LOGIKA BAHASA DAN KETERAMPILAN MENULIS* * Oleh Dali S. Naga

dokumen-dokumen yang mirip
ANALITIK (1) Analitik:

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

BAB VI. FILSAFAT ANALITIK (Bahan Pertemuan Ke-7)

FIRDAUS SOLIHIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO

Tata Bahasa Kelas Tata Bahasa. Konsep Bahasa (1)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

TEORI BAHASA & OTOMATA (KONSEP & NOTASI BAHASA) PERTEMUAN IX Y A N I S U G I Y A N I

DASAR-DASAR LOGIKA 1

MODUL MATA KULIAH TEORI BAHASA DAN OTOMATA DOSEN:

TEKNIK KOMPILASI Konsep & Notasi Bahasa

PRINSIP VERIFIKASI: POKOK PIKIRAN ALFRED JULES AYER DALAM KHASANAH FILSAFAT BAHASA

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

Teori Bahasa & Otomata

Teori Bahasa & Otomata

Bahasa adalah kumpulan kalimat. Kalimat adalah rangkaian kata. Kata adalah komponen terkecil kalimat yang tidak bisa dipisahkan lagi.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Semester Penempatan

IF-UTAMA 1. Definisi. Grammar. Definisi

Grammar dan Tingkat Bahasa

Pengenalan Konsep Bahasa dan

PENDAHULUAN. Terdapat tiga topik utama di teori otomata yaitu:

TEORI BAHASA DAN OTOMATA PENGANTAR

Sebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika

Peranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa

PERKEMBANGAN FILSAFAT ANALITIKA BAHASA: DARI G.E MOORE HINGGA J.L AUSTIN

FILSAFAT????? Irnin Agustina D.A, M.Pd

BAB V METODE-METODE KEILMUAN

BAB I TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) TEORI BAHASA DAN OTOMATA

BAB II KAJIAN TEORI. Lord John Russell. Pada usia empat tahun ibunya meninggal dunia, dan setelah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAGIAN I ARTI PENTING LOGIKA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU

Sek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara

Pengenalan Logika Informatika. Pertemuan 1 Viska Armalina, ST.,M.Eng

Sumarni Adi TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2013

Akal dan Pengalaman. Filsafat Ilmu (EL7090)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktifitas Pembelajaran

Overview. Pendahuluan. Pendahuluan. Pendahuluan. Pendahuluan. Pendahuluan

PEMILIHAN KATA BAHASA INDONESIA SEBAGAI SARANA PENGUASAAN BAHAN AJAR

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang

Konsep dan Notasi Bahasa. Istiqomah, S.Kom

Filsafat Umum. Pengantar ke Alam Filsafat 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

PERANAN FILSAFAT BAHASA DALAM PENGEMBANGAN ILMU BAHASA

SARANA BERPIKIR ILMIAH ILLIA SELDON MAGFIROH KULIAH IX METODE ILMIAH PROGRAM STUDI AGRIBISNIS, UNIVERSITAS JEMBER 2017

Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU

FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya pembagian bahasa di dunia yang memiliki ciri-ciri yang unik yang

Bab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA

anggota alfabet dinamakan simbol terminal atau token.

Tujuan perancangan bhs program

BAB 1 PENDAHULUAN. sederhana adalah kelas bahasa reguler (regular languages). Bahasa reguler dapat dengan

UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Pengertian Logika. B. Tujuan Penulisan

BAB III GAGASAN BERKARYA

PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2012/ 2013 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS WARMADEWA

Berpikir & Menulis Ilmiah

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

UNIVERSITAS GADJAH MADA FMIPA/DIKE/ILMU KOMPUTER Gedung SIC Lantai 1, Sekip, Bulaksumur, 55281, Yogyakarta

FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO]

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

PEMIKIRAN LUDWIG WITTGENSTEIN DALAM KERANGKA ANALITIKA BAHASA FILSAFAT BARAT ABAD KONTEMPORER

Untuk penulisan skripsi/tesis, minimal harus duduk dulu mencari dan membaca buku sekurangnya 50 jam di perpustakaan.

