LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LING KUNGAN MODUL IV ANGKA PERMANGANAT (TITRIMETRI) KELOMPOK IV

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 BAHAN DAN METODE. - Buret 25 ml pyrex. - Pipet ukur 10 ml pyrex. - Gelas ukur 100 ml pyrex. - Labu Erlenmeyer 250 ml pyex

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

PERMANGANOMETRI. A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

BAB III METODE PERCOBAAN. dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

3 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Analisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) BOD (Biochemical Oxygen Demand)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber


LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

Penentuan Kesadahan Dalam Air

BAB I PENDAHULUAN. perairan. Tingginya kandungan bahan organik dalam air limbah domestik

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

Metodologi Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

I. ACARA : DISSOLVED OXYGEN (DO), CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) DAN CO 2 : 1. Untuk Mengetahui Kadar CO 2 yang terlarut dalam air 2.

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Cair Etanol BAB III METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

A. JUDUL PERCOBAAN Pembuatan Larutan Standar KmnO4 dan Penetapan Campuran Fe 2+ dan Fe 3+. B. TUJUAN PERCOBAAN Pada akhir percobaan mahasiswa dapat

Medical Laboratory Technology Journal

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

Gambar 3.1 Desain Penelitian Sumber : Dokumen Pribadi

K I M I A A I R. A N A L I S I S K I M I A Asiditas dan Alkalinitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri.

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK BASA

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

!"#!$%&"'$( Kata kunci: lama simpan, suhu ruang (27-29 o C ), kadar zat organik, air minum isi ulang

KIMIA KUANTITATIF. Makalah Titrasi Redoks. Dosen Pembimbing : Dewi Kurniasih. Disusun Oleh : ANNA ROSA LUCKYTA DWI RETNONINGSIH

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN II REAKSI ASAM BASA : OSU OHEOPUTRA. H STAMBUK : A1C : PENDIDIKAN MIPA

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BABII TINJAUAN PUSTAKA. dioksida, oksidol dan peroksida, dengan rumus kimia H 2 O 2, ph 4.5, cairan

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN

TITRASI IODOMETRI DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI TITRAN Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN


BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012

PANDUAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI KLINIK DAN LINGKUNGAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

BAB III METODE PENELITIAN. Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

PENENTUAN KUALITAS AIR

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Stasiun I Padang Lamun, Pulau Tarahan. Stasiun II Karang, Pulau Tarahan. Stasiun III Dermaga, Pulau Panjang. Stasiun IV Pemukiman, Pulau Panjang

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I KECEPATAN REAKSI. Kelompok V : Amir Hamzah Umi Kulsum

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

8. ASIDI-ALKALINITAS

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas

SNI Standar Nasional Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian deskriptif.

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

penanganan limbah, yaitu dengan menampung limbah laboratorium tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetensi Dasar)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

Lampiran 1. Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan.

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LING KUNGAN MODUL IV ANGKA PERMANGANAT (TITRIMETRI) KELOMPOK IV Ayu Nitami 0906489681 Mohammad Fauzi Rachman 0906636876 Retno Murti Wulandari 0906636964 Tanggal Praktikum : 5 Mei 2011 Asisten Praktikum : Teddy Adrian T. Tanggal Disetujui : Nilai : Paraf Asisten : LABORATORIUM TEKNIK PENYEHATAN DAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA 2011

