PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN PADA PT YANAPRIMA HASTAPERSADA, Tbk.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN PADA PT INTRACO PENTA, Tbk DAN ENTITAS ANAK

PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN PADA PT PERDANA BANGUN PUSAKA, Tbk DAN ENTITAS ANAK

PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN PADA PT INDONESIA PRIMA PROPERTY, Tbk DAN ENTITAS ANAK

PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN PADA PT DUTA PERTIWI Tbk. DAN ENTITAS ANAK

PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN MENURUT PSAK NO. 5 PADA PT BUMI SERPONG DAMAI, Tbk DAN ENTITAS ANAK

PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN PADA PT JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN DAN LAPORAN KEUANGAN INTERIM PT BAKRIE & BROTHERS, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 10, Februari

PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN PADA PT HEXINDO ADIPERKASA, Tbk.

PENGUNGKAPAN PELAPORAN SEGMEN BERDASARKAN PSAK NO. 5 PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK

Suci Anggreani Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN DAN LAPORAN KEUANGAN INTERIM PT HOLCIM INDONESIA, Tbk DAN ENTITAS ANAK

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR

ANALISIS PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN PADA PT TIMAH (PERSERO), Tbk. DAN ENTITAS ANAK

PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN DAN LAPORAN KEUANGAN INTERIM PT MILLENIUM PHARMACON INTERNATIONAL, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan landasan hukum berinvestasi secara tegas dan jelas. Hal ini sangat. masyarakat umum dalam berinvestasi di pasar modal

IMPLEMENTASI PSAK NO. 62 MENGENAI KONTRAK ASURANSI DAN PSAK NO.

Triyanto Prasetya Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS MENURUT PSAK 2 GUNA MENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PT PAN BROTHERS TBK

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 KINERJA KEUANGAN PADA PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk.

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN NILAI BUKU TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT ACE HARDWARE INDONESIA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang menjalankan kegiatan bisnis dan

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT TEMPO SCAN PASIFIC, TBK DAN ENTITAS ANAK

KINERJA KUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT MANDOM INDONESIA, Tbk.

KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PT SLJ GLOBAL, Tbk.

PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z -SCORE PADA PT SKYBEE, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

PELAPORAN ARUS KAS PADA PT. KEDUNGMADU TROPICAL WOOD DI SAMARINDA

Albinatus Riki Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

ANALISIS METODE PENGAKUAN PENDAPATAN KONSTRUKSI PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI

COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH, Tbk DAN ENTITAS ANAK

PENGARUH TINGKAT PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP KEBIJAKAN UTANG PADA PT UNITED TRACTORS

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan perlu mengetahui perkembangan kegiatan usahanya dari

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL

BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PENGARUH PERPUTARAN PEREDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

Juniarti Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

PENGAKUAN PENDAPATAN JASA PT. INFIMEDIA SOLUSI PRATAMA

Twindry Volta Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

BAB I PENDAHULUAN. informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas (kesatuan)

FINANCIAL DISTRESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT PELAYARAN TEMPURAN EMAS DAN ENTITAS ANAK

PENERAPAN PSAK NOMOR 16 TENTANG KAPITALISASI BIAYA REPARASI AKTIVA TETAP (KENDARAAN JENIS FUSO DAN PS) PADA PT. STAR CARGO SAMARINDA SYAHMI AISYAH

PENGARUH CURRENT RATIO DAN CASH RATIO TERHADAP NET PROFIT MARGIN PADA PT JAYA REAL PROPERTY, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT MULIA INDUSTRINDO, Tbk.

BAB 1 PENDAHULUAN. guna mencapai tujuan perusahaan tersebut. Dalam operasional perusahaan,

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL

ANALISA PENERAPAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA PT. YANA PRIMA HASTA PERSADA, Tbk. SIDOARJO

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN TOTAL ASET TERHADAP RETURN ON ASSETS PADA PT ACE HARDWARE INDONESIA, TBK DAN ENTITAS ANAK

Burhan Candra Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PT APAC CITRA CENTERTEX, Tbk.

Laba. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE.

