribusi (penyulang) Soka adalah jenis AAAC dengan ukuran penampang 2 penghantar 70 mm dan 150 mm2. Besar resistansi dan reaktansi penghantar AAAC adalah: No. 1 2 Jenis Penghantar AAAC 70 mm2 AAAC 150 mm2 Resistansi Penghantar Pada 300C ( Ohm/Km ) Reaktansi pada F = 50 Hz (Ohm/Km) 0,455 0,340 0,234 0,300 Penghantar yang menggunakan ukuran penampang 70 mm2 dan penghantar yang menggunakan penampang 150 mm2 ditunjukkan Gambar 4 berikut yang merupakan penyederhanaan dari diagram satu garis peyulang Soka. 53 Jurnal Cartenz, Vol.4, No. 6, Desember 2013 ISSN 2088-8031 Gambar 4. Penyederhanaan kedua Diagram Satu Garis Penyulang Soka Gambar 3. Penyederhanaan pertama diagram satu garis penyulang Soka Gambar 3 menunjukkan penyulang Soka dapat dibagi menjadi 14 bagian/seksi (I sampai dengan XIV) berdasarkan letak dan banyaknya gardu distribusi. Garis biru merupakan penyulang yang menggunakan penghantar ukuran 150 mm2, sedangkan garis merah merupakan penyulang yang menggunakan penghantar ukuran 70 mm2. 4. PERHITUNGAN BESAR JATUH TEGANGAN 4.1 MENGHITUNG ARUS SALURAN Setelah arus beban di setiap gardu diketahui seperti ditunjukkan pada pada tabel 1, maka selanjutnya adalah menghitung nilai arus saluran di tiap seksi dengan menyederhanakan kembali diagram satu garis penyulang Soka seperti ditunjukkan pada gambar 5

berikut. Dalam perhitungan arus pada rangkaian listrik paralel seperti pada umumnya, maka perhitungan diawali dari ujung saluran (I14 ), seterusnya sampai diperoleh arus I1. Besarnya arus-arus tersebut dapat dapat diurutkan sebagai berikut: I14 = IR I13 = IQ + I14 I12 = IP+ I13 I11 = IN + IO + I12 I10 = IM + I11 I9 = IJ + IK + IL + I10 I8 = II + I9 I7 = IH + I8 I6 = IG + I7 I5 = IF + I6 I4 = IE + I5 I3 = ID + I4 I2 = IC + I3 I1 = IB + I2 I15 = IK + IL Contoh perhitungan: I14 = IR = 2,9 Ampere I13 = IQ + I14 = 4.6 (0,93 + j0,37) + 2,9 (0,92 + j0,39) = (4.278 + jl,702) + (2,668 + j1,131) = 6.946 + j2,833 = 7,50 22,18º Ampere (cosφ 0,92) Dengan menggunakan cara yang sama maka akan diperoleh nilai arus yang lain seperti ditunjukkan pada Tabel 2 berikut. 54 Jurnal Cartenz, Vol.4, No. 6, Desember 2013 Tabel 2. Hasil Perhitungan Arus N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Seksi A I I II II C II III III IV IV E IV V V F V VI VI VII VII VIII VIII I VIII IX IX K K L IX X X XI XI O XI XII XII XIII XIII XIV Arus Salura n Besar Arus (Amper e) I1 78,21 0,92 0,39 I2 72,61 0,92 0,39 IC 1,4 0,9 0,43 I3 71,28

0,92 0,39 I4 68,34 0,93 IE 2,9 0,97 0,24 I5 65,43 0,93 IF 7,2 0,95 0,31 I6 58,22 0,93 I7 55,32 0,93

Panjan g Salura n (Km) 0,234 0,244 0,182 0,171 1,147 0,03 49,50 0,93 II 5,8 0,95 0,31 I9 43,69 0,93 I15 7,48 0,95 0,31 IL 4,6 0,97 0,24 I10 30,51 0,92 0,39 I11 24,75

0,92 0,39 IO 11,5 0,93 I12 1 0,93 I13 7,50 0,92 0,39 0,155 0,845 2,9 0,92 0,39 ( ) Contoh perhitungan: ΔV XIII XIV = 2,9 [ (0,455 x 0,92) + ( 0,340 x 0,39) ] x 0,2 = 0,32Volt Dengan cara yang sama, maka diperoleh besar jatuh tegangan untuk setiap seksi yang ditunjukkan pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Hasil Perhitungan Jatuh Tegangan No Seksi Jarak (Km) ΔV (Volt) 1 A I

0,234 6,08 2 I II 0,244 5,88 3 II C 0,182 0,14 0,04 0,03 4 II III 0,171 4,05 0,156 5 III IV 1,147 25,52 0,53 6 IV E 0,08 0,07

0,296 7 IV V 0,293 6,12 8 V F 0,155 0,60 0,38 9 V VI 0,845 16,01 0,345 10 VI VII 0,04 0,72 0,32 11 VII VIII 0,126 2,03 12 VIII I