BAB I PENDAHULUAN. lingua france bukan saja di kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ialah makalah. Penyusunan makalah dimaksudkan untuk memenuhi

Ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia sosial. yang mempelajari tentang manusia sebagai makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Mata Kuliah Teori Bahasa Dan Otomata IF1402

PENULISAN KARYA ILMIAH

PENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

Hubungan Logika Matematika dan Bahasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Orasi ilmiah DR. Arry Akhmad Arman, Fakultas Teknologi Industri, ITB, 23 Agustus

Pengetahuan dan Kebenaran

DAN FIRRAR UTDIRARTATMO

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional

Tanggal Revisi : Tanggal : SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan

SARANA BERPIKIR ILMIAH

MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

FTIK / PRODI TEKNIK INFORMATIKA

PSIKOLOGI UMUM 1. Pertemuan II: Pengaruh Filsafat Terhadap Perkembangan Ilmu Psikologi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Kridalaksana,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

Transkripsi:

LOGIKA BAHASA DAN KETERAMPILAN MENULIS* * Oleh Dali S. Naga Dari tahun ke tahun, bulan Oktober telah kita jadikan bulan bahasa. Dan pada setiap bulan bahasa, kita mengadakan temu bicara untuk membahas segala sesuatu tentang bahasa Indonesia. Semua usaha ini bertujuan agar penggunaan bahasa Indonesia kita makin lama makin bertambah baik. Dan bersamaan dengan penggunaan bahasa yang makin bertambah baik, bahasa Indonesia juga makin bertambah mantap, tidak saja di kota melainkan juga di seluruh negeri. Usaha ini telah membuahkan hasil. Hasil itu dapat kita nilai melalui perbandingan. Kalau kita membandingkan bahasa Indonesia yang kita gunakan sekarang ini dengan bahasa Indonesia yang kita gunakan lima puluh tahun lalu pada kurun waktu tahun 1950-an, maka perbedaannya tampak nyata. Tidak saja perbendaharaan kata yang kita gunakan sekarang makin kaya, melainkan ketaatasasannya juga makin mantap. Dahulu kita belum memiliki bahasa baku dan tata bahasa baku, tetapi kini kita sudah mempunyainya. Sekalipun demikian, kita masih juga belum merasa puas. Kita masih mendambakan bahasa Indonesia yang lebih baik dan lebih kaya. Kita mendambakan bahasa Indonesia yang makin meluas pemakaiannya sehingga bersamaan dengan bahasa Melayu atau bahasa Malaysia, bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa regional di Asia Tenggara. Dan mungkin saja pada suatu saat kelak, ketiga bahasa ini menyatu kembali untuk menjadi bahasa Melayu Raya yang kita gunakan bersama di wilayah ini. Pada tahun 2002 ini, sekali lagi kita menyelenggarakan bulan bahasa. Dan sekali lagi Universitas Negeri Jakarta mengadakan temu bicara tentang bahasa Indonesia. Kali ini saya diminta untuk membawakan suatu topik yang cukup sulit yakni logika bahasa dan keterampilan menulis. Rupanya panitia bulan bahasa menyadari bahwa keterampilan menulis di dalam bahasa Indonesia tidak terlepas dari logika bahasa. Masalahnya sekarang adalah apa yang harus saya sajikan di dalam makalah ini? * Disampaikan pada seminar bulan bahasa di Universitas Negeri Jakarta, pada tanggal 28 Oktober 2002. Menurut Andrew Dalby di dalam bukunya Dictionary of Languages, diduga kata Melayu berarti gunung.