ANGKA PERMANGANAT (TITRIMETRI) I. Tujuan Metode ini digunakan untuk penentuan nilai permanganat dengan metode oksidasi suasana asam dalam contoh air dan air limbah yang mempunyai kadar klorida (Cl) kurang dari 300 mg/l. II. Teori Dasar Nilai permanganat adalah jumlah milligram kalium permanganat yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat organik dalam 1000 ml air pada kondisi mendidih. Adanya zat organik yang melebihi dari yang disyaratkan berarti menunjukkan adanya pencemaran/pengotoran terhadap air tersebut. Zat organik merupakan makanan mikroorganisme yang menyebabkan pesatnya pertumbuhan, sehingga membahayakan masyarakat yang menggunakannya. Zat organik dapat pula mengganggu proses pengolahan, disamping menyebabkan air menjadi berwarna, memberikan rasa, dan bau yang tak sedap. Adanya zat organik dalam air menunjukan bahwa air tersebut telah tercemar oleh kotoran manusia,hewan atau oleh sumber lain.zat organik merupakan bahan makanan bakteri atau mikroorganisme lainnya. Makin tinggi kandungan zat organik didalam air,maka semakin jelas bahwa air tersebut telah tercemar (Kurniawan, 2009). Zat organik dalam air atau air limbah dalam bentuk Protein, Karbohidrat, serta minyak dan lemak. Zat lain yang ada dalam air limbah dapat berupa garam, mineral renik, pestisida dan logam. Keberadaan bahan organik dalam air diketahui menggunakan parameter BOD (Biological Oxygen Demand = Jumlah Oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk mengoksidasi zat organik secara biokimiawi), COD (Chemical Oxygen Demand = sama seperti BOD, hanya saja secara kimiawi), dan lain-lain. Adanya zat organik dalam air dapat ditentukan dengan mengukur angka Permanganat (KMnO4 = Kalium Permanganat).

Pengukuran angka permanganat adalah pengukuran zat organik dalam air, dimana zat organik di dalam air dioksidasi oleh oksidator kuat KMnO 4 pada suhu mendidih (±100 o C) selama 10 menit. Semakin banyak zat organik di dalam air maka akan semakin banyak oksidator KMnO 4 yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa organik. Prinsip pengukuran permanganat: Mengoksidasikan zat organik dalam air dengan larutan baku, KMnO 4 0,01 N, kemudian sisa dari KMnO 4 0,01N ini akan direduksi oleh asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat ditritasi kembali dengan KMnO 4 0,01 N sampai titik akhir berwarna merah muda seulas. a) Reaksi oksidasi KMnO 4 dalam kondisi asam sebagai berikut : 2 KMnO 4 + 3 H 2 SO 4 2 MnSO 4 + K2SO 4 + 3 H 2 O + 5 O n b) Oksidasi KMnO4 dalam kondisi basa sebagai berikut : 2 KMnO 4 + H 2 O 2 MnO 2 + KOH + 3 O n + 3 H 2 O c) Zat organik dapat dioksidasi dengan reaksi sebagai berikut : C 2 H 2 O + O n 2 CO 2 + H 2 O Semakin tinggi kandungan zat organiknya maka akan semakin tinggi pula nilai permanganat. Cara untuk mengurangi angka permanganat dalam air adalah dengan mengurangi kandungan zat-zat kimiawi dan organik di dalam air. Proses pengurangan tersebut dapat berupa proses sedimentasi, filtrasi, ataupun penambahan koagulan yang dapat menggumpalkan partikel-partikel organik dalam air, yang semuanya ini terdapat di dalam unit pengolahan air bersih. Berikut standar angka permanganate berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 (Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air) Parameter Angka permanganat Satuan Mg KmnO 4 /l Kelas Ket. I II III IV 10 - - - -

Data angka permanganat tersebut nantinya akan berpengaruh terhadap instalasi pengolahan air bersih maupun air limbah. Tingginya nilai angka permanganat identik dengan tingginya pula kandungan zat organik di dalam air. Hal tersebut akan berpengaruh pada jenis dan kadar desinfektan yang digunakan dalam unit pengolahan. Semakin tinggi nilai angka permanganat, terdapat kecenderungan kadar desinfektan yang digunakan dalam unit pengolahan akan semakin meningkat. Selain itu, tingginya kadar permanganat dalam air dapat memicu timbulnya berbagai penyakit pada manusia jika dikonsumsi dalam jumlah besar, seperti menyebabkan kerusakan pada ginjal, hati,kulit, sistem saraf pusat (CNS) dan memberikan efek toksik pada manusia sehingga berbahaya jika terjadi kontak kulit (dalam paparan jumlah tinggi) dan dari kontak mata (korosif) bahkan jika dikonsumsi dalam jumlah yang amat besar dapat memicu timbulnya penuyakit manganism yaitu sejenis penyakit Parkinson, gangguan tulang, osteoporosis, gangguan kardiovaskuler, hati, reproduksi, neurological symptoms dan memicu epilepsi. III. Alat dan Bahan Alat : Erlenmeyer 300 ml Stopwatch Pemanas Listrik Gelas Ukur 5 ml Pipet ukur 10 ml dan 100 ml Buret 25 ml Termometer

