LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT SUPRAVITAL EPITELIUM MUKOSA MULUT

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM PENGAMATAN SEL HEWAN DAN SEL TUMBUHAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan orthodonti cekat pada periode gigi bercampur bertujuan untuk

PEMBUATAN PREPARAT WHOLE MOUNT EPIDERMIS BAWAH/ATAS DAUN

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT WHOLE MOUNT PROTOZOA

Pewarnaan Papanicolaou

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT SQUASH AKAR BAWANG

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sediaan mikroteknik atau yang juga dikenal sebagai sediaan Histologi.

Struktur Kulit (Cutaneous Membran) EPIDERMIS DERMIS SUBCUTANEOUS/Hypodermis

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul Jaringan Epitel yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Aditia Nim : K

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikatakan sebagai mukosa mastikasi yang meliputi gingiva dan palatum keras.

Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan

Jaringan Tubuh. 1. Jaringan Epitel. 2. Jaringan Otot. 3. Jaringan ikat/penghubung. 4. Jaringan Saraf

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan luka, sehingga pasien tidak nyaman. Luka merupakan rusaknya

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN DASAR SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.2

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten :

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI SEL

II. PEWARNAAN SEL BAKTERI

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usage and Attitude Urban Indonesia oleh Research International (2008),

Pembuatan Preparat Sayatan Melintang Intestinum Mus sp. dengan Metode Paraffin

PERKEMBANGAN EMBRIOLOGI KELENJAR SALIVA DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL FKG USU

Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Rongga mulut adalah ruangan yang di dalamnya terdapat berbagai

BAB 5 HASIL PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi, jaringan pendukung gigi, rahang, sendi temporomandibuler, otot mastikasi,

BAB I PENDAHULUAN. Usia harapan hidup perempuan Indonesia semakin meningkat dari waktu ke

Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri

INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan

Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR

Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Khusus

BAB IV METODE PENELITIAN. pertama kali merokok pada usia 5-9 tahun di kota tersebut merupakan urutan ke-2

BAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ

LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR BAKTERIOLOGI TUMBUHAN Pewarnaan Gram, Uji KOH dan Pewarnaan Spora OLEH: FITRAH AULIA NIM: D1 B

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan preparat dalam pengamatan sel dan jaringan tumbuhan atau

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLATIHAN SOAL BAB 16. Biasa

HISTOLOGI SISTEM LIMFATIS

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (Hidayatullah dkk., 2013). Kompetisi renang mulai diadakan di Olympics pada

Luka dan Proses Penyembuhannya

PEMBELAHAN MITOSIS PADA TUDUNG AKAR BAWANG MERAH (Allium Cepa)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR. Pengecatan Gram dan Pengujian KOH Pada Bakteri OLEH :

Teknik Pewarnaan Bakteri

BAB I PENDAHULUAN. ada didalam sel, pembelahan dan penduplikasian merupakan konsep terpenting

BAB IV METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI PEMBUATAN DAN PEWARNAAN SEDIAAN APUSAN DARAH

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.

MAKALAH. PEWARNAAN SEDERHANA, NEGATIF, KAPSUL dan GRAM. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi yang Diampu Oleh. Drs. Bambang Iskamto, M.

BAB I PENDAHULUAN. dalam rongga mulut terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi

ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa tipe dari luka, diantaranya abrasi, laserasi, insisi, puncture,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2006). Kanker leher kepala telah tercatat sebanyak 10% dari kanker ganas di

BAB 5 HASIL PENELITIAN

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

Keanekaragaman Organisme Kehidupan

LAPORAN PRAKTIKUM. : Histoteknik : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012

BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA. Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Obat kumur sering digunakan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan

BAB 4 METODE PENELITIAN

ILMU DASAR KEPERAWATAN 1

LAPORAN PRAKTIKUM PLASMOLISIS

LAPORAN PRAKTEK LABORATORIUM HISTOTEKNIK TISSUE PROCESSING DAN PEWARNAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. JARINGAN. A.Pengertian Jaringan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diagnosis (Melrose dkk., 2007 sit. Avon dan Klieb, 2012). Biopsi merupakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN STRUKTUR TUMBUHAN PADA TINGKAT SEL