0,08 0,15 13 VIII IX 0,156 2,22 14 IX K 0,530 1,25 15 K L 0,296 0,40 16 IX X 0,380 3,85 17 X XI 0,345 4,70 18 XI O 0,320 2

19 XI - XII 0,2 1,13 20 XII - XIII 1,49 21 XIII - XIV 0,2 0,32 TOTAL 84,73 0,20 0,20 I14 4.2. PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN Perhitungan jatuh tegangan di tiap seksi dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan: 0,293 0,126 I8 ISSN 2088-8031 Perbedaan jatuh tegangan yang signifikan tiap seksi, dapat diperlihatkan pada gambar grafik sebagai berikut : 55 Jurnal Cartenz, Vol.4, No. 6, Desember 2013 ISSN 2088-8031 30 25.52 25 20 16.01 15 10 6.12

6.085.88 4.05 5 0.14 2.22 2.03 1.25 0.4 0.72 0.15 0.6 0.07 3.85 4.7 2 1.131.49 0.32 XIII - XIV XII - XIII XI - XII XI O X XI IX X K L IX K VIII IX VIII I VII VIII VI VII V VI V F IV V IV E III IV II III II C

I II A I 0 jatuh tegangan Gambar 5.Grafik Jatuh Tegangan Gambar 5 menunjukkan, jatuh tegangan paling besar terjadi pada seksi III IV yaitu 25,52 Volt. Hal ini disebabkan karena panjang penghantar dari III IV merupakan penghantar terpanjang dari semua seksi yaitu 1,147 Km. Sedangkan untuk nilai jatuh tegangan terkecil berada pada seksi IV E yaitu 0,07 Volt. Walaupun seksi IV E bukan merupakan penghantar terpendek tapi seksi ini memiliki nilai jatuh tegangan yang terkecil dari semua seksi. Hal ini disebabkan arus pembebanan di seksi IV E hanya 2,9 Ampere, selain itu kecilnya jatuh tegangan juga disebabkan oleh resistansi penghantar, karena pada seksi ini digunakan penghantar ukuran 150 mm2 yang nilai resistansinya lebih kecil dari penghantar ukuran 70 mm2. Apabila dibandingkan dengan seksi terpendek yaitu seksi VI VII dengan jarak 0,04 Km, akan tetapi seksi ini memiliki arus pembebanan yang besar yaitu 55,32 Ampere. Jadi selain pengaruh jarak penghantar, nilai jatuh tegangan juga dapat dipengaruhi oleh arus pembebanan. Dari hasil perhitungan jatuh tegangan pada penyulang Soka, didapat nilai jatuh tegangan total yaitu 84,73 Volt. Jadi persentase jatuh tegangan adalah: x 100% = 0,42 % ΔV % = Persentase jatuh tegangan di ujung jaringan kurang lebih 0,42 % masih dibawah 10 % yang merupakan standar yang diizinkan SPLN. 5. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dan hasil perhitungan yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Nilai jatuh tegangan terbesar terjadi pada seksi III IV yaitu 25,52 Volt. Sedangkan nilai jatuh tegangan terkecil terjadi pada seksi IV E yaitu 0,07 Volt. 2. Seksi III IV merupakan daerah dengan nilai jatuh tegangan tertinggi, hal ini utamanya disebabkan jarak penghantar yang merupakan penghantar terpanjang diantara seksi-seksi lainnya, yaitu 1,147 Km. 3. Seksi IV E adalah daerah dengan nilai jatuh tegangan terendah dengan nilai arus pembebanan yang kecil serta nilai resistansi penghantar yang kecil 4. Dari hasil perhitungan total jatuh tegangan, didapat nilai jatuh tegangan yang relativ kecil yaitu 84,73 Volt atau dalam persentase yaitu 0,42 %. Artinya jatuh tegangan tersebut masih memenuhi Standard PLN. 56 Jurnal Cartenz, Vol.4, No. 6, Desember 2013 ISSN 2088-8031 DAFTAR PUSTAKA Arismunandar A, Kuwahara S. 1979. Teknik Tenaga Listrik. Jakarta: Penerbit Pradya Paramitha. Hutauruk,TS. 1985. Transmisi Daya Listrik. Jakarta :Erlangga. Kadir, Abdul. 2000. Distribusi dan Utilisasi Tenaga Listrik. Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press). PT.PLN (PERSERO).1998, Pembekalan Uji Kompetensi Bidang Distribusi. Sulawesi Selatan: DIKLAT Makassar. Utama, Satriya, NP. 2008 Memperbaiki Profil Tegangan Distribusi Primer Dengan Kapasitor Shunt Jurnal Teknologi Elektro. 7 (1),48 Syukri, Mahdi. 2005, Perhitungan Drop Tegangan Pada Jaringan Distribusi Primer Banda Aceh. Jurnal Rekayasa Kuala. Elektrika Universitas

Syiah 57