ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

dokumen-dokumen yang mirip
KESADAHAN AIR. ADINDA DWI AYU D. RASYIDMUAMMAR FAWWAZ S.Farm.,M.Si.,Apt

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

Penentuan Kesadahan Dalam Air

KESADAHAN DAN WATER SOFTENER

Laporan Praktikum Kesadahan

MAKALAH KIMIA KOORDINASI SENYAWA KOMPLEKS EDTA DALAM TITRASI KOMPLEKSOMETRI PENENTUAN KESADAHAN AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang tidak dapat

TESIS STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INFO TEKNIK Volume 7 No. 2, Desember 2006 (97-102)

WATER TREATMENT (Continued) Ramadoni Syahputra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca 2+, Mg 2+, atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disebut Brine. Air yang terproduksi ini banyak mengandung mineral - mineral yang dapat

LAPORAN PRAKTIKUM V PEMERIKSAAN KESADAHAN PADA SAMPEL AIR SUMUR GALI DI JALAN SAHABAT 1

2. WATER TREATMENT 2.1 PENDAHULUAN

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR. Ca Mg

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR 2.1 PENDAHULUAN

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air sadah adalah istilah yang digunakan pada air yang mengandung

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )

UJI KESADAHAN AIR TANAH DI DAERAH SEKITAR PANTAI KECAMATAN REMBANG PROPINSI JAWA TENGAH

PENENTUAN KUALITAS AIR

STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH

PROSES PELUNAKAN AIR SADAH MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG ABSTRAK

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN. Kelompok Vol. EDTA 0.01 M Vol. Magnesium ml 11.3 ml 14.1 ml 12 ml 11.3 ml 11.3 ml

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air bersih adalah air sehat yang dipergunakan untuk kegiatan manusia dan

Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong

PENCEGAHAN KOROSI DENGAN BOILER WATER TREATMENT (BWT) PADA KETEL UAP KAPAL.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata Kunci : Kesadahan, Pamsimas, Sumur Gali, Kompleksometri.

SEMINAR TUGAS AKHIR PENYISIHAN KESADAHAN DENGAN PROSES KRISTALISASI DALAM REAKTOR TERFLUIDISASI DENGAN MEDIA PASIR OLEH: MYRNA CEICILLIA

ZEOLIT UNTUK MENGURANGI KESADAHAN AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. air merupakan media penularan penyakit (Sutrisno dkk, 2000). Pertumbuhan

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. sanitasi dan air untuk transportasi, baik disungai maupun di laut (Arya, 2004: 73).

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENENTUAN KADAR BESI (Fe) DAN KESADAHAN (CaCO 3 ) PADA AIR SUMUR DI JALAN BARU KECAMATAN SIRIMAU KOTA AMBON

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

1. PENDAHULUAN. Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

ANALISA KADAR KAPUR PADA AIR SUMUR DI KECAMATAN SUMBERMANJING WETAN KABUPATEN MALANG

LAPORAN PRAKTIKUM Laboratorium Pengolahan Air Industri Kimia

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

PAKET UJIAN NASIONAL 8 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2

BAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Antiremed Kelas 11 Kimia

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI

Asam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam

PEMELIHARAAN AIR KETEL BANTU DI KAPAL. Paulus Suhardi Waluyo Staf Pengajar Akademi Maritim Yogyakarta ( AMY ) ABSTRAK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA

Transkripsi:

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR Oleh : MARTINA : AK.011.046

A. PENGERTIAN AIR senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya karena fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak akan dapat digantikan oleh senyawa lainnya Analisis Kesadahan Kesadahan (Hardness) adalah gambaran kation logam difanel (valensidua). Kation-kation ini dapat bereaksi dengan sabun membentuk endapan maupun dengan anion-anion yang terdapat di dalam air membentuk endapan atau karat pada peralatan logam.

Lanjutan. Kesadahan pada awalnya ditentukan dititrasi dengan menggunakan sabun standart yang dapat bereaksi dengan ion penyusun kesadahan. Dalam perkembangannya, kesadahan ditentukan dengan titrasi menggunakan EDTA ( ethylene diamine tetra acetit acid ) atau senyawa lain yang dapat bereaksi dengan kalsium dan magnesium. Kesadahan air adalah kandungan mineralmineral tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat.