BAB I ORGANISASI ORGAN

I PENDAHULUAN. 2 bagian yaitu kulit luar (epidermis) dan kulit bagian dalam (dermis). Saat tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Penuntun praktikum histologi cell and genetics

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK Disusun oleh: Jekson Martiar Siahaan

LAPORAN PRAKTIKUM. Oleh : Ichda Nabiela Amiria Asykarie J Dosen Pembimbing : Drg. Nilasary Rochmanita FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

BAB 4 METODE PENELITIAN. dan mulut. Penelitian ini dilakukan di kota Jogjakarta karena penambahan

HISTOLOGI JARINGAN KERAS DAN JARINGAN LUNAK RONGGA MULUT BLOK 5: STRUKTUR SISTEM STOMATOGNATIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal (Berg, 1986). Adanya perbedaan

PENUNTUN PRAKTIKUM MATA KULIAH PARASITOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN KULIAH STRUKTUR HEWAN JARINGAN DASAR OLEH HERNAWATI NIP JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM HISTOTOGI DISUSUN OLEH: TIM HISTOLOGI LABORATORIUM HISTOLOGI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

LAPORAN PRAKTIKUM PEWARNAAN SPORA BAKTERI. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi yang diampu oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.

PENGERTIAN KOSMETIKA. PENGERTIAN : Sediaan/paduan bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan

III. METODE PENELITIAN

Bentuk-bentuk Sediaan Obat. Indah Solihah,S.Farm,M.Sc.,Apt

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT SUPRAVITAL EPITELIUM MUKOSA MULUT Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Praktikum Mikroteknik Tahun Ajaran 2014/2015 Disusun Oleh : Litayani Dafrosa Br S 4411412016 Kelompok 4 Rombel 1 Biologi Murni JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014

PREPARAT SUPRAVITAL EPITELIUM MUKOSA MULUT Tanggal 6 Oktober 2014 A. Tujuan 1. Membuat preparat supravital epitel mukosa mulut dengan zat warna Methylene blue. 2. Menganalisis hasil pembuatan preparat supravital epitel mukosa mulut.. B. Landasan Teori I. Jaringan Epitel Jaringan tubuh manusia terdiri dari jaringan epitelium, jaringan pengikat, jaringan pengangkut dan jaringan syaraf. Epitel adalah jaringan yang terdiri atas sel-sel yang sangat rapat tanpa adanya zat antar sel. Epitel tidak memiliki pembuluh darah, namun semua epitel tumbuh pada jaringan ikat yang mempunyai pembuluh darah. Epitel dipisahkan dengan jaringan ikat melalui membrana basalis. Jaringan epitel terdiri dari kumpulan sel-sel yang sangat rapat susunannya sehingga membentuk suatu lembaran, maka disebut sebagai membran epitel atau disingkat sebagai epitel saja untuk membedakan dengan epitel kelenjar. Adhesi diantara sel-sel ini sangat kuat, membentuk lembaran sel yang menutupi permukaan tubuh dan membatasi atau melapisi rongga-rongga tubuh. Jaringan epitel tidak memiliki substansi interseluler dan cairannya sangat sedikit. Istilah epithelium berasal dari kata epi yang berarti upon atau di atas dan thele yang berarti nipple atau punting. Penggunaan istilah epitel meluas untuk semua bentuk lapisan yang terdiri atas lembaran sel-sel (cellular membrane) baik yang bersifat tembus cahaya ataupun yang tidak. Dengan berkembangnya pemakaian mikroskop, maka istilah epitel tidak terbatas pada kumpulan sel yang membentuk membran yang menutupi, tetapi juga digunakan untuk kelenjar. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian embriologis yang menyimpulkan bahwa sel-sel epitel pada permukaan tumbuh ke dalam jaringan pengikat di bawahnya dan berkembang menjadi kelenjar. Jaringan epitel mempunyai ciri-ciri umum terdiri atas sel-sel yang saling berdekatan, yang berbentuk pipih. Hanya ada sedikit material antarsel. Jaringan bersifat avaskular atau tanpa pembuluh darah. Permukaan atas epithelium bebas, atau terbuka bagi bagian luar tubuh atau rongga tubuh bagian dalam. Permukaan basal berada pada jaringan ikat. Pembelahan sel pada epithelium terjadi secara terus menerus untuk menggantikan sel-sel yang rusak. Ada 2 macam