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP NET PROFIT MARGIN DAN CURRENT RATIO PADA PT HERO SUPERMARKET, Tbk.

PENGARUH PERPUTARAN ASET TETAP TERHADAP PERPUTARAN MODAL KERJA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA

ENTITAS ANAK TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI BERDASARKAN PSAK NO. 23 PERIODE:

PENERAPAN METODE PENCATATAN DAN PENILAIAN PERSEDIAAN MENURUT PSAK NO.14 PADA PT NIPPON INDOSARI CORPINDO, Tbk.

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT GUDANG GARAM, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENERAPAN KONVERGENSI IFRS KE PSAK NO. 16 ATAS AKTIVA TETAP BERWUJUD PT TUNAS BARU LAMPUNG, TBK. DAN ENTITAS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. menengah dan besar, tidak melihat apakah perusahan tersebut bertujuan untuk

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PROFITABILTAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Materi: 5 AKUN & MANFAATNYA

Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 12, April

PENGARUH ARUS KAS TERHADAP LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian.

FAKTOR UKURAN PERUSAHAAN, VARIABILITAS PERSEDIAAN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, FINANCIAL LEVERAGE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DISCLOSURE PENERAPAN LAPORAN KEUANGAN MENURUT PSAK No. 23 PADA CV. MUNAWIR FURNITURE. Oleh : Uswatun hasanah B

Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Vol. 1, No. 1, Desember 2012 Hal

FINANCIAL DISTRESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKRIMINAN ALTMAN PADA PT BUKIT DARMO PROPERTY, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: xx.Volume: xx, Nomor: xx

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 23 TAHUN 2010 TENTANG PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENDAPATAN PADA PT DHEZIGN ONLINE SOLUTION

DAMPAK AKUISISI PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PT ELANG MAHKOTA TEKNOLOGI, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok)

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI ALAT UKUR EFEKTIVITAS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA TBK. SURABAYA

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN TOTAL ASET TERHADAP RETURN ON ASSETS PADA PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, Tbk.

PERLAKUAN AKUNTANSI PENDAPATAN PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) DELTA MAKMUR SIDOARJO RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil tertentu dan hasil tersebut harus

ISSN ANALISIS STATEMENT OF CASHFLOW UNTUK MENGEVALUASI KEMAMPUAN KOPERASI DALAM MENGHASILKAN KAS DAN SETARA KAS

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. agar pasar modal kita dapat berfungsi secara efisien.

KESESUAIAN PENGAKUAN PEMBELIAN KREDIT ALAT BERAT X PT MALIKINDO PERKASA DENGAN PSAK 55 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT SENTUL CITY, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PR. ALFI PUTRA TRENGGALEK)

ANALISA RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada CV Citra Nusa Bakti Palembang

RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT GRAHAMAS CITRAWISATA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

Riyanto Utomo, Indah Nur Qomariah ABSTRAK

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus Pada BMT Nurul Barokah Sambi Boyolali)

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan dan beban merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, kedua pos

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP EARNING PER SHARE PADA PT BUMI SERPONG DAMAI, Tbk DAN ENTITAS ANAK

Materi: 7, 8 & 10 PROSES/SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

Materi: 6 JURNAL (JOURNAL)

PENERAPAN LAPORAN ARUS KAS YANG SESUAI DENGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (Studi Kasus Pada PT. Kent Transindo Indonesia Cabang Kediri)

SKRIPSI. Oleh : FITRIA NUR ANGGRAINI NPM :

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP RETURN ON EQUITY DAN EARNING PER SHARE PADA PT PAKUWON JATI, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS

Prosiding Akuntansi ISSN:

Transkripsi:

PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN PADA PT YANAPRIMA HASTAPERSADA, Tbk. Yunita email: yunitachink@yahoo.com Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Laporan keuangan segmen dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan untuk melakukan penilaian terhadap segmen yang dimiliki. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah penentuan pelaporan segmen usaha berdasarkan uji pendapatan, uji laba rugi, dan uji aktiva tahun 2009 sampai dengan 2013 sesuai dengan PSAK No. 5 dan apakah diperlukan segmen tambahan, untuk mengetahui penyebab terjadinya kenaikan dan penurunan persentase dalam masing-masing pengujian dan apakah ada segmen dominan. Bentuk penelitian metode deskriptif studi kasus. Metode pengumpulan data dengan browsing internet dan studi dokumenter. Teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif. Kesimpulan penelitian ini adalah penentuan pelaporan segmen telah sesuai dengan PSAK No. 5 dan tidak diperlukan segmen tambahan. Penyebab perubahan persentase adalah pendapatan segmen, laba rugi segmen, dan aktiva segmen serta tidak ada segmen dominan. Saran yang ingin disampaikan adalah perusahaan harus tetap mempertahankan pelaporan keuangan segmennya sesuai dengan PSAK No. 5 serta meningkatkan penjualan tiap segmen terutama segmen. Kata kunci: Pengungkapan Pelaporan Keuangan PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan era globalisasi saat ini, peranan informasi akuntansi sangat penting dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan operasi perusahaan. Oleh karena itu, kita membutuhkan penyajian informasi akuntansi yang akurat, tepat waktu, dan lengkap yang berguna bagi perusahaan maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan. Informasi akuntansi yang dimaksud berupa informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan posisi keuangan, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Kegiatan usaha yang dijalankan oleh suatu perusahaan memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh manajemen, salah satunya adalah keuntungan yang optimal. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh perusahaan, semakin besar juga kemampuan perusahaan dalam mempertahankan dan mengembangkan kegiatan usahanya. Tingkat keuntungan yang diperoleh mencerminkan kondisi keuangan perusahaan itu sendiri. Laporan keuangan merupakan dasar untuk menilai kondisi keuangan suatu perusahaan. Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 764

Informasi mengenai kondisi keuangan sangat diperlukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Dewasa ini, banyak perusahaan yang menawarkan berbagai jenis produk dan jasa atau beroperasi di berbagai wilayah dengan tingkat keuntungan dan risiko yang berbeda. Perusahaan-perusahaan seperti ini perlu menyampaikan informasi akuntansi mengenai segmen-segmen yang dimilikinya dalam laporan keuangan. Laporan keuangan segmen ini dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan untuk melakukan penilaian terhadap segmen-segmen yang dimiliki. Dalam artikel ini, yang menjadi permasalahan adalah apakah pelaporan segmen usaha PT Yanaprima Hastapersada, Tbk. dari tahun 2009 sampai dengan 2013 berdasarkan uji pendapatan, uji laba rugi, dan uji aktiva sesuai dengan PSAK No. 5 dan apakah diperlukan segmen tambahan serta apakah yang menjadi faktor penyebab terjadinya kenaikan dan penurunan persentase dalam masing-masing pengujian dari tahun ke tahun dan apakah terdapat segmen yang dominan dalam pengungkapan pelaporan segmen PT Yanaprima Hastapersada, Tbk. tahun 2009 sampai dengan 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penentuan pelaporan segmen usaha berdasarkan uji pendapatan, uji laba rugi, dan uji aktiva pada PT Yanaprima Hastapersada, Tbk. tahun 2009 sampai dengan 2013 telah sesuai dengan PSAK No. 5 dan untuk mengetahui apakah diperlukan segmen tambahan serta untuk mengetahui faktor yang menjadi penyebab terjadinya kenaikan dan penurunan persentase dalam masing-masing pengujian dari tahun ke tahun dan untuk mengetahui ada tidaknya segmen yang dominan pada segmen usaha PT Yanaprima Hastapersada, Tbk. tahun 2009 sampai dengan 2013. KAJIAN TEORITIS Definisi akuntansi secara umum yaitu sebagai ilmu atau seni pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, serta pelaporan dan analisis seluruh transaksi keuangan dalam suatu perusahaan. Tujuan utama dari akuntansi adalah menyajikan informasi keuangan dari suatu kesatuan ekonomi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi yang dihasilkan oleh akuntansi berguna bagi pihak-pihak di dalam perusahaan itu sendiri maupun pihak-pihak di luar perusahaan. Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 765

