MODUL II MERANCANG PENGUAT COMMON EMITTER SATU TINGKAT

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL 05 TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT

PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Laporan Praktikum

I. Penguat Emittor Ditanahkan. II. Tujuan

KATA PENGANTAR. Surabaya, 13 Oktober Penulis

MODUL 07 PENGUAT DAYA

Rangkaian Penguat Transistor

OPERATIONAL AMPLIFIERS (OP-AMP)

MODUL 06 PENGUAT DAYA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

[LAPORAN PENGUAT DAYA KELAS A] BAB I PENDAHULUAN

MODUL ELEKTRONIKA DASAR

Penguat Kelas A dengan Transistor BC337

Transistor Dwi Kutub. Laila Katriani.

MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER

Workshop Instrumentasi Industri Page 1

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

Elektronika Lanjut. Herman Dwi Surjono, Ph.D.

Catatan Tambahan: Analisis Penguat CE, CB, dan CC dengan resistansi Internal transistor yang tidak bisa diabaikan (nilai r o finite)

MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

- 1 - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRAKTIK ELEKTRONIKA ANALOG I

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

PENGUAT-PENGUAT EMITER SEKUTU

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM

Elektronika : Teori dan Penerapan. Herman Dwi Surjono, Ph.D.

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto

Nama Kelompok : Agung Bagus K. (01) Lili Erlistantini (13) Rahma Laila Q. (14) PENGUAT RF. Pengertian Penguat RF

Modul 05: Transistor

Elektronika Lanjut. Herman Dwi Surjono, Ph.D.

PRAKTIKUM II PENGKONDISI SINYAL 1

PENGUAT DAYA BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang

BAB II Transistor Bipolar

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR

PERCOBAAN 4 RANGKAIAN PENGUAT KLAS A COMMON EMITTER

MODUL 3 ANALISA LISSAJOUS

Modul Elektronika 2017

Gambar 1 Tegangan bias pada transistor BJT jenis PNP

Analisis AC pada transistor BJT. Oleh: Sri Supatmi,S.Kom

PENGUAT EMITOR BERSAMA (COMMON EMITTER AMPLIFIER) ( Oleh : Sumarna, Lab-Elins Jurdik Fisika FMIPA UNY )

PENGUAT TRANSISTOR. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

JOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI

Gambar 1.1 Rangkaian Dasar Komparator

Laporan Praktikum Elektronika Fisika Dasar II PENGUAT UMPAN BALIK

Penguat Inverting dan Non Inverting

BAB III PERANCANGAN ALAT

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP

Solusi Ujian 1 EL2005 Elektronika. Sabtu, 15 Maret 2014

MODUL - 04 Op Amp ABSTRAK

PERCOBAAN 7 RANGKAIAN PENGUAT RESPONSE FREKUENSI RENDAH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat yaitu di Laboratorium

PERCOBAAN VII PENGUAT OPERASI ( OPERATIONAL AMPLIFIER )

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Elektronika : Teori dan Penerapan. Herman Dwi Surjono, Ph.D.

Elektronika Lanjut. Herman Dwi Surjono, Ph.D.

RANGKAIAN DIODA CLIPPER DAN CLAMPER

BAB II LANDASAN TEORI. telur,temperature yang diperlukan berkisar antara C. Untuk hasil yang optimal dalam

Elektronika. Pertemuan 8

LAPORAN PRAKTIKUM ELKA ANALOG

Q POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB II LANDASAN TEORI

PERCOBAAN 6 RANGKAIAN PENGUAT KLAS B PUSH-PULL

Laporan Praktikum Elektronika Fisika Dasar II PENGUAT DAYA AUDIO

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI

TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR DAN SUMBER ARUS

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp )

Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt. dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output

MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

Penguat Kelas B Komplementer Tanpa Trafo Keluaran

MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL PRAKTEK RANGKAIAN ELEKTRONIKA

Dioda-dioda jenis lain

PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 1 / RANGKAIAN LISTRIK / 2015 PERATURAN PRAKTIKUM. 1. Peserta dan asisten memakai kemeja pada saat praktikum

Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier)

MODUL 04 PENGENALAN TRANSISTOR SEBAGAI SWITCH

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu ( RC )?