jaringan epithelium, yaitu epithelium permukaan merupakan epitel pelapis berbaris yang menutupi permukaan tubuh dan organ tubuh bagian dalam, epitelium kelenjar menyekresi hormon atau produk lain. Untuk membuat preparat jaringan segar menggunakan metode supravital. Metode supravital merupakan suatu metode untuk mendapatkan sediaan dari sel atau jaringan yang hidup. Zat warna yang biasa dipakai untuk pewarnaan supravital adalah janus green, neutral red, methylene blue, dengan kosentrasi tertentu. Preparat supravital merupakan preparat yang bersifat sementara sehingga harus segera diamati dengan mikroskop setelah pembuatan preparat tersebut selesai. II. Sel Epitel mukosa mulut Sel-sel epitel mukosa mulut terdiri dari empat lapisan berturut-turut dari yang paling dalam ke permukaan yaitu lapisan germinativum/basalis, lapisan spinosum, lapisan granulosum dan lapisan corneum. Stratum basalis terdiri dari selapis sel berbentuk kubus yang berbatasan dengan lamina propia dan mengandung sel-sel induk yang secara kontinyu bermitosis dan anak selnya dikirimkan ke lapisan yang lebih superfisial. Stratum spinosum terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk bulat atau oval dan mempunyai karakteristik sel yang mulai matang. Stratum granulosum terdiri dari beberapa lapis sel yang lebih gepeng dan lebih matang dari stratum spinosum dan mengandung banyak granula keratohyalin yang merupakan bakal sel keratin. Stratum corneum terdiri dari selapis atau berlapis-lapis sel (tergantung regio) berbentuk pipih yang tidak berstruktur dan tidak mempunyai inti sel. Mukosa mulut dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe yaitu mukosa pengunyahan, mukosa penutup dan mukosa khusus. Mukosa pengunyahan terdapat di regio rongga mulut yang menerima tekanan kunyah seperti gusi dan palatum durum. Jaringan epitelnya parakeratinised (mempunyai lapisan keratin tipis yang beberapa selnya ada yang masih memiliki inti sel yang tidak sempurna). Mukosa penutup terdapat pada dasar mulut, permukaan inferior lidah, permukaan dalam bibir dan pipi, palatum molle dan mukosa alveolaris kecuali gusi. Tipe epitelnya nonkeratinised (tidak memiliki lapisan keratin). Mukosa khusus terdapat pada dorsum lidah, tipe epitelnya ortokeratinised (memiliki lapisan keratin yang tebal yang terdiri dari sel-sel yang sudah tidak berinti).perbandingan antara sel basalparabasal, sel intermediet, dan sel superfisial disebut indeks maturasi. Pada kondisi normal, jumlah sel pada lapisan superfisial sesuai dengan jumlah sel pada lapisan sel basal.rongga

