UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)

UPAYA dan AZAS PENYELENGGARAAN PUSKESMAS ERNAWATY AKK 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986

PUSKESMAS 3 April 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS

a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.

VISI Menjadikan Bogor Sebagai Kota yang Nyaman, Beriman dan Transparan

Dalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. organisasi kesehatan sedunia World Health Oganization (WHO) tahun 1948 dan

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. Sekalipun berbagai hasil telah banyak dicapai, namun dalam pelaksanaannya puskesmas masih menghadapi berbagai masalah antara lain:

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk mencapai visi Indonesia Sehat. 2010, dimana bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku

BUKU PEDOMAN DESA SIAGA AKTIF

PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

Usaha-usaha Kesehatan Masyarakat. Contact: Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp: /

KERANGKA ACUAN KEGIATAN POSBINDU PTM

1. Pengertian Organisasi Organisasai adalah suatu sistem kerjasama daripada sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan Struktur

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN

sesuai Keputusan Menteri Kesehatan tentang Akreditasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

PRIMARY HEALTH CARE PELAYANAN KESEHATAN PRIMER ) AYU NAVY FRANSISKA F.L, S.ST

KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (Kepmenkes No 128 th 2004) KEBJK DSR PUSK

BAB I PENDAHULUAN. 1. UU No. 9 Tahun 1990 Tentang Pokok-Pokok Kesehatan. 3. Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

D. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Petugas P2 Diare (Program Pemberantasan Diare) Puskesmas Payolansek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR

SEJARAH PUSKESMAS Puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. pada pembangunan desentralisasi yang membutuhkan kemandirian. daerah. Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan dalam

STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DI PUSKESMAS ANDALAS. SUKHVINDER SINGH PERSEPTOR : DR.dr.Rosfita Rasyid,MKes

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/MENKES/SK/II/2004 TENTANG KEBIJAKAN DASAR PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

PHC (Primary Health Care) Tri Niswati Utami

BAB I PENDAHULUAN. pemecahannya harus secara multi disiplin. Oleh sebab itu, kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. prioritas (Nawa Cita) dimana agenda ke-5 (lima) yaitu meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

UNGGULAN UTAMA RW SIAGA KESEHATAN

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI. nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. (Effendy,

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

Pendekatan Kebijakan di Hulu. Maria Agnes Etty Dedy Disajikan dalam Forum Nasional IV Kebijakan Kesehatan Indonesia Kupang, 4 September 2013

SUBDIT BINA KESEHATAN PERKOTAAN DAN OLAHRAGA DIREKTORAT BINA KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DITJEN BINA GIZI DAN KIA KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No.

DINAS KESEHATAN PUSKESMAS DTP GUNUNGKENCANA JL. Gunungkencana- Bojongmanik Kode pos Telp

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF DI KABUPATEN KARAWANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2010 NOMOR 9 PERATURAN BUPATI KERINCI NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

OLEH: DODIK BRIAWAN (KULIAH PEMBEKALAN KKP ILMU GIZI, BOGOR, 5 MEI 2012) KOMPETENSI KKP/Internship (AIPGI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan.

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005).

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

ISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA

Syarifah (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara) Fotarisman Zaluchu (Badan Penelitian & Pengembangan Provinsi Sumatera Utara)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BAB I PENDAHULUAN

V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berkualitas. Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan

KERANGKA ACUAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K)

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KARANG MULYA NOMOR : 445 / R0/SK/KM/2016 TENTANG

DINAS KESEHATAN PUSKESMAS BINAMU KOTA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU

KerangkaAcuanKegiatan Program Perencanaan, Persalinan Dan PencegahanKomplikasi( P4K )

BAB I PENDAHULUAN. Juanita: Pengaruh Krisis Ekonomi Terhadap Pelayanan Kesehatan Masyarakat, 2001 USU Repository 2006

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Komitmen itu diperbaharui

Poliklinik Kesehatan Desa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. suatu wadah atau tempat yang memberikan pelayanan secara cepat dan murah,

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

Transkripsi:

UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) A. Definisi UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Manusia) adalah salah satu wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Kondisi ini ternyata mampu memacu munculnya berbagai bentuk UKBM lainya seperti Polindes, POD (pos obat desa), Pos UKK (pos upaya kesehatan kerja),toga (taman obat keluarga), dana sehat, dll. B. Tujuan Terbentuknya UKBM 1. Meningkatnya jumlah dan mutu UKBM 2. Meningkatnya kemampuan pemimpin/toma dalam merintis dan mengembangkan UKBM 3. Meningkatnya kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat dalam penyelenggaraan UKBM 4. Meningkatnya kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat dalam menggali, menghimpun dan mengelola pendanaan masyarakat utk menumbuhkembangkan UKBM Sasaran a. Individu/Toma berpengaruh b. Keluarga dan perpuluhan keluarga c. Kelompok masyarakat : generasi muda, kelompok wanita, angkatan kerja, dll d. Organisasi masyarakat: organisasi profesi, LSM, dll e. Masyarakat umum: desa, kota, dan pemukiman khusus C. Upaya Pemberdayaan Bersumber Daya masyarakat ( UKBM ) 1. Pos Pelayanan Terpadu ( Posyandu ) Posyandu merupakan jenis UKM yang paling memasyarakatkan dewasa ini. Posyandu yang meliputi lima program prioritas yaitu: KB, KIA, Imunisasi,dan penanggulangan Diare.terbukti mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan angka kematian bayi. sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan masyarakat yang langsung bersentuhan dengan masyarakat level bawah, sebaiknya posyandu digiatkan kembali seperti pada masa orde baru karena terbukti ampuh mendeteksikan permasalahan gizi dan kesehatan di berbagai daerah.permasalahan gizi buruk anak balita, kekurangan gizi, busung lapar dan masalah kesehatan lainnya menyangkut kesehatan ibu dan anak akan mudah dihindari jika posyandu kembali diprogramkan secara menyeluruh. Kegiatan posyandu lebih di kenal dengan sistem lima meja yang, meliputi : 1. Meja 1 : Pendaftaran

2. Meja 2 : Penimbangan 3. Meja 3 : Pengisian Kartu Menuju Sehat 4. Meja 4 : Penyuluhan Kesehatan pembarian oralit Vitamin A,dan tablet besi 5. Meja 5 : Pelayanan kesehatan yang meliputi imunisasi, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan,serta pelayanan keluarga berencana. 2. Pondok Bersalin Desa ( Polindes ) Pondok bersalin desa merupakan wujud peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan ibu dan anak. UKBM ini dimaksudkan untuk menutupi empat kesenjangan dalam KIA,yaitu kesenjangan geografis,kesejangan informasi, kesenjangan ekonomi dan kesenjangan sosial budaya. Keberadaan bidan ditiap desa diharapkan mampu mengatasi kesenjangan geografis, sementara kontak setiap saat dengan dengan penduduk setempat diharapkan mampu mengurangi kesenjangan informasi. Polindes dioperasionalkan melalui kerja sama antara bidan dengan dukun bayi, sehingga tidak menimbulkan kesenjangan sosial budaya,sememtara tarif pemeriksaan ibu,anak dan melahirkan yang ditentukan dalam musyawarah LKMD diharapkan mampu mengurangi kesenjangan ekonomi. 3. Pos Obat Desa ( POD ) Pos obat desa merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal pengobatan sederhana. Kegiatan ini dapat dipandang sebagai perluasan kuratif sederhana, melengkapi kegiatan preventif dan promotif yang telah di laksanakan di posyandu. Dalam implementasinya POD dikembangkan melalui beberapa pola di sesuaikan dengan stuasi dan kondisi setempat. Beberapa pengembangan POD itu antara lain : POD murni, tidak terkait dengan UKBM lainnya. a. POD yang di integrasikan dengan Dana Sehat ; b. POD yang merupakan bentuk peningkatan posyandu: c. POD yang dikaitkan dengan pokdes/ polindes ; d. Pos Obat Pondok Pesantren ( POP ) yang dikembangkan di beberapa pondok pesantren ; POD jumlahnya belum memadai sehingga bila ingin digunakan di unit unit desa, maka seluruh,diluar kota yang jauh dari sarana kesehatan sebaiknya mengembangkan Pos Obat Desa masing masing.