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Penguat Emiter Sekutu

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808)

Modul 3. Asisten : Catra Novendia Utama ( ) : Derina Adriani ( )

BAB VII ANALISA DC PADA TRANSISTOR

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 12 (OSILATOR COLPITTS)

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Perancangan Sistim Elektronika Analog

PANDUAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

JOBSHEET PRAKTIKUM 8 HIGH PASS FILTER

EKSPERIMEN VIII PEMBANGKIT GELOMBANG (OSILATOR)

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Elektronika Analog. Herman Dwi Surjono, Ph.D.

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

BAB III LANDASAN TEORI

LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI

Transkripsi:

MODUL II MERANCANG PENGUAT COMMON EMITTER SATU TINGKAT Durrotus Sarofina (H1E014002) Asisten: Rafi Bagaskara.A Tanggal Percobaan: 19/04/2016 PAF15211P-Elektroika Dasar II Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUnsoed Abstrak Praktikum merancang penguat common emitter satu tingkat bertujuan agar mahasiswa dapat menghitung nilai hambatan Re,Rb,Rc secara matematis pada perancangan pra tegangan transistor agar di peroleh penguatan yang di kehendaki, dan hasil dari perhitungan tersebut di jadikan pedoman dalam membuat penguat yang di kehendaki menggunakan penguat satu tingkat. Dimana pada praktikum ini kita merangkai common emitter satu tingkat dengan mencari nilak penguatan (K) pada frekuensi 100 Hz dan 1000 Hz. Kata kunci: common emitter satu tingkat,penguatan transistor, frekuensi. 1. PENDAHULUAN Seperti telah dijelaskan pada praktikum rangkaian dasar transistor, bahwa transistor fungsi utamanya sebagai penguat. Banyak cara yang dilakukan supaya transistor mampu menguatkan sinyal input yang kecil menjadi output yang besar dengan tanpa terjadi cacat (distorsi) baik bentuk maupun phasenya. Namun demikian kemampuan sebuah transistor sangat terbatas sehingga keinginan untuk memperkuat setinggi mungkin tidak terpenuhi. Oleh karena itu penguat disusun lebih dari satu penguat, yang sering disebut penguat bertingkat atau cascade amplifier. Tujuan utama dari penguat bertingkat adalah untuk mendapatkan penguatan daya yang besar tanpa terjadi kecacatan pada outputnya. Susunan penguat bertingkat dapat berupa hubungan antara masingmasing susunan penguat satu dengan yang lain, misalnya CB dengan CE; CE dengan CC; CE dengan CE dan sebagainya disesuaikan tujuan dari penguat ( Dwi Surjono, Herman(2007). Pada percobaan kali ini kita menguatkan common emitter satu tingkat, dimana kita merangkai common emitter tersebut. Dan sebelum di rangkai kita mencari nilai Rb,Re,Rc terlebih dahulu dengan perhitungan matematis, setelah di dapatkan nilai RB,RC,RE maka langkah selanjutnya kita merangkai rangkaian sesuai gambar common emitter pada papan breadboard, dan menghubungkannya dengan osiloskop sebagai output, generator isyarat sebagai input serta baterai 9V. Dari hubungan tersebut nantinya kita mencari penguatan (K) yang berasal dari Vin di bagi Vout. Penguatan tersebut di cari dalam dua perbedaan frekuensi yaitu pada frekuensi 100 Hz dan frekuensi 1000 Hz. 2. STUDI PUSTAKA Penguat adalah suatu peranti yang berfungsi menguatkan daya sinyal masukan. Salah satu syarat yang dituntut pada penguat adalah bahwa sinyal keluaran harus tepat benar bentuknya seperti sinyal masukan, hanya saja amplitudo-nya lebih tinggi. Kalau bentuk sinyal keluaran tidak tepat sama dengan sinyal masukan, meskipun beda bentuk ini hanya kecil saja, maka dikatakan sinyal keluarannya cacat. Penguat Emitor Bersama adalah penguat yang paling banyak digunakan. Penguat ini mempunyai penguatan tegangan maupun penguatan arus. Hanya saja perlu diingat bahwa penguat ini mempunyai impedansi masukan yang relatif rendah dan impedansi keluaran yang relatif tinggi. Beberapa rumus praktis pada rangkaian Emitor Bersama: Penguatan tegangan tanpa C3 : AV =RC/RE Penguatan tegangan dengan C3 : AV =RC/RE Penguatan arus : Ai = R2/RE Impedansi keluaran : Zo = RC Impedansi masukan tanpa C3 : Zi = R1//R2//Zib dengan Zib = hfe (RE+re ) Impedansi masukan dengan C3 : Zi = R1//R2//Zib dengan Zib = hfe. re. Titik kerja suatu transistor dalam rangkaian penguat selalu terletak pada garis beban. Garis beban dc dibuat berdasarkan tanggapan rangkaian terhadap tegangan dc (tegangan catu daya), dan garis beban ac Laporan Praktikum Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika FMIPAUnsoed 1