mulut dibatasi oleh membrane mukosa yang berhubungan dengan kulit. Rongga mulut terdiri dari bibir yang disekitarnya mulut yang terbuka, pipi berada disepanjang rongga, lidah dan ototnya, hard dan soft palate. Mukosa mulut normalnya berwarna merah jambu terang (light pink) dan lembab. Pada dasar mulut dan area bawah lidah kaya akan pembuluh darah.tipe dari ulcer atau trauma dapat mengakibatkan perdarahan. Ada 3 kelenjar saliva yang mensekresikan 1 liter saliva per hari. Kelenjar buccal ditemukan pada mukosa yang membatasi pipi dan mulut yang mencegah hygiene dan kenyamanan pada jaringan oral. Gigi adalah organ mengunyah, atau mastication. Mereka didesain untuk memotong, menyobek, dan mematahkan makanan sehingga dapat dicampur dengan saliva dan ditelan. Gigi yang normal terdiri dari kepala, leher, dan akar. Gigi yang sehat terlihat putih, bersinar, dan berdiri sendiri. Kesulitan mengunyah dapat berkembang sewaktu sekeliling gusi menjadi inflamasi atau infeksi atau ketika gigi tanggal. Oral hygiene yang teratur dibutuhkan untuk menjaga integritas area gigi dan untuk mencegah gingivitis, atau inflamasi gusi. C. PROSEDUR KERJA Proses pertama siapkan gelas benda yang bersih dan bebas lemak yang telah disemprot dengan alkohol 70% pada gelas benda kemudiam dilap menggunakan tissue kering (2 menit) langkah berikutnya yaitu zat warna diteteskan pada gelas benda. Gelas benda ditetesi satu tetes zat warna supravital methylen blue 0,25% dalam larutan NaCl 0,9% menggunakan pipet tetes (1 menit). Proses selanjutnya pengambilan epitelium mukosa mulut, dengan menggunakan tangkai skapel kering namun pada saat praktikum menggunakan sendok makan untuk pengambilan epitelium mukosa mulut kemudian diletakkan di atas zat warna pada gelas benda yang telah ditetesi zat warna tersebut kemudian preparat direntangkan menggunakan jarum pentul (3 menit), dilanjutkan dengan proses mounting menggunakan gelas penutup dan bantuan jarum pentul (2 menit). Melakukan pengamatan preparat menggunakan mikroskop dengan perbesaran kuat, difoto dan dianalisis hasilnya (30 menit).

D. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 1 2 3 4 Keterangan: 1. Sel epitel 2. Sitoplasma 3. Nukleus 4. Granula Perbesaran 40 x 10 = 400 kali Preparat epitelium mukosa mulut hanya dapat dilihat bentuk selnya dengan menggunakan mikroskop dimana dalam pembuatan preparat ini ditemukan hasil pengamatan bahwa Sel epitelium terwarna dengan baik, warna inti lebih terwarna kuat dibandingkan sitoplasma sehingga terlihat kontras. Sel epitelium tipis, meski banyak sel yang masih bertumpuktumpuk tetapi masih ada sel yang tidak bertumpuk-tumpuk sehingga masih dapat diamati dengan jelas.warna sitoplasma sel transparan sehingga mudah dibedakan dengan inti sel. masih ada sedikit kotoran makanan yang ikut teramati pada preparat epitelium mukosa mulut. Pada prepatar tidak terdapat satu gelembung pun,sehingga tidak mengganggu saat diamati sehingga dapat dikatakan preparat ini cukup baik.

E. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan mikroskop, epitelium mukosa mulut merupakan epitelium pipih dengan bentuk bulat agak bulat seperti telur goreng. Dalam pengamatan preparat mukosa mulut dengan metode supravital dan menggunakan pewarnaan methelyn blue 0,25% dalam larutan NaCl fisiologis dapat diketahui bahwa preparat epitel mukosa epitel dapat diamati dengan baik pada perbesaran 40x10, meskipun pada beberapa tempat ada penumpukan sel epitel. Pengamatan dibawah mikroskop sel-sel epitel terwarna biru agak keunguan. Nukleus sel epitel terwarna lebih kuat menjadi lebih biru karena nukleus bersifat asam akan terwarna oleh pewarna basa yaitu methylene blue. Saat pengamatan sel masih dalam bentuk asalnya, tidak terjadi plasmolisis atau krenasi karena menggunakan zat warna netral yaitu pada kosentrasi setara dengan kosentrasi cairan tubuh 0,9% larutan. Didalam preparat masih terdapat kotoran hal ini diduga berasal dari kotoran yang ada di dalam mulut yang ikut terambil saat pengambilan epitelium mukosa menggunakan tangkai skapel. Sel-sel epitel mukosa mulut terdiri dari empat lapisan berturut-turut dari yang paling dalam ke permukaan yaitu lapisan germinativum/basalis, lapisan spinosum, lapisan granulosum dan lapisan corneum. Stratum basalis terdiri dari selapis sel berbentuk kubus yang berbatasan dengan lamina propia dan mengandung sel-sel induk yang secara kontinyu bermitosis dan anak selnya dikirimkan ke lapisan yang lebih superfisial. Stratum spinosum terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk bulat atau oval dan mempunyai karakteristik sel yang mulai matang. Stratum granulosum terdiri dari beberapa lapis sel yang lebih gepeng dan lebih matang dari stratum spinosum dan mengandung banyak granula keratohyalin yang merupakan bakal sel keratin. Stratum corneum terdiri dari selapis atau berlapis-lapis sel (tergantung regio) berbentuk pipih yang tidak berstruktur dan tidak mempunyai inti sel. Mukosa mulut dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe yaitu mukosa pengunyahan, mukosa penutup dan mukosa khusus. Mukosa pengunyahan terdapat di regio rongga mulut yang menerima tekanan kunyah seperti gusi dan palatum durum. Jaringan epitelnya parakeratinised (mempunyai lapisan keratin tipis yang beberapa selnya da yang masih memiliki inti sel yang tidak sempurna). Mukosa penutup terdapat pada dasar mulut, permukaan inferior lidah, permukaan dalam bibir dan pipi, palatum molle dan mukosa alveolaris kecuali gusi. Tipe epitelnya nonkeratinised (tidak memiliki lapisan keratin). Mukosa khusus terdapat pada dorsum lidah, tipe epitelnya ortokeratinised (memiliki lapisan keratin yang tebal yang terdiri dari sel-sel yang sudah tidak berinti). Perbandingan antara sel

basal-parabasal, sel intermediet, dan sel superfisial disebut indeks maturasi. Pada kondisi normal, jumlah sel pada lapisan superfisial sesuai dengan jumlah sel pada lapisan sel basal. mayoritas sel yang terdapat pada masing-masing mukosa adalah sel intermediate, kemudian sel superfisial, dan yang paling sedikit adalah sel basal. Hasil ini sesuai dengan teori Balaciart (2004) yang menyatakan bahwa sel terbanyak yang biasa ditemukan pada mukosa oral yang normal adalah intermediate sel dan bukannya basal-parabasal sel. Hal ini terjadi karena aktivitas proliferasi pada epitel mulut yang normal tampak lebih banyak terjadi pada lapisan intermediet daripada sel basal-parabasal maupun sel superfisial. F. SIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Preparat sementara epitelium mukosa mulut dapat dibuat dengan metode supravital, pewarna methylene blue 0,25% dalam larutan NaCl 0,9%. 2. Pewarnaan supravital dengan zat pewarna methylene blue dapat mewarnai sel epitel mukosa mulut dengan kontras sehingga dapat membedakan bagian nukleus dengan bagian sel lain seperti sitoplasma. Dalam hasil pengamatan dan analisis preparat epitelium mukosa mulut masih terdapat kotoran sisa makanan dan masih ada preparat yang bertumpuk-tumpuk. G. SARAN Preparat epitelium mukosa mulut merupakan preparat yang bersifat sementara oleh sebab itu preparat harus dengan cepat diamati supaya sel tidak mengering.sebaiknya sebelum melakukan praktikum mulut harus dalam keadaan bersih, dapat dilakukan dengan berkumur terlebih dahulu, sehingga tidak ada kotoran yang terambil saat pengambilan epitelium mukosa mulut. Dan usahakan ketika merentangkan preparat epitelium mukosa mulut sel harus direntangkan seluruhnya dan dilakukan lebih teliti agar semua sel epitelium mukosa mulut dapat diamati dan tidak ada sel yang bertumpuk-tumpuk. H. DAFTAR PUSTAKA Rudyatmi E 2012. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES. Subowo. 2006. Histologi Umum. Jakarta : PT Bumi Aksara.