JURNAL ILMIAH TANGGUNGJAWAB PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN SEWA- MENYEWA MOBIL. (Studi Di Perusahaan Rent Car Di Kota Mataram)

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL ILMIAH PERJANJIAN KERJASAMA PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) ANTARA PT. PERTAMINA DENGAN SPBU

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa memiliki mobil sebagai barang milik pribadi. Rental mobil (persewaan mobil) yang dapat membantu seseorang yang tidak

Hukum Perjanjian menurut KUHPerdata(BW)

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP SEWA MENYEWA ALAT MUSIK DAN SOUND SYSTEM DI KOTA SURAKARTA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemenuhan akan sarana transportasi saat ini merupakan kebutuhan pokok

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DALAM HAL BERALIHNYA BARANG OBJEK SEWA PADA CV. INDAH JAYA KUTA BADUNG

AKIBAT HUKUM OVERMACHT DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA SEPEDA MOTOR (MOTOR BIKE RENT) OLEH PENYEWA WARGA NEGARA ASING

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJASAMA. 2.1 Pengertian Perjanjian Kerjasama dan Tempat Pengaturannya

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP SEWA MENYEWA MOBIL DI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

ABSTRAK. Kata kunci: Perjanjian sewa-menyewa, akibat hukum, upaya hukum.

A. Perlindungan Hukum yang dapat Diperoleh Konsumen Terhadap Cacat. Tersembunyi yang Terdapat Pada Mobil Bergaransi yang Diketahui Pada

BAB IV PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR. A. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor

BAB I PENDAHULUAN. Usaha tersebut muncul karena banyak orang yang membutuhkannya. tetapi tidak mampu membeli mobil. Kemudian banyak orang yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. tertulis atau dengan lisan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-masing

BAB II PENGERTIAN PERJANJIAN PADA UMUMNYA. Manusia dalam hidupnya selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan atau

TANGGUNG JAWAB PENYEWA DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DI KOTA GIANYAR

Dokumen Perjanjian Asuransi

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perjanjian sewa menyewa. Perjanjian sewa menyewa banyak di. sewa yang telah diberikan oleh pihak penyewa.

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dapat terjadi baik karena disengaja maupun tidak disengaja. 2

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka waktu pendek atau panjang, perjanjian sudah menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan Overeenkomst dari bahasa belanda atau Agreement dari bahasa inggris.

UPAYA HUKUM PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN (RENT A CAR)

Bab I. Pendahuluan. hukum tidak terkecuali kegiatan bisnis. 1. Buku Kesatu tentang Orang. 2. Buku Kedua tentang Kebendaan.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Perihal Perikatan (Verbintenis), yang mempunyai arti lebih luas

AKIBAT HUKUM PENYELENGGARAAN PENGANGKUTAN BARANG OLEH PENGANGKUT DALAM KEADAAN MEMAKSA (OVERMACHT)

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

Nurfauzia 1 Universitas Batanghari Jl. Slamet Riyadi Brorni Kota Jambi (0741) 65351

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI

TEKNIK PENYUSUNAN KONTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KONTRAK SEWA BELI

BAB II KONTRAK PENGADAAN BARANG. A. Pengertian Kontrak Menurut KUHPerdata Didalam perundang-undangan tidak disebutkan secara tegas pengertian

BAB II PENGIKATAN JUAL BELI TANAH SECARA CICILAN DISEBUT JUGA SEBAGAI JUAL BELI YANG DISEBUT DALAM PASAL 1457 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh manusia. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut di

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN. dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Ketenagakerjaan sebagai bagian dari integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

AKIBAT HUKUM PERJANJIAN KERJASAMA KEPEMILIKAN MODAL ANTARA PT. AMBARA PRANATA DENGAN PT. MACCARONI APABILA TERJADI WANPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. dapat bepergian kesuatu tempat dengan nyaman dan dapat terlindungi dari

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Dalam Pasal 1233 KUH Perdata menyatakan, bahwa Tiap-tiap perikatan dilahirkan

Hukum Perikatan Pengertian hukum perikatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bahaya yang dapat mengancam kepentingannya tersebut.