diperoleh karena tanggapan rangkaian terhadap sinyal ac. tegangan pada R2. Drop tegangan pada R1 selanjutnya kita sebut VR1 dan drop tegangan pada R2 kita sebut VR2. Terminal atau kaki resistor yang lebih dekat ke arah kutub positif baterei bernilai lebih positif dibandingkan dengan terminal yang cenderung dekat ke arah kutub negatif. https://sekolahelektronika.wordpress.com/20 12/11/03/penguat-1-tingkat-dengantransistor/ [di akses pada 20/4/16 pukul 02.11]. Sebelumnya pada percobaan ini kita mencari nilai RB,RC,RE terlebih dahulu dari sebuah rangkaian common emitter di gambar Rangkaian di atas disebut rangkaian penguat satu tingkat dengan transistor yang dirangkai dengan mengikuti konfigurasi common emitor (emitor bersama). Disebut penguat satu tingkat karena rangkaian ini, sebagai satu kesatuan, merupakan salah satu tahapan yang digunakan dalam suatu sistim penguatan sinyal audio (sinyal suara), selain itu dinyatakan dalam konfigurasi common emitor karena kaki emitor dari transistor tersebut digunakan bersama sebagai bagian masukan (input) dan juga sebagai keluaran (output). Transistor dalam rangkaian penguat ini berfungsi melipat gandakan arus yang kecil di bagian masukan (basis) menjadi jauh lebih besar (sesuai kemampuan transistor) di bagian keluaran (emitor kolektor). Perubahan-perubahan pada arus basis ini juga dirasakan sebagai perubahanperubahan yang lebih besar di bagian keluaran. ANALISA ARUS DAN TEGANGAN DC Arus dan tegangan DC pada rangkaian di atas dapat dipahami dengan mengingat prinsip dasar yang diungkapkan oleh Hukum Ohm, Hukum Kirchoff I tentang arus dan Hukum Kirchoff II tentang tegangan. Sesaat setelah catu daya diberikan arus listrik mengalir dari kutub positip VCC masuk resistor R1 dan R2 dan selanjutnya menuju kutub negatif Gnd. Sesuai prinsip Hukum Ohm, arus listrik yang mengalir melalui R1 akan menimbulkan tegangan drop pada R1 tersebut dan demikian juga arus yang mengalir pada R2 menimbulkan drop jika di inginkan sebuah penguat dengan penguatan sebesar 10 kali. Di ketahui β transistor adalah 250, RL adalah 10 Kohm,Rs adalah 6Kohm dan Vcc adalah 9 Volt. Langkah pertama kita mencari nilai RC yang nilainya antara 10% sampai 25 % dari RL jadi nilai RC harus di antara: Rcmin=10 1000 ohm=1000 ohm=1 Kohm Rcmax=25 1000 ohm=2500 ohm=2,5 Koh Pada percobaan ini nilai RC yang kita gunakan adalah 2200 mengingat nilai resistor tersebut baku di pasaran. Langkah selanjutnya mencari nilai RE dari rumus: K= Rc RL R+R Langkah yang terakhir menghitung RB yang nilainnya dapat di cari dengan menghitung Ib terlebih dahulu dimana Ic = Ie Ib= Ic β Maka dari Ib nilai RB dapat di cari dengan rumus: Laporan Praktikum Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika FMIPAUnsoed 2

RB= Vcc Ie(R+R) Ib (Hartono,dkk.2016) 3. METODOLOGI Pada percobaan merancang penguat common emitter satu tingkat alat dan bahan yang di butuhkan antara lain: 1.Osiloskop sebagai output 2.MMD 3.Generator Isyarat sebagai input 4.Papan breadboard 5.Kabel penghubung 6.Kapasitor 3,3 mikro Farad/16 V 7.Nilai RC,RB,RE sesuai dengan hasil perhitungan pada perancangan dimana di dapatkan nilai RL=10 Kohm; RE=150 ohm; RB=1,2 Mohm; Rc=2200 ohm dan Vcc nya 9 Volt. Untuk perhitungan (terlampir). Langkah-langkah Percobaan common emitter satu tingkat ini dapat di amati dari Flowchart di bawah. 4. HASIL DAN ANALISIS 4.1 penguatan common emitter pada frekuensi 100 Hz. Hasil yang di dapatkan, dari tegangan masukan (generator isyarat) dan tegangan keluaran dari osiloskop untuk common emitter satu tingkat di rumuskan : V K= V out Laporan Praktikum Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika FMIPAUnsoed 3

