PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu penyakit berbahaya yang menjadi

FIRMAN FARADISI J

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menangani berbagai macam penyakit salah satu tindakannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas

BAB I PENDAHULUAN. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spirituial dan penyakit)

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

PROSES TERJADINYA MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

Terapi Komplementer Massage Punggung untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan

1. Bab II Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. yang memompa dengan kuat dan arteriol yang sempit sehinggga darah mengalir

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP TINGKAT GANGGUAN TIDUR PADA PASIEN PASKA OPERASI LAPARATOMI DI IRNA B (TERATAI) DAN IRNA AMBUN PAGI RSUP DR.

BAB I PENDAHULUAN. Hospitalisasi anak merupakan suatu proses karena suatu alasan yang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Bagi sebagian besar pasien, masuk rumah sakit karena sakitnya dan harus

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. gagal bisa juga berakibat buruk. Hal ini sangat tergantung kapan, bagaimana,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK SEBELUM TINDAKAN SIRKUMSISI DI BALAI PENGOBATAN ADHIA TUNGGUR SLOGOHIMO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

Akupunktur - pengobatan alternatif untuk sakit dan kondisi lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mengurus anak, dan kerap kali harus berhubungan dan bergaul dengan anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Peserta didik temasuk didalamnya mahasiswa banyak mengalami peristiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Stroke juga didefinisikan sebagai kelainan fungsi otak yang timbul mendadak,

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan. National Comorbidity Study (NSC) mengungkapkan 1 dari 4 orang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi sering disebut sebagai penyakit silent killer karena pada

GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. emosi negatif. Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. stress yang mungkin ia sudah tidak mampu mengatasinya (Keliat, 1998). Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah

Transkripsi:

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS 2012

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tindakan pembedahan akan mengakibatkan reaksi psikologis yaitu kecemasan. Sekitar 80% dari pasien yang akan menjalani pembedahan melaporkan mengalami kecemasan. Tindakan pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual pada integritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stres fisiologis maupun psikologis, dan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien. Persiapan prabedah penting sekali untuk mengurangi faktor resiko, karena hasil akhir dari suatu pembedahan sangat bergantung pada penilaian keadaan penderita. Secara mental, penderita harus dipersiapkan untuk menghadapi pembedahan, karena selalu ada rasa cemas atau takut terhadap penyuntikan, nyeri luka, bahkan terhadap kemungkinan cacat atau mati. Maka tidak heran jika sering kali pasien dan keluarga menunjukan sikap yang berlebihan dengan kecemasan yang dialami. Kecemasan yang mereka alami biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing yang harus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat segala macam prosedur pembedahan (Sobur, 2003). Menurut Brunner & Suddarth (2001), klasifikasi dari pembedahan atau operasi terbagi menjadi dua, yaitu operasi minor dan operasi mayor. Bedah mayor merupakan suatu tindakan pembedahan dengan melibatkan rekontruksi atau perubahan yang luas pada bagian tubuh dan menimbulkan resiko yang tinggi bagi kesehatan. Tindakan

pembedahan mayor merupakan stresor yang dapat membangkitkan reaksi stres baik secara fisiologis maupun psikologis. Salah satu dari respon psikologis dari pasien yang mengalami bedah mayor dapat berupa kecemasan. Kecemasan merupakan gejala yang umum tetapi non-spesifik yang sering merupakan satu fungsi emosi. Kecemasan berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya. Respon psikologi karena pembedahan dapat berkisar dari cemas ringan, sedang, berat, sampai panik tergantung dari masing-masing individu. Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologis dan perilaku dan secara tidak langsung melalui timbulnya gejala atau mekanisme koping sebagai upaya untuk melawan kecemasan. Kecemasan pada pasien pre operasi dapat timbul karena kesiapan psikologis terhadap pembedahan belum terjadi. Beberapa orang terkadang tidak mampu mengontrol kecemasan yang dihadapi, sehingga terjadi disharmoni dalam tubuh. Ketidakmampuan mengatasi kecemasan secara konstruktif merupakan penyebab utama terjadinya perilaku patologis. Kecemasan yang berlebihan serta syok atau suatu keadaan serius yang terjadi jika sistem kardiovaskuler tidak mampu memgalirkan darah keseluruh tubuh dengan jumlah yang memadai, maka pada umumnya dapat disertai dengan peredaran darah yang buruk dan gangguan perfusi organ vital, seperti jantung dan otak. Hal ini akan berakibat buruk, karena apabila tidak segera diatasi akan meningkatkan tekanan darah dan pernafasan. Intervensi keperawatan yang tepat diperlukan untuk mempersiapkan klien baik secara fisik maupun psikis sebelum dilakukan operasi (Efendy, 2005). Kini telah banyak dikembangkan terapi terapi keperawatan untuk mengatasi kecemasan ataupun nyeri. Salah satunya yaitu dengan menggunakan metode terapi musik. Saat musik dimainkan akan menghasilkan stimulus yang dikirim dari akson-akson