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SURAT SERTIFIKAT TANAH YANG BUKAN MILIK DEBITUR PADA PT. BPR. DEWATA CANDRADANA DI DENPASAR *

BAB V PENUTUP. Dalam tesis ini membahas kreditur dan debitur terganggu pelaksanaan perjanjian

PEMBATALAN PERJANJIAN MAATSCHAP YANG DIDIRIKAN TANPA JANGKA WAKTU DAN ATAS DASAR WANPRESTASI

SENGKETA JUAL BELI TANAH YANG DILAKUKAN DENGAN AKTA JUAL BELI FIKTIF. (Studi Putusan Pengadilan Negeri Klaten No.50/PDT.G/2012/PN.

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ekonomi merupakan salah satu yang mendapat prioritas utama

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING

HUKUM PERJANJIAN & PERIKATAN HUBUNGAN BISNIS ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI. undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman

KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM

TINJAUAN YURIDIS TENTANG TANGGUNGJAWAB HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA MOBIL

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan salah satu jenis kegiatan pengangkutan. Dalam. membawa atau mengirimkan. Sedangkan pengangkutan dalam kamus

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan pun dilaksanakan di segala bidang. Upaya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Kehadiran bank sebagai penyedia jasa keuangan berkaitan dengan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perjanjian merupakan suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada

TANGGUNG JAWAB LESSEE TERHADAP MUSNAHNYA BARANG MODAL KARENA KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE) DALAM PERJANJIAN LEASING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam keadaan yang sedang dilanda krisis multidimensi seperti yang

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA BANGUNAN TOKO DALAM BENTUK TIDAK TERTULIS. Oleh :

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGELOLAAN KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) ANTARA UNIVERSITAS MATARAM DENGAN PETANI

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN JUAL BELI. 2.1 Pengertian dan Pengaturan Perjanjian Jual Beli

BAB I PENDAHULUAN. etnis,suku, agama dan golongan. Sebagai salah satu negara terbesar di dunia,

KEABSAHAN PERJANJIAN NOMINEE KEPEMILIKAN SAHAM DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

AKIBAT HUKUM DARI PERJANJIAN BAKU (STANDART CONTRACT) BAGI PARA PIHAK PEMBUATNYA (Tinjauan Aspek Ketentuan Kebebasan Berkontrak) Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. sisi ekonomi. Dalam hal ini tanah pun dapat dibiarkan begitu saja atau dikelola

II. TINJAUAN PUSTAKA. kewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut. Pendapat lain menyatakan bahwa

TANGGUNG JAWAB KREDITOR ATAS HILANGNYA BARANG GADAI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan, perikatan

BAB III TINJAUAN TEORITIS. landasan yang tegas dan kuat. Walaupun di dalam undang-undang tersebut. pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata:

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial tidak akan terlepas dari hubungan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN

BAB III PERLINDUNGAN BAGI PEMILIK BENDA DAN KREDITUR PENERIMA GADAI APABILA OBJEK GADAI DIJAMINKAN OLEH PIHAK YANG BUKAN PEMILIK BENDA

Bab IV PEMBAHASAN. A. Hubungan Hukum dalam Perjanjian Penyimpanan Barang di SDB pada

BAB II ASPEK HUKUM TENTANG MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DAN PERJANJIAN

TINJAUAN YURIDIS OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG DIRAMPAS OLEH NEGARA OLEH: YUSLINDA LESTARI D1A FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH DALAM HAL TERJADI KERUSAKAN ATAU KEHILANGAN BARANG JAMINAN DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) KOTA MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya sesuai dengan prinsip ekonomi.