Lanjutan. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun garamgaram bikarbonat dan sulfat. Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa apabila dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat membentuk busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan pada air berkesadahan tinggi tidak akan terbentuk busa.

Lanjutan.. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca 2+, Mg 2+. Atau dapat juga disebabkan karena adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil (O-fish, 2003). Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan beberapa masalah, yaitu dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat saluran pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga, dan air sadah yang bercampur sabun dapat membentuk gumpalan scum yang sukar dihilangkan.

B. JENIS ATAU KLASIFIKASI KESADAHAN AIR Kesadahan diklasifikasikan berdasarkan dua cara, yaitu 1. Berdasarkan ion logam (metal), kesadahan dibedakan menjadi : Kesadahan kalsium dan kesadahan magnesium. Kesadahan perairan dikelompokkan menjadi kesadahan kalsium dan kesadahan magnesium karena pada perairan alami kesadahan lebih banyak disebabkan oleh kation kalsium dan magnesium. Kesadahan kalsium dan magnesium sering kali perlu untuk diketahui untuk menentukan jumlah kapur dan soda abu yang diperlukan dalam proses pelunakan air. Jika nilai kesadahan kalsium diketahui maka kesadahan magnesium dapat ditentukan melalui persamaan dibawah ini. Kesadahan total kesadahan kalsium = kesadahan magnesium

Lanjutan 2. Berdasarkan anion yang berasosiasi dengan ion logam, kesadahan dibedakan menjadi: a. Kesadahan sementara Kesadahan sementara merupakan kesadahan yang mengandung ion bikarbonat (HCO 3- ), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO 3 ) 2 ) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO 3 ) 2 ) Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca 2+ dan atau Mg 2+. Dengan jalan pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel (Wikipedia, 2011). Reaksinya: Ca(HCO 3 ) 2 dipanaskan CO 2 (gas) + H 2 O (cair) + CaCO 3 (endapan) Mg(HCO 3 ) 2 dipanaskan CO 2 (gas) + H 2 O (cair) + MgCO 3 (endapan)

Lanjutan. b. Kesadahan Tetap Kesadahan tetap adalah kesadahan yang mengadung anion selain ion bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl -, NO 3 - dan SO 4 2-. Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl 2 ), kalsium nitrat (Ca(NO 3 ) 2 ), kalsium sulfat (CaSO 4 ), magnesium klorida (MgCl 2 ), magnesium nitrat (Mg(NO 3 ) 2 ), dan magnesium sulfat (MgSO 4 ). Air yang mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan

Lanjutan. Ketika kesadahan kadarnya adalah lebih besar dibandingkan penjumlahan dari kadar alkali karbonat dan bikarbonat, yang kadar kesadahannya eqivalen dengan total kadar alkali disebut kesadahan karbonat; Apabila kadar kesadahan lebih dari ini disebut kesadahan non-karbonat. Ketika kesadahan kadarnya sama atau kurang dari penjumlahan dari kadar alkali karbonat dan bikarbonat, semua kesadahan adalah kesadahan karbonat dan kesadahan nonkarbonat tidak ada.

c. Metode Penentuan Kesadahan Metode yang dapat dilakukan untuk penentuan kesadahan adalah metode Titrasi EDTA ( Ethylene Diamene Tetra Asetat). EDTA berupa senyawa kompleks khelat dengan rumus molekul (HO 2 CCH 2 ) 2 NCH 2 CH 2 N(CH 2 CO 2 H) 2. Merupakan suatu senyawa asam amino yang secara luas dipergunakan untuk mengikat ion logam logam bervalensi dua dan tiga. EDTA mengikat logam melalui empat karboksilat dan dua gugus amina. EDTA membentuk kompleks kuat terutama dengan Mn (II), Cu (II), Fe (III), dan Co (III) (Anonim, 2008 dalam Ginoest, 2010). EDTA merupakan senyawa yang mudah larut dalam air, serta dapat diperoleh dalam keadaan murni. Tetapi dalam penggunaannya, karena adanya sejumlah tidak tertentu dalam air, sebaiknya distandardisasi terlebih dahulu.