Menurut Horngren, Harrison, dan Bamber (2006: 4): Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses informasi menjadi laporan keuangan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pembuat pengambil keputusan. Menurut Rudianto (2009: 4): Akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi suatu perusahaan. Laporan keuangan yang dibuat perusahaan sangat penting bagi pemilik perusahaan dan manajemen untuk menilai kinerja perusahaaan. Selain itu laporan keuangan juga berguna bagi berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Menurut Kasmir (2011: 7): Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Menurut Bastian (2006: 57): Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi, yaitu aktivitas pengumpulan dan pengolahan data keuangan untuk disajikan dalam bentuk laporan keuangan atau ikhtisar lainnya yang dapat digunakan untuk membantu para pemakainya dalam membuat atau mengambil suatu keputusan. Dari dua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menyampaikan informasi keuangan perusahaan pada suatu periode ke pihak-pihak yang berkepentingan. Pengungkapan laporan keuangan merupakan suatu cara untuk menyampaikan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Pengungkapan laporan keuangan dapat membantu para pemakai laporan keuangan dalam mengambil keputusan. Menurut Rudianto (2009: 18): Secara umum laporan keuangan disusun dengan tujuan sebagai berikut: a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan yang timbul dalam aktivitas usaha dalam rangka memperoleh laba. c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan dalam mengestimasi potensi perusahaan guna menghasilkan laba di masa mendatang. d. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan dalam mengestimasi potensi perusahaan guna menghasilkan laba. Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 766

e. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan investasi. f. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pengguna laporan, seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi yang dianut perusahaan. Menurut Suwardjono (2006: 578): Secara konseptual, pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan. Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statemen keuangan. Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2002: 6): Singkatnya, tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan (1) informasi yang berguna bagi keputusan investasi dan kredit, (2) informasi yang berguna dalam menilai arus kas masa depan, dan (3) informasi mengenai sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan di dalamnya. Laporan keuangan segmen adalah laporan informasi keuangan mengenai segmen dari suatu perusahaan khususnya yang beroperasi dalam industri dan wilayah geografis yang berbeda. Tujuan dari pelaporan keuangan segmen adalah membantu para pemakai laporan keuangan untuk memahami seberapa jauh suatu segmen berpengaruh terhadap keseluruhan perusahaan. Menurut Baker, et al (2010: 145): Tujuan dari pelaporan segmen adalah untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan melihat di balik angka total konsolidasi ke komponen individu yang membentuk entitas tersebut. Menurut Beams, et al (2009: 110): dianggap material dan dapat dilaporkan secara terpisah jika salah satu dari tiga kriteria berikut dipenuhi: a. Pendapatan yang dilaporkan, termasuk pendapatan antarsegmen, adalah sepuluh persen atau lebih dari pendapatan gabungan semua segmen operasi. b. Nilai absolut laba atau rugi yang dilaporkan adalah sepuluh persen atau lebih besar dari (a) laba gabungan yang dilaporkan oleh semua segmen operasi yang melaporkan laba atau (b) nilai absolut rugi gabungan yang dilaporkan oleh semua segmen operasi yang melaporkan rugi. c. Aktivanya adalah sepuluh persen atau lebih dari aktiva gabungan semua segmen operasi. Menurut Baker, et al (2010: 145): DSAK menetapkan tiga aturan signifikansi sepuluh persen (ten percent significance rules) untuk menentukan segmen operasi mana yang harus Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 767