Bahan : Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) 8 N yang bebas zat organic Kalium Permanganat (KMnO 4 ) 0,1 N Asam Oksalat (COOH) 2.2H 2 O 0,1 N Asam Oksalat 0,01 N Kalium Permanganat (KMnO 4 ) 0,01 N IV. Cara Kerja a) 100 ml sampel dipipet dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 300 ml, lalu ditambahkan 3 butir batu didih. b) KMnO 4 0,01 N ditambahkan sebanyak beberapa tetes ke dalam sampel hingga terjadi warna merah muda. c) 5 ml asam sulfat 8 N bebas zat organik ditambahkan ke dalam sampel. d) Sampel dipanaskan di atas pemanas listrik pada suhu 105 C ± 2 C. Bila masih terdapat bau H 2 S, pendidihan diteruskan beberapa menit. e) 10 ml larutan baku KMnO 4 0,01 N dipipet dan ditambahkan ke dalam sampel. f) Sampel kemudian dipanaskan hingga mendidih selama 10 menit. g) 10 ml larutan baku asam oksalat 0,01 N dipipet dan ditambahkan ke dalam sampel. h) Kemudian, sampel dititrasi dengan KMnO 4 0,01 N hingga warna merah muda. i) Volume pemakaian KMnO 4 dicatat. V. Data Percobaan Volume titrasi KMnO 4 : sebelum sesudah terpakai KMnO 4 22 39 17ml VI. Pengolahan Data

[( ) ] Sehingga, dapat diperoleh besar angka permanganate dalam sampel sebesar: KMnO 4 mg/l = [( ) ] = [( ) ] = 22,12 mg/l VII. Analisa a. Analisa Percobaan Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui nilai permanganat dengan metode oksidasi suasana asam dalam contoh air dan air limbah yang mempunyai kadar klorida (Cl - ) kurang dair 300 mg/l. Untuk itu digunakan metode titrasi permanganometri dimana larutan di titrasi dengan menggunakan larutan standar KMnO 4 0,01N, dimana titik ahir dari larutan ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi berwarna merah muda. Pertama-tama praktikan memasukkan 100 ml sampel ke dalam Erlenmeyer 300 ml kemudian menambahkan kurang lebih 3 buah batu didih.penambahan batu didih ini dimaksudkan agar ketika larutan dipanaskan nanti panasnya akan merata ke seluruh larutan. Kemudian beberapa tetes KMnO 4 0,01N ditambahkan hingga larutan berwarna merah muda. Penambahan beberapa tetes KMnO 4 ini berfungsi sebagai

indikator zat organik dalam air sampel. Lalu praktikan menambahkan 5 ml asam sulfat 8 N bebas zat organik (seharusnya akan berwarna menjadi merah muda) setelah itu larutan dipanaskan diatas pemanas listrik pada suhu 105 C ± 2 C, namun bila terdapat bau H 2 S, proses pemanasan diteruskan selama beberapa menit. Pemanasan ini bertujuan untuk mengukur jumlah KMnO 4 yang digunakan untuk mengoksidasi seluruh mikroorganisme, sehingga untuk mengetahui jumlah KMnO 4 telah habis digunakan, warna merah mudanya akan semakin hilang (mendekati bening/ kembali seperti warna semula). Kemudian ditambahkan 10 ml larutan baku KMnO 4 lalu panaskan kembali selama 10 menit. Setelah itu 10 ml larutan baku asam oksalat 0,01 N ditambahkna ke dalam larutan lalu titrasi larutan sampel dengan menggunakan kalium permanganat (KMnO 4 ) 0,01 N hingga berwarna merah muda, kemudian catat volume titrasi KMnO 4. b. Analisa Hasil Berdasarkan percobaan, diperoleh data titrasi KMnO 4 sebagai berikut: sebelum Sesudah terpakai KMnO 4 22 39 17ml Kemudian data tersebut diolah dengan menggunakan persamaan: KMnO 4 mg/l = [( ) ] Dimana: d : volume sampel a : volume total KMnO 4 yang digunakan saat titrasi f : merupakan faktor pengenceran sampel Setelah dilakukan pengolahan data, diperoleh kandungan kadar permanganat dalam air sampel sebesar 22,12 mg/l. Kadar ini tergolong tinggi