4. Dana Sehat Dana telah dikembangkan pada 32 provinsi meliputi 209 kabupaten/kota. Dalam implementasinya juga berkembang beberapa pola dana sehat, antara lain sebagai berikut. a. Dana sehat pola Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dilaksanakan pada 34 kabupaten dan telah mencakup 12.366 sekolahan. b. Dana sehat pola pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) dilaksanakan pada 96 kabupaten. c. Dana sehat pola pondok Pesantren, dilaksanakan pasa 39 kabupaten/kota. d. Dana sehat pola koperasi Unit Desa (KUD), dilaksanakan pada lebih dari 23 kabupaten, terutama pada KUD yang sudah tergolong mandiri. e. Dana sehat yang dikembangkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dilaksanakan pada 11 kabupaten/ kota. f. Dana sehat organisasi/kelompok lainnya (seperti tukang becak, sopir angkutan kota dan lainlain), telah dilaksanakan pada 10 kabupaten/kota. Seharusnya dana sehat merupakan bentuk jaminan pemeliharaan kesehatan bagi anggota masyarakat yang belum dijangkau oleh asuransi kesehatan seperti askes, jamsostek, dan asuransi kesehatan swasta lainnya. Dana sehat berpotensi sebagai wahana memandirikan masyarakat,yang pada giliranya mampu melestarikan kegiatan UKMB setempat. Oleh karena itu, dana sehat harus dikembangkan keseluruh wilayah.kelompok sehingga semua penduduk terliput oleh dana sehat atau bentuk JPKM lainnya. 5. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Di tanah air kita ini terdapat 2.950 lembaga swadaya masyarakat (LSM), namun sampai sekarang yang tercatat mempunyai kegiatan di bidang kesehatan hanya 105 organisasi LSM. Ditinjau dari segi kesehatan, LSM ini dapat digolongkan manjadi LSM yang belum mempunyai kegiatannya bidang kesehatan atau LSM yang aktivitasnya seluruhnya kesehatan dan LSM khusus antara lain, organisasi profesi kesehatan, organisasi swadaya internasional. Dalam hal ini kebijaksanaan yang ditempuh adalah sebagai berikut : a. meningkatkan peran serta masyarakat termasuk swasta pada semua tingkatan: b. membina kepemimpinan yang berorientasi kesehatan dalam setiap organisasi kemasyarakatan. c. Memberi kemampuan, kekuatan dan kesempatan yang lebih besar kepada organisasi kemasyarakatan untuk berkiprah dalam pembangunan kesehatan dengan kemapuan sendiri. d. Meningkatkan kepedulian LSM terhadap upaya pemerataan pelayanan kesehatan. e. Masih merupakan tugas berat untuk melibatkan semua LSM untuk berkiprah dalam bidang kesehatan.