dari serabut sensori asendens ke neuron-neuron dari reticular activating system (RAS). Stimulus kemudian di transmisikan ke nuclei spesifik dari thalamus melewati area-area korteks serebral, sistem limbik dan korpus collosum dan melalui area-area sistem saraf otonom dan sistem neuroendokrin. Sistem saraf otonom berisi saraf simpatik dan parasimpatik. Musik dapat memberikan rangsangan pada saraf simpatik dan parasimpatik untuk menghasilkan respon relaksasi. Karakteristik respon relaksasi yang ditimbulkan berupa penurunan frekuensi nadi, relaksasi otot, tidur (Synder & Linquist, 2002). Hal ini telah dibuktikan dalam penelitian U.S. National Library of Medicine National Institutes of Healty melaporkan tentang hasil suatu studi terapi musik klasik di Cina, yang menemukan bahwa terapi musik memiliki efek positif pada penurunan tingkat depresi pasien wanita dengan kanker payudara. Dan dalam penelitian yang dilakukan di Texas, menemukan bahwa setengah dari ibu-ibu hamil yang mendengarkan musik klasik selama kelahiran anaknya tidak membutuhkan anastesi. Rangsangan musik meningkatkan pelepasan endofrin dan ini menurunkan kebutuhan akan obat-obatan. Pelepasan tersebut juga memberikan suatu pengalihan perhatian dari rasa sakit dan dapat mengurangi kecemasan (Campbell, 2001). Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Yang cy, Chen Cn dan kawan-kawan pada tanggal 17 mei 2011 di Cina, yang melakukan penelitian tentang pengaruh terapi musik klasik terhadap kecemasan pasien kejiwaan yang di rawat di rumah sakit. Di dapatkan kesimpulan bahwa terapi musik klasik terbukti dapat mengurangi kecemasan pada pasien jiwa yang mendapat terapi musik di rumah sakit dan terapi musik membantu mereka mencapai keadaan yang rileks. Pittman S, S. Kridli dari USA, juga pernah melakukan penelitian tentang pemberian terapi musik terhadap kecemasan pasien pre operatif, dimana dalam penelitian

ini bertujuan untuk menilai efektivitas dari intervensi musik dalam mengurangi kecemasan pre operatif pada orang dewasa. Namun di dapatkan kesimpulan bahwa mendengarkan musik dapat menurunkan tekanan darah dan membuat pasien lebih rileks. Pemberian musik sebagai terapi dapat digunakan oleh perawat karena telah diteliti bahwa terapi musik mampu menciptakan suasana tenang, santai dan dapat mengurangi kecemasan pada pasien pre operasi. Terapi musik membantu orang-orang yang memiliki masalah emosional dalam mengeluarkan perasaan mereka, membuat perubahan positif dengan suasana hati, membantu memecahkan masalah, dan memperbaiki konflik. Hal ini telah berhasil digunakan oleh sebuah institute selama mereka melakukan sesi terapi grup. Musik merupakan suatu sarana yang bermanfaat dan mudah diperoleh. Meritt (2003) mengatakan bahwa semua jenis musik dapat digunakan dalam terapi, tidak hanya musik klasik saja, asalkan musik yang akan digunakan memiliki ketukan 70-80 kali per menit yang sesuai dengan irama jantung manusia, sehingga mampu memberikan efek teurapetik yang sangat baik terhadap kesehatan (Potter, Perry, 2006). Musik dapat menurunkan nyeri fisiologis, stres dan kecemasan dengan mengalihkan perhatiannya. Lueckenotte (1996) mengatakan bahwa seseorang yang sedang sakit parah atau dalam kondisi kronis yang mengakibatkan dirinya tidak dapat berfungsi seperti biasanya akan cenderung mendekatkan diri terhadap agamanya, mengingat di daerah Sumatra Barat penduduknya lebih dominan beragama islam, maka peneliti tertarik untuk menggunakan jenis musik yang bernuansa religi. Dimana saat menentukan jenis musik religi yang akan di gunakan untuk terapi, perlu diperhatikan syairnya yaitu menggunakan syair yang