Agaknya jalan terbaik bagi saya adalah membuka pustaka. Ternyata bahan pustaka tentang logika di dalam bahasa menunjukkan arah ke seorang ahli filsafat yang bernama Ludwig Josef Johann Wittgenstein (1889-1951). Pada tahun 1921, Wittgenstein menerbitkan suatu buku tipis (75 halaman) yang berjudul Logisch-philosophische Abhandlung yang kemudian pada tahun 1922 diterbitkan kembali dengan judul Tractatus Logico- Philosophicus. Buku ini berbicara tentang logika bahasa atau, secara lebih luas lagi, filsafat bahasa. Segera pula buku ini menarik perhatian Kelompok Wina yang sedang menggarap aliran filsafat yang dikenal sebagai Logical Positivism. Konon kabarnya, karya ini kemudian mengembangkan filsafat bahasa yang dikenal sebagai filsafat analitik. Ditambah dengan renovasi radikal pada linguistik yang dilakukan oleh Noam Chomsky, maka pemikiran para pakar tentang pengetahuan bahasa mengalami perubahan yang besar sekali, setidak-tidaknya, dari segi logika bahasa. Para ahli filsafat dari Kelompok Wina menggabungkan positivisme (empirisisme) tradisional dari August Comte, David Hume, John Stuart Mill dengan logika dari Betrand Russel, G.E. Moore, dan Alfred North Whitehead sehingga Kelompok Wina dikenal sebagai penganut aliran filsafat logical positivism.. Selanjutnya, adopsi bahasa melalui Tractatus karya Wittgenstein oleh para ahli filsafat logical positivism menyebabkan analisis linguistik menjadi topik filsafat utama di abad ke-20. Tidak heran, kalau para ahli filsafat menamakan abad ke-20 sebagai abad analisis (the age of analysis) karena analisis bahasa telah menjadi isu utama pada filsafat di dalam abad ke-20. Setelah membaca Tractatus, Kelompok Wina yang berpaham logical positivism, menyadari bahwa bahasa sangat berperanan di dalam filsafat. Selain manusia berbeda dengan makhluk lain karena memiliki kemampuan berbahasa, masalah tradisional di dalam filsafat pada dasarnya adalah masalah analisis bahasa. Masalah filsafat terdiri atas modus material sebagai masalah dunia yang perlu diverifikasi serta modus formal logika sebagai masalah bahasa yang perlu dianalisis. Dengan demikian, terdapat dua macam bahasa yakni bahasa empiris untuk modus material dan bahasa logika dan matematika murni untuk modus formal. Sayang, saya tidak memiliki buku Tractatus sehingga saya hanya dapat mengutipnya dari karya orang lain. Demikianlah uraian berikut ini berasal dari beberapa sumber, terutama dari The New Encyclopedia Britannica dan Encyclopedia Americana. Menurut bacaan itu, pertanyaan sentral dari Tractatus adalah: Bagaimana bisa ada bahasa? Bagaimana seseorang, melalui ucapan sederetan kata, berkata sesuatu? Dan bagaimana

orang lain bisa memahaminya? Adalah sesuatu yang luar biasa bahwa seseorang bisa memahami kalimat yang belum pernah dialaminya sebelumnya. Wittgenstein menemukan solusinya pada pemikiran tentang kalimat dan realitas. Kalimat yang berkata sesuatu (proposisi) seharusnya adalah kalimat yang menunjukkan "potret realitas" atau "potret logika." Di dalam potret realitas ini, kata adalah subsitusi dari obyek sederhana. Dan selannjutnya, cara kata bergabung di dalam kalimat harus mencerminkan cara benda bertautan di dalam realitas. Menurut pemikiran ini, semua kalimat yang memiliki arti seharusnya dapat dianalisis ke dalam kalimat dasar sederhana yang "memotret" fakta sederhana di dunia. Dan format logika dari kalimat sederhana di dalam bahasa akan identik dengan format logika dari kalimat sederhana di dalam logika Russel. Dan kombinasi kalimat sederhana ke dalam kalimat kompleks dapat dilakukan melalui asas kombinatorial dari logika. Dengan demikian, kalimat itu menunjukkan suatu situasi di dunia. Bahasa yang lengkap akan cukup untuk mengekspresikan setiap kebenaran yang mungkin tentang dunia. Adalah tugas para ilmuwan untuk memastikan mana dari kemungkinan benar itu adalah sungguh-sungguh benar. Karena itu, pemikiran Wittgenstein ini menjelaskan "hubungan di antara tanda di kertas [bahasa] dengan keadaan luar di dunia [potret realitas]." Karena itu, semua potret proposisi atau bahasa harus mengandung unsur yang sama banyak dengan unsur yang diwakilinya di dunia. Semua potret proposisi atau bahasa dan semua situasi yang mungkin di dunia harus memiliki bersama (share) format logika yang sama. Format logika ini adalah sekaligus sebagai "format representasi" dan "format realitas." Pikiran ini mempunyai dampak di dalam bahasa. Kalau ada bahasa yang tidak merupakan potret dari realitas di dunia, maka bahasa itu tidak seharusnya diucapkan. Dalam hal ini, Tractatus itu mengakui bahwa ada saja sesuatu yang memang tidak dapat dikatakan dan mereka juga tidak dapat dipikirkan. Pada akhir buku itu, Wittgenstein mengungkapkan bahwa "apabila seseorang tidak dapat berkata maka seseorang harus berdiam." Kalau berkata pun tidak dapat dilakukan, maka hal itu juga tidak dapat ditulis. Dengan kata lain, bahasa memiliki keterbatasan sehingga Wittgenstein beranggapan bahwa batas bahasanya adalah batas pikirannya. Tidak heran kalau ada orang yang mengaitkan anggapan ini dengan ucapan Protagoras dari Abdera, seorang ahli filsafat Yunani Kuno, yang menyatakan bahwa manusia adalah ukuran segala sesuatu. Dan dengan demikian diri manusia sendiri dan bahasanya adalah batas dari pemikiran manusia.