mempunyai informasi terlapor yang terpisah. Pengungkapan terpisah tersebut diharuskan untuk segmen yang memenuhi paling tidak satu dari pengujian berikut: a. Pendapatan segmen yang dilaporkan, termasuk penjualan eksternal atau penjualan/transfer antarsegmen, lebih besar atau sama dengan sepuluh persen dari pendapatan keseluruhan dari penjualan eksternal ditambah transaksi antarsegmen dari keseluruhan segmen operasi. b. Nilai absolut dari laba atau kerugian adalah lebih besar atau sama dengan sepuluh persen. Nilai absolut mencakup (a) laba gabungan dari seluruh segmen operasi yang tidak dilaporkan rugi atau (b) rugi gabungan dari seluruh segmen operasi yang dilaporkan rugi. c. Aset segmen sama dengan atau lebih besar dari sepuluh persen aset gabungan seluruh segmen operasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa suatu segmen usaha dapat dilaporkan terpisah jika memenuhi paling tidak satu pengujian dari tiga pengujian. Menurut Baker, et al (2010: 151): Setelah menentukan segmen mana yang dilaporkan berdasarkan salah satu dari tiga uji 10 persen, kemudian perusahaan harus menerapkan uji komprehensif. Uji komprehensif adalah uji pendapatan konsolidasi 75 persen. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, Penulis menggunakan metode deskriptif studi kasus pada PT Yanaprima Hastapersada, Tbk. Menurut Nazir (2011: 54): Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Menurut Nazir (2011: 57): Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan jadikan suatu hal yang bersifat umum. Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh Penulis adalah browsing internet, yaitu dengan pencarian data-data yang berkaitan dengan kepentingan penelitian dan studi dokumenter, yaitu dengan mempelajari data-data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif dan kualitatif. 1. Analisis kuantitatif 1) Analisis terhadap segmen usaha dilakukan dengan cara: a) Uji pendapatan sepuluh persen Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 768

b) Uji laba rugi sepuluh persen c) Uji aktiva sepuluh persen 2) Analisis segmen tambahan 3) Pengujian segmen dominan 2. Analisis kualitatif Analisis kualitatif dilakukan dengan tujuan untuk menjelaskan hasil perhitungan dari analisis kuantitatif agar lebih jelas. PEMBAHASAN 1. Penentuan Pelaporan Usaha dan Perlu Tidaknya Tambahan a. Penentuan pelaporan segmen usaha berdasarkan uji pendapatan sepuluh persen pada tahun 2009 sampai dengan 2013 Uji ini dilakukan dengan cara menghitung total pendapatan tiap segmen dari penjualan eksternal dan penjualan antar segmen. Kemudian membandingkan pendapatan masing-masing segmen dengan pendapatan gabungan segmen untuk menentukan segmen mana yang menjadi segmen pelaporan. Bila nilai pendapatan suatu segmen lebih dari atau sama dengan sepuluh persen dari pendapatan gabungan segmen, maka segmen tersebut layak menjadi segmen pelaporan. Hasil perhitungan uji pendapatan sepuluh persen terhadap segmen Karung Plastik, Kantong Semen, dan tahun 2009 sampai dengan 2013 dapat dilihat pada Tabel 1: TABEL 1 PT YANAPRIMA HASTAPERSADA, Tbk. UJI PENDAPATAN SEPULUH PERSEN TAHUN 2009 s.d. 2013 Tahun 2009 2010 2011 Pendapatan (Rupiah) Persentase Pendapatan Dilaporkan Karung Plastik 107.285.836.187 39,58 Ya Kantong Semen 85.787.458.983 31,65 Ya 78.001.545.707 28,77 Ya Karung Plastik 88.864.642.456 26,53 Ya Kantong Semen 142.470.066.469 42,53 Ya 103.616.524.727 30,93 Ya Karung Plastik 115.227.235.653 32,71 Ya Kantong Semen 147.775.974.329 41,95 Ya Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 769