Transkripsi:

JURNAL ILMIAH TANGGUNGJAWAB PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN SEWA- MENYEWA MOBIL (Studi Di Perusahaan Rent Car Di Kota Mataram) Oleh: LALU ATHFAL FIKRI D1A 212 233 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2016

HALAMAN PENGESAHAN JURNAL ILMIAH TANGGUNGJAWAB PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN SEWA- MENYEWA MOBIL (Studi Di Perusahaan Rent Car Di Kota Mataram) Oleh: LALU ATHFAL FIKRI D1A 212 233 Menyetujui, Pembimbing Pertama, H. Zaenal Arifin Dilaga, SH., M.Hum. NIP: 196107121989031002

TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN SEWA- MENYEWA MOBIL (Studi Di Perusahaan Rentcar Di Kota Mataram) NAMA : Lalu Athfal Fikri NIM : D1A 212 233 Fakultas Hukum Universitas Mataram ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa mobil di kota Mataram dan untuk mengetahui proses penyelesaian bila terjadi wanprestasi atau overmacht. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif empiris. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadinya sewa-menyewa mobil dikota Mataram khususnya di rent car AIA, TIGA BERSAUDARA, BINTANG BERLIAN ialah adanya kesepakatan para pihak. Bentuk perjanjiannya adalah lisan dan tertulis. Bila terjadi wanprestasi oleh pihak penyewa maka penyelesaian dilakukan dengan musyawarah atau jalur hukum. Bila terjadi overmacht khususnya pada perjanjian sewa lepas kunci, akan diselesaikan menurut perjanjian awal para pihak. Kata Kunci: Tanggungjawab para pihak, perjanjian sewa menyewa. Responsibilities Of The Parties In Rental Car Agreement (Research in the rent car company in Mataram) ABSTRACT This research aims to determine how the implementation of tenancy agreement in rent car Mataram and to determine the settlement process in the event of default and coercion. The type of research is a normative legal research empirical. The results showed that happen lease a car in Mataram, especially in the rent car AIA, TIGA BERSAUDARA, BINTANG BERLIAN are there the agreement of the paties. Form of agreement is orally or in written agreements. In the event of default by the leassee settlement made by consensus or legal. If there is coercion, especially in the key-off lease agreement will be completed according to the initial agreement of the paties. Kata Kunci: Responsibilities of the pasties, a lease agreement.

i I. PENDAHULUAN Indonesia sebagai Negara hukum, dalam pasal 1 ayat 3 Undang-Undang dasar 1945 yang menyebut bahwa Negara Indonesia adalah Negara Hukum ( Recht Staat ) 1. Dengan demikian setiap perbuatan dan tingkah laku kita haruslah ada yang mengatur sebagai konsekuensi agar kita melakukan perbuatan yang sejalan dengan hukum itu sendiri. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah untuk mewujudkan kesejahteraan umum. Menurut Muhammad Noor, hal tersebut tidak terlepas dari pokok pikiran bahwa Negara Republik Indonesia hendak mewujudkan keadilan sosial secara merata bagi seluruh rakyat Indonesia, walaupun hal tersebut belum tercapai hingga saat ini, 2 Mobil adalah kendaraan roda empat atau lebih ( selalu genap ) yang di gerakkan dengan tenaga mesin dengan menggunakan bahan bakar bensin atau solar untuk menghidupkan mesinnya dan mobil mempunyai bentuk yang berbeda-beda. Mobil merupakan alat transportasi yang banyak digunakan oleh warga masyarakat karena dengan menggunakan mobil seseorang dapat bepergian dekat atau jauh karena dapat terlindung dari segala cuaca. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan sarana transportasi mobil bagi sebagian masyarakat bukanlah hal yang mudah, sehingga rental mobil menjadi salah satu solusinya. Rental mobil adalah penyedia pelayanan penyewaan mobil dengan cara sewa harian atau pun kontrak. Terjadinya perjanjian sewa menyewa mobil karena suatu persetujuan antara pemberi sewa dengan pihak 1 Indonesia, Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 2 Muhammad.Noor,Pendidikan Pancasila,Swagati Pess,Cirebon, 2008, hlm.59