Dari pemikiran ini tampak bahwa kalimat bahasa dapat dipahami oleh orang lain apabila kalimat itu merupakan potret realitas di dunia yang disampaikan dalam format logika. Makin jelas potret itu bagi pendengar atau pembacanya maka makin paham pula mereka akan kalimat yang diucapkan oleh pembicara atau yang ditulis oleh penulis. Cukup masuk akal untuk dikatakan kalau situasi dunia tempat potret realitas itu diungkapkan memang dimiliki bersama oleh pembicara atau penulis dengan pendengar atau pembaca maka makin sedikit kata yang diperlukan untuk pembicaraan atau tulisan itu. Namun, faktor waktu juga akan berpengaruh kepada pemahaman itu. Dalam hal tulisan, jangankan pembaca, setelah lewat dua bulan, misalnya, ada kemungkinan penulisnya sendiri pun tidak lagi dapat memahami tulisannya sendiri. Karena itu, untuk kurun waktu yang cukup lama, penulis perlu memberikan potret realitas yang cukup lengkap di dalam tulisannya. Ada contoh yang baik tentang ketidaksamaan situasi dunia di antara penulis dan pembaca yang sengaja diungkapkan oleh penulisnya. Contoh yang sangat bagus terdapat pada karya Lewis Carroll yang berjudul Alice in Wonderland serta Through the Looking Glass. Cukup banyak keanehan di dalam sejumlah percakapan Alice, misalnya, di antara Alice dan Cat serta di antara Alice dan Hatter. Tampak di situ bagaimana Alice tidak memahami perkataan Cat dan Hatter serta mereka tidak dapat memahami perkataan Alice. Pada masa lalu tulisan hanya ditujukan kepada manusia yang dapat membacanya. Bahkan pada masa sekarang, banyak surat perintah ditujukan kepada manusia untuk dilaksanakan. Tetapi kini, kemajuan teknologi telah menghasilkan suatu perubahan yang besar di dalam komunikasi bahasa. Selain memerintah manusia lain melalui kata, manusia juga telah memerintah komputer melalui kata. Ini berarti bahwa di samping bahasa yang dipahami manusia, kita memerlukan bahasa yang juga dapat dipahami oleh komputer yakni oleh alat atau mesin. Pada saat sekarang ini, kita menggunakan bahasa formal untuk memerintah komputer. Namun pada saat mendatang, manusia sedang berusaha membuat komputer yang mampu memahami bahasa natural. Dengan demikian, bahasa memiliki jangkauan yang lebih luas lagi, tidak hanya di kalangan manusia melainkan sampai ke kalangan mesin dan alat. Di dalam bahasa formal, kita tidak lagi berbicara tentang strukturalisme bahasa dari Ferdinand de Saussurre yang membedakan struktur satu bahasa dari struktur bahasa lain. Sebagai penggantinya, kita berbicara tentang tata bahasa atau bahasa transformasional atau generatif