membuat pasien merasa nyaman dan tidak menghukum. Karena syair yang tidak sesuai, akan membuat kecemasan pasien semakin meningkat. Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti, didapatkan bahwa pasien yang akan menjalani operasi pada bulan agustus 2011 berjumlah 43 orang. Studi pendahulan yang dilakukan peneliti dengan menggunakan lembar kuesioner pengukuran tingkat kecemasan DASS (Depression Anxiety Stress Scale) dan dengan menggunakan jenis musik religi dari penyanyi Maher zain, yang diberikan pada delapan orang pasien pre operasi di ruangan rawat bedah RSUP. DR. M. Djamil Padang, diperoleh data awal bahwa terdapat delapan orang pasien dengan tingkat kecemasan sedang dan berat, dimana lima orang dengan tingkat kecemasan sedang dan tiga orang mengalami tingkat kecemasan berat. Tetapi setelah diberikan intervensi terapi musik religi didapatkan hasil bahwa empat orang pasien memiliki tingkat kecemasan sedang dengan tanda-tanda seperti kelelahan meningkat, pernapasan meningkat, kemampuan konsentrasi menurun. Dua orang dalam tingkat kecemasan berat dengan keadaan yang gelisah, bingung dan susah tidur. Dua orang dalam tingkat kecemasan ringan. Sedangkan tindakan yang biasa dilakukan oleh perawat untuk mengatasi rasa cemas pada pasien pre operasi yaitu dengan melakukan komunikasi terapeutik atau memberikan informasi pada pasien serta keluarga tentang prosedur pembedahan yang akan dilakukan, tanpa melihat lebih lanjut tingkat kecemasan pasien, karena menganggap bahwa rasa cemas itu biasa terjadi pada pasien pre operasi.

Berdasarkan fakta dan hal - hal yang dijabarkan di atas, penulis tertarik untuk meneliti Pengaruh terapi musik religi terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien pre operasi di ruang bedah RSUP. DR. M. Djamil Padang. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahannya adalah apakah pengaruh terapi musik religi terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi di ruang bedah RSUP. DR. M. Djamil Padang. C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi musik religi terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operasi di ruang bedah RSUP. DR. M. Djamil Padang. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi tingkat kecemasan pasien pre operasi sebelum di berikan terapi musik religi b. Mengidentifikasi tingkat kecemasan pasien pre operasi sesudah di berikan terapi musik religi c. Mengidentifikasi pengaruh terapi musik religi terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi D. MANFAAT PENELITIAN a. Institusi pendidikan keperawatan

Meningkatkan pengetahuan dan pembelajaran bagi institusi pendidikan tentang pengaruh pemberian terapi musik religi terhadap kecemasan pada pasien pre operasi. b. Pelayanan kesehatan Sebagai arahan dan meningkatkan pengetahuan perawat tentang manfaat pemberian terapi musik religi terhadap kecemasan pada pasien pre operasi. Serta meningkatakan mutu pelayanan rumah sakit. c. Peneliti Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi peneliti tentang perbedaan tingkat kecemasan pasien pre operasi sebelum dan sesudah diberikan terapi musik religi. Serta memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti yang dapat berguna bagi pengembangan ilmu keperawatan nantinya. d. Bagi para pembaca Bagi para pembaca maupun mahasiswa hasil penelitian ini dapat sebagai pengetahuan dan masukan dalam pengembangan ilmu keperawatan jiwa di masa yang akan datang.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Adapun hal yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Tingkat kecemasan pasien pre operasi menurun setelah responden diberikan terapi musik religi selama 30 menit dengan rata rata penurunan sebesar 1,2. 2. Tidak terdapat perubahan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi yang tidak mendapatkan terapi musik religi. B. Saran Ada beberapa hal yang dapat disarankan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Bagi responden agar dapat memanfaatkan terapi musik religi untuk mengatasi atau mengurangi kecemasan saat akan menghadapi operasi sebagai salah satu cara yang aman dan mudah untuk dilakukan. 2. Bagi institusi RSUP. DR. M. Djamil Padang agar menjadikan pemberian terapi musik religi menjadi salah satu Standart Operating Prosedure (SOP) untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien preoperasi, karena pelaksanaannya mudah dan efektif. 3. Untuk peneliti lainnya agar dapat melakukan penelitian selanjutnya tentang penggunaan terapi musik lain yang dapat menurunkan tingkat kecemasan sedang dan berat pada pasien dengan waktu intervensi yang lebih lama.

4. Untuk profesi keperawatan agar dapat mengaplikasikan kepada pasien pre operasi penggunaan terapi musik religi dalam mengurangi kecemasan yang dialami, sehingga resiko lain akibat dari gangguan kecemasan dapat dihindari sejak dini.