2012 2013 Sumber: Data Olahan, 2014 89.238.634.015 25,33 Ya Karung Plastik 119.398.959.143 30,63 Ya Kantong Semen 179.469.509.561 46,04 Ya 90.944.746.369 23,33 Ya Karung Plastik 112.462.298.390 26,73 Ya Kantong Semen 182.899.236.590 43,47 Ya 125.354.351.025 29,80 Ya Dari Tabel 1 di atas terlihat bahwa ketiga segmen tersebut memenuhi uji pendapatan sepuluh persen dari tahun 2009 sampai dengan 2013. b. Penentuan pelaporan segmen usaha berdasarkan uji laba rugi sepuluh persen pada tahun 2009 sampai dengan 2013 Uji ini dilakukan dengan cara menghitung total laba rugi masingmasing segmen sebelum dikurangi alokasi biaya. Kemudian membandingkan laba rugi masing-masing segmen dengan sepuluh persen total laba rugi seluruh segmen. Bila nilai laba rugi suatu segmen lebih dari atau sama dengan sepuluh persen, maka segmen tersebut layak menjadi segmen pelaporan. Hasil perhitungan uji laba rugi sepuluh persen terhadap segmen Karung Plastik, Kantong Semen, dan Sandwich Sheet pada tahun 2009 sampai dengan 2013 dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: TABEL 2 PT YANAPRIMA HASTAPERSADA, Tbk. UJI LABA RUGI SEPULUH PERSEN TAHUN 2009 s.d. 2013 Tahun 2009 2010 2011 Laba Persentase (Rupiah) Laba Dilaporkan Karung Plastik 11.980.320.286 27,22 Ya Kantong Semen 25.512.820.342 57,97 Ya 6.514.410.935 14,80 Ya Karung Plastik 4.526.648.921 10,00 Ya Kantong Semen 30.502.937.065 67,37 Ya 10.245.775.414 22,63 Ya Karung Plastik 16.561.717.181 38,33 Ya Kantong Semen 24.693.329.938 57,15 Ya 1.954.036.160 4,52 Tidak Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 770

2012 2013 Sumber: Data Olahan, 2014 Karung Plastik 8.208.916.336 19,13 Ya Kantong Semen 30.280.891.476 70,57 Ya 4.416.525.458 10,29 Ya Karung Plastik 5.776.569.359 13,69 Ya Kantong Semen 35.810.025.712 84,85 Ya 618.712.666 1,47 Tidak Dari Tabel 2 di atas terlihat bahwa segmen Karung Plastik dan Kantong Semen memenuhi uji laba rugi sepuluh persen dari tahun 2009 sampai dengan 2013. Sedangkan segmen tidak memenuhi uji laba rugi sepuluh persen pada tahun 2011 dan 2013. c. Penentuan pelaporan segmen usaha berdasarkan uji aktiva sepuluh persen pada tahun 2009 sampai dengan 2013 Uji ini dilakukan dengan cara membandingkan total aktiva masingmasing segmen dengan sepuluh persen total aktiva seluruh segmen. Bila nilai aktiva suatu segmen lebih dari atau sama dengan sepuluh persen, maka segmen tersebut layak menjadi segmen pelaporan. Hasil perhitungan uji aktiva sepuluh persen terhadap segmen Karung Plastik, Kantong Semen, dan pada tahun 2009 sampai dengan 2013 dapat dilihat pada Tabel 3 berikut: TABEL 3 PT YANAPRIMA HASTAPERSADA, Tbk. UJI AKTIVA SEPULUH PERSEN TAHUN 2009 s.d. 2013 Tahun 2009 2010 2011 Aktiva Persentase (Rupiah) Aktiva Dilaporkan Karung Plastik 16.754.174.566 33,04 Ya Kantong Semen 19.943.126.068 39,33 Ya 14.004.898.749 27,62 Ya Karung Plastik 16.879.528.000 35,71 Ya Kantong Semen 18.182.424.524 38,47 Ya 12.203.644.935 25,82 Ya Karung Plastik 20.057.259.934 44,59 Ya Kantong Semen 10.006.979.844 22,25 Ya 14.915.078.077 33,16 Ya Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 771