dari Noam Chomsky. Bahasa apa pun dapat dipakai untuk bahasa komputer asalkan bahasa itu memenuhi persyaratan bahasa formal yang diperlukan oleh komputer. Bahasa formal demikian dikenal sebagai bahasa komputer. Di dalam bahasa komputer, tata bahasa dikaitkan dengan otomata pada mesin Turing sehingga perintah di dalam bahasa dapat dikerjakan di komputer melalui otomata. Dalam hal ini, kita menemukan padanan di antara bahasa dan otomata. Regular language berpadanan dengan finite automata, context free language berpadanan dengan pushdown automata, context sensitive language berpadanan dengan linear bounded automata, serta phrase-structure language berpadanan dengan Turing machine. Pada saat ini, bahasa formal di komputer masih didominasi oleh context free language dengan pushkown automata yang bersifat deterministik. Namun pada saat belakang ini, bahasa komputer mulai merambah ke fuzzy logic yang tidak terlalu deterministik lagi. Dasar dari bahasa untuk mesin atau komputer adalah format logika yang ada di dalam kalimat bahasa itu. Tampak di sini bahwa bahasa tidak saja diperlukan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain, melainkan bahasa diperlukan juga oleh manusia untuk berkomunikasi dengan mesin. Bahkan lebih dari itu. Di dalam banyak hal, kita mulai menemukan mesin yang berkomunikasi dengan mesin lain melalui bahasa. Kita juga mulai menemukan mesin yang berkomunikasi dengan manusia melalui bahasa. Dengan demikian, bahasa juga diperlukan oleh mesin untuk berkomunikasi dengan mesin lain dan dengan manusia. Di dalam semua bahasa ini, menurut pemikian Wittgenstein, potret realitas dan logika berperanan di dalam komunikasi itu. Keterampilan menulis memerlukan latihan yang cukup banyak serta perhatian yang cukup besar terhadap logika yang dianut bersama di antara penulis dan pembaca. Kalau kita menerima teori heliosentrik dari Kopernikus bahwa bumi yang mengelilingi matahari, maka seharusnya kita tidak menerima kata matahari terbit karena kata matahari terbit tidak sesuai dengan logika teori heliosentrik dari Kopernikus. Tetapi kalau penulis dan pembaca menganut logika yang sama tentang matahari terbit, maka kata matahari terbit adalah sah saja. Demikian pula dengan sederetan idiom dan pepatah yang telah dikenal di antara penulis dan pembaca bahasa Indonesia. Mereka tetap dipahami oleh penulis dan pembaca selama penggunaannya dilakukan secara tepat dan menurut kebiasaan yang berlaku. Logika di dalam menulis berkenaan dengan logika sintaksis dan logika semantik. Namun kedua logika ini tidak terpisah sama sekali. Ketimpangan pada logika sintaksis dapat saja melahirkan ketimpangan pada logika semantik dan sebaliknya. Bahasa Indonesia yang tidak mengenal

ubahan bentuk kata ketika berfungsi sebagai nomina atau sebagai adjektiva sangat peka terhadap ketimpangan. Tanpa kehati-hatian, kita dapat saja menulis kalimat yang memiliki interpretasi ganda dan hal ini membingungkan pembaca (menteri negara peranan wanita berunding dengan menteri negara lainnya; ulang tahun SMU Negeri ke-7). Karena itu, keterampilan menulis mencakup juga kepekaan penulis terhadap ketimpangan seperti ini. Diperlukan penyuntingan berulang-ulang dan, kalau mungkin, melalui tenggang waktu, untuk menghasilkan tulisan yang baik dan benar. Dan dalam hal ini, munculnya pengolah kata pada komputer dengan kemudahan penyuntingan merupakan anugerah yang luar biasa besar bagi keterampilan menulis. Tampaknya tidak ada jalan pintas bagi keterampilan menulis. Keterampilan menulis dirintis melalui dua cara yang umum. Cara pertama adalah banyaknya latihan atau praktek menulis. Cara kedua adalah perhatian yang serius yang ditujukan kepada logika kalimat di dalam tulisan. Di dalam penyuntingan, kalimat dapat saja diubah atau diperbaiki. Termasuk di dalam perbaikan itu adalah juga pemindahan letak kata di dalam kalimat sehingga tidak timbul interpretasi ganda. Kedua cara ini perlu kita perhatikan dan, kalau masih ada semangat, di sini dapat kita tambahkan lagi cara ketiga. Cara ketiga adalah perhatian penulis kepada keindahan kalimat yang ditulisi dan disuntingnya. Setelah bulan bahasa tahun 2002 ini, mudah-mudahan, penggunaan bahasa Indonesia kita selangkah lebih baik lagi. Penggunaan bahasa terus kita perbaiki sampai kita menjumpai bulan bahasa pada tahun 2003 nanti. Dan pada saat itu nanti, kita akan menyelenggarakan lagi temu bicara tentang bahasa Indonesia.