ii penyewa, yang mana pihak si pemberi sewa menyerahkan suatu barang kepada pihak penyewa untuk dinikmati, dan berlangsung untuk jangka waktu tertentu dengan pembayaran sejumlah harga sewa yang disepakati bersama. Undang-Undang telah menentukan syarat sahnya perjanian diatur di dalam pasal 1320 KUH Perdata atau pasal 1365 buku 4 NBW (BW Baru) Belanda. Pasal 1320 KUH Perdata menetukan syarat sahnya perjanjian, yaitu : 3 1)Adanya kesepakatan kedua belah pihak, 2) Kecakapan melakukan perbuatan hukum, 3)Adanya objek, dan 4)Adanya causa yang halal. Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang atau satu pihak berjanji kepada seorang atau pihak lain atau dimana dua orang atau dua pihak itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Pasal 1313 KUH Perdata perjanjian berlaku sebagai Undang-Undang bagi pihak yang saling mengikatkan diri, serta mengakibatkan timbulnya suatu hubungan antara dua orang atau dua pihak. Perjanjian sewa-menyewa menimbulkan hak dan kewajiban antara pemberi sewa dengan penyewa, kewajiban pemberi sewa ialah menyerahkan barangnya untuk dinikmati oleh pihak penyewa, sedangkan penyewa kewajibannya ialah membayar sewa. Jadi barang diserahkan tidak untuk dimiliki seperti halnya dalam jual beli, tetapi hanya untuk dipakai, dinikmati kegunannya. Oleh karena itu dapat dirumuskan permasalahan untuk diteliti dalam penulisan ini yaitu: 1) Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa mobil yang terjadi di kota Mataram?, 2) Bagaimana proses 3 Salim H.S.,Perkembangan Hukum Kontrak Innominat Di Indonesia Buku Kesatu, Sinar grafika, Jakarta, 2003, hlm 23.

iii penyelesaian jika terjadi wanprestasi atau overmacht dalam perjanjian sewamenyewa mobil di kota Mataram?. Dari latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian yaitu: untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa mobil yang terjadi di rental mobil kota Mataram, dan untuk mengetahui proses penyelesaian bila terjadi suatu wanprestasi atau overmacht dari salah satu pihak. Dengan diharapakan penelitian ini dapat berguna baik secara akademis, teoritis, maupun praktis. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum normatif empiris yang dilakukan dengan mengkaji peraturan perundang-undangan yang berlaku pada tempat dan waktu tertentu, dan penelitian terhadap permasalahan hukum di konsepkan sebagai pranata sosial yang secara riil dikaitkan dengan variablevariabel sosial yang lain yang ada dalam masyarakat. Pendekatan masalah yang dilakukan yakni pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan konseptual (conseptual approach), pendekatan yuridis sosiologis (sociological approach). Dengan sumber dan jenis data yang digunakan adalah data primer, sekunder dan data tersier. Sedangkan teknik memperoleh bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kepustakaan, dan data lapangan, serta analisis bahan hukum dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif kualitatif.

iv II. PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pelaku usaha sewa-menyewa mobil yang terdapat dikota Mataram salah satunya adalah AIA, TIGA BERSAUDARA, dan SINGA LAUT Rent Car. AIA Rent Car awal mulanya didirikan pada tahun 2009 oleh Bapak Lalu Nurul Hadi sebagai pemilik atau pemimpin yang berkedudukan BTN Lingkar Manunggal Blok D NO 7 Bajur, Mataram, Nusa Tenggara Barat. Tiga Bersaudara Rent car didirikan pada bulan februari tahun 2008 oleh Bapak tyo sebagai pemilik dan sebagai pemimpin yang berkedudukan di jalan Sriwijaya kota Mataram. Bintang Berlian Rent Car didirikan pada bulan juli tahun 2009 oleh Bapak Anton sebagai pemilik yang berkedudukan di jalan Arif Rahman Hakim NO 17 Karang Bedil Kota Mataram. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Menyewa Mobil di Kota Mataram Para pihak dalam perjanian sewa-menyewa mobil, pihak pertama adalah orang yang menyewakan, yaitu pihak rant car yang yang diwakili oleh pemimpin, mempunyai kepentingan dengan penyewa untuk mendapatkan sejumlah uang sewa atas mobil yang disewakan. Uang sewa yang dimaksudkan untuk membiayai operasional rent car dan untuk memperoleh keuntungan. Pihak kedua adalah orang yang menyewa, yaitu orang pribadi dan instansi atau lembaga. Bentuk perjanjian sewa menyewa mobil yang terjadi di rent car kota Mataram ada dua bentuk perjanjian yang dibuat, yaitu (1) Perjanjian sewa-menyewa