2012 2013 Sumber: Data Olahan, 2014 Karung Plastik 27.853.033.706 34,00 Ya Kantong Semen 31.407.498.403 38,34 Ya 22.666.925.766 27,67 Ya Karung Plastik 50.774.881.426 47,12 Ya Kantong Semen 42.490.308.140 39,43 Ya 14.502.103.002 13,46 Ya Dari Tabel 3 di atas terlihat bahwa ketiga segmen tersebut memenuhi uji aktiva sepuluh persen dari tahun 2009 sampai dengan 2013. d. Penentuan segmen tambahan pada tahun 2009 sampai dengan 2013 Setelah melakukan uji pendapatan, laba rugi, dan aktiva sepuluh persen, yang dilakukan selanjutnya adalah menentukan perlu tidaknya segmen tambahan. Penentuan ini dilakukan dengan menjumlahkan pendapatan dari pihak eksternal tiap segmen yang menjadi segmen pelaporan dan membandingkannya dengan total pendapatan seluruh segmen. Jika persentase jumlah pelaporan segmen lebih dari atau sama dengan 75 persen, maka segmen tambahan tidak diperlukan. Namun sebaliknya jika persentase jumlah pelaporan segmen kurang dari 75 persen, maka segmen tambahan diperlukan. Dari hasil pengujian tahun 2009 sampai dengan 2013, diperoleh hasil sebesar 100 persen dan persentase ini lebih dari 75 persen, maka perusahaan tidak perlu melakukan penambahan segmen. 2. Faktor Penyebab Perubahan Persentase Dalam Masing-masing Pengujian dan Usaha Yang Dominan a. Faktor penyebab perubahan persentase dalam masing-masing pengujian Perubahan persentase dari pendapatan dipengaruhi oleh pendapatan segmen dan total pendapatan dari seluruh segmen. Perubahan persentase dari laba rugi dipengaruhi oleh laba rugi segmen dan total laba rugi seluruh segmen. Perubahan persentase dari aktiva dipengaruhi oleh total aktiva segmen dan total aktiva seluruh segmen. b. Pengujian segmen dominan pada tahun 2009 sampai dengan 2013 Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 772

Suatu segmen dapat dikatakan dominan apabila dari hasil pengujian suatu segmen memiliki persentase 90 persen atau lebih. Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada tahun 2009 sampai dengan 2013, tidak ada segmen yang dominan karena tidak ada satupun segmen yang memiliki persentase 90 persen atau lebih. PENUTUP Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Berdasarkan hasil uji pendapatan sepuluh persen, uji laba rugi sepuluh persen, dan uji aktiva sepuluh persen dari tahun 2009 sampai dengan 2013 pada PT Yanaprima Hastapersada, Tbk. telah sesuai dengan PSAK No. 5. Tidak diperlukan segmen tambahan dalam pelaporan segmen usahanya. b. Faktor penyebab perubahan persentase dari pengujian pendapatan, laba rugi, dan aktiva adalah pendapatan segmen dan total pendapatan seluruh segmen, laba rugi segmen dan total laba rugi seluruh segmen, serta aktiva segmen dan total aktiva seluruh segmen. Berdasarkan hasil pengujian pendapatan, laba rugi, dan aktiva dari tahun 2009 sampai dengan 2013 tidak terdapat segmen usaha yang dominan. Adapun saran-saran yang ingin disampaikan adalah sebagai berikut: a. Perusahaan harus tetap mempertahankan pelaporan keuangan segmennya sesuai dengan PSAK No. 5. b. Perusahaan harus meningkatkan tingkat penjualan tiap segmen terutama segmen, karena segmen tersebut memiliki nilai laba yang rendah dibandingkan dengan segmen yang lainnya. Hal ini dapat dilakukan dengan kegiatan promosi. DAFTAR PUSTAKA Baker, Richard E. et al. Akuntansi Keuangan Lanjutan (judul asli: Advanced Financial Accounting). Penerj emah Nurul Husnah dan Wasilah Abdullah. Jakarta: Salemba Empat, 2010. Bastian, Indra. Akuntansi Pendidikan. Jakarta: Erlangga, 2006. Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 773

Beams, Floyd A. et al. Akuntansi Lanjutan (judul asli: Advanced Accounting), edisi kesembilan, jilid 2. Penerjemah P.A. Lestari, S.E. dan Gina Gania, MBA. Jakarta: Erlangga, 2009. Horngren, Charles T., Walter T. Harrison Jr., Linda Smith Bamber. Akuntansi (judul asli: Accounting), edisi keenam, jilid 1. Penerjemah Barlian Muhammad, S.E., Ak. Jakarta: Indeks, 2006. Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers, 2011. Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. Akuntansi Intermediate (judul asli: Intermediate Accounting), edisi kesepuluh, jilid 1. Penerjemah Emil Salim, S.E. Jakarta: Erlangga, 2002. Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011. Rudianto. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Erlangga, 2009. Suwardjono. Teori Akuntansi, edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2006. Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 774