Lanjutan.. EDTA biasa dikenal sebagai asam etilen diamina tetraasetat, mengandung atom oksigen dan nitrogen yang efektif dalam membentuk kompleks yang stabil dengan logam lain yang berbeda. EDTA adalah ligan yang dapat berkoordinasi dengan satu ion logam melalui dua nitrogen dan satu oksigennya. EDTA juga dapat berlaku sebagai ligan kudentat dan konsidentat yang membebaskan satu atau dua gugus oksigen dari reaksi yang kuat dengan logam lain.

D. Metode Penentuan Kadar Ca 2+ dan Mg 2+ 1. Metode Penentuan Kadar Ca 2+ a. Metode Atomic Absorption Spectrometric Untuk penentuan kalsium, metode yang cocok digunakan adalah metode Direct Air-Acetylene. Panjang gelombang untuk Ca adalah 422,7 nm. Gas pembakar yang sesuai adalah air-acetylene, dengan range konsentrasi yang optimum untuk pembacaan adalah 0,2-20 mg/l. b. Metode ICP (Inductively Coupled Plasma) ICP terdiri dari gas argon yang terionisasi oleh coil yang menghasilkan daerah frekuensi radio 27,1 MHz. Gas argon yang terionisasi ini membentuk plasma. Sampel diubah menjadi bentuk aerosol, dan disemprotkan ke dalam plasma tadi, menyebabkan atom-atomnya naik temperaturnya hingga 6000-8000 K

Lanjutan. c. Metode Titrimetri EDTA Prinsip: EDTA jika ditambahkan ke dalam air yang mengandung kalsium dan magnesium, ia akan mengikat kalsium terlebih dahulu. Kalsium dapat ditentukan dengan EDTA jika titrasi dilakukan pada ph tinggi, yaitu ph di mana magnesium mengendap sebagai magnesium hidroksida. Titrasi ini dilakukan pada ph 12-13 2. Metode Penentuan Kadar Mg 2+ a. Metode Atomic Absorption Spectrometric Untuk penentuan magnesium, metode yang cocok digunakan adalah metode Direct Air-Acetylene. Panjang gelombang untuk Mg adalah 285,2 nm. Gas pembakar yang sesuai adalah air-acetylene, dengan range konsentrasi yang optimum untuk pembacaan adalah 0,02-2 mg/l.

b. Metode ICP (Inductively Coupled Plasma) ICP terdiri dari gas argon yang terionisasi oleh coil yang menghasilkan daerah frekuensi radio 27,1 MHz. Gas argon yang terionisasi ini membentuk plasma. Sampel diubah menjadi bentuk aerosol, dan disemprotkan ke dalam plasma tadi, menyebabkan atom-atomnya naik temperaturnya hingga 6000-8000 K. c. Metode Gravimetri Senyawa diammonium hidrogen fosfat mampu mengendapkan ion Mg sebagai magnesium ammonium fosfat. Presipitat kemudian dibakar dan ditimbang sebagai magnesium pyrofosfat. Untuk menghindari gangguan selama proses, larutan sampel harus bebas dari aluminium, kalsium, besi, mangan, silika, strontium, suspensi, dan tidak boleh mengandung lebih dari 3,5 g NH4Cl.

E. Standar Jenis Kesadahan Kandungan kapur yang terdapat dalam air, agar tidak kurang dan tidak juga berlebih maka perlu diterapkan standar Suatu air dikatakan sadah atau berlebih kesadahannya. Standar kualitas menetapkan kesadahan total adalah 5-10 derajat Jerman. Apabila kurang dari 5 derajat Jerman maka air akan terasa lunak dan sebaliknya. Jika dalam air mengandung lebih dari 10 derajat Jerman maka akan merugikan bagi manusia. Standar kesadahan air meliputi (Bakti Husada, 1995 dalam Resthy 2011): 1. Standar kesadahan menurut WHO, 1984, mengemukakan bahwa : Sangat lunak sama sekali tidak mengandung CaCO 3 ; Lunak mengandung 0-60 ppm CaCO 3 ; Agak sudah mengandung 60-120 ppm CaCO 3 ; Sadah mengandung 120-180 ppm CaCO 3 ; Sangat sadah 180 ppm ke atas.