v lisan yaitu perjanjian sewa yang dilakukan dengan cara lisan tanpa membuat perjanjian tertulis, cukup dengan kesepakatan kata dari para pihak. Hal ini dilakukan apabila sudah ada kepercayaan yang benar-benar dari pihak rent car yang menyewakan mobil kepada penyewa. Biasanya orang yang menyewa adalah pelanggan yang sudah sangat dipercaya mengingat besarnya tanggung jawab yang harus dipikul jika terjadi sesuatu pada mobil yang di sewa. Mengenai perjanjian sewa-menyewa secara lisan ini juga diakui dan diatur dalam pasal 1571 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. (2) Perjanjian sewa-menyewa tertulis yaitu perjanjian sewa-menyewa yang dilakukan secara tertulis. Di dalamnya memuat ketentuan-ketentuan atau syarat-syarat yang disepakati oleh para pihak sehingga timbul perjanjian sewa-menyewa. Untuk di mataram pihak yang menyewakan yaitu rent car mobil biasanya telah mempersiapkan bentuk perjanjian sewa-menyewa yang standart. Pihak penyewa tinggal menandatanganinya jika setuju dengan isinya dan tidak menandatanganinya jika tidak setuju sehingga tidak ada perjanjian. Namun tidak tertutup pula jika dibuat perjanjian sewa-menyewa tertulis dengan bentuk yang baru sesuai kesepakatan diantara para pihak. Biasanya dilakukan bila pihak penyewa adalah instansi atau lembaga yang ingin menyewa dengan jumlah harga sewa yang besar atau sewa-menyewa dalam jangka waktu yang panjang. Mengenai perjanjian sewa-menyewa secara tertulis ini diatur dalam ketentuan pasal 1570 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata. Perjanjian yang dibuat secara tertulis ini lebih kuat menjadi alat bukti dari pada perjanjian sewa-menyewa secara lisan.

vi Dalam perjanjian sewa-menyewa mobil yang terjadi di kota Mataram dikenal ada dua jenis perjanjian sewa-menyewa mobil, yaitu perjanjian sewa-menyewa lepas kunci dan perjanjian sewa-menyewa dengan sopir. 4 Perjanjian sewa-menyewa dapat terjadi apabila ada kesepakatan antara pihak yang menyewakan dan pihak penyewa. Pihak penyewa berhak untuk menikmati fasilitas mobil yang disewa. Begitu juga sebaliknya pihak yang menyewakan berhak untuk mendapatkan uang sewa dari mobil yang disewa tersebut. Untuk dapat tercapainya suatu perjanjian sewa-menyewa mobil antara pihak rent car dengan pihak penyewa bisaanya penyewa datang langsung ke kantor untuk menyewa mobil. Memperoleh permohonan itu pihak rent car akan mengajukan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi terlebih dahulu oleh calon penyewa, sampai terjadi kesepakatan antara pihak. Adapula calon penyewa yang melalui telepon yang berniat untuk menyewa mobil. Untuk calon penyewa seperti tersebut, pihak yang menyewakan tentu tidak langsung memberikan mobil untuk disewa tetapi harus lebih dahulu memastikan mengetahui secara pasti identitas pihak calon penyewa. Hal ini dilakukan dengan cara pihak rent car melakukan survey ke alamat calon penyewa. Tanggung Jawab Para pihak Jika Terjadi Wanprestasi Wanprestasi adalah suatu keadaan dimana salah satu pihak tidak dapat memenuhi kewajibannya terhadap apa yang telah diperjanjikan sebelumnya. Dalam 4 Wawancara dengan Bapak Lalu Nurul Hadi. Pemilik AIA rent car. Tanggal 15 februari 2016