0,13 1,3 10 V in (mv) V out (mv) K=V out /V in 0,02 0,2 10 0,03 0,3 10 0,04 0,4 10 0,05 0,5 10 0,06 0,6 10 0,07 0,7 10 0,08 0,8 10 0,09 0,9 10 0,10 1 10 0,11 1,1 10 0,12 1,2 10 0,13 1,3 10 0,14 1,4 10 0,15 1,5 10 4.2 penguatan common emitter pada frekuensi 1000 Hz. V in (mv) V out (mv) K=V out /V in 0,02 0,2 10 0,03 0,3 10 0,04 0,4 10 0,05 0,5 10 0,06 0,6 10 0,07 0,7 10 0,08 0,8 10 0,09 0,9 10 0,10 1 10 0,11 1,1 10 0,12 1,2 10 0,14 1,5 10,7 0,15 1,6 10,7 Dari dua tabel di dapatkan nilai penguatan yang sama, dan berbeda sedikit pada frekuensi 1000 Hz akan tetapi hanya sedikit. Berdasarkan tabel di atas dapat di simpulkan bahwa common emitter satu tingkat mengalami penguatan tegangan, sehingga tegangan yang masuk kecil dan setelah keluar dari transistor menjadi besar. Masukan yang di berikan dari generator isyarat pada frekuensi 100 Hz dr 0,02 mv kemudian keluarannya menjadi 0,2 Mv, sekan-akan ada nilai yang menguatknnya. Hal Ini dapat disimpulkan bahwa pemberian beban keluaran pada masukan ini adalah berfungsi seakan-akan bahwa rangkaian penguat emitor bersama ini disambung dengan rangkain yang lain. Kita tau bahwa rangkaian elektronik itu adalah suatu kesatuan yang utuh (gabungan dari beberapa fungsi rangkaian) sehingga kita dapat mengatur seberapa besar beban yang harus diberikan terhadap rangkaian agar rangkaian bekerja secara optimal. 5. KESIMPULAN Dari percobaan merncang penguat common emitter satu tingkat dapat di simpulkan bahwa : 1. Nilai RC,RE,RB dapat di cari dar rumus-rumus berikut: nilai RC yang nilainya antara 10% sampai 25 % dari RL jadi nilai RC harus di antara: Rcmin=10 1000 ohm=1000 ohm=1 Kohm Rcmax=25 1000 ohm=2500 ohm=2,5 Koh Pada percobaan ini nilai RC yang kita gunakan adalah 2200 mengingat nilai resistor tersebut baku di pasaran. Langkah selanjutnya mencari nilai RE dari rumus: K= Rc RL R+R Langkah yang terakhir menghitung RB yang nilainnya dapat di cari dengan Laporan Praktikum Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika FMIPAUnsoed 4

menghitung Ib terlebih dahulu Ib= Ic β dimana Ic = Ie LAMPIRAN Maka dari Ib nilai RB dapat di cari dengan rumus: RB= Vcc Ie(R+R) Ib 2. Dari perhitungan kita dapatkan nilai penguatan dari rumus K= Vout/Vin. 3. Penguatan yang di dapatkan mengalami 10 kali perbesaran, hal itu membuktikan bahwa banyak cara yang dilakukan supaya transistor mampu menguatkan sinyal input yang kecil menjadi output yang besar dengan tanpa terjadi cacat (distorsi) baik bentuk maupun phasenya. Nilai Rb 1,2 Mohm DAFTARPUSTAKA [1] Hartono,dkk 2016 Modul Praktikum Elektronika Dasar 2. Universitas Jenderal Soedirman:Purwokerto. [2] Dwi Surjono, Herman(2007). Elektronika: Teori dan Penerapan. Jember: Penerbit Cerdas Ulet Kreatif [3] https://sekolahelektronika.wordpress.co m/2012/11/03/penguat-1-tingkatdengan-transistor/ [di akses pada 20/4/16 pukul 02.11]. Data pengamatan Laporan Praktikum Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika FMIPAUnsoed 5