Lanjutan. 2. Standar kesadahan menurut E. Merck, 1974, bahwa : Sangat lunak antara 0-4 OD atau 0-71 ppm CaCO 3 ; Lunak antara 4-8 OD atau 71-142 ppm CaCO 3 ; Agak sadah antara 8-18 OD atau 142-320 ppm CaCO 3 ; Sadah 18-30 OD atau 320-534 ppm CaCO 3 ; Sangat sudah 30 OD keatas atau sekitar 534 ppm ke atas. 3. Standar kesadahan menurut EPA, 1974, bahwa : Sangat lunak sama sekali tidak mengandung CaCO 3 ; Lunak, antara 0-75 ppm CaCO 3 ; Agak sadah, antara 75-150 ppm CaCO 3 ; Sadah, 150-300 ppm CaCO 3 ; Sangat sadah 300 ppm ke atas CaCO 3. 4. Kesadahan merupakan salah satu sifat kimia yang dimiliki air. Kesadahan air disebabkan adanya ion ion Ca2+ dan Mg2+. Berdasarkan Standar kesadahan menurut PERMENKES RI, 2010 batas maksimum kesadahan air minum yang dianjurkan yaitu 500 mg/l CaCO 3. Bila melewati batas maksimum maka harus diturunkan (pelunakan).

F. Dampak dari Kesadahan Air Air jika tidak mengandung kapur atau tidak sadah akan terasa lunak atau hambar karena tidak mengandung garam-garam mineral sehingga akan mengurangi selera dalam mengkonsumsinya. Akan tetapi, jika di dalam air kandungan kapurnya sangat tinggi atau dengan kata lain terlalu banyak mengandung garam-garam mineral justru akan memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan. Oleh karena itu, perlu dirasa untuk mengetahui dampak apa saja yang dapat ditimbulkan jika kandungan kapur dalam air berlebih atau kesadahannya tinggi (Sanropie dkk, 1984 dalam Resthy, 2011). Air lunak atau air yang tidak mengadung kapur mempunyai kecenderungan menyebabkan korosi pada pipa. Sedangkan jika air memiliki kandungan kapur yang banyak atau tingkat kesadahannya tinggi, maka mengakibatkan terbentuknya kerak-kerak pada dinding pipa yang menyebabkan penyempitan pipa, sehingga memperkecil debit aliran air.

Lanjutan. Apabila kandungan CaCO 3 atau MgCO 3 dalam air itu melewati batas 10 derajat Jerman maka akan menyebabkan, antara lain (Sanropie dkk, 1984 dalam Resthy, 2011): Menyababkan lapisan kerak pada alat dapur yang terbuat dari logam; Kemungkinan terjadinya ledakan pada boiler; Pipa air menjadi terumbat; Sayur-sayuran menjadi keras apabila dicuci dengan air bersih. Menyebabkan sabun tidak berbusa karena adanya hubungan kimiawi antara kesadahan dengan molekul sabun sehingga sifat detergen sabun hilang dan pemakaian sabun menjadi lebih boros; Menimbulkan kerak pada ketel yang dapat menyumbat katup-katup ketel karena terbentuknya endapan kalsium karbonat pada dinding atau katup ketel. Akibatnya hantaran panas pada ketel air berkurang sehingga memboroskan bahan bakar.

Lanjutan. Air sadah tidak terlalu berbahaya untuk diminum, akan tetapi dapat menyebabkan beberapa masalah jika dikonsumsi dalam jangka panjang yaitu : dapat menimbulkan osteoporosis atau pengapuran pada tulang manusia.

G. Proses Pelunakan Air Sadah Proses pelunakan air sadah dikenal sebagai suatu proses yang bertujuan untuk mengurangi kandungan kapur dalam air. Pelunakan air sadah adalah pengurangan ionion penyebab utama kesadahan yaitu kalsium dan magnesium sehingga tidak mengganggu lagi. Selain kalsium dan magnesium ion-ion strontium, besi, barium,dan mangan juga berperan sebagai penyebab kesadahan. Pelunakan air bertujuan untuk mencegah pemakaian sabun lebih banyak dan juga berfungsi mencegah terbentuknya kerak pada dinding pipa yang disebabkan oleh endapan kalsium karbonat (CaCO 3 ).

Lanjutan Proses pelunakan air sadah ada tiga macam yaitu : 1. Proses pelunakan air melalui pengendapan 2. Proses pelunakan melalui pertukaran ion 3. Proses pemanasan, untuk mengurangi kesadahan sementara

Terima Kasih.