vii perjanjian sewa-menyewa mobil yang ada di kota Mataram juga sering terjadi wanprestasi dari para pihak. Dari penelitian yang dilaksanakan, wanprestasi bisa terjadi dilakukan oleh pihak rent car dan pihak penyewa, yaitu: (a) Pihak rent car, wanprestasi yang dilakukan seperti tidak bisa menyediakan mobil pada waktu yang dijanjikan. (b) Pihak penyewa, wanprestasi yang dilakukan bisaanya melebihi waktu yang telah disepakati. (c) Pihak penyewa menyewa mobil misalnya selama 5 hari dengan harga yang telah disepakati bersama, membayar separuh dari harga sewa pada saat dibuatnya perjanjian, sedangkan sisanya akan dibayar saat waktu sewa selesai dan mobil dikembalikan ke rent car. Pada saat jangka waktu sewanya selesai mobil dikembalikan sebagaimana mestinya tetapi penyewa tidak mampu membayar kekurangan harga sewa secara penuh dan hanya menjanjikan untuk membayar di waktu yang lain. (d) Terjadi juga didalam perjanjian sewa-menyewa mobil di kota mataram, objek perjanjian yaitu mobil yang disewa dalam jangka waktu tertentu ternyata tidak digunakan dengan semestinya. Mobil yang seharusnya digunakan sebagai alat transportasi ternyata digadaikan kepada pihak lain oleh penyewa. Terhadap kejadian-kejadian wanprestasi diatas, phak yang melakukan wanprestasi sudah pasti harus bertanggung jawab terhadap kerugian yang ditimbulkan. Untuk kejadian yang (a) adalah kategori wanprestasi tidak melakukan prestasi sama sekali, rent car mobil bertanggung jawab mengembalikan uang sewa yang telah dibayar, atau mencarikan mobil pengganti yang bisa digunakan pihak penyewa. Kejadian kedua (b) tentang terjadinya kelebihan waktu sewa dan disertai

viii pembayaran tidak sesuai kesepakatan, rent car dalam hal ini selaku pihak yang menyewakan akan menyelesaikan permasalahan itu secara musyawarah. Cara ini dilakukan karena pada hakikatnya pihak rent car inigin selalu menampilkan citra yang baik. Kejadian ketiga (c) tentang keterlambatan membayar uang sewa. Pihak rent car dalam hal ini yang menyewakan akan menyelesaikan masalah itu dengan cara musyawarah. Untuk mengenai jangka waktu akan tergantung pada hasil musyawarah. Cara ini juga dilakukan karena rent car selalu ingin menjaga hubungan baik sehingga pihak penyewa dapat terus menjadi pelanggan dan dapat memberi keuntungan kepada rent car. Kejadian keempat (d) tentang mobil yang digadaikan, pihak penyewa yang menggadaikan mobil yang di sewa bisa dikatakan telah melanggar asas itikad tidak baik didalam Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Penyewa ini seharusnya bertanggung jawab untuk membayar seluruh waktu sewa yang ada selama digadaikan. Selain itu, dia harus bertanggung jawab untuk menebus mobil yang digadaikan dari pihak yang menerima gadainya. Tanggung Jawab Terhadap Adanya Overmacht Overmacht (keadaan memaksa) adalah suatu keadaan atau kejadian yang tidak dapat di duga-duga terjadinya sehingga menghalangi seorang debitur untuk melakukan prestasinya sebelum ia lalai untuk apa dan keadaan mana tidak dapat dipersalahkan kepadanya. Dalam pejanjian sewa-menyewa perihal risiko yang diatur dalam ketentuan Pasal 1553 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata bahwa jika selama waktu sewa,

ix mobil yang disewakan sama sekali musnah karena suatu kejadian yang tidak disengaja maka persetujuan gugur demi hukum. Dengan demikian para pihak masingmasing sudah tidak dapat menuntut suatu apapun dari pihak lawan. Brarti kerugian akibat musnahnya barang yang disewakan dalam hal ini mobil ditanggung sepenuhnya oleh pihak yang menyewakan. Menurut hasil penelitian tentang perjanjian sewa-menyewa mobil yang bisaa berlaku di rent car yang ada di kota Mataram, tidak terdapat ketentuan khusus yang mengatur tentang seandainya terjadi keadaan memaksa (khususnya dalam jenis perjanjian tertulis sewa lepas kunci ). Dalam ketentuannya hanya menyebutkan bahwa pihak penyewa harus bertanggung jawab penuh atas kendaraan yang disewa, semua bentuk kerugian yang dialami oleh mobil yang menjadi objek sewa ditanggung sepenuhnya oleh penyewa. Ketentuan tersebut diperkuat bila seandainya terjadi sesuatu terhadap mobil yang disewa dan berakibatnya musnahnya objek perjanjian sewa-menyewa tersebut, walaupun bencana alam, akibat kerusuhan masa ataupun musnah terbakar pada waktu sewa-menyewa, penyewa diharuskan bertanggung jawab mengganti kerugian yang ada pada mobil yang disewa tersebut. Walaupun demikian, diungkapkan juga ada mobil yang digunakan untuk usaha rent car itu telah di asuransikan, namun jumlahnya hanya beberapa tidak semuanya. Untuk kendaraan yang telah di asuransikan, bila terjadi klaim maka pihak asuransilah yang menanggung kerugian

x akibat musnahnya mobil tersebut, dengan catatan tidak menutup kemungkinan untuk menuntut tanggung jawab dari pihak penyewa. 5 Dari hasil penelitian diatas, yaitu pembebanan tanggung jawab untuk ganti rugi akibat overmacht pada mobil yang disewa kepada penyewa sangatlah merugikan pihak penyewa. Ketentuan tersebut bertentangan dengan Pasal 1553 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata yang menyebutkan bahwa musnahnya objek perjanjian sewamenyewa akibat overmacht harus menjadi tanggung jawab pihak yang menyewakan. Dalam hal ini keadaan memaksa yang ada adalah bersifat objektif atau absolute overmacht yaitu apabila benda objek perikatan musnah diluar kesalahan debitur. Selain itu terdapat ketentuan tentang gugurnya kewajiban untuk mengganti kerugian, hal ini terkandung dalam Pasal 1244 dan Pasal 1245 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Meskipun ada argument alasan asas konsensualisme dalam perjanjian sewamenyewa mobil yang telah disepakati dan adanya system terbuka dalam hukum perjanjian, namun pembebanan tanggung jawab akibat overmacht kepada penyewa kurang memenuhi rasa keadilan. Sistem terbuka dalam hukum perjanjian berarti bahwa hukum perjanjian memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengadakan perjanjian yang berisi apa saja, asalkan tidak melanggar ketertiban umum dan 5 Wawancara dengan Bapak Tyo. Pemilik Tiga Bersaudara Rent Car. Tanggal 16 februari 2016

xi kesusilaan. 6 Kembali kepada permasalahan tanggung jawab yang dibebankan kepada penyewa, kerugian yang di akibatkan diluar kuasa penyewa sebagai manusia untuk mencegahnya. Asas itikad baik dari pihak penyewa juga harus diperhitungkan, kecuali memang dapat dibuktikan adanya itikad buruk dari penyewa yang menyebabkan musnahnya objek sewa-menyewa tersebut. 6 R.Subekti, Hukum Perjanjian, (Jakarta: Intermasa, 1996). Hlm 13

xii III. PENUTUP KESIMPULAN Berdasar uraian diatas yang telah dikemukakan mengenai tanggung jawab para pihak dalam perjanjian sewa-menyewa mobil di Kota Mataram, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1) Terjadinya sewa-menyewa mobil dikota Mataram khususnya di rent car AIA, TIGA BERSAUDARA, BINTANG BERLIAN ialah pada terjadinya kesepakatan antara pihak penyewa dengan pihak yang menyewakan mengenai harga sewa dan barang yang disewa. Bentuk perjanjian yang dibuat adalah perjanjian secara lisan atau perjanjian secara tertulis. Mengenai waktu pelaksanaan perjanjian yang telah dibuat tergantung dari kesepakatan para pihak. Bila terjadi wanprestasi oleh pihak penyewa maka walaupun sudah ditentukan tentang kewajiban dan tanggung jawab yang harus dipikul tetapi cara penyelesaian utama dilakukan dengan musyawarah. Bila musyawarah tidak tercapai maka akan ditempuh jalur hukum. Sedangkan bila terjadi wanprestasi oleh pihak yang menyewakan, seperti ada cacat yang tersembunyi, umumnya pihak penyewa kurang bisa mendapat posisi yang kuat untuk menuntut tanggung jawab karena didalam jetentuan perjanjian, yang bertanggung jawab adalah pihak penyewa. Demikian juga jika pihak yang menyewakan tidak bisa menyediakan mobil sesuai kesepakatan; 2) Bila terjadi overmacht atas mobil yang menjadi objek sewa-menyewa khususnya perjanjian sewa lepas kunci maka akan diselesaikan menurut perjanjian awal yang dibuat antara pihak yang menyewakan dan pihak penyewa. Namun yang terjadi tanggung

xiii jawab atas kerugian yang ada dipikul oleh penyewa karena kedudukan pihak penyewa lemah. SARAN Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka penyusun dapat memberikan saran sebagai berikut: 1)Dalam pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa mobil, para pihak harus mengetahui dengan benar apa yang menjadi hak dan kewajibannya serta tanggung jawab yang ada di pihaknya. Oleh sebab itu pada saat akan dibuat kesepakatan harus diproleh kejelasan mengenai syarat, ketentuan yang harus ditaati, masalah pembayaran, overtime dan sebagainya; 2)Terhadap ketentuan dalam isi perjanjian sewa-menyewa mobil yang telah disediakan oleh pihak rent car, yaitu tentang tanggung jawab sepenuhnya atas objek sewa-menyewa harus dilakukan pengecualian tentang musnahnya objek sewa-menyewa diluar kesalahan pihak penyewa, hal ini agar sejalan engan ketentuan Pasal 1553 Kitab Undang-Undang hukum Perdata. Ketentuan tersebut dirasa lebih adil, sehingga penyewa tidak harus bertanggung jawab semuanya atas kerugian yang terjadi bukan dari kesalahannya; 3) Bagi pihak yang menyewakan, harus lebih berhati-hati dalam melakukan perjanjian sewa-menyewa terutama saat melakukan survey terhadap calon penyewa harus dilakukan dengan jelas dan cermat terutama mengenai identitas dan karakter penyewa untuk menghindari kerugian; 4)Pihak yang menyewakan mobil sebaiknya mengasuransikan seluruh mobil sewanya untuk menjamin apabila ada tanggung jawab terhadap kerugian yang harus ditanggung.

DAFTAR PUSTAKA BUKU-BUKU Muhammad.Noor, Pendidikan Pancasila, Swagati Pess, Cirebon, 2008. Salim H.S., Perkembangan Hukum Kontrak Innominat Di Indonesia Buku Kesatu, Sinar grafika, Jakarta, 2003. R.Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta 1996. PERATURAN-PERATURAN Indonesia, Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945.