jika dibandingkan dengan standar Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 mengenai Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yang dibatasi maksimum sebesar 10 mg/l. berdasarkan standar tersebut, dapat disimpulkan bahwa air sampel belum layak untuk dapat menjadi air baku kelas 1 yang diperuntukkan untuk menjadi air baku air minum. Tingginya kadar permanganat dalam air sampel dapat menyebabkan adanya rasa ataupun warna pada air, selain itu tingginya kadar permanganat dalam air dapat memicu timbulnya berbagai penyakit pada manusia jika dikonsumsi dalam jumlah besar, seperti menyebabkan kerusakan pada ginjal, hati,kulit, sistem saraf pusat (CNS) dan memberikan efek toksik pada manusia sehingga berbahaya jika terjadi kontak kulit (dalam paparan jumlah tinggi) dan dari kontak mata (korosif) bahkan jika dikonsumsi dalam jumlah yang amat besar dapat memicu timbulnya penuyakit manganism yaitu sejenis penyakit Parkinson, gangguan tulang, osteoporosis, gangguan kardiovaskuler, hati, reproduksi, neurological symptoms dan memicu epilepsi. Untuk itu, guna menjaga kualitas estetika air dan menjamin kesehatan konsumen, air sampel memerlukan pengolahan lebih lanjut untuk dapat layak dikonsumsi sebagai air baku kelas 1 ataupun air minum. c. Analisa Kesalahan Berdasarkan percobaan penentuan angka permanganat, dapat dimungkinkan terjadi ketidakakuratan data yang disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut: Dalam pengambilan sampel dan larutan tidak tepat pada kondisi terra sehingga dapat mempengaruhi hasil pengukuran akibat volume yang berlebih/ kurang. Ketidakakuratan saat proses pemanasan, hal ini memungkinkan panas belum merata sehingga dapat mempengaruhi hasil.karena mikroorganisme belum teroksidasi secara oksidasi. Adanya gelembung udara saat proses pemipetan sehingga dapat mengakibatkan volume berkurang dan dapat mempengaruhi hasil percobaan sehingga mengakibatkan keakuratan data berkurang. Kurangnya volume KMnO 4 dalam buret ketika proses titrasi sehingga menyulitkan pembacaan volume yang telah digunakan saat titrasi dan dapat

menyebabkan kesalahan pembacaan yang dapat mempengaruhi keakuratan data. Ketidaktelitian dalam proses titrasi sehingga memungkinkan volume KMnO 4 yang digunakan berlebih dan mengakibatkan hasil pengukuran kurang akurat. VIII. Kesimpulan Nilai angka permanganat yang diperoleh dalam praktikum kali ini adalah 22,12 mg/l. Kadar ini tergolong tinggi jika dibandingkan dengan standar Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 mengenai Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yang dibatasi maksimum sebesar 10 mg/l. berdasarkan standar tersebut, dapat disimpulkan bahwa air sampel belum layak untuk dapat menjadi air baku kelas 1 yang diperuntukkan untuk menjadi air baku air minum. IX. Kepustakaan Chemistry for Environmental Engineering and Science.Clair N.Sawyer, Perry L. McCarty, Gene F.Parkin.2003 Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 907 tahun 2002 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. X. Lampiran

Gambar 1. Saat diteteskan KMnO 4 0,01 N Gambar 2. Proses Pemanasan