6. Upaya Kesehatan Tradisional Tanaman obat keluarga (TOGA) adalah sebidang tanah dihalaman atau ladang yang dimanfaatkan untuk menanam yang berkhasiat sebagai obat. Dikaitkan dengan peran serta masyarakat, TOGA merupakan wujud partisipasi mereka dalam bidang peningkatan kesehatan dan pengobatan sederhana dengan memanfaatkan obat tradisinal. Fungsi utama dari TOGA adalah menghasilkan tanaman yang dapat dipergunakan antara lain untuk menjaga dan meningkatan kesehatan dan mengobati gejala (keluhan) dari beberapa penyakit yang ringan. Selain itu, TOGA juga berfungsi ganda mengingat dapat digunakan untuk memperbaiki gizi masyarakat, upaya pelestarikan alam dan memperindah tanam dan pemandangan. 7. Upaya Kesehatan Kerja Upaya kesehatan kerja menjadi semakin penting pada industrilisasi sekarang ini. Pertumbuhan industri yang pesat membuat tenaga kerja formal semakin banyak, yang biasanya tetap diiringi oleh meraknya tenaga tenaga kerja imformal. Salah satu wujud upaya kesehatan kerja adalah dibentuknya Pos Upaya kesehatan kerja (Pos UKK) di sektor informal dan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di sektor formal. Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) untuk operasional OKMD di lingkungan pekerja merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang di selenggarakan oleh masyarakat pekerja atau kelompok pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha yang sama dan bertujuan untuk maningkatkan produktivitas kerja. Dengan demikian, implamentasi selalu mencakup tiga pilar PKMD, yaitu adanya kerjasama lintas sektor, adanya pelayanan dasar kesehatan kerja, dan adanya peran serta masyarakat. Jumlah Pos Upaya Kesehatan Kerja ( Pos UKK) sampai dengan tahun 2003 tercatat sebanyak 9.139 UKK (Profil Kesehatan 2003) 8. Upaya Kesehatan Dasar Swasta Upaya kesehatan dasar swasta dapat dikelompokkan menjadi : a. kelompok pelayanan swasta dasar di bidang medik, meliputi Balai Kesehatan Ibu dan anak (BKIA), Balai pengobatan (BP) Swasta dan Rumah bersalin (RB): b. kelompok berdampak kesehatan, meliputi salon kecantikan, pusat kebugaran, dan sebagainya: c. kelompok tradisional, meliputi tabib, sinshe, panti pijat, dukun patah tulang, yang pembinaan teknisnya dilakukan oleh upaya kesehatan tradisional (Ukestra) 9. Kemintraan LSM dan Dunia Usaha Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan organisasi non pemerintah ( Nom Governmental organization/ NGO) yang sebenarnya mempunyai bebeerapa potensi yang bisa digunakan untuk meningkatkan derajat kesehatam masyarakat, antara lain dalam hal community

development, pemberi pelayanan kesehatan, pelatihan untuk berbagai macam bidang, dan penghimpunan dana masyarakat untuk kesehatan. Untuk meningkatkan fungsi LSM, forum komunikasi ditingkatkan menjadi jejaring LSM yang ternyata berkembang beberapa peminatan. Ada beberapa kelompok peminatan kesehatan, yaitu : a. Pembangunan Kesehatan Fungsi Masyarakat Desa (PKMD) /Primary health Care (PHC) b. Keluarga berencana /Kesehatan Ibu dan Anak (KB/KIA) c. Penyakit Menular Seksual (PMS/AIDS) d. Kesehatan anak, ramaja, dan generasi muda e. Kesehatan wanita f. Pengobatan tradisional g. Kesehatan kerja h. Kesehatan lingkungan/air bersih i. Penyakit menular j. Klinik/ balai pengobatan 10. Kader Kesehatan Kader di indonesia merupakan sosok insan yang menarik perhatian khalayak. Kesederhanaannya dan asalnya yang dari masyarakat setempat, telah membuat kader begitu dekat dengan masyarakat membuat alih pengetahuan dan olah keterampilan dari kader kepada tetangganya demikian mudah. Kedekatanya dengan petugas puskesmas telah membuat mereka menjadi penghubung yang andal antara petugas kesehatan dengan masyarakat. Profil kader yang paling dikenal adalah kader posyandu. Melejitnya jumlah dan peran posyandu dalam keberhasilan program keluarga berencana dan kesehatan. Telah turut mengangkat kepopelaran kader posyandu di Indonesia. Peran PKK (Pembinaaan Kesejahteraan Keluarga) dalam kader ini sangat besar, karena kampir seluruhnya kader posyandu atau kader PKK adalah wanita. Tim Penggerak PKK dari mulai tingkat pusat, provinsi, kabupaten / kota, kecamatan dan desa/kelurahan, selalu berupaya melakukan penggerakan dan pembinaan intensif terhadap kader PKK yang menjadi kegiatan posyandu. D. Peran Pengembangan UKBM Di Desa 1. Setiap desa: memiliki potensi untuk mengembangkan UKBM di Desa 2. Setiap desa, umumnya memiliki UKBM 3. UKBM yang mandiri, entry point pengembangan Desa 4. UKBM Mandiri (contoh: Posyandu): UKBM selayaknya ada di desa 1. UKBM dalam pemeliharaan kesehatan:

a. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) b. Pos UKK c. Pos Kesehatan Pesantren d. Dana Desat e. Tabulin, jambulin, Dasolin f. Ambulan Desa, suami siaga g. Kelompok donor darah h. Kader i. Dokter Kecil 2. UKBM di bidang kesehatan ibu & anak: a. Polindes b. BKB (Bina Kesehatan Balita) c. KP-KIA (Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak d. PAUD (Pembinaan AnakUsia Dini) e. GSI 3. UKBM di Bidang pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan: a. Pokmair (Kelompok Pemakai Air) b. DPKL (Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan) c. Jumantik d. Kader Kesling e. Kelompok siaga bencana f. Kelompok pengelola sampah dan limbah g. Kelompok pengamat (surveilan) dan pelaporan dll 4. UKBM di Bidang Gizi dan farmasi: a. Posyandu b. Posyandu Usila c. Warung sekolah d. POD/WOD e. Taman Obat Keluarga (TOGA) f. Kader: Posyandu, Usila, POD E. Bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM ) Bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang lain adalah sebagai berikut 1. Suatu karya bhakti Hasuda (SBH) merupakan bentuk partisipasi generasi muda khususnya pramuka dalam bidang kesehatan.

2. Upaya Kesehatan Gizi Masyarakat Desa (UKGMD), merupaka wujud peran serat masyarakat dalam bidang kesehatan gigi dan mulut. 3. Pemberantasan Penyakit Menular melalui pendekatan pembangunan kesehatan masyarakat desa(p2m-pkmd) merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam penangulangan penyakit menular yang banyk di derita penduduk setempat. 4. Desa percontohan kesehatan lingkungan (DPKL), merupakan wujud peran serta masyarakat dalam program menyediakan air bersih dan perbaikan lingkungan pemukiman. Melalui kegiatan ini diharapkan cukupan penyediaan air bersih dan rumah sehat menjadi semakin tinggi. 5. Pos kesehatan pondok pesantren (Poskestren), merupakan wujud partisipasi masyarkat pondok pesantren dalam bidang kesehatan. Biasanya dalam poskestren ini muncul kegiatan, antara lain pos obat pondok pesantren (POP), santri hasada ( kader kesehatan di kalangan santri), pusat informasi kesehatan di pondok pesantren, dan upaya kesehatan lingkungan di sekitar pesantren. 6. Karang Werda, merupakan wujud peran serta masyarakat dalam upayakesehatan usia lanjut, misalnya pos pembina terpadu lansia (posbindu lansia atau posyandu usila). 7. Dan masih banyak lagi bentuk UKBM yang lain F. Peran Serta Masyarakat Tentang Upaya (UKBM) 1. Wujud Peran Serta Masyarakat Dari pengamatan pada masyarakat selama ini ada beberapa wujud peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan pada khususnya dan pemabangunan nasional pada umumnya. Bentukbentuk tersebut adalah sebagai berikut : a. Sumber Daya Manusia setiap insan dapat berpartisipasi aktif dalam pembanguanan masyarakat. Wujud insan yang menunjukkan peran serta masyarakat dibidang kesehatan antara lain sebagai berikut. 1) Pemimpin masyarakat yang berwawsan kesehatan 2) Tokoh masyarakat yang berwawasan kesehatan, baik tokoh agama, politisi, cendikiawan, artis/seniman, budayaan, pelawak dan lain-lain. 3) Kader Kesehatan, yang sekarang banyak sekali ragamnya misalnya : kader Posyandu, kader lansia, kader kesehatan lingkungan, kader kesehatan gigi, kader KB, dokter kecil, saka bakti husada, santri husada, taruna husada, dan lain-lain. b. Institusi/lembaga/organisasi masyarakat bentuk lain peran serta masyarakat adalah semua jenis institusi, lembaga atau kelompok kegiatan masyarakat yang mempunyai aktifitas dibidang kesehatan. Beberapa contohnya adalah sebagai berikut. 1) Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM). Yaitu segala bentuk kegiatan kesehatan yang bersifat dari, oleh dan untuk masyarakat, seperti :

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Pos Obat Desa (POD) Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) Pos kesehatan di Pondok Pasantren (Pokestren) Pemberantasan Penyakit Menular dengan Pendekatan PKMD (P2M-PKMD) Penyehatan Lingkungan Pemungkiman dengan Pendekatan PKMD (PLp-PKMD) sering disebut dengan desa pencontohan kesehatan lingkungan (DPKL). Suka Bakti Husada (SBH) Taman Obat Keluarga (TOGA) Bina Keluarga Balita (BKB) Pondok Bersalin Desa (Polindes) Pos Pembinaan Terpadu lanjut usia (Posbindu Lansia/Posyandu Usila) Pemantau dan Stimulasi Perkembangan Balita (PSPB) Keluarga Mandiri Upaya Kesehatan Mesjid 2) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mempunyai kegiatan dibidang kesehatan. Banyak sekali LSM yang berkiprah dibidang kesehatan, aktifitas mereka beragam sesuai dengan peminatannya. 3) Organisasi Swasta yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, ruamh bersalin, balai kesehatan Ibu dan anak, balai pengobatan, dokter praktik, klinik 24 jam, dan seabaginya. c. Dana Wujud lain partisipasi masyarakat adalah dalam bentuk pembiayaan kesehatan seperti dana sehat, asuransi kesehatan, jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat, dan berbagai bentuk asuransi dibidang kesehatan. Secara umum jenis-jenis partisipasi pemberdayaan kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut; 1) Berbagai bentuk dana sehat seperti dana sehat pola PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa), dana sehat pola UKS< (Upaya Kesehatana Sekolah), dana sehat pondok pasantren, dana sehat pola KUD (Koperasi Unit Desa), dana sehat yang dikembangkan oleh LSM, dan dana sehat organisasi/kelompok lainnya (Supir angkot, tukang becak dan lain-lain); 2) Asuransi kesehatan oleh PT Asuransi Kesehatan Indonesia, dengan sasaran para pengawai negeri sipil, pensiunan, dan sebagaian karyawan swasta atau pengawai pabrik; 3) Jaminan sosial tenaga kerja (termasuk pemiliharaan kesehatan) khusunya bagi para pekerja Perusahaan swasta;

4) Asuransi kesehatn swasta atau badan penyelenggara jaminan pemeliharaan kesehatan Masyarakat (Bapel JPKM0), seperti asuransi kesehatan yang dikelola PT tugu mandiri, PT Bintang Jasa, dan lain-lain. d. Wujud Lain Masih ada bentuk peran serta masyarakat selain di atas, antara lain : 1) Jasa Tenaga 2) Jasa Pelayanan 3) Subsidi silang 2. Lingkup Peran Serta Masyarakat Ruang lingkup peran serta masyarakat (PSM) menjadi sangat luas bahkan tidak terbatas. Namun demikian, untuk memudahkan dalam pembinaan, lingkup PSM dapat dikelompokkan menjadi a. Upaya Kesehatana Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh masyarakat umum. b. Upaya Kesehatan Tradisional (UKESTRA) c. Upaya Kesehatan Kerja (UKK) d. Upaya Kesehatan Dasar Swasta (UKDS) e. Kemitaraan LSM dan dunia usaha. f. Dan sehat/jaminan pemeliharaan kesehatan Masyarakat (JPKM) g. Peran wanita pembangunan kesehatan h. Peran generasi muda dalam pembangunan keseahatan i. Kader kesehatan. 3. prinsip Penggerakan Peran Serta Masyarakat Kesehatan merupakan kebutuahn setiap orang. Oleh karena itu kesehatan seharusnya tercermin dalam kegiatan setiap insan. Peran serta masyarakat dibidang kesehatan di arahkan melalui tiga macam utama, sebagai berikut. a. Kepemimpinan b. Pengorganisasian c. Pendanaan Dengan demikian, tujuan akhir yang hendak dicapai dalam peningkatan peran serta masyarakat di bidang kesehatan adalah sebagai berikut. a. Setiap pemimpin kelompok masyarakat baik formal maupun imformal mempunyai wawasan kesuma (kesehatan untuk semua).

b. Setiap kelompok masyarakat baik ditingkat kewilayahan maupun organisasi, mempunyai bentuk UKBM yang merupakan wujud partisipasi mereka dalam menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi, dengan kualitas yang baik. c. Setiap kelompok masyarakat mengembangkan dana sehat menggunakn pola yang sesuai dengan karakteristik masyarakat setempat, dengan kualitas yang memadai. Dana sehat pola PKMD untuk masyarakat perdesaan, dana sehat pola KUD untuk masyarakat anggota KUD, dana sehat pada UKS untuk para murid sekolah dan lain-lain 4. Manajemen Pembinaan Peran Serta Masyarakat Peran serta masyarakat di bidang kesehatan mempunyai kekhususan seabagai berikut a. Meskipun kesehatan berdampingan dengan kedoktoran, implementasi program kesehatan masyarakatnya berbeda jauh dengan dunia kedokteran. Keseahtan masyarakat sangat erat kaitannya dengan aspek sosial budaya masyarakat yang bersangkutan. b. Bidang gerak serta masyarakat amat luas dan sangat bervariasi sehingga tidak mungkin menerapkan suatu harusan yang sifatnya mutlak. G. Bina Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat 1. Bina Upaya Kesehatan Tradisional. a. Upaya kesehatan tradisional merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat yang potensial dalam menunjang pembangunan kesehatan. b. Pengobatan tradisional diakui keberadaannya sejak jaman dahulu kala dan telah dimanfaatkan jauh sebelum pelayanan kesehatan formal dengan obat-obat modernnya dikenal masyarakat. c. Pembinaan upaya pengobatan tradisional di Kec Pangalengan masih kurang 2. Bina Upaya Kesehatan Kerja Upaya kesehatan kerja semakin penting pada era industrialisasi sekarang ini karena pertumbuhan industri yang pesat membuat tenaga kerja formal semakin banyak serta makin maraknya tenaga kerja informal. 3. Bina Upaya Kesehatan Dasar Swasta Bina upaya kesehatan dasar swasta di Kecamatan Pangalengan atas dasar permenkes dan petunjuk pelaksanaanya berupa SK Dirjen Binkesmas.

4. Bina Peran Wanita dalam Pembangunan Kesehatan Upaya penigkatan peranan wanita dalam pembangunan kesehatan dilakukan melalui berbagai cara diantaranya dengan memanfaatkan tanaman obat untuk mengatasi penyakit sederhana setempat dengan istilah TOGA. 5. Bina Peran Generasi Muda Dalam Pembangunan kesehatan Program ini mencoba menggalang partisipasi generasi muda dalam pembangunan kesehatan dengan mengembangkan Kader Kesehatan Remaja. Disamping itu berbagai bentuk apresiasi generasi muda di bidang kesehatan tetap terus dilakukan, seperti lomba poster remaja, teknologi tepat guna, konsultasi kesehatan remaja, Warta generasi Muda sehat dll. 6. Bina Kader Kesehatan Kader merupakaan sosok insan yang menarik perhatian khalayak karena kesederhanaannya dan asalnya yang dari masyarakat setempat, telah membuat kader begitu dekat dengan masyarakat, pada giliranya membuat alih pengetahuan dan olah keterampilan dari kader kepada tetangganya demikian mudah, serta dengan petugas puskesmas telah membuat mereka menjadi penghubung yang handal antara petugas kesehatan dengan masyarakat. 7. Bina Dana Sehat/JPKM Dana sehat di kecamatan Pangalengan sudah lama dikembangkan jauh sebelum program JPKM dicanangkan, walaupun dalam bentuk